45
5.2 Strategi Pegembangan UKM SKB Putra Handicraft
Proses  respondensi  kuesioner  menghasilkan  prioritas  dari  empat  alternatif strategi  yang  akan  dikembangkan.  Pengisian  kuesioner  dilakukan  terhadap
responden yang merupakan pemegang kepentingan
stake holders
dibidang UKM kerajinan  bambu  dan  kehutanan.
Stake  holders
tersebut  beserta  masing-masing jumlah respondennya yaitu Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan
3  orang,  Dinas  Pertanian  Perikanan  dan  Kehutanan  2  orang,
Association  of Exporter  and  Producer  Handicraft  Indonesia
ASEPHI  Tasikmalaya  1  orang serta  Perum  Perhutani  KPH  Tasikmalaya  4  orang.  Sehingga  jumlah  responden
sebanyak  sembilan  orang.  Melalui  uji  konsistensi  diperoleh  beragam  tingkat konsistensi  pada  setiap  hasil  repondensi.  Lampiran  3  menunjukan  mengenai
sumber dari data primer yaitu  lingkungan, nama serta jabatan para
stake holders
di bidang UKM dan kehutanan. Setelah  melalui  proses  penjajagan  pada  penelitian  pendahuluan  dan  studi
literatur,  maka  ditentukan  empat  kriteria  berkembangnya  suatu  UKM.  Keempat kriteria  tersebut  yaitu  keutungan  atau  laba  yang  diperoleh,  keterampilan  serta
kesejahteraan  pengrajin,  produksi  hasil  kerajinan  dan  pemasaran  hasil  kerajinan. Kriteria  yang  paling  banyak  dipilih  yaitu  keterampilan  dan  kesejahteraan
pengrajin  oleh  empat  responden.  Hal  ini  dianggap  penting  karena  keterampilan dan  kesejahteraan  pengrajin  akan  menentukan  hasil  kerajinan  yang  akan  diikuti
oleh  kriteria  lain  seperti  produktivitas  kerajinan,  meningkatnya  keuntungan  dan pasar yang akan berkembang.
Sedangkan  untuk  alternatif  strategi  pengembangan  terdiri  dari  Perbaikan sistem  manajemen  perusahaan,  budidaya  bambu  sebagai  bahan  baku,  pembuatan
identitas  perusahaan  yang  sesuai  standar  dan  peningkatan  kemampuan  pegawai terutama  dalam  bahasa  asing  dan  keterampilan  para  perajin.  Hasil  perbandingan
antar kepentingan selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran 4. Jika  melihat  nilai  konsistensi  semua  responden,  hanya  ada  dua  reponden
yang memiliki kekonsistensian  yang baik  sehingga dapat  data  yang di  dapat  dari kedua  responden  tersebut  dapat  dipercaya  dan  dipertanggung  jawabkan.  Kedua
46 responden  terebut  yaitu  Bapak  Hendarwan  yang  merupakan  penyuluh
perindustrian dan perdagangan Dinas KUKM Perindustrian dan Perdagangan serta Bapak  Arif  Rahman  Gumilar  pelaksana  pada  bidang  kehutanan  Dinas  Pertanian
Perikanan dan Kehutanan. Tabel 15  Prioritas alternatif strategi pengembangan
Alternatif Strategi Pengembangan
Tabel Skor Kepentingan Responden 1
Responden 2 Rata-rata
Geometrik Perbaikan sistem
manajemen 0,1320
0,2262 0,1728
Budidaya bambu 0,2209
0,1899 0,2048
Peningkatan kemampuan dan
keterampilan 0,3487
0,2863 0,3160
Pembuatan dokumentasi dan
profil perusahaan 0,2984
0,2976 0,2980
Sumber: Hasil sintesis AHP
Berdasarkan  total  skor  kepentingan  yang  disajikan  dalam  Tabel  15, Responden pertama, Hendarwan memilih kriteria produksi hasil kerajinan sebagai
kriteria  yang  paling  penting  dan  peningkatan  kemampuan  pegawai  terutama dalam  bahasa  asing  dan  keterampilan  desain  dan  produksi  untuk  para  perajin
sebagai  strategi  pengembangan  yang  diprioritaskan.  Dalam  urusan  perindustrian dan  perdagangan,  kriteria  nilai  hasil  produksi  selalu  dipantau  sebagai  salah  satu
indikator  kondisi  suatu  usaha.  Data  yang  diperoleh  dari  Dinas  KUMKM Perindustrian  dan  Perdagangan,  diantara  delapan  komoditi  unggulan  Kota
Tasikmalaya,  kerajinan  anyaman  bambu  mempunyai  nilai  produksi  terendah kedua  yaitu  sebesar  Rp.  4.983.106.000  pada  tahun  2008  dan  tidak  mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya. Peningkatan  kemampuan  pegawai  terutama  dalam  bahasa  asing  dan
keterampilan  desain  dan  produksi  untuk  para  perajin  mejadi  prioritas  strategi pengembangan yang dipilih. Seringnya SKB Putra Handicraft mengikuti berbagai
pameran  dan  ajang  promosi  mutlak  memerlukan  kemampuan  bahasa  asing  yang baik  untuk  memperlancar  perdagangan  hasil  produksi  terutama  dengan  pembeli
luar  negeri.  Selain  itu,  keterampilan  perajin  pun  harus  diprioritaskan  demi
47 menjaga  dan  meningkatkan  mutu  kerajinan  yang  telah  dipercaya  pelanggannya.
Sehingga  pelanggan  tidak  akan  beralih  ke  produsen  kerajinan  lain  yang menawarkan harga yang lebih murah dan model yang lebih variatif.
Sedangkan  Bapak  Arif  memilih  keterampilan  dan  kesejahteraan  perajin serta  produksi  hasil  kerajinan  sebagai  kriteria  utama  berkembangnya  UKM.
Alternatif strategi yang dipilih adalah pembuatan identitas perusahaan yang sesuai standar.  Selain  produski  hasil  kerajinan,  kriteria  keterampilan  dan  kesejahteraan
perajin  dinilai  penting  juga  untuk  diperhatikan.  Hal  ini  tidak  lain  karena  perajin yang akan menetukan banyaknya produksi hingga keuntungan yang akan dicapai.
Jika  kesejahteraan  perajin  diperbaiki,  maka  tidak  mustahil  kinerjanya  pun  akan meningkatkan nilai produksi sehingga keuntungan pun akan meningkat.
Identitas  perusahaan  sangatlah  penting  ditengah  persaingan  yang  begitu ketat saat ini. Terlebih  jika ingin  mendapatkan sertifikasi  proses maupun  produk
dan memasuki pasar luar negeri. Sehingga komponen seperti visi, misi dan tujuan perusahaan  mutlak  dimiliki  kembali  oleh  SKB  Putra  Handicraft.  Status  atau
bentuk usaha pun perlu diperjelas oleh SKB Putra Handicraft. Nilai rata-rata geometrik menunjukan prioritas alternatif strategi yang dapat
dijalankan  perusahaan.  Nilai  tertinggi  merupakan  strategi  prioritas  utama  yaitu, peningkatan  kemampuan  bahasa  asing  untuk  pegawaistaf  serta  keterampilan
desain  dan  produksi  untuk  pengrajin.  Prioritas  strategi  berikutnya  yaitu mengumpulkan  dokumentasi  dan  membuat  profil  perusahaan  dengan  memakai
jasa  tenaga    kerja  yang  kreatif,  diikuti  oleh  strategi  mengusahakan  budidaya bambu  dengan  memanfaatkan  modal  dan  lahan  yang  dimiliki  serta  strategi
Perbaikan sistem manajemen perusahaan.
48
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN