Deskripsi Lokasi Penelitian Analisis Multivariat

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

SMA Dharma Bakti Medan pertama berdiri pada 28 Oktober 1986 dengan nama SMA Dharma Bakti Medan, dan SK terakhir status sekolah no.23A1052PR2001 tanggal 20 Februari 2001 dengan status disamakan. SMA Dharma Bakti Medan dipimpin oleh Bapak Pendi Ginting. Adapun pimpinan sekolah yang pernah bertugas sebagai kepala sekolah SMA Dharma Bakti Medan adalah sebagai berikut : 1. Drs. Darwis Surbakti 1986 – 1987 2. Drs. Dermawan Tarigan 1988 – 1990 3. Drs. Darwis Surbakti 1991 – 1997 4. Drs. Bahagia 1998 – Sekarang Visi SMA Dharma Bakti Medan adalah menyiapkan siswa yang beriman dan bertaqwa, terdidik, mandiri, displin sebagai siswa yang berkualitas pengisi pembangunan dimasa depan. Misi SMA Dharma Bakti Medan adalah sebagai berikut : 1. Melaksanakan Kurikulum Nasional 2. Meningkatkan prestasi akademik lulusan 3. Membentuk peserta didik yang berakhlak dan berbudi pekerti luhur 4. Meningkatkan prestasi ekstrakurikuler dan keterampilan Universitas Sumatera Utara 5. Menumbuhkan sikap yang terdidik dan mandiri 6. Menerapkan manajemen partisipasi antar sekolah, dengan komite sekolah serta koordinasi dengan instansi terkait 7. Membina dan membentuk penguasaan teknologi informasi siswa, guru dna pegawai melalui komputer dan internet. 4.2 Analisis Univariat 4.2.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur dan jenis kelamin remaja yang berjumlah 90 siswa di SMA Dharma Bakti Medan. Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa berdasarkan umur, sebesar 44,4 remaja pada kelompok umur 17 tahun dan sebesar 53,3 berjenis kelamin perempuan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut : Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Siswai SMA Dharma Bakti Medan Karakteristik f Umur 15 tahun 7 7,8 16 tahun 30 33,4 17 tahun 40 44,4 18 tahun 12 13,3 19 tahun 1 1,1 Jumlah 90 100 Jenis Kelamin Laki-laki 42 46,7 Perempuan 48 53,3 Jumlah 90 100 Universitas Sumatera Utara

4.2.2 Pola Asuh Orangtua

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa dari 6 pernyataan pada masing- masing pola asuh orangtua yaitu pola asuh ayah dan ibu yang terbagi menjadi tiga jenis pola asuh otoriter, pernisif dan demokratif. Kemudian dapat dijelaskan bahwa dari pola asuh otoriter baik ayah maupun ibu, mayoritas responden 92,2 dan 95,6 menjawab akan dimarahi jika ketahuan menonton film-film pornografi. Selanjutnya untuk pola asuh permisif baik dilihat dari pola asuh ayah maupun ibu hampir separuh responden 44,4 dan 45,6 menjawab dibebaskan berpacaran dan tidak pernah dihukum jika ketahuan berpacaran. Sedangkan pola asuh demokratif mayoritas respoden 88,9 diizinkan terlambat pulang dari sekolah jika memberitahu terlebih dahulu alasan terlambat pulang. Tabel 4.2. Distribusi Jawaban Item Pernyataan Pola Asuh Orangtua No. Pernyataan Jawaban Ya Tidak Jumlah f f f Ayah Otoriter 1. Saya dilarang dengan keras, bergaul dengan anak-anak remaja lainnya, baik laki-laki maupun perempuan karena dapat menimbulkan pelecehan seksual pada remaja 32 35.6 58 64.4 90 100 2. Saya dilarang dengan keras, bertanya tentang seks bagi remaja karena dianggap tabu 55 61.1 35 38.9 90 100 3. Saya dilarang dengan keras, tidak boleh berpacaran dan akan dihukum jika ketahuan berpacaran 29 32.2 61 67.8 90 100 4. Saya akan dimarahi dan dihukum jika, ketahuan menonton film-film pornografi 83 92.2 7 7.8 90 100 5. Saya akan dimarahi dan dihukum jika, ketahuan terlambat pulang dari sekolah karena dicurigai melakukan perilaku seskual yang negatif seperti seks bebas 48 53.3 42 46.7 90 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Lanjutan No. Pernyataan Jawaban Ya Tidak Jumlah f f f 6. Saya akan dimarahi jika menginap di rumah teman saya dengan alasan apapun karena dianggap cenderung melakukan perilaku seksual yang negatif seperti seks bebas 55 61.1 35 38.9 90 100 Ibu Otoriter 1. Saya dilarang dengan keras, bergaul dengan anak-anak remaja lainnya, baik laki-laki maupun perempuan karena dapat menimbulkan pelecehan seksual pada remaja 32 35.6 58 64.4 90 100 2. Saya dilarang dengan keras, bertanya tentang seks bagi remaja karena dianggap tabu 54 60.0 36 40.0 90 100 3. Saya dilarang dengan keras, tidak boleh berpacaran dan akan dihukum jika ketahuan berpacaran 30 33.3 60 66.7 90 100 4. Saya akan dimarahi dan dihukum jika, ketahuan menonton film-film pornografi 86 95.6 4 4.4 90 100 5. Saya akan dimarahi dan dihukum jika, ketahuan terlambat pulang dari sekolah karena dicurigai melakukan perilaku seskual yang negatif seperti seks bebas 47 52.2 43 47.8 90 100 6. Saya akan dimarahi jika menginap di rumah teman saya dengan alasan apapun karena dianggap cenderung melakukan perilaku seksual yang negatif seperti seks bebas 51 56.7 39 43.3 90 100 Ayah Permisif 1. Saya dibebaskan bergaul dengan anak-anak remaja lainnya, baik laki-laki maupun perempuan walaupun dapat menimbulkan pelecehan seksual pada remaja 23 25.6 67 74.4 90 100 2. Saya tidak pernah diajarkan atau diberitahu tentang seks bagi remaja karena dianggap tidak penting 36 40 54 60 90 100 3. Saya dibebaskan berpacaran dan tidak pernah dihukum jika ketahuan berpacaran 40 44.4 50 55.6 90 100 4. Saya tidak pernah dimarahi apabila ketahuan menonton film-film pornografi 14 15.6 76 84.4 90 100 5. Saya tidak akan dimarahi dan dihukum jika, ketahuan terlambat pulang dari sekolah 37 41.1 53 58.9 90 100 6. Saya tidak pernah dimarahi jika menginap di rumah teman saya 31 34.4 59 65.6 90 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Lanjutan No. Pernyataan Jawaban Ya Tidak Jumlah f f f Ibu Permisif 1. Saya dibebaskan bergaul dengan anak-anak remaja lainnya, baik laki-laki maupun perempuan walaupun dapat menimbulkan kenakalan remaja 28 31.1 62 68.9 90 100 2. Saya tidak pernah diajarkan atau diberitahu tentang seks bagi remaja karena dianggap tidak penting 33 36.7 57 63.3 90 100 3. Saya dibebaskan berpacaran dan tidak pernah dihukum jika ketahuan berpacaran 41 45.6 49 54.4 90 100 4. Saya tidak pernah dimarahi apabila ketahuan menonton film-film pornografi 13 14.4 77 85.6 90 100 5. Saya tidak akan dimarahi dan dihukum jika, ketahuan terlambat pulang dari sekolah 32 35.6 58 64.4 90 100 6. Saya tidak pernah dimarahi jika menginap di rumah teman saya 27 30.0 63 70.0 90 100 Ayah Demokratif 1. Saya diajarkan cara bergaul dengan anak- anak remaja lainnya, baik laki-laki maupun perempuan 77 85.6 13 14.4 90 100 2. Saya akan diberitahu apabila bertanya tentang seks bagi remaja dan dibelikan buku tentang remaja 32 35.6 58 64.4 90 100 3. Saya akan diizinkan berpacaran, jika saya sudah berusia 17 tahun dan pacar saya adalah anak yang baik dan sopan 75 83.3 15 16.7 90 100 4. Saya diajarkan untuk tidak menonton film- film pornografi karena dapat mengganggu perkembangan mental saya serta mengganggu waktu belajar saya. 76 84.4 14 15.6 90 100 5. Saya diizinkan terlambat pulang dari sekolah jika saya memberitahu terlebih dahulu alasan saya terlambat pulang 80 88.9 10 11.1 90 100 6. Saya akan diberi izin jika ingin menginap di rumah teman saya dengan memberitahukan tujuan menginap dan memberitahu alamat teman tempat saya menginap 73 81.1 17 18.9 90 100 Ibu Demokratif 1. Saya diajarkan cara bergaul dengan anak- anak remaja lainnya, baik laki-laki maupun perempuan 77 85.6 13 14.4 90 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Lanjutan No. Pernyataan Jawaban Ya Tidak Jumlah f f f 2. Saya akan diberitahu dan dibelikan buku apabila bertanya tentang seks bagi remaja 32 35.6 58 64.4 90 100 3. Saya akan diizinkan berpacaran, jika saya sudah berusia 17 tahun dan pacar saya adalah anak yang baik dan sopan 75 83.3 15 16.7 90 100 4. Saya diajarkan untuk tidak menonton film- film pornografi karena dapat mengganggu perkembangan mental saya serta mengganggu waktu belajar saya. 76 84.4 14 15.6 90 100 5. Saya diizinkan terlambat pulang dari sekolah jika saya memberitahu terlebih dahulu alasan saya terlambat pulang 80 88.9 10 11.1 90 100 6. Saya akan diberi izin jika ingin menginap di rumah teman saya dengan memberitahukan tujuan menginap dan memberitahu alamat teman tempat saya menginap 73 81.1 17 18.9 90 100 4.2.3 Peer Group Dari tabel 4.3 diketahui 10 pernyataan tentang peer group dan dapat dijelaskan bahwa separuh responden 73,3 lebih dekat dengan teman-teman geng daripada dengan teman-teman yang tidak satu geng, tetapi separuh responden 62,2 mengatakan bahwa tidak harus punya pacar untuk menjadi anggota dari sebuah geng. Selanjutnya ada 52,2 responden menjawab sering membicarakan seks bila berkumpul dengan teman-teman dan ada 58,9 responden mengatakan diajari cara berpacaran oleh teman-temannya. Kemudian ditemukan 41,1 responden mengatakan diajak menonton video porno bersama-sama dengan teman dan separuh responden 57,8 menjawab berpelukan dan berciuman pada saat berpacaran adalah hal yang wajar. Untuk pernyataan teman-teman saya yang pernah bercerita Universitas Sumatera Utara pada saya pernah melakukan perilaku seksual berat yaitu berciuman separuh responden 62,2 menjawab ya, begitu juga dalam memilih teman-teman yang sudah memiliki pacar sabanyak 48,9 responden menjawab tidak dan 67,8 responden menjawab tidak dalam mengikuti gaya teman-teman dalam berpacaran. Untuk gambaran yang lebih jelas, dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut : Tabel 4.3. Distribusi Jawaban Item Pernyataan Peer Group No. Pernyataan Jawaban Ya Tidak Jumlah f f f 1. Saya lebih dekat dengan teman-teman satu geng daripada dengan teman-teman yang tidak satu geng dengan saya 66 73.3 24 26.7 90 100 2. Teman-teman saya mengganggap bahwa untuk menjadi anggota geng mereka harus punya pacar 34 37.8 56 62.2 90 100 3. Teman-teman dekat saya sering membicarakan seks saat berkumpul 47 52.2 43 47.8 90 100 4. Teman-teman saya mengajari bagaimana cara berpacaran 53 58.9 37 41.1 90 100 5. Teman-teman saya mengajak saya menonton video porno bersama-sama 37 41.1 53 58.9 90 100 6. Teman saya mengatakan berpelukan dan berciuman pada saat berpacaran adalah hal yang wajar 52 57.8 38 42.2 90 100 7. Teman-teman saya yang pernah bercerita pada saya pernah melakukan perilaku seksual berat yaitu berciuman 56 62.2 34 37.8 90 100 8. Saya menerima ajakan teman-teman pada kegiatan yang mengarah kepada pemuasan birahi seperti di cafe remang-remang, clubbing dan lain-lain 12 13.3 78 86.7 90 100 9. Saya memilih teman-teman yang sudah memiliki pacar 46 51.1 44 48.9 90 100 10. Saya mengikuti gaya teman-teman dalam berpacaran 29 32.2 61 67.8 90 100 Universitas Sumatera Utara

4.2.4 Konsep Diri Remaja Tentang Perilaku Seksual

Berdasarkan tabel 4.4, dapat dijelaskan bahwa dari 10 pernyataan tentang konsep diri remaja tentang perilaku seksual, lebih dari separuh responden 75,6 yang setuju dengan berpacaran adalah sesuatu hal yang wajar dan hampir separuh responden 45,6 sangat setuju bila seks dilakukan setelah resmi menikah. Selanjutnya hampir separuh responden juga 45,6 sangat setuju bila seorang remaja sebaiknya bersikap lebih terbuka dan mau bercerita tentang apa saja kepada orang tua, begitu pula dengan orang tua harus lebih meningkatkan pemantauan terhadap pergaulan anak remajanya ditemukan hampir mendekati separuh responden 41,1 menjawab sangat setuju dan untuk pernyataan berganti-ganti pasangan dalam hubungan seks diluar nikah sangatlah berisiko didapatkan 47,8 jawaban responden yang sangat setuju. Kemudian ditemukan pula 24,4 jawaban responden setuju dengan menyukai gambar-gambar porno dapat membuat remaja lebih dewasa, begitu pula dengan pernyataan hamil diluar nikah adalah hal yang biasa 18,9 repsonden setuju. Terdapat 25,6 responden setuju jika dalam berpacaran tidak melakukan ciuman tidak keren, 15,6 responden setuju pula jika film pornografi sangat menarik untuk ditonton dan 21,1 responden setuju jika seks boleh dilakukan remaja sebagai ekspresi cinta yang tulus kepada pacar. Tabel 4.4. Distribusi Jawaban Item Pernyataan Konsep Diri Remaja tentang Perilaku Seksual No. Pernyataan Jawaban SS S TS STS Jumlah f f f f f 1. Saya merasa berpacaran adalah sesuatu hal yang wajar 14 15.6 68 75.6 6 6.7 2 2.2 90 100.0 2. Saya merasa boleh berhubungan seks jika telah resmi menikah 41 45.6 27 30.0 18 20.0 4 4.4 90 100.0 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Lanjutan No. Pernyataan Jawaban SS S TS STS Jumlah f f f f f 3. Sebagai seorang remaja saya sebaiknya bersikap lebih terbuka dan mau bercerita tentang apa saja kepada orang tua 41 45.6 34 37.8 14 15.6 1 1.1 90 100.0 4. Saya merasa orang tua harus lebih meningkatkan pemantauannya terhadap pergaulan anak remajanya 37 41.1 38 42.2 14 15.6 1 1.1 90 100.0 5. Saya merasa berganti-ganti pasangan dalam hubungan seks diluar nikah sangatlah berisiko 43 47.8 28 31.1 12 13.3 7 7.8 90 100.0 6. Saya sangat menyukai gambar-gambar porno karena dapat membuat saya menjadi lebih dewasa 2 2.2 22 24.4 32 35.6 34 37.8 90 100.0 7. Saya rasa hamil diluar nikah merupakan suatu hal yang biasa 17 18.9 21 23.3 52 57.8 90 100.0 8. Pacaran kalau tidak melakukan ciuman tidak keren 10 11.1 23 25.6 34 37.8 23 25.6 90 100.0 9. Saya sangat menyukai film pornografi karena sangat menarik untuk di tonton 6 6.7 14 15.6 26 28.9 44 48.9 90 100.0 10. Saya merasa seks boleh dilakukan remaja sebagai ekspresi cinta yang tulus kepada pacar 2 2.2 19 21.1 21 23.3 48 53.3 90 100.0

4.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen menggunakan uji linear berganda dengan metode enter dilihat dari nilai signifikan p 0,05. Universitas Sumatera Utara

4.3.1 Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Konsep Diri Remaja tentang Perilaku Seksual

Dari hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan linear berganda dengan menggunakan metode enter diperoleh kombinasi pola asuh orang tua yang berhubungan dengan konsep diri remaja tentang perilaku seksual. Hasil analisisnya sebagai berikut. Tabel 4.5. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Konsep Diri Remaja tentang Perilaku Seksual Pola Asuh Orang Tua Konsep Diri p n Ayah otoriter dengan Ibu otoriter 16 .612 Ayah permisif dengan Ibu Permisif 10 .020 Ayah demokratif dengan Ibu demokratif 55 .706 Ayah Otoriter dengan Ibu demokratif 5 .020 Ayah demokratif dengan Ibu otoriter 2 .493 Ayah demokratif dengan Ibu permisif 2 .573 Total 90 4.3.2 Hubungan Peer Group dengan Konsep Diri Remaja tentang Perilaku Seksual Berdasarkan hasil penelitian terhadap 90 siswai remaja SMA Dharma Bakti Medan diketahui bahwa peer group berhubungan secara signifikan terhadap konsep diri remaja dengan nilai p sebesar 0.000 p0.05. Berikut ini hasil analisisnya. Tabel 4.6. Hubungan Peer Group dengan Konsep Diri Remaja Variabel Konsep diri p n Peer Group 90 .001 Universitas Sumatera Utara

4.4 Analisis Multivariat

Analisis multivariat dilakukan untuk menganalisis pengaruh variabel independen Pola Asuh Orangtua dan Peer Group terhadap variabel dependen Konsep Diri Remaja tentang Perilaku Seksual siswa SMA Dharma Bakti Medan. Analisis multivariat menggunakan analisis regresi linier berganda. Tabel 4.7. menjelaskan tentang hasil analisis multiariat variabel independen yaitu Pola asuh orang tua dan Peer group terhadap variabel dependen yaitu konsep diri remaja tentang perilaku seksual. Dapat dilihat bahwa hanya dua kombinasi pola asuh orang tua yang berpengaruh positif terhadap konsep diri remaja yaitu pola asuh ayah demokratif dengan ibu demokratif dimana memiliki koefisien regresi sebesar 9,810 dan nilai t hitung sebesar 0,249 dengan tingkat signifikansi 0,003 dimana p0,05 dan pola asuh ayah otoriter dan ibu demokratif yang memiliki koefisien regresi sebesar 9,310 dan nilai t hitung Begitu pula halnya dengan variabel peer group yang memiliki koefisien regresi sebesar 8,627 yang bertanda positif terhadap konsep diri remaja dan nilai t sebesar 0,236 dengan tingkat signifikansi 0,005 dimana p0,05, sedangkan kombinasi pola asuh orang tua lainnya berpengaruh negatif terhadap konsep diri remaja. hitung sebesar -0,727 dengan tingkat signifikansi 0,000 dimana p=0,05. Hal ini berarti peer group berpengaruh positif terhadap konsep diri remaja tentang perilaku seksual. Nilai Adjusted R Square diperoleh sebesar 0,440. Hal ini berarti bahwa 44,0 konsep diri remaja tentang perilaku seksual dapat dijelaskan oleh variabel pola Universitas Sumatera Utara asuh orang tua dan peer group. Sedangkan 54.0 dapat dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini : Tabel 4.7 Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Peer Group terhadap Konsep Diri Remaja di SMA Dharma Bakti Medan Tahun 2014 Variabel B SE t Sig Adjusted R Square Constant 99.509 11.753 8.466 .001 Pola Asuh Orangtua Ayah Otoriter dengan Ibu Otoriter X 1 -4.692 1.365 -.309 .001 .440 Ayah Permisif dengan Ibu Permisif X 2 -4.971 1.493 -.269 .001 Ayah Demokratif dengan Ibu Demokratif X 3 9.810 3.241 .249 .003 Ayah Otoriter dengan Ibu Demokratif X 4 9.310 3.241 .236 .005 Peer Group 8.627 1.084 .727 .001 Dari hasil diatas, persamaan regresi yang diperoleh adalah : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + . . . . . . . + b k X k Konsep Diri Remaja = 99,509 – 4,692 Ayah Otoriter dengan Ibu Otoriter – 4,971 Ayah Permisif dengan Ibu Permisif + 9,810 Ayah Demokratif dengan Ibu Demokratif + 9,310 Ayah Otoriter dengan Ibu Demokratif + 8,627 Peer Group Riyanto,2012. + e Dengan model persamaan ini, dapat memperkirakan konsep diri remaja tentang perilaku seksual dengan menggunakan variabel pola asuh orang tua dan peer group. Adapun arti koefisien B untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut: 1. Pada pola asuh ayah otoriter dengan ibu otoriter, konsep diri remaja akan lebih buruk sebesar 4,692 kali setelah dikontrol variabel pola asuh ayah permisif dengan ibu permisif, ayah demokratif dengan ibu demokratif, ayah otoriter dengan ibu demokratif dan peer group. Universitas Sumatera Utara 2. Pada pola asuh ayah permisif dengan ibu permisif, konsep diri remaja akan lebih buruk sebesar 4,971 setelah dikontrol variabel pola asuh ayah demokratif dengan ibu demokratif, ayah otoriter dengan ibu otoriter, ayah otoriter dengan ibu demokratif dan peer group. 3. Pada pola asuh ayah demokratif dengan ibu demokratif, konsep diri remaja akan lebih baik sebesar 9,810 kali setelah dikontrol variabel pola asuh ayah otoriter dengan ibu demokratif, ayah otoriter dengan ibu otoriter, ayah demokratif dengan ibu demokratif dan peer group. 4. Pada pola asuh ayah otoriter dengan ibu demokratif, konsep diri remaja akan lebih baik sebesar 9,310 kali setelah dikontrol variabel peer group, pola asuh ayah otoriter dengan ibu otoriter, ayah permisif dengan ibu permisif dan ayah otoriter dengan ibu demokratif. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Pola Asuh Orangtua terhadap Konsep Diri Remaja tentang Perilaku Seksual

Pola asuh merupakan pola interaksi antara orang tua dan anak, yaitu bagaimana cara sikap atau perilaku orang tua saat berinteraksi dengan anak,termasuk cara penerapan aturan,mengajarkan nilai norma,memberikan perhatian dan kasih sayang serta menunjukkan sikap dan perilaku baik sehingga dijadikan panutan bagi sikap anaknya Prasetya,2013. Remaja yang memiliki konsep diri yang baik cenderung akan menunda atau tidak melakukan perilaku seksual yang tidak baik dibandingkan dengan remaja yang memiliki konsep diri buruk. L”Engle et.al. 2005 dalam Tjiptanigrum, 2009 mengatakan bahwa perilaku seksual ringan mencakup : 1 menaksir; 2 pergi berkencan, 3 mengkhayal, 4 berpegangan tangan, 5 berciuman ringan kening, pipi, 6 saling memeluk,sedangkan yang termasuk kategori berat adalah : 1 Berciuman bibirmulut dan lidah, 2 meraba dan mencium bagian bagian sensitive seperti payudara, alat kelamin, 3 menempelkan alat kelamin, 4 oral seks, 5 berhubungan seksual senggama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dua kombinasi pola asuh orang tua yang berhubungan signifikan dengan konsep diri remaja tentang perilaku seksual yaitu pola asuh ayah permisif dengan ibu permisif dan pola asuh ayah otoriter dengan ibu demokratif yang memiliki p sebesar 0.020. Sedangkan kombinasi pola asuh orang tua lainnya tidak ada hubungan dengan konsep diri remaja. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pola Asuh Orangtua Dan Peer Group Terhadap Konsep Diri Remaja Tentang Perilaku Seksual Di Sma Negeri 2 Dan Man 2 Medan Tahun 2012

7 77 190

Pengaruh Pola Asuh Orangtua dan Peer Group terhadap Konsep Diri Remaja tentang Perilaku Seksual di SMA Negeri 2 dan MAN 2 Medan Tahun 2012

4 52 190

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN PEER GROUP TERHADAP KONSEP DIRI REMAJA TENTANG PERILAKU SEKSUAL DI SMA DHARMA BAKTI MEDAN TAHUN 2014

0 0 30

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Diri 2.1.1. Definisi - Pengaruh Pola Asuh Orangtua dan Peer Group Terhadap Konsep Diri Remaja Tentang Perilaku Seksual Di SMA Dharma Bakti Medan Tahun 2014

0 0 17

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Pola Asuh Orangtua dan Peer Group Terhadap Konsep Diri Remaja Tentang Perilaku Seksual Di SMA Dharma Bakti Medan Tahun 2014

0 0 11

Pengaruh Pola Asuh Orangtua dan Peer Group Terhadap Konsep Diri Remaja Tentang Perilaku Seksual Di SMA Dharma Bakti Medan Tahun 2014

0 0 16

Pengaruh Pola Asuh Orangtua Dan Peer Group Terhadap Konsep Diri Remaja Tentang Perilaku Seksual Di Sma Negeri 2 Dan Man 2 Medan Tahun 2012

0 0 69

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Diri 2.1.1 Pengertian Konsep Diri - Pengaruh Pola Asuh Orangtua Dan Peer Group Terhadap Konsep Diri Remaja Tentang Perilaku Seksual Di Sma Negeri 2 Dan Man 2 Medan Tahun 2012

0 0 31

PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA DAN PEER GROUP TERHADAP KONSEP DIRI REMAJA TENTANG PERILAKU SEKSUAL DI SMA NEGERI 2 DAN MAN 2 MEDAN TAHUN 2012 TESIS

0 0 19

Pengaruh Pola Asuh Orangtua dan Peer Group terhadap Konsep Diri Remaja tentang Perilaku Seksual di SMA Negeri 2 dan MAN 2 Medan Tahun 2012

0 0 69