31
A B
Gambar 13 A Pengepakan dan B Pengiriman produk.
4.4 Jenis Produk
Produk kerajinan yang dihasilkan oleh SKB Putra Handicraft adalah tetenong atau
cake box
, kotak laundry,
picnic box
, tudung saji, tempat parsel,
boboko
atau bakul nasi atau
shut rice
, pot bunga, rak majalah hingga tirai. Beberapa contoh produk kerajinan bambu SKB Putra Handicraft dapat dilihat
dalam Gambar 14. Harga untuk masing-masing produk beragam mulai dari Rp. 10.000 hingga Rp. 150.000. Desain dan bentuk produk-produk ini dapat
disesuaikan dengan selera pembeli.
4.5 Aspek Keuangan
Modal yang digunakan saat awal berdirinya usaha Sentra Kerajinan Bambu pada tahun 1982 yaitu sebesar Rp. 70.000. Perusahaan SKB Putra Handicraft
memberikan modal kepada perajin untuk membeli bambu. Besarnya modal yaitu seperempat hingga setengah dari uang muka yang didapat pihak SKB. Harga
bambu berkisar antara Rp. 8.000 – Rp. 10.000 per
lenjer batangn
ya. Saat ini omset perusahaan mencapai Rp. 40-60 juta per bulannya atau Rp.
500-600 juta per tahun. Untuk pendapatan perajin atau upah jumlahnya tidak menentu. Namun kisarannya sebesar Rp. 30.000
– Rp. 50.000 per hari atau Rp. 600.000
– Rp. 1.000.000 per bulannya.
32
Tudung saji
Bakul nasi boboko
Kotak tisu Keranjang parsel dan hantaran
Picnic box
Showroom
tampak depan Gambar 14 Berbagai produk kerajinan bambu SKB Putra Handicraft.
Harga jual kerajinan untuk pasar lokal yang berlaku di SKB yaitu harga jual pengrajin ditambahkan dengan laba yang diinginkan berkisar 15. Hal ini pun
mengalami penurunan yang semula 20-25 beberapa tahun lalu dikarenakan semakin banyaknya pesaing. Sedangkan untuk pasar ekspor harga yang berlaku
yaitu ditambah dengan laba yang diinginkan 20. Penurunan besarnya laba yang diinginkan pun berlaku pada pasar ekspor karena saingan dari produsen dari luar
33 negeri terutama China. Sistem pembayaran yang berlaku pada penjualan ekspor
yaitu pembeli membayar DP sebesar 30. Biaya yang diterima pihak SKB dapat mengalami penurunan jika terdapat barang
reject
atau rusak saat sampai di pihak pembeli.
SKB pernah mendapatkan bantuan mesin pencacah kertas dari pemerintah Kota Tasikmalaya untuk menghasilkan kertas daur ulang sebagai salah satu bahan
penolong produk kerajinan. Saat ini SKB memeroleh bantuan kredit yang besarnya berkisar 10-100 juta rupiah untuk periode 5 tahun. Bank yang menjadi
mitra kredit usaha SKB adalah Bank Negara Indonesia BNI.
34
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan
Data primer mengenai kondisi internal dan eksternal perusahaan diperoleh melalui wawancara dengan pihak manajemen perusahaan. Fakta-fakta yang
diperoleh kemudian diklasifikasikan ke dalam tabel IFE
Internal Factor Evaluation
dan EFE
External Factors Evaluation
dan dalam komponen- komponen analisis SWOT dianalisis.
5.1.1
Analisis Matriks IFE dan EFE
Hasil analisa matriks IFE diperoleh nilai untuk faktor kekuatan yaitu 3,044 dan nilai untuk faktor kelemahan yaitu 3,075. Hasil ini menunjukan bahwa UKM
SKB Putra Handicraft memiliki kelemahan yang sedikit lebih besar jika dibandingkan dengan kekuatannya. Faktor-faktor kelemahan tersebut adalah
manajemen keuangan yang belum profesional, kurangnya penguasaan bahasa Inggris bagi stafpegawai, sulitnya bahan baku, belum adanya visi dan misi, serta
belum memiliki outlet di luar kota. Dari segi manajemen, saat ini manajemen dan pembukuan keuangan masih
belum profesional, dalam arti perusahaan masih melakukan pembukuan secara sederhana oleh anggota keluarga yang memang menjadi bendahara dalam struktur
kepengurusan usaha ini. Selain itu, staf perusahaan hanya sedikit yang dapat menguasai bahasa asing terutama bahasa Inggris sebagai penunjang kegiatan
promosi dan perdagangan hasil kerajinan ke luar negeri ekspor. Seperti telah di sebutkan sebelumnya bahwa, SKB Putra Handicraft aktif mengikuti berbagai
kegiatan promosi termasuk ke luar negeri, sehingga kemampuan berbahasa asing akan sangat menunjang kelancaran usaha. Saat ini hasil kerajinan yang diekspor
tidak dilakukan secara langsung ke pembeli di luar negeri, tapi melalui penyalur atau agen yang berada di Jakarta. Pemilik usaha telah mencoba mengikuti
pelatihan bahasa asing yang pernah diadakan oleh Pemerintah Kota Tasikmalaya dan Universitas Siliwangi sebagai bentuk dukungan bagi perkembangan UKM,