Metodologi Akuntansi: Pendekatan Nomotesis Ideograi Versus Pendekatan Nomotesis

52 Fatullah Yoesoef ADZKIYA MARET 2015

1. Ilmuan Abstrak Abstract Scientist-AS Ilmuan Abstrak, seseorang yang menggunakan

indra nya dan berpikir, dimotivasi oleh penyelidikan yang menggunakan metodologi dan logika yang seksama, dengan fokus pada kepastian, keakuratan dan keandalan, serta bergantung pada sebuah paradigma konsisten yang sederhana dan terdeinisikan dengan baik. 2. Teoritikus Konseptual Conseptual Theorist-CT. Teoritikus Konseptual, seseorang yang berikir dan berintuisi, mencoba untuk memberikan banyak penjelasan atau hipotesis untuk fenomena yang terjadi dengan berfous pada penemuan dan bukan pengujiannya.

3. Humanis Konseptual Conseptual Humanist-CH. Humanis Khusus, seseorang yang menggunakan indra

dan perasaannya, berkepentingan dengan keunikan dari individu manusia secara khusus. Setiap orang memiliki arti yang unik dari pada suatu akhir teoretis yang Abstrak.

4. Humanis Khusus Particular Humanist-PH. Humanis Konseptual, seseorang yang menggunakan

intuisi dan perasaannya, berfokus pada kesejahteraan manusia yang mengarahkan penyelidikan konseptual pribadinya ke arah kebaikan dari umat manusia secara umum. 5 Adanya akuntansi memiliki tujuan sebagai pemberi informasi laporan keuangan yang di dasari oleh keandalan, kejujuran, kepastian, keterbukaan, netralitas, dan kelengkapan di antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan ekonomi.

C. Metodologi Akuntansi: Pendekatan Nomotesis Ideograi Versus Pendekatan Nomotesis

Prinsip kebenaran ini sebenarnya tidak dapat dilepaskan dengan prinsip keadilan. Sebagai contoh misalnya dalam akuntansi akan selalu dihadapkan pada masalah pengakuan, pengukuran dan pelaporan. Oeh sebab itu pendekatan nomotesis mencoba 5 Hamlyn, The Theory of Knowledge London: Macmillan,tth h. 55 Metodologi Keilmuan Penelitian Akuntansi 53 Jurnal Hukum dan Ekonomi Syariah, Vol. 03 Nomor 1 untuk mencari hukum dan menerapkan prosedur-prosedur yang telah di sampaikan oleh ilmu pasti. Pendekatan ini lebih mengutamakan pada ketunggalan suatu peristiwa, sebagaimana digambarkan dalam studi kasus. Berarti pada awal pelaksanaan studi perbandingan maka para ilmuwan sangat memperhatikan dan mencermati pada kasus-kasus tertentu dalam suatu negara atau masyarakat. Peristiwa spesiik atau tunggal yang berdiri sendiri terlepas dari yang lain. Psikologi secara umum telah berusaha untuk menjadikan dirinya sebagai salah satu disiplin ilmu yang sepenuhnya nomotesis. Sedangkan ilmu-ilmu pengetahuan ideograis berusaha untuk memahami beberapa peristiwa- peristiwa tertentu yang terjadi di alam atau di masyarakat. Burrell dan Morgan memberikan suatu deinisi yang mendalam mengenai baik nomotesis maupun ideograi. Pendekatan ideograis adalah didasarkan atas pandangan bahwa seseorang hanya dapat memahami dunia sosial dengan pertama kali memperoeh pengetahuan langsung dari subyek yang sedang diselidiki. Ia kemudian memberikan tekanan yang cukup kuat untuk mendekati subjek tersebut dan menekan kan analisis dari catatan-catatan subjektif yang di hasilkan dengan “masuk ke dalam” situasi dan melibatkan diri dalam kegiatan sehari- hari, analisis yang rinci dari wawasan yang di ciptakan oleh interaksi sejenis dengan subjek dan wawasan yang di tunjukkan dalam catatan-catatan impresionistis yang di temukan dalam buku harian, biograi, dan catatan-catatan jurnalistis. [5] Pada sisi yang lain, pendekatan nomotesis adalah : mendasarkan penelitian pada protokol dan teknik. Pendekatan ini dilambangkan oleh pendekatan metode-metode yang di pergunakan dalam ilmu-ilmu pengetahuan alam. Ia disibukkan dengan penyusunan tes-tes ilmiah dan penggunaan teknik- teknik kuantitatif dalam analisis data. Survei, kuesioner, tes-tes kepribadian dan semua jenis instrumen penelitian yang telah distandardisasi marupakan alat-alat penting paling utama, yang menyusun meodologi nomotesis. [6] Arti dari semua hal diatas bagi praktik penelitian adalah pada akhirnya ia harus mengambil pilihan di antara ketiga pilihan berikut: [7] 54 Fatullah Yoesoef ADZKIYA MARET 2015 1. Melakukan baik penelitian nomotesis maupun ideograis dan agregatnya 2. Melakukan penelitian nomotesis dan ideograis secara bergantian, menggunakan kedua metode tersebut secara bergantian untuk mengkapitalisasi kekuatan dari keduanya di beberapa kasus tertentu dan mengatasi kelemahan yang di miliki metode lainnya dibeberapa kasus lainnya. 3. Mengembangkan sebuah ilmu baru. 6

D. Perspektif Ilmu Akuntansi