Rumusan Masalah Manfaat Penelitian Kebugaran Fisik

efisien yang optimal. Kebugaran fisik juga terkait dengan kemampuan untuk melaksanakan aktifitas fisik pada level sedang hingga berat tanpa mengalami kelelahan yang semestinya serta kemampuan untuk mempertahankannya sepanjang hidup. Dengan adanya kebugaran fisik, tubuh kita sanggup untuk melakukan penyesuaian terhadap beban fisik sehingga dapat menghindari kelelahan yang berlebihan. Kebugaran fisik terbagi menjadi dua komponen yaitu kebugaran fisik yang terkait dengan kesehatan health related component dan kebugaran fisik terkait kemampuan atletis performance or skill related component. Kebugaran fisik terkait kesehatan mencakup kardiorespirasi, komposisi tubuh, fleksibilitas, kekuatan otot dan ketahanan otot. Kebugaran fisik terkait kemampuan atletis mencakup keseimbangan, waktu reaksi, koordinasi, ketangkasan, dan kekuatan ACSM, 2008. Salah satu cara untuk mengukur kebugaran fisik dengan menggunakan metode harvard step test, yaitu dengan cara naik turun bangku dengan tinggi bangku 19” selama maksimal 5 menit. Kebugaran dapat dihitung dengan cara menghitung denyut nadi Rusip, 2006. Oleh karena itu, penelitian tentang produk minuman olahraga yang beredar menjadi kebutuhan untuk membuktikan kebenaran manfaat yang dijanjikan oleh produsennya. Hal ini menjadi penting, mengingat masyarakat sangat mudah terpengaruh dengan iklan-iklan yang sedikit saja persuasif meskipun belum jelas kebenaran dari produk yang diiklankan tersebut. Hal ini pula yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh dari minuman olahraga tersebut.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh pemberian minuman isotonik, minuman beroksigen, dan minuman yang mengandung vitamin C terhadap kebugaran fisik setelah latihan fisik dengan metode Harvard Step Test pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh minuman isotonik, minuman beroksigen, dan minuman yang mengandung vitamin C terhadap kebugaran fisik setelah latihan fisik dengan menggunakan metode Harvard Step Test.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh minuman isotonik terhadap kebugaran fisik setelah latihan fisik dengan menggunakan metode harvard step test. 2. Untuk mengetahui pengaruh minuman beroksigen terhadap kebugaran fisik setelah latihan fisik dengan menggunakan metode harvard step test. 3. Untuk mengetahui pengaruh minuman yang mengandung vitamin C terhadap kebugaran fisik setelah latihan fisik dengan menggunakan metode harvard step test. 4. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh pemberian minuman isotonik, minuman beroksigen, dan minuman yang mengandung vitamin C terhadap kebugaran fisik setelah latihan fisik dengan menggunakan metode harvard step test.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai informasi kepada pembaca tentang perubahan nadi yang terjadi pada saat latihan fisik. 2. Sebagai informasi kepada pembaca tentang manfaat pemberian minuman isotonik, minuman beroksigen maupun minuman yang mengandung vitamin C sebelum latihan fisik terhadap kebugaran fisik. 3. Sebagai panduan kepada masyarakat dalam pemilihan minuman olahraga yang paling efektif menjaga kebugaran fisik setelah latihan fisik. 4. Sebagai referensi untuk penelitan selanjutnya. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Olahraga 2.1.1. Definisi Olahraga Olahraga ialah tindakan fisik untuk meningkatkan kesehatan atau memperbaiki deformitas fisik Dorland’s 2004. Sedangkan menurut Gale Encyclopedia of Medicine 2008, olahraga adalah aktivitas fisik yang direncanakan, terstruktur, dan dikerjakan secara berulang dan bertujuan memperbaiki atau menjaga kesegaran jasmani.

2.1.2. Jenis-jenis olahraga

A. Olahraga aerobik Olahraga aerobik adalah aktivitas fisik yang dirancang untuk meningkatkan konsumsi oksigen dan meningkatkan fungsi sistem respirasi dan sistem kardiovaskular Dorland’s 2007. Menurut Sherwood 2001 olahraga aerobik adalah suatu bentuk aktivitas yang melibatkan otot-otot besar dan dilakukan dalam intensitas yang cukup rendah serta dalam waktu yang cukup lama. Aktifitas fisik yang termasuk olahraga aerobik adalah jalan cepat, jogging atau lari-lari kecil, berenang, atau bersepeda. Intensitas dalam setiap olahraga aerobik akan berbeda-beda. Intensitas adalah usaha yang di berikan setiap orang dalam mengerjakan aktifitas fisik. American Heart association AHA menganjurkan, setidaknya dilakukan aktivitas fisik dimana Target Heart Rate THR atau detak jantung yang diinginkan adalah 60-80 dari perkiraan detak jantung maksimal, dilakukan dalam 20-30 menit perharinya dan jumlah hari untuk olahraga dalam seminggu yang dianjurkan adalah 3-7 hari perminggu AHA,2001. Menurut Cleveland Clinic 2011, olahraga aerobik memiliki tiga bagian yang utama, yaitu: a. Warm-up Pada bagian warm-up atau biasa disebut pemanasan, dilakukan latihan gerakan-gerakan dengan intensitas rendah selama 3-5 menit. b. Conditioning Pada bagian ini dilakukan latihan aerobik selama 30-45 menit sampai mencapai detak jantung yang diinginkan Target Heart Rate. c. Cool-down Pada bagian ini dilakukan selama 3-5 menit dengan latihan intensitas rendah untuk menurunkan detak jantung secara perlahan dan mengurangi risiko kecelakaan. B. Olahraga anaerobik Olahraga anaerobik adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang memerlukan oksigen dalam pelaksanaannya. Olahraga ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot CDC,2011. Contoh olahraga anaerobik adalah angkat besi, berlari cepat 200 meter atau kurang, lompat tinggi, lompat jauh, push-up, pull-up,dan gimnastik McGuff, 2000. Frekuensi olahraga anaerobik dalam seminggu memiliki satu atau dua hari tanpa olahraga diantara hari-hari latihan. Satu set adalah sejumlah repetsi atau perulangan kembali gerakan yang mengandung 12-20 kali repetisi dengan beban ringan dan 8-12 repetisi angkat beban berat untuk masa otot dan terdapat masa recovery yaitu 0-180 detik di antara dua set Cleveland, 2011. Glukosa yang disimpan di otot dalam bentuk glikogen jumlahnya terbatas, dan glikolisis anaerob menghabiskan simpanan glikogen otot. Produk akhir glikolisis anaerobik, yakni asam piruvat diubah menjadi asam laktat ketika asam piruvat tidak dapat diolah lebih lanjut oleh jalur fosforilasi oksidatif. Penimbunan asam laktat menyebabkan nyeri otot yang timbul ketika olahraga intensif sedang berlangsung. Selain itu, asam laktat yang diserap oleh darah merupakan penyebab asidosis metabolik yang menyertai olahraga berat Sherwood, 2011.

2.2. Kebugaran Fisik

kebugaran fisik adalah suatu kondisi fungsional tubuh yang ditandai dengan kemampuan untuk mentoleransi beban latihan fisik Robert A.Robergs, steven J.Keteyian, 2003. Sedangkan menurut Sadoso 1992 dalam Sinaga 2004, kebugaran fisik adalah kemampuan fungsional seseorang dalam melakukan pekerjaan sehari-hari yang relatif cukup berat untuk jangka waktu yang cukup tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan serta masih mempunyai tenaga cadangan untuk melakukan hal-hal yang mendadak, setelah selesai bekerja dapat pulih ke keadaan semula dalam waktu yang relatif singkat pada saat istirahat. Kebugaran fisik terbagi menjadi dua komponen yaitu kebugaran fisik terkait kesehatan health related component dan kebugaran fisik terkait kemampuan atletis performence or skill related component. Kebugaran fisik terkait kemampuan kesehatan mencakup kebugaran kardiorespirasi, komposisi tubuh, fleksibilitas, kekuatan otot. Kebugaran fisik terkait kemampuan atletis mencakup keseimbangan, waktu reaksi, koordinasi, ketangkasan, kecepatan, dan kekuatan ACSM, 2008. Menurut Scott 2007, faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran fisik adalah a. Diet: karbohidrat dan pemasukan cairan b. Kekuatan kebolehan: latihan, kemampuan alami, tipe tubuh IMT, jenis serat otot. c. Lingkungan: ketinggian, panas, dan kelembaban. d. Fungsi sistem saraf pusat: keinginan dan motivasi. e. Produksi energi: 1. Sumber anaerobik glikolisis 2. Sumber aerobik VO 2 max, cardiac output, penghantaran O 2, pengambilan O 2, mitokondria Harvard Step Test adalah salah satu yang dapat di gunakan untuk menilai kebugaran fisik. Metode Harvard Step Test dilakukan dengan cara naik turun bangku dengan ketinggian bangku 19” dan dengan ritme 120x permenit reguler dengan menggunakan metronome selama 5 menit. Jika sebelum 5 menit sudah merasa lelah, maka istirahat selama 1 menit, lalu hitung denyut nadi selama 30 detik Rusip, 2006 Waktu naik turun bangku detik x 100 IKB = 2 X denyut nadi 1 + denyut nadi 2 + denyut nadi 3 Penilaian: 50 = kesanggupan kurang 50 – 64 = kesanggupan sedang 65 – 79 = kesanggupan cukup 80 – 89 = kesanggupan baik 90 = kesanggupan sangat baik Keterangan: Indeks Kesanggupan Badan

2.3. Masa Pemulihan