Variabel Belajar Mandiri Deskripsi Hasil Penelitian

52

C. Hasil Penelitian 1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan perhitungan uji normalitas dengan Skewness yang dilakukan menggunakan SPSS 16.00 , diperoleh nilai rasio untuk variabel konsep diri sebesar 1,46 maka distribusi data dinyatakan normal. Pada variabel belajar mandiridiperoleh nilai rasio untuk variabel 1,83 maka distribusi data dinyatakan normal.Penghitungan uji normalitas dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 106.

2. Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil uji korelasi diperoleh nilai r hitung sebesar 0,726 dengan signifikansi 0,000. Oleh karena nilai signifikansi 0,000 kurang dari 0,05, maka hipotesis yang menyatakan “hubungan antara konsep diri dengan belajar mandiri siswa kelas IV SD se-Gugus 1 kecamatan Sedayu tahun ajaran 20132014 ” diterima, dengan demikian semakin tinggi konsep diri siswa maka semakin tinggi pula tingkat konsep diri siswa Gugus 1 Kecamatan Sedayu.

D. Pembahasan

Belajar mandiri adalah usaha yang dilakukan siswa untuk mencapai suatu kompetensi pendidikan, dan sifatnya otonomis dalam prakteknya. Siswa tidak perlu mengikuti pembelajaran yang diberikan oleh pengajar. Siswa mempunyai kebebasan untuk menentukan apa yang mau dipelajari dan kapan siswa mau 53 belajar. Belajar mandiri bukan berarti siswa belajar sendiri, bisa juga belajar kelompok tergantung kemauan siswa yang bersangkutan. Konsep diri merupakan pandangan, penilaian, dan perasaan seseorang terhadap dirinya, baik menyangkut aspek jasmani, rohani, maupun sosial. Konsep diri merupakan sesuatu yang penting dalam setiap individu, karena konsep diri seseorang merupakan kerangka acuan dalam berinteraksi dengan lingkungan Seseorang dari sejak lahir tentunya sudah memiliki konsep diri. Konsep diri terbentuk oleh proses yang terjadi ketika seseorang lahir dan belajar hingga dewasa. Konsep diri mempunyai peranan penting dalam menentukan keberhasilan hidup seseorang. Konsep diri terbagi dalam dua jenis yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif. Seseorang dapat dikatakan mempunyai konsep diri negatif bila orang tersebut tidak mampu memandang dirinya secara positif maka akan cenderung bersikap pesimistis terhadap apa saja yang harus ia hadapi, sebaliknya orang yang memiliki konsep diri positif akan memandang dirinya secara positif, maka akan memberikan sikap optimistis dalam melakukan sesuatu yang berdampak bagus dalam keberhasilan atas kerja kerasnya. Hal tersebut dibuktikan pada saat penelitian berlangsung, peneliti mengamati gerak-gerik siswa bahwa siswa yang percaya diri mengerjakan soal tidak ribut untuk mencari bantuan untuk mengerjakan soal. Selain itu siswa yang percaya diri tidak memberikan reaksi yang berlebihan ketika peneliti melihat kegiatan mengerjakan kuesioner tersebut. Hal ini sesuai dengan karakteristik percaya diri menurut Fatimah dalam Hamdan 2009 yaitu 54 percaya akan kemampuan atau kompetensi diri, hingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan ataupun hormat dari orang lain. Pada saat berlangsungnya penelitian siswa tidak banyak melakukan protes tentang soal yang mereka kerjakan, padahal soal yang mereka kerjakan berbeda dengan soal mata pelajaran yang biasa mereka hadapi. Hal ini menunjukkan siswa menyukai tantangan dalam belajar hal baru dan tetap optimis untuk mampu menyelesaikan semua soal tersebut. Kepercayaan diri siswa juga terlihat dalam peneltian ini bahwa sebagian besar siswa mengerjakan tanpa bergantung dengan teman lain untuk meminta bantuan. Hal ini terlihat dari gerak-gerik siswa yang tidak menoleh ke arah siswa lain dan berkomunikasi dengan teman sebangku untuk meminta bantuan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Knowless dalam Rusman, 2012: 356 peserta didik yang belajar mandiri tidak boleh menggantungkan diri dari bantuan, pengawasan, dan arahan orang lain termasuk guruinstrukturnya secara terus menerus. Sikap ketidakbergantungan terhadap orang lain pada umumnya lebih tanggap dengan keadaan sekitar karena ketidakbergantungan tersebut memberikan pengaruh terhadap kemampuan adaptasi seseorang sehingga mampu menanggapi tentang keadaan sekitar. Dalam penelitian ini siswa tidak bereaksi yang berlebihan ketika peneliti memimpin kelas menggantikan guru, hal ini dikarenakan siswa tidak terpengaruh pergantian pengajar yag artinya mereka mampu beradaptasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Fitts dalam Hendriati, 2006: 138-139 menegaskan konsep diri adalah aspek penting dalam 55 diri seseorang, karena konsep diri seseorang merupakan kerangka acuan frame of reference dalam berinteraksi dengan lingkungan. Fitts juga mengatakan bahwa konsep diri berpengaruh kuat terhadap tingkah laku seseorang. Dalam penelitian ini bahwa konsep diri mempengaruhi kemandirian belajar, sesuai dengan pernyataan Ariety dalam Andi Mappiare 1992: 77 menjelaskan bahwa “The Self-Concept is basic in all Behaviour.” Selain itu kemandirian belajar mempengaruhi konsep diri sesuai dengan pernyataan Knowless dalam Rusman, 2012: 356 menjelaskan bahwa peserta didik harus mempunyai kreativitas dan inisiatif sendiri, serta mampu bekerja sendiri dengan merujuk pada bimbingan yang diperolehnya. Oleh karena itu, konsep diri dengan kemandirian belajar dalam penelitian ini saling berhubungan. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa tedapat hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan belajarmandiri siswa kelas IV SD. Oleh karena itu, pihak sekolah diharapkan mampu mengimplementasikan hasil temuan ini untuk terus mengoptimalkan konsep diri siswa. Guru diharapkan dapat memberikan pengarahan bagi siswa secara kontinyu agar siswa termotivasi untuk memaksimalkan kemandirian agar prestasi mereka mencapai taraf optimal. Guru dapat dapat memberi contoh cara belajar yang cocok bagi masing-masing siswa supaya bisa menumbuhkan rasa percaya diri siswa dan meningkatkan daya ingat siswa karena hal ini berguna dalam situasi mengerjakan soal atau ujian sehingga bisa mengurangi ketergantungan yang negatif seperti menyontek. Selain itu guru perlu mengurangi tekanan dalam 56 kegiatan belajar mengajar pada siswa untuk memicu keterbukaan dalam diri siswa dan meningkatkan kebiasaan siswa agar memiliki inisiatif dalam menjawab pertanyaan dalam kegiatan belajar mengajar.

E. Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SD Gugus 1 Sedayu memiliki beberapa keterbatasan, antara lain sebagai berikut. 1. Penelitian ini hanya dikhususkan untuk siswa kelas IV saja, sehingga tidak dapat digeneralisirpada kelas lain. 2. Penelitian tidak dapat mengontrol berbagai hal yang terkait kesiapan siswa dalam menjawab skala karena berbagai hal seperti kondisi, perasaan, dan faktor kelelahan. 3. Penelitian ini melakukan pengulangan penghitungan dua kali dikarenakan ada kesalahan pada penghitungan awal sehingga terjadi perubahan jumlah validitas dan reabilitas, meskipun begitu pengujian instrumen tidak diulang sehingga instrumen penelitian tetap menggunakan angket sebelum dilakukan penghitungan ulang. 4. Peneliti tidak mencantumkan revisi expert judgement dikarenakan revisi tersebut tidak tercatat. 5. Peneliti mengutip beberapa teori dari internet dikarenakan peneliti kesulitan mencari teori dari referensi yang terbukti ilmiah.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25