Latar Belakang Pengaruh Minuman Isotonik, Minuman Beroksigen, dan Minuman Yang Mengandung Vitamin C Terhadap Kebugaran Fisik Setelah Latihan Fisik Dengan Metode Harvard Step Test Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Minuman olahraga untuk konsumsi atlet bukanlah masalah baru. Minuman yang tepat untuk atlet yang sudah diperkenalkan sejak tahun 1970-an, diolah sedemikian rupa sehingga menyerupai kandungan elektrolit dalam tubuh dan dapat digunakan sebagai pengganti cairan tubuh semasa aktivitas olahraga. Seseorang melakukan olahraga jelas akan mengalami pengeluaran keringat dan pengaruhnya berakibat dehidrasi dari tubuh. Biasanya menimbulkan perasaan tidak enak dan dapat menurunkan performa seseorang Rusip,2006. Menurut Irawan 2007, semakin meningkatnya energi dan panas yang dihasilkan melalui proses metabolisme dan kontraksi otot saat tubuh sedang berolahraga, cairan yang berada didalam tubuh kemudian akan menjalankan fungsinya sebagai pengatur panas atau termoregultor. Sehingga, apabila proses berkurangnya cairan dalam tubuh pada saat berolahaga ini dibiarkan dalam jangka waktu yang lama dan tidak diimbangi dengan konsumsi cairan yang cukup, maka tubuh akan mengalami dehidrasi. Bahkan beliau mengatakan bahwa, air putih dianggap bukan merupakan larutan yang ideal untuk mengoptimalisasi proses rehidrasi tubuh. Menurut penelitian oleh Matsui 2002 pula, konsentrasi kalium dan sodium natrium yang hilang melalui keringat adalah tinggi berbanding elektrolit lain. Mereka merekomendasikan bahwa suplimentasi sodium adalah penting bagi olahraga dengan intensitas ringan. Sedangkan penambahan mineral tambahan seperti kalsium, magnesium, iron, fosforus, zink, dan kuprum pada diet adalah tidak diperlukan. Olahraga merupakan tindakan fisik untuk meningkatkan kesehatan atau memperbaiki deformitas fisikal Dorland’s 2004. Latihan olahraga tidak hanya penting untuk memelihara kebugaran fisik tetapi juga kesehatan mental. Menurut American College of Sports Medicine ACSM 2008, kebugaran fisik adalah kemampuan jantung, pembuluh darah, paru-paru, dan otot untuk bekerja dengan efisien yang optimal. Kebugaran fisik juga terkait dengan kemampuan untuk melaksanakan aktifitas fisik pada level sedang hingga berat tanpa mengalami kelelahan yang semestinya serta kemampuan untuk mempertahankannya sepanjang hidup. Dengan adanya kebugaran fisik, tubuh kita sanggup untuk melakukan penyesuaian terhadap beban fisik sehingga dapat menghindari kelelahan yang berlebihan. Kebugaran fisik terbagi menjadi dua komponen yaitu kebugaran fisik yang terkait dengan kesehatan health related component dan kebugaran fisik terkait kemampuan atletis performance or skill related component. Kebugaran fisik terkait kesehatan mencakup kardiorespirasi, komposisi tubuh, fleksibilitas, kekuatan otot dan ketahanan otot. Kebugaran fisik terkait kemampuan atletis mencakup keseimbangan, waktu reaksi, koordinasi, ketangkasan, dan kekuatan ACSM, 2008. Salah satu cara untuk mengukur kebugaran fisik dengan menggunakan metode harvard step test, yaitu dengan cara naik turun bangku dengan tinggi bangku 19” selama maksimal 5 menit. Kebugaran dapat dihitung dengan cara menghitung denyut nadi Rusip, 2006. Oleh karena itu, penelitian tentang produk minuman olahraga yang beredar menjadi kebutuhan untuk membuktikan kebenaran manfaat yang dijanjikan oleh produsennya. Hal ini menjadi penting, mengingat masyarakat sangat mudah terpengaruh dengan iklan-iklan yang sedikit saja persuasif meskipun belum jelas kebenaran dari produk yang diiklankan tersebut. Hal ini pula yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh dari minuman olahraga tersebut.

1.2. Rumusan Masalah