BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
SMA Dharma Bakti Medan pertama berdiri pada 28 Oktober 1986 dengan nama SMA Dharma Bakti Medan, dan SK terakhir status sekolah
no.23A1052PR2001 tanggal 20 Februari 2001 dengan status disamakan. SMA Dharma Bakti Medan dipimpin oleh Bapak Pendi Ginting.
Adapun pimpinan sekolah yang pernah bertugas sebagai kepala sekolah SMA Dharma Bakti Medan adalah sebagai berikut :
1. Drs. Darwis Surbakti
1986 – 1987 2.
Drs. Dermawan Tarigan 1988 – 1990
3. Drs. Darwis Surbakti
1991 – 1997 4.
Drs. Bahagia 1998 – Sekarang
Visi SMA Dharma Bakti Medan adalah menyiapkan siswa yang beriman dan bertaqwa, terdidik, mandiri, displin sebagai siswa yang berkualitas pengisi
pembangunan dimasa depan. Misi SMA Dharma Bakti Medan adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan Kurikulum Nasional
2. Meningkatkan prestasi akademik lulusan
3. Membentuk peserta didik yang berakhlak dan berbudi pekerti luhur
4. Meningkatkan prestasi ekstrakurikuler dan keterampilan
Universitas Sumatera Utara
5. Menumbuhkan sikap yang terdidik dan mandiri
6. Menerapkan manajemen partisipasi antar sekolah, dengan komite sekolah serta
koordinasi dengan instansi terkait 7.
Membina dan membentuk penguasaan teknologi informasi siswa, guru dna pegawai melalui komputer dan internet.
4.2 Analisis Univariat 4.2.1 Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur dan jenis kelamin remaja yang berjumlah 90 siswa di SMA Dharma Bakti Medan. Berdasarkan Tabel
4.1 menunjukkan bahwa berdasarkan umur, sebesar 44,4 remaja pada kelompok umur 17 tahun dan sebesar 53,3 berjenis kelamin perempuan. Untuk lebih jelas
dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Siswai SMA Dharma Bakti Medan
Karakteristik f
Umur
15 tahun 7
7,8 16 tahun
30 33,4
17 tahun 40
44,4 18 tahun
12 13,3
19 tahun 1
1,1
Jumlah 90
100 Jenis Kelamin
Laki-laki 42
46,7 Perempuan
48 53,3
Jumlah 90
100
Universitas Sumatera Utara
4.2.2 Pola Asuh Orangtua
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa dari 6 pernyataan pada masing-
masing pola asuh orangtua yaitu pola asuh ayah dan ibu yang terbagi menjadi tiga jenis pola asuh otoriter, pernisif dan demokratif. Kemudian dapat dijelaskan bahwa
dari pola asuh otoriter baik ayah maupun ibu, mayoritas responden 92,2 dan 95,6 menjawab akan dimarahi jika ketahuan menonton film-film pornografi.
Selanjutnya untuk pola asuh permisif baik dilihat dari pola asuh ayah maupun ibu hampir separuh responden 44,4 dan 45,6 menjawab dibebaskan berpacaran dan
tidak pernah dihukum jika ketahuan berpacaran. Sedangkan pola asuh demokratif mayoritas respoden 88,9 diizinkan terlambat pulang dari sekolah jika
memberitahu terlebih dahulu alasan terlambat pulang.
Tabel 4.2. Distribusi Jawaban Item Pernyataan Pola Asuh Orangtua
No. Pernyataan
Jawaban Ya
Tidak Jumlah
f f
f Ayah Otoriter
1. Saya dilarang dengan keras, bergaul dengan
anak-anak remaja lainnya, baik laki-laki maupun perempuan karena dapat
menimbulkan pelecehan seksual pada remaja 32 35.6 58 64.4
90 100
2. Saya dilarang dengan keras, bertanya
tentang seks bagi remaja karena dianggap tabu
55 61.1 35 38.9 90
100 3.
Saya dilarang dengan keras, tidak boleh berpacaran dan akan dihukum jika ketahuan
berpacaran 29 32.2 61 67.8
90 100
4. Saya akan dimarahi dan dihukum jika,
ketahuan menonton film-film pornografi 83 92.2
7 7.8
90 100
5. Saya akan dimarahi dan dihukum jika,
ketahuan terlambat pulang dari sekolah karena dicurigai melakukan perilaku seskual
yang negatif seperti seks bebas 48 53.3 42 46.7
90 100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Lanjutan
No. Pernyataan
Jawaban Ya
Tidak Jumlah
f f
f
6. Saya akan dimarahi jika menginap di rumah
teman saya dengan alasan apapun karena dianggap cenderung melakukan perilaku
seksual yang negatif seperti seks bebas 55 61.1 35 38.9
90 100
Ibu Otoriter
1. Saya dilarang dengan keras, bergaul dengan
anak-anak remaja lainnya, baik laki-laki maupun perempuan karena dapat
menimbulkan pelecehan seksual pada remaja 32 35.6 58 64.4
90 100
2. Saya dilarang dengan keras, bertanya
tentang seks bagi remaja karena dianggap tabu
54 60.0 36 40.0 90
100 3.
Saya dilarang dengan keras, tidak boleh berpacaran dan akan dihukum jika ketahuan
berpacaran 30 33.3 60 66.7
90 100
4. Saya akan dimarahi dan dihukum jika,
ketahuan menonton film-film pornografi 86 95.6
4 4.4
90 100
5. Saya akan dimarahi dan dihukum jika,
ketahuan terlambat pulang dari sekolah karena dicurigai melakukan perilaku seskual
yang negatif seperti seks bebas 47 52.2 43 47.8
90 100
6. Saya akan dimarahi jika menginap di rumah
teman saya dengan alasan apapun karena dianggap cenderung melakukan perilaku
seksual yang negatif seperti seks bebas 51 56.7 39 43.3
90 100
Ayah Permisif
1. Saya dibebaskan bergaul dengan anak-anak
remaja lainnya, baik laki-laki maupun perempuan walaupun dapat menimbulkan
pelecehan seksual pada remaja 23 25.6 67 74.4
90 100
2. Saya tidak pernah diajarkan atau diberitahu
tentang seks bagi remaja karena dianggap tidak penting
36 40
54 60
90 100
3. Saya dibebaskan berpacaran dan tidak pernah
dihukum jika ketahuan berpacaran 40 44.4 50 55.6
90 100
4. Saya tidak pernah dimarahi apabila ketahuan
menonton film-film pornografi 14 15.6 76 84.4
90 100
5. Saya tidak akan dimarahi dan dihukum jika,
ketahuan terlambat pulang dari sekolah 37 41.1 53 58.9
90 100
6. Saya tidak pernah dimarahi jika menginap di
rumah teman saya 31 34.4 59 65.6
90 100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Lanjutan
No. Pernyataan
Jawaban Ya
Tidak Jumlah
f f
f Ibu Permisif
1. Saya dibebaskan bergaul dengan anak-anak
remaja lainnya, baik laki-laki maupun perempuan walaupun dapat menimbulkan
kenakalan remaja 28 31.1
62 68.9
90 100
2. Saya tidak pernah diajarkan atau diberitahu
tentang seks bagi remaja karena dianggap tidak penting
33 36.7 57
63.3 90
100 3.
Saya dibebaskan berpacaran dan tidak pernah dihukum jika ketahuan berpacaran
41 45.6 49
54.4 90
100 4.
Saya tidak pernah dimarahi apabila ketahuan menonton film-film pornografi
13 14.4 77
85.6 90
100 5.
Saya tidak akan dimarahi dan dihukum jika, ketahuan terlambat pulang dari sekolah
32 35.6 58
64.4 90
100 6.
Saya tidak pernah dimarahi jika menginap di rumah teman saya
27 30.0 63
70.0 90
100
Ayah Demokratif
1. Saya diajarkan cara bergaul dengan anak-
anak remaja lainnya, baik laki-laki maupun perempuan
77 85.6 13
14.4 90
100 2.
Saya akan diberitahu apabila bertanya tentang seks bagi remaja dan dibelikan buku
tentang remaja 32 35.6
58 64.4
90 100
3. Saya akan diizinkan berpacaran, jika saya
sudah berusia 17 tahun dan pacar saya adalah anak yang baik dan sopan
75 83.3 15
16.7 90
100 4.
Saya diajarkan untuk tidak menonton film- film pornografi karena dapat mengganggu
perkembangan mental saya serta mengganggu waktu belajar saya.
76 84.4 14
15.6 90
100
5. Saya diizinkan terlambat pulang dari sekolah
jika saya memberitahu terlebih dahulu alasan saya terlambat pulang
80 88.9 10
11.1 90
100 6.
Saya akan diberi izin jika ingin menginap di rumah teman saya dengan memberitahukan
tujuan menginap dan memberitahu alamat teman tempat saya menginap
73 81.1 17
18.9 90
100
Ibu Demokratif
1. Saya diajarkan cara bergaul dengan anak-
anak remaja lainnya, baik laki-laki maupun perempuan
77 85.6 13
14.4 90
100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Lanjutan
No. Pernyataan
Jawaban Ya
Tidak Jumlah
f f
f
2. Saya akan diberitahu dan dibelikan buku
apabila bertanya tentang seks bagi remaja 32
35.6 58 64.4 90
100 3.
Saya akan diizinkan berpacaran, jika saya sudah berusia 17 tahun dan pacar saya adalah
anak yang baik dan sopan 75
83.3 15 16.7 90
100 4.
Saya diajarkan untuk tidak menonton film- film pornografi karena dapat mengganggu
perkembangan mental saya serta mengganggu waktu belajar saya.
76 84.4 14 15.6
90 100
5. Saya diizinkan terlambat pulang dari sekolah
jika saya memberitahu terlebih dahulu alasan saya terlambat pulang
80 88.9 10 11.1
90 100
6. Saya akan diberi izin jika ingin menginap di
rumah teman saya dengan memberitahukan tujuan menginap dan memberitahu alamat
teman tempat saya menginap 73
81.1 17 18.9 90
100
4.2.3
Peer Group
Dari tabel 4.3 diketahui 10 pernyataan tentang peer group dan dapat dijelaskan bahwa separuh responden 73,3 lebih dekat dengan teman-teman geng
daripada dengan teman-teman yang tidak satu geng, tetapi separuh responden 62,2 mengatakan bahwa tidak harus punya pacar untuk menjadi anggota dari sebuah
geng. Selanjutnya ada 52,2 responden menjawab sering membicarakan seks bila berkumpul dengan teman-teman dan ada 58,9 responden mengatakan diajari cara
berpacaran oleh teman-temannya. Kemudian ditemukan 41,1 responden mengatakan diajak menonton video porno bersama-sama dengan teman dan separuh
responden 57,8 menjawab berpelukan dan berciuman pada saat berpacaran adalah hal yang wajar. Untuk pernyataan teman-teman saya yang pernah bercerita
Universitas Sumatera Utara
pada saya pernah melakukan perilaku seksual berat yaitu berciuman separuh responden 62,2 menjawab ya, begitu juga dalam
memilih teman-teman yang sudah memiliki pacar sabanyak 48,9 responden menjawab tidak dan 67,8 responden menjawab
tidak dalam mengikuti gaya teman-teman dalam berpacaran. Untuk gambaran yang lebih jelas, dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3. Distribusi Jawaban Item Pernyataan Peer Group
No. Pernyataan
Jawaban Ya
Tidak Jumlah
f f
f
1. Saya lebih dekat dengan teman-teman satu
geng daripada dengan teman-teman yang tidak satu geng dengan saya
66 73.3
24 26.7
90 100
2. Teman-teman saya mengganggap bahwa
untuk menjadi anggota geng mereka harus punya pacar
34 37.8
56 62.2
90 100
3. Teman-teman dekat saya sering
membicarakan seks saat berkumpul 47
52.2 43
47.8 90
100 4.
Teman-teman saya mengajari bagaimana cara berpacaran
53 58.9
37 41.1
90 100
5. Teman-teman saya mengajak saya menonton
video porno bersama-sama 37
41.1 53
58.9 90
100 6.
Teman saya mengatakan berpelukan dan berciuman pada saat berpacaran adalah hal
yang wajar 52
57.8 38
42.2 90
100 7.
Teman-teman saya yang pernah bercerita pada saya pernah melakukan perilaku
seksual berat yaitu berciuman 56
62.2 34
37.8 90
100 8.
Saya menerima ajakan teman-teman pada kegiatan yang mengarah kepada pemuasan
birahi seperti di cafe remang-remang, clubbing dan lain-lain
12 13.3
78 86.7
90 100
9. Saya memilih teman-teman yang sudah
memiliki pacar 46
51.1 44
48.9 90
100 10.
Saya mengikuti gaya teman-teman dalam berpacaran
29 32.2
61 67.8
90 100
Universitas Sumatera Utara
4.2.4 Konsep Diri Remaja Tentang Perilaku Seksual
Berdasarkan tabel 4.4, dapat dijelaskan bahwa dari 10 pernyataan tentang konsep diri remaja tentang perilaku seksual, lebih dari separuh responden 75,6
yang setuju dengan berpacaran adalah sesuatu hal yang wajar dan hampir separuh responden 45,6 sangat setuju bila seks dilakukan setelah resmi menikah.
Selanjutnya hampir separuh responden juga 45,6 sangat setuju bila seorang remaja
sebaiknya bersikap lebih terbuka dan mau bercerita tentang apa saja kepada orang tua, begitu pula dengan orang tua harus lebih meningkatkan pemantauan terhadap pergaulan
anak remajanya ditemukan hampir mendekati separuh responden 41,1 menjawab sangat setuju dan untuk pernyataan berganti-ganti pasangan dalam hubungan seks diluar nikah
sangatlah berisiko didapatkan 47,8 jawaban responden yang sangat setuju. Kemudian ditemukan pula 24,4 jawaban responden setuju dengan menyukai gambar-gambar porno
dapat membuat remaja lebih dewasa, begitu pula dengan pernyataan hamil diluar nikah adalah hal yang biasa 18,9 repsonden setuju. Terdapat 25,6 responden setuju jika dalam
berpacaran tidak melakukan ciuman tidak keren, 15,6 responden setuju pula jika film pornografi sangat menarik untuk ditonton dan 21,1 responden setuju jika seks boleh
dilakukan remaja sebagai ekspresi cinta yang tulus kepada pacar.
Tabel 4.4. Distribusi Jawaban Item Pernyataan Konsep Diri Remaja tentang Perilaku Seksual
No. Pernyataan
Jawaban SS
S TS
STS Jumlah
f f
f f
f
1. Saya merasa berpacaran
adalah sesuatu hal yang wajar
14 15.6 68 75.6 6
6.7 2
2.2 90
100.0 2.
Saya merasa boleh berhubungan seks jika
telah resmi menikah 41 45.6 27 30.0 18 20.0
4 4.4
90 100.0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Lanjutan
No. Pernyataan
Jawaban SS
S TS
STS Jumlah
f f
f f
f
3. Sebagai seorang remaja
saya sebaiknya bersikap lebih terbuka dan mau
bercerita tentang apa saja kepada orang tua
41 45.6 34 37.8 14 15.6 1
1.1 90
100.0
4. Saya merasa orang tua
harus lebih meningkatkan pemantauannya terhadap
pergaulan anak remajanya 37 41.1 38 42.2 14 15.6
1 1.1
90 100.0
5. Saya merasa berganti-ganti
pasangan dalam hubungan seks diluar nikah sangatlah
berisiko 43 47.8 28 31.1 12 13.3
7 7.8
90 100.0
6. Saya sangat menyukai
gambar-gambar porno karena dapat membuat
saya menjadi lebih dewasa 2
2.2 22 24.4 32 35.6 34 37.8 90
100.0
7. Saya rasa hamil diluar
nikah merupakan suatu hal yang biasa
17 18.9 21 23.3 52 57.8 90
100.0 8.
Pacaran kalau tidak melakukan ciuman tidak
keren 10 11.1 23 25.6 34 37.8 23 25.6 90
100.0 9.
Saya sangat menyukai film pornografi karena sangat
menarik untuk di tonton 6
6.7 14 15.6 26 28.9 44 48.9 90
100.0 10.
Saya merasa seks boleh dilakukan remaja sebagai
ekspresi cinta yang tulus kepada pacar
2 2.2
19 21.1 21 23.3 48 53.3 90 100.0
4.3 Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen menggunakan uji linear berganda dengan
metode enter dilihat dari nilai signifikan p 0,05.
Universitas Sumatera Utara
4.3.1 Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Konsep Diri Remaja tentang Perilaku Seksual
Dari hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan linear berganda
dengan menggunakan metode enter diperoleh kombinasi pola asuh orang tua yang berhubungan dengan konsep diri remaja tentang perilaku seksual. Hasil analisisnya
sebagai berikut.
Tabel 4.5. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Konsep Diri Remaja tentang Perilaku Seksual
Pola Asuh Orang Tua Konsep Diri
p n
Ayah otoriter dengan Ibu otoriter 16
.612 Ayah permisif dengan Ibu Permisif
10 .020
Ayah demokratif dengan Ibu demokratif 55
.706 Ayah Otoriter dengan Ibu demokratif
5 .020
Ayah demokratif dengan Ibu otoriter 2
.493 Ayah demokratif dengan Ibu permisif
2 .573
Total 90
4.3.2 Hubungan
Peer Group dengan Konsep Diri Remaja tentang Perilaku Seksual
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 90 siswai remaja SMA Dharma Bakti
Medan diketahui bahwa peer group berhubungan secara signifikan terhadap konsep
diri remaja dengan nilai p sebesar 0.000 p0.05. Berikut ini hasil analisisnya. Tabel 4.6. Hubungan
Peer Group dengan Konsep Diri Remaja Variabel
Konsep diri p
n
Peer Group 90
.001
Universitas Sumatera Utara
4.4 Analisis Multivariat
Analisis multivariat dilakukan untuk menganalisis pengaruh variabel independen Pola Asuh Orangtua dan Peer Group terhadap variabel dependen
Konsep Diri Remaja tentang Perilaku Seksual siswa SMA Dharma Bakti Medan. Analisis multivariat menggunakan analisis regresi linier berganda.
Tabel 4.7. menjelaskan tentang hasil analisis multiariat variabel independen yaitu Pola asuh orang tua dan Peer group terhadap variabel dependen yaitu konsep
diri remaja tentang perilaku seksual. Dapat dilihat bahwa hanya dua kombinasi pola asuh orang tua yang berpengaruh positif terhadap konsep diri remaja yaitu pola asuh
ayah demokratif dengan ibu demokratif dimana memiliki koefisien regresi sebesar 9,810 dan nilai t
hitung
sebesar 0,249 dengan tingkat signifikansi 0,003 dimana p0,05 dan pola asuh ayah otoriter dan ibu demokratif yang memiliki koefisien regresi
sebesar 9,310 dan nilai t
hitung
Begitu pula halnya dengan variabel peer group yang memiliki koefisien regresi sebesar 8,627 yang bertanda positif terhadap konsep diri remaja dan nilai
t sebesar 0,236 dengan tingkat signifikansi 0,005 dimana
p0,05, sedangkan kombinasi pola asuh orang tua lainnya berpengaruh negatif terhadap konsep diri remaja.
hitung
sebesar -0,727 dengan tingkat signifikansi 0,000 dimana p=0,05. Hal ini berarti peer group berpengaruh positif terhadap konsep diri remaja tentang perilaku
seksual. Nilai Adjusted R Square diperoleh sebesar 0,440. Hal ini berarti bahwa 44,0 konsep diri remaja tentang perilaku seksual dapat dijelaskan oleh variabel pola
Universitas Sumatera Utara
asuh orang tua dan peer group. Sedangkan 54.0 dapat dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini :
Tabel 4.7 Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Peer Group terhadap Konsep
Diri Remaja di SMA Dharma Bakti Medan Tahun 2014
Variabel B
SE t
Sig Adjusted
R Square
Constant 99.509
11.753 8.466
.001
Pola Asuh Orangtua
Ayah Otoriter dengan Ibu Otoriter X
1
-4.692 1.365
-.309 .001
.440 Ayah Permisif dengan Ibu Permisif X
2
-4.971 1.493
-.269 .001
Ayah Demokratif dengan Ibu Demokratif X
3
9.810 3.241
.249 .003
Ayah Otoriter dengan Ibu Demokratif X
4
9.310 3.241
.236 .005
Peer Group 8.627
1.084 .727
.001
Dari hasil diatas, persamaan regresi yang diperoleh adalah : Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ . . . . . . . + b
k
X
k
Konsep Diri Remaja = 99,509 – 4,692 Ayah Otoriter dengan Ibu Otoriter – 4,971 Ayah Permisif dengan Ibu Permisif + 9,810 Ayah Demokratif dengan Ibu Demokratif
+ 9,310 Ayah Otoriter dengan Ibu Demokratif + 8,627 Peer Group Riyanto,2012. + e
Dengan model persamaan ini, dapat memperkirakan konsep diri remaja tentang perilaku seksual dengan menggunakan variabel pola asuh orang tua dan peer
group. Adapun arti koefisien B untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut: 1.
Pada pola asuh ayah otoriter dengan ibu otoriter, konsep diri remaja akan lebih buruk sebesar 4,692 kali setelah dikontrol variabel pola asuh ayah
permisif dengan ibu permisif, ayah demokratif dengan ibu demokratif, ayah otoriter dengan ibu demokratif dan peer group.
Universitas Sumatera Utara
2. Pada pola asuh ayah permisif dengan ibu permisif, konsep diri remaja akan
lebih buruk sebesar 4,971 setelah dikontrol variabel pola asuh ayah demokratif dengan ibu demokratif, ayah otoriter dengan ibu otoriter, ayah
otoriter dengan ibu demokratif dan peer group. 3.
Pada pola asuh ayah demokratif dengan ibu demokratif, konsep diri remaja akan lebih baik sebesar 9,810 kali setelah dikontrol variabel pola asuh ayah
otoriter dengan ibu demokratif, ayah otoriter dengan ibu otoriter, ayah demokratif dengan ibu demokratif dan peer group.
4. Pada pola asuh ayah otoriter dengan ibu demokratif, konsep diri remaja akan
lebih baik sebesar 9,310 kali setelah dikontrol variabel peer group, pola asuh ayah otoriter dengan ibu otoriter, ayah permisif dengan ibu permisif dan ayah
otoriter dengan ibu demokratif.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Pengaruh Pola Asuh Orangtua terhadap Konsep Diri Remaja tentang Perilaku Seksual
Pola asuh merupakan pola interaksi antara orang tua dan anak, yaitu bagaimana cara sikap atau perilaku orang tua saat berinteraksi dengan anak,termasuk
cara penerapan aturan,mengajarkan nilai norma,memberikan perhatian dan kasih sayang serta menunjukkan sikap dan perilaku baik sehingga dijadikan panutan bagi
sikap anaknya Prasetya,2013. Remaja yang memiliki konsep diri yang baik cenderung akan menunda atau tidak melakukan perilaku seksual yang tidak baik
dibandingkan dengan remaja yang memiliki konsep diri buruk. L”Engle et.al. 2005 dalam Tjiptanigrum, 2009 mengatakan bahwa perilaku seksual ringan mencakup :
1 menaksir; 2 pergi berkencan, 3 mengkhayal, 4 berpegangan tangan, 5 berciuman ringan kening, pipi, 6 saling memeluk,sedangkan yang termasuk
kategori berat adalah : 1 Berciuman bibirmulut dan lidah, 2 meraba dan mencium bagian bagian sensitive seperti payudara, alat kelamin, 3 menempelkan alat kelamin,
4 oral seks, 5 berhubungan seksual senggama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dua kombinasi pola asuh orang tua
yang berhubungan signifikan dengan konsep diri remaja tentang perilaku seksual yaitu pola asuh ayah permisif dengan ibu permisif dan pola asuh ayah otoriter dengan
ibu demokratif yang memiliki p sebesar 0.020. Sedangkan kombinasi pola asuh orang tua lainnya tidak ada hubungan dengan konsep diri remaja.
Universitas Sumatera Utara