Kalimat Repetisi Kalimat Klimaks

110 13 Maka istri Santayib tidak melihat sosok suaminya, melainkan sebuah bayangan bergerak yang menakutkan. hlm. 28 14 Santayib ingin memandangnya. Tetapi penglihatannya kabur. hlm. 29 Penggunaan konjungsi ‘Maka‘ pada data 13 dan ‘Tetapi‘ pada data 14, merupakan penyimpangan struktur kalimat karena terletak pada awal kalimat. Menurut kaidah bahasa Indonesia, konjungsi tidak dibenarkan mengawali kalimat. Dalam RDP konjungsi pada awal kalimat tergolong tinggi frekuensi penggunaannya. Kalimat pada data 14 adalah satu kalimat majemuk setara tetapi kalimat itu dibagi menjadi dua klausa yang diawali dengan konjunsi ‘tetapi‘. Hal itu sengaja dilakukan untuk menghindari adanya kalimat panjang yang dikhawatirkan dapat mengganggu pemahaman maksud kalimat.

2. Kalimat dengan Sarana Retorika a. Kalimat Paralelisme

Kutipan berikut menunjukan gaya kalimat Paralelisme, yakni gaya hahasa yang berusaha mencapai kesejajaran dalam pemakaian kata-kata atau frase-frase yang menduduki fungsi yang sama dalam bentuk gramatikal yang sama Keraf, 1991: 126. Berikut beberapa gaya kalimat Paralelisme dalam RDP. 1 Telah lama mereka merindukan amparan lumpur tempat mereka mencari mangsa: katak, ikan, udang, atau serangga air lainnya. hlm. 9 2 Suaranya lembut, sejuk, suara seorang perempuan sejati. hlm. 45 3 Kemelaratannya, keterbelakangannya, penghuninya yang kurus dan sakit, serta sumpah serapah cabul, menjadi bagiannya yang sah. hlm. 79 Data 1, 2, dan 3 meruypakan gaya kalimat Paralelisme yang dimanfaatkan Tohari dalam RDP. Pada data 1 kata ‘katak, ikan, udang atau serangga air lainnya‘ merupakan kata-kata yang sama fungsi dan kedudukannya sama dalam gramatika. Demikian pula kata ‘ lembut‘ dengan kata ‘sejuk‘ pada data 2 dan kata-kata ‘kemelaratannya, keterbelakangannya, penghuninya yang kurus dan sakit, serta sumpah serapah cabul‘ pada data 3 ksemuanya memiliki kedudukan yang sejajar dalam gramatika. Pada RDP kalimatt Paralelisme semacam itu banyak ditemukan.

b. Kalimat Repetisi

111 Gaya kalimat Repetisi juga banyak ditemukan dalam RDP. Repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata, atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam konteks yang sesuai Keraf, 1991: 127. Beberapa kutipan berikut menunjukkan hal itu. 4 Nenek Rasus itu memang linglung, sudah lama linglung. hlm. 112 5 Apa yang Saudara dengar, apa yang Saudara lihat di sini, hanya untuk Saudara. hlm. 270 6 Rasus tahu, Srintil tahu, semua orang tahu makna bahasa suasana. hlm. 339 Pada data 4, 5, dan 6 terlihat Tohari memanfaatkan gaya kalimat Repetisi untuk menekankan dan menegaskan makna tertentu. Pada data 4 repetisi terlihat pada kata ‘linglung‘, data 5 pada kata ‘Saudara‘, dan data 6 pada kata ‗tahu‘. Dengan kata lain, gaya kalimat Repetisi dimaksudkan untuk penegasan gagasan tertentu. Dengan gaya bahasa Repetisi, terciptalah makna yang lebih lugas dan intens.

c. Kalimat Klimaks

Pemanfaatan gaya kalimat Klimaks juga banyak ditemukan dalam RDP. Klimaks adalah semacam gaya bahasa yang mengandung urutan-urutan pikiran yang semakin meningkat kepentingannya dari gagasan sebelumnya Keraf, 1991: 124. 7 Ruang tunggu yang tidak lebar itu berkata terlalu banyak bahwa kekeluargaan, persaudaraan, dan kebangsaan sedang mengering dan mengerdil. hlm. 270 8 Dalam wawasan mereka semua priyayi boleh datang atas nama kekuasaan, tak peduli mereka adalah hansip, mantri pasar, opas kecamatan, atau seorang pejabat dinas perkebunan negara seperti Marsusi. hlm. 284 Pada data 7 dan 8, Tohari menggunakan gaya kalimat Klimaks. Bentuk ‘kekeluargaan, persaudaraan, dan kebangsaan‘ pada data 7 berurutan dari kata yang kedudukannya lebih rendah ke kata yang lebih tinggi. Pada data 8 urutan kata ‘hansip, mantri pasar, opas kecamatan, atau seorang pejabat dinas perkebunan negara‘ juga menunjukkan urutan kata yang makin meningkat. Dalam RDP gaya kalimat Klimaks dimanfaatkan secara plastis untuk menegaskan maksud dan gagasan tertentu. Dengan gaya bahasa Klimaks tersebut maksud dan gagasan yang dikemukakannya menjadi terasa tegas, jelas, dan lebih mengesankan karena adanya peningkatan nilai.

d. Kalimat Antiklimaks