Kalimat Elipsis Kalimat Pendek dan Sederhana

107 Adapun penggunaan sarana retorika pada RDP dilakukan Tohari dengan mengkombinasikannnya dengan gaya bahasa tertentu seperti paralelisme, repetisi, antitesis, paradoks, hiperbola, klimaks, dan antiklimaks. Dengan kalimat-kalimat yang variatif tersebut pengungkapan gagasan menjadi terasa efektif, ekspresif, dan indah, serta menggerakkan emosi dan mengembangkan imajinasi pembaca. Berikut akan dikaji berbagai gaya kalimat dalam RDP.

1. Kalimat dengan Penyiasatan Struktur a. Kalimat Inversi

Inversi adalah gaya bahasa kalimat dengan membalik susunan subjek-predikat menjadi predikat-subjek dalam kalimat. Gaya Inversi dimanfaatkan pengarang untuk menekankan gagasan tertentu pada fungtor predikatnya. Dengan adanya penekanan gagasan pada fungtor predikat dalam bentuk kalimat inversi, maka gagasan yang ingin ditekankan atau ditegaskan pengarang menjadi lebih jelas. Jika menggunakan bentuk kalimat biasa subjek-ptedikat maka akan berbeda efek makna yang ditimbulkannya. Dalam RDP terlihat antara lain pada data berikut. 1 Ditolaknya bumi dengan entakan kaki sekuat mungkin. hlm. 11 2 Merah bibirnya karena Srintil makan sirih. hlm. 53 3 Terdengar bunyi lonceng sado dan derap kaki kuda. hlm. 83 Bentuk ‘ditolaknya bumi‘ pada data 1, ‘merah bibirnya‘ pada data 2, dan ‗terdengar bunyi lonceng sado‘ pada data 3 adalah bentuk kalimat Inversi. Sengaja gaya kalimat Inversi dimanfaatkan oleh Tohari agaknya untuk menekankan gagasan tertentu pada predikatnya sekaligus untuk menarik perhatian pembaca. Dengan kalimat yang susunan subjek-predikatnya dibalik inversi maka tekanan maknanya lebih jelas yakni pada kata pertama predikat yang diletakkan di depan subjek.

b. Kalimat Elipsis

Dalam RDP ditemukan pula gaya kalimat Elipsis. Gaya bahasa dengan menghilangkan unsur tertentu dalam kalimat yang dengan mudah diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca atau pendengar sehingga struktur gramatikalnya memenuhi pola yang berlaku disebut Elipsis Keraf, 1991: 132. Berikut gaya Elipsis dalam RDP. 4 Setelah didapat, Rasus memanjat. Cepat seperti seekor monyet. hlm. 12 5 Lelah berteriak-teriak, Santayib pulang. hlm. 28 108 6 Baru setelah aku berusia dua puluh tahun, aku menyusunnya menjadi sebuah catatan. Memang menyedihkan. hlm. 32 Pada data 4 kalimat ‗Setelah didapat, Rasus memanjat. Cepat seperti seekor monyet‘ mengalami Elips dengan tidak adanya subjek Rasus pada anak kalimat ‘Setelah didapat‘ dan tidak adanya subjek dan predikat pada kalimat kedua ‘Cepat seperti seekor monyet‘. Jadi, mestinya kalimat itu lengkapnya adalah ‘Setelah daun didapat, Rasus memanjat. Rasus memanjat dengan cepat seperti seekor monyet‘. Kalimat ‘Lelah berteriak-teriak, Santayib pulang‘ pada data 5 tidak memiliki unsur subjek pada anak kalimat ‘Lelah berteriak-teriak. Kalimat lengkapnya mestinya ‘Setelah Santayib lelah berteriak-teriak, Santayib pulang‘. Adapun kalimat ‘Memang menyedihkan‘ pada data 6 kehilangan subjek ‘peristiwa‘. Jadi, lengkapnya adalah ‘Peristiwa itu memang menyedihkan‘. Dengan subjek dan atau predikat kalimat yang dielipskan pada data 4, 5, dan 6 kalimat menjadi pendek dan justru pesan yang dikemukakan menjadi fokus. Lebih dari itu, tentu saja hal itu dilakukan Tohari untuk menciptakan efek makna tertentu dalam rangka mencapai efek estetis.

c. Kalimat Pendek dan Sederhana

Dalam RDP banyak sekali terdapat gaya kalimat pendek dan sederhana yang hanya terdiri atas subjek saja atau subjek dan predikat. Hal ini agaknya dimaksudkan untuk mencapai efektivitas kalimat dengan mencapai makna tertentu. Dengan memanfaatkan kalimat yang pendek-pendek Tohari berhasil menciptakan efek makna yang yang intens dan jelas tegas. Hal ini dapat dilihat pada data berikut. 7 Asinnya tanah. Sengaknya kencing sendiri. hlm. 11 8 Hening. Tanggapan hanya berupa bisik-bisik lirih. hlm 19 9 Srintil hanya menggeleng. Dingin terasa tubuhnya. Tangannya gemetar. hlm. 49 Kalimat ‘Asinnya tanah‘ pada ata 7, ‘Hening‘ pada data 8, dan kalimat ‘Srintil hanya menggeleng. Dingin terasa tubuhnya. Tangannya gemetar‘ pada data 9 merupakan kalimat pendek-pendek yang efektif dan mengena maknanya. Data-data tersebut menunjukkan betapa Tohari sangat cerdas memanfaatkan kalimat-kalimat pendek guna mencapai efek makna tertentu. Justru dengan kalimat pendek-pendek itu gagasan yang ingin diungkapkan oleh Tohari menjadi lebih mengesankan. 109

d. Kalimat Majemuk