Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
18
Gambar 12 : Kepemilikan Asing atas Surat Berharga Total kepemilikan asing atas surat berharga meningkat.
Sumber: Bank Indonesia, Kementerian Keuangan dan CEIC 2013
500 1000
1500 2000
2500 Kepemilikan Asing Atas SBI
Kepemilikan Asing Atas Surat Berharga Negara Kepemilikan Asing Atas Ekuitas Saham
Total Kepemilikan Asing IDR Triliun
Catatan : Kepemilikan Asing Atas SBI dan SBN : Mei 2010 sd Mei 2013 Kepemilikan Asing Atas Ekuitas Saham : Mei 2010 sd April 2013
dengan tingkat bunga mengambang tidak mengalami perubahan sepanjang awal tahun 2013 hingga Mei 2013, tercatat mencapai IDR
122,75 triliun.
Total kepemilikan asing atas SBN dan ekuitas saham menunjukkan peningkatan sepanjang awal tahun 2013 hingga Mei 2013. Total
kepemilikan asing di SBN pada Januari 2013 tercatat sebesar IDR 273,2 triliun, naik menjadi IDR 302,94 triliun di bulan Mei 2013. Jika
dibandingkan dengan Mei 2012, total kepemilikan asing untuk SBN meningkat sebesar IDR 78,44 triliun pada Mei 2013.
Terkait kepemilikan asing atas SBI, pada Mei 2013 nilai kepemilikannya mencapai IDR 1.02 triliun, menurun dibandingkan
bulan sebelumnya yang tercatat mencapai IDR 1.65 triliun. Begitu pula jika dibandingkan dengan keadaan pada Mei 2012, kepemilikan
asing atas SBI pada Mei 2013 tercatat turun sebesar IDR 0,63 triliun. Hal ini nampaknya masih dipengaruhi oleh 6 months holding period
yang telah diterapkan oleh Bank Sentral sejak 13 Mei 2011.
IV. Perkembangan nternasional
Kinerja neraca perdagangan Indonesia mengalami penurunan pada April 2013. Neraca perdagangan Indonesia yang semula surplus
USD 0,1 miliar pada Maret 2013, menurun menjadi defisit USD 1,6
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
19
miliar pada April 2013. Penurunan kinerja neraca perdagangan pada April 2013 terutama disebabkan oleh meningkatnya nilai impor
sebesar 9,6. Peningkatan nilai impor ditopang oleh peningkatan impor non migas dari USD 11 miliar menjadi USD 12,7 miliar,
sementara impor migas menurun sebesar USD 0,3 miliar atau 7,7. Penurunan ekspor dari USD 15,02 miliar menjadi USD 14,7 miliar
turut menyumbang penurunan neraca perdagangan pada April 2013.
Dibandingkan dengan April 2012, neraca perdagangan Indonesia memburuk pada April 2013. Defisit neraca perdagangan meningkat
dari USD 0,8 miliar menjadi USD 1,6 miliar. Memburuknya kinerja neraca perdagangan disebabkan oleh penurunan ekspor sebesar
9,1 yang ditopang oleh penurunan ekspor migas sebesar 32,9 dan ekspor non migas sebesar 2,4.
Secara keseluruhan kinerja neraca perdagangan pada periode Januari - April 2013 mengalami penurunan dibandingkan periode
Januari - April 2012. Neraca perdagangan yang semula surplus USD 2 miliarpada Januari – April 2012 turun menjadi defisit USD 1,9
miliar pada Januari – April 2013. Penurunan neraca perdagangan masih disebabkan oleh menurunnya nilai ekspor dari USD 64,7
miliar pada Januari – April 2012 menjadi USD 60,1 miliar pada periode yang sama tahun 2013. Penurunan nilai ekspor ini
menunjukkan bahwa rendahnya daya saing internasional dan pelemahan perekonomian global masih memukul ekspor Indonesia.
Gambar 13: Neraca Perdagangan Indonesia, Januari 2008 - April 2013 Neraca perdagangan Indonesia kembali defisit.
Sumber: Badan Pusat Statistik dan CEIC 2013
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
20
Kinerja neraca perdagangan migas pada April 2013 terus mengalami penurunan. Defisit neraca perdagangan migas meningkat dari USD 1
miliar pada Maret 2013, menjadi USD 1,2 miliar pada April 2013. Peningkatan defisit neraca perdagangan migas disebabkan oleh
penurunan nilai ekspor migas dari USD 2,9 miliar pada Maret 2013 menjadi USD 2,4 miliar pada April 2013. Penurunan ekspor migas
disebabkan oleh menurunnya ekspor minyak mentah sebesar 21,9, ekspor hasil minyak sebesar 20,47, dan ekspor gas sebesar 15,9.
Sementara itu, neraca perdagangan migas pada April 2013 juga dinilai memburuk jika dibandingkan dengan kondisinya pada
periode yang sama tahun sebelumnya. Defisit neraca perdagangan migas meningkat dari USD 0,5 miliar pada April 2012 menjadi USD
1,2 miliar pada April 2013.
Sementara itu, penurunan juga terjadi pada harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia yang menurun dari USD 107,42 per barel
pada Maret 2013 menjadi USD 104,19 per barel pada April 2013. Rata-rata harga minyak mentah utama di pasar internasional pada
April 2013 juga mengalami penurunan, seperti WTI Nymex yang turun dari USD 92,96 per barel menjadi USD 92,07 per barel atau
Brent ICE yang turun dari USD 109,54 per barel menjadi USD 103,43 per barel dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan harga minyak
dunia ini sebagai dampak dari kenaikan pasokan minyak mentah dunia. Produksi minyak dunia meningkat dari 90,83 juta barel per
hari pada Maret 2013 menjadi 91,26 juta barel per hari pada April 2013. Bagi Indonesia, meskipun masih dibawah target produksi
minyak yaitu 900.000 barel per hari, namun produksi minyak rata-
Gambar 14: Neraca Perdagangan Migas Indonesia, Januari 2008 – April 2013 Defisit neraca perdagangan migas masih terus berlangsung.
Sumber: Badan Pusat Statistik dan CEIC 2013
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
21
rata meningkat menjadi 890.000 barel per hari pada kuartal I 2013. Secara keseluruhan, terjadi peningkatan defisit neraca perdagangan
migas dari USD 1,1 miliar pada periode Januari-April 2012 menjadi USD 4,6 miliar pada periode Januari-April 2013. Peningkatan defisit
neraca perdagangan migas ini ditopang oleh meningkatnya impor migas sebesar 3,2 dan menurunnya ekspor migas sebesar 22,2.
Neraca perdagangan non migas tercatat defisit USD 0,41 miliar pada April 2013, memburuk setelah sebelumnya surplus USD 1,1 miliar
pada Maret 2013. Penurunan neraca perdagangan non migas ini ditopang oleh meningkatnya impor non migas sebesar 15,8,
meskipun pada bulan yang sama ekspor non migas juga meningkat sebesar 1,7 .
Jika dibandingkan dengan neraca perdagangan non migas pada April tahun sebelumnya, maka defisit neraca perdagangan non
migas meningkat dari USD 0,2 miliar pada April 2012 menjadi USD 0,4 miliar pada April 2013. Memburuknya kinerja neraca
perdagangan non migas tersebut disebabkan oleh penurunan kinerja ekspor sebesar 2,4 dalam kurun waktu April 2012 hingga April
2013.
Secara keseluruhan, kinerja neraca perdagangan non migas pada April 2013 mengalami penurunan dibandingkan kinerja neraca
perdagangan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada Januari- April 2013, neraca perdagangan non migas tercatat surplus USD 2,7
Gambar 15: Neraca Perdagangan Non-Migas Indonesia, Januari 2008 – April 2013 Kinerja neraca perdagangan non migas kembali memburuk
Sumber: Badan Pusat Statistik dan CEIC 2013
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
22
miliar, menurun dari neraca perdagangan non migas pada Januari- April 2012 yaitu surplus USD 3,1 miliar. Penurunan surplus tersebut
didukung oleh penurunan ekspor non migas sebesar 3 dibandingkan nilai ekspor pada Januari-April 2012.
Selama Januari – April 2013, ekspor dari 10 golongan barang yang terdiri dari bahan bakar minyak; lemak dan minyak nabati;
mesinperalayan listrik; karet dan barang dari karet; mesin-mesin pesawat mekanik; bijih, kerak dan abu logam; kendaraan dan
bagiannya; pakaian jadi bukan rajutan; alas kaki; dan kayu, barang dari kayu memberikan kontribusi sebesar 62,10 terhadap total
ekspor non migas.
Pada kuartal I 2013 terjadi penurunan defisit transaksi berjalan sebesar 31 dari kuartal sebelumnya. Defisit transaksi berjalan
Indonesia tercatat USD 5,3 miliar pada kuartal I-2013, turun dibandingkan defisit transaksi berjalan pada kuartal IV 2012 yaitu
USD 7,6 miliar. Menurunnya defisit transaksi berjalan ini disebabkan oleh meningkatnya surplus neraca perdagangan barang dari USD 0,8
miliar pada kuartal IV 2012 menjadi USD 1,6 miliar pada kuartal I 2013. Penurunan defisit neraca perdagangan jasa dan defisit neraca
pendapatan menopang perbaikan kinerja transaksi berjalan.
Jika dibandingkan dengan kuartal I 2012, maka kinerja transaksi berjalan dinilai memburuk pada kuartal 1 2013. Defisit transaksi
berjalan meningkat dari USD 3,1 miliar pada kuartal I-2012 menjadi USD 5,3 miliar pada kuartal I-2013. Meningkatnya defisit transaksi
berjalan pada kuartal I-2013 ditopang oleh penurunan surplus neraca perdagangan barang sebesar 57 YoY dan meningkatnya defisit
neraca perdagangan jasa sebesar 11,5 YoY.
Kinerja transaksi modal dan finansial dinilai memburuk pada kuartal I 2013. Transaksi modal dan finansial tercatat turun tajam menjadi
defisit USD 1,4 miliar pada kuartal I 2013 setelah sebelumnya mengalami surplus USD 11,9 miliar pada kuartal IV 2012. Penyebab
memburuknya kinerja transaksi modal dan finansial disebabkan oleh menurunnya kinerja investasi lainnya dari surplus USD 7,2 miliar
pada kuartal IV 2012 menjadi defisit USD 7,7 miliar sebagai dampak dari kenaikan simpanan perbankan domestik di luar negeri.
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
23
Sumber: Bank Indonesia dan CEIC 2013
Gambar 17: Transaksi Modal dan Finansial, 2006:Q1 – 2013:Q1 Transaksi Modal dan Finansial yang semula surplus menurun drastis menjadi deficit
Sumber: Bank Indonesia dan CEIC 2013
Gambar 16: Transaksi Berjalan Indonesia, 2006:Q1 – 2013:Q1 Defisit transaksi berjalan kembali menurun
Gambar 18: Neraca Pembayaran Indonesia, 2006:Q1 – 2013:Q1 Neraca pembayaran yang surplus mulai defisit lagi
Sumber: Bank Indonesia dan CEIC 2013
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
24
Meningkatnya aset valas perbankan di luar negeri merupakan respon dari kebijakan BIyang mengambil alih penyediaan sebagian besar
kebutuhan valuta asing valas untuk pembayaran impor minyak. Oleh karena itu, BI melakukan intervensi mengurangi permintaan valas di
pasar sehingga akan mengurangi tekanan pada Rupiah dan memungkinkan BImemasok valas ke Pertamina dengan kurs tertentu
agar stabilitas rupiah tetap terjaga. Kebijakan BI ini membuat perbankan memiliki kelebihan likuiditas valas dan menempatkan
likuiditas valasnya ke luar negeri.
Kinerja transaksi modal dan finansial pada kuartal I 2012 dinilai lebih baik daripada kuartal I 2013. Pada kuartal I 2012 transaksi modal dan
finansial tercatat surplus USD 2,1 miliar. Penyebab utama memburuknya kinerja transaksi modal dan finansial pada kuartal I 2013
dibandingkan tahun sebelumnya adalah meningkatnya defisit investasi lainnya dari USD 2 miliar pada kuartal I 2012 menjadi defisit USD 7,7
miliar pada kuartal I 2013.
Kinerja neraca pembayaran Indonesia tercatat mengalami defisit USD 6,6 miliar pada kuartal I 2013 setelah sebelumnya surplus USD 3,2 pada
kuartal IV 2012. Memburuknya kinerja neraca pembayaran pada kuartal I 2013 disebabkan oleh memburuknya kinerja transaksi modal
dan finansial yaitu defisit USD 1,4 miliar setelah pada kuartal sebelumnya mengalami surplus USD 11,8 miliar.
Dibandingkan dengan kuartal I 2012, kinerja neraca pembayaran pada kuartal I 2013 dinilai memburuk. Defisit neraca pembayaran meningkat
dari USD 1 miliar pada kuartal I 2012 menjadi defisit USD 6,6 miliar pada kuartal I 2013. Memburuknya kinerja neraca pembayaran pada
kuartal I 2013 disebabkan oleh memburuknya kinerja transaksi berjalan dari defisit USD 3,1 miliar pada kuartal I 2012 menjadi defisit USD 5,3
miliar pada kuartal I 2013, serta memburuknya kinerja transaksi modal dan finansial dari surplus USD 2,1 miliar menjadi defisit USD 1,4 miliar
pada kuartal I 2013.
V. GAMA Leading Economic Indicator