2.4. Landasan Teori
Hurlock 1973 yang mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri di antaranya adalah ; fisik, pakaian, nama
dan nama panggilan, intelegensi, tingkat aspirasi, emosi, budaya, sekolah dan perguruan tinggi, status sosial ekonomi, dan keluarga. Pengaruh keluarga sangat besar
bagi pembentukan konsep diri karena untuk beberapa waktu lamanya anak belum mengenal lingkungan sosial di luar keluarganya. Pengaruh karakteristik hubungan
orang tua dengan anak sangat penting dalam pembentukan identitas, ketrampilan persepsi sosial, dan penalaran. Sedangkan pada masa remaja pengaruh lingkungan
sosial justru yang sangat berpengaruh. Burns 1993 menyebutkan bahwa secara garis besar ada lima faktor yang
mempengaruhi perkembangan konsep diri, yaitu citra fisik, merupakan evaluasi terhadap diri secara fisik, bahasa, yaitu kemampuan melakukan konseptualisasi dan
verbalisasi, umpan balik dari lingkungan, identifikasi dengan model dan peran jenis yang tepat, dan pola asuh orang tua. Konsep diri individu akan terbentuk baik dan
menjadi positif jika faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut berfungsi secara positif juga.
Santrock 2007 yang mengutip pendapat Bandura 2000 menyatakan bahwa faktor perilaku dan faktor lingkungan dapat berinteraksi secara timbal-balik. Dengan
demikian dalam pandangan Bandura, lingkungan dapat memengaruhi perilaku seseorang, namun seseorang dapat bertindak untuk mengubah lingkungan. Prinsip
dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar
Universitas Sumatera Utara
sosial dan moral terjadi melalui peniruan dan penyajian contoh perilaku modeling, dalam hal ini dapat dikatakan pola asuh orang tua dan peer group.
Dilihat dari teori tersebut maka landasan teori ini lebih menspesifikasikan bahwa konsep diri remaja tentang perilaku seksual dapat dipengaruhi oleh pola asuh
orang tua dan peer group.
2.5. Kerangka Konsep Variabel Independen
Variabel Dependen
Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian
Pola Asuh Orang Tua Konsep Diri Remaja
Tentang Perilaku Seksual Peer Group
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survei dengan pendekatan potong lintang cross sectional, yaitu suatu rancangan
penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan sekali waktu Hidayat, 2011.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Dharma Bakti Medan dengan alasan di sekolah tersebut rata-rata siswa sudah mempunyai pacar dan mereka mengaku
perilaku dalam berpacaran seperti berpegangan tangan, berpelukan, berciuman kening dan pipi, dan terdapat pula siswa yang telah melakukan perilaku seksual berat seperti
berciuman bibir, kemudian karena di sekolah tersebut belum pernah ada penelitian sebelumnya.
Penelitian ini dimulai dengan penelurusan kepustakaan, melakukan survei awal, konsultasi judul dengan pembimbing, penyusunan proposal, seminar proposal,
pengumpulan data penelitian, pengolahan data, penyusunan hasil penelitian, serta seminar hasil penelitian. Keseluruhan proses penelitian tersebut dilakukan pada bulan
April-Juli Tahun 2014.
Universitas Sumatera Utara