Pendekatan dan Metode Penelitian

Gia Nikawanti, 2015 Pendidikan karakter disiplin pada anak usia dini Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu sekelompok individu pada seting waktu dan tempat tertentu yang dianggap mempunyai keunikan atau kekhasan. Adapun langkang-langkah dalam menggunakan metode penelitian studi kasus yang dilakukan oleh peneliti merujuk pada langkah-langkah yang dijelaskan oleh Creswell 2013, hlm. 120-121 seperti berikut: 1. Mengidentifikasi kasus yang akan diteliti. Langkah awal dalam melakukan penelitian studi kasus yaitu peneliti harus jeli dalam menangkap fenomena yang sedang menjadi isu atau permasalahan penting yang berkembang di lingkungan masyarakat sehingga diperlukan suatu solusi untuk memecahkan permasalahan tersebut. Dalam hal ini fenomena yang sedang menjadi isu atau permasalahan penting dalam pendidikan di Indonesia salah satunya adalah tentang pentingnya penanaman pendidikan karakter. Hal tersebut dapat terlihat dari adanya beberapa masalah yang dihadapi oleh generasi muda di Indonesia saat ini khususnya karakter disiplin yang sedikit demi sedikit sudah mulai terkikis. 2. Memilih kasus yang paling menarik untuk diteliti. Dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian secara lebih mendalam tentang pendidikan karakter khususnya pendidikan karakter disiplin pada anak usia dini. Alasan peneliti tertarik meneliti tentang pendidikan karakter disiplin karena menurut rujukan dari literatur dan teori-teori yang dibaca oleh peneliti menyatakan bahwa disiplin merupakan kebutuhan dasar bagi pembentukan perilaku moral anak dengan demikian dapat dikatakan disiplin sangat penting pengaruhnya dalam proses pembentukan perilaku anak di masa yang akan datang. 3. Mengeksplor secara intensif dan mendalam tentang kasus yang akan diteliti serta mengurus perizinan penelitian. Setelah terlebih dahulu mengidentifikasi dan memilih kasus untuk diteliti, tahap selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah mencari informasi secara itensif dan mendalam tentang pendidikan karakter disiplin. Peneliti mencari informasi tentang pendidikan karakter disiplin melalui pencarian jurnal yang relevan dengan Gia Nikawanti, 2015 Pendidikan karakter disiplin pada anak usia dini Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu topik yang akan diteliti, mendalami membaca literatur-literatur yang berhubungan dengan pendidikan karakter disiplin khususnya karakter disiplin pada anak usia dini, dan yang terakhir mencari sekolah yang menerapkan pendidikan karakter sebagai basis pendidikanya. Setelah itu peneliti meminta persetujuan pihak sekolah agar sekolah tersebut bersedia untuk dijadikan sebagai objek penelitian. Setelah mendapatkan persetujuan dari pihak sekolah, peneliti terlebih dahulu melakukan studi pendahuluan di lapangan untuk mencari informasi tentang pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah tersebut. Hasil dari melakukan studi awal adalah peneliti mendapatkan fakta bahwa kelompok bermain Cikal Gemilang 2 adalah salah satu lembaga PAUD di daerah Bandung Barat yang bernuansakan pendidikan karakter. Hal ini didapat dari informasi hasil wawancara peneliti dengan salah seorang tim kurikulum. Salah satu karakter yang diharapkan muncul pada anak adalah karakter disiplin. Maka setelah peneliti melakukan studi pendahuluan di lapangan dan mendapatkan data yang cukup relevan tersebut, barulah peneliti melakukan penelitian yang lebih lanjut dan lebih mendalam tentang bagaimana proses sekolah tersebut mengimplementasikan pendidikan karakter khususnya karakter disiplin. Penelitian tersebut mulai dilaksanakan pada bulan September 2013 sampai dengan bulan Oktober 2014. 4. Melakukan analisis data. Setelah pengambilan data di lapangan selesai dan data telah terkumpul hal yang dilakukan selanjutnya adalah melakukan penganalisisan data yang berawal dari dikumpulkan terlebih dahulu data- data mentah berupa gambar, dokumen, video, hasil wawancara, dan hasil observasi. Lalu mempersiapkan data untuk dianalisis, membaca keseluruhan data, men-coding data, mendeskripsikan hasil peng-codingan data, dan terakhir menginterpretasikan data tersebut. Gia Nikawanti, 2015 Pendidikan karakter disiplin pada anak usia dini Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5. Melaporkan dan mempersentasikan hasil penelitian yang telah didapat. Setelah data selesai dianalisis secara deskriptif, langkah terakhir adalah melaporkan dan mempersentasikan hasil penelitian tersebut kepada pihak sekolah untuk dijadikan sebagai lesson learned. Selain melaporkan dan mempersentasikan hasil penelitian tersebut kepada pihak sekolah dalam hal ini peneliti juga harus melaporkan dan mempersentasikan hasil penelitian kepada pihak lecture expert pengajar ahli yaitu dosen pembimbing dan dosen penguji sebagai pertanggung jawaban hasil karya tulis ilmiah yang telah dilakukan oleh peneliti.

C. Teknik Pengambilan Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam metode penelitian studi kasus adalah purposive sampling. Teknik ini dilakukan dengan cara pengambilan sampel berdasarkan konsep-konsep yang terbukti berhubungan langsung dengan fenomena yang akan diteliti. Tujuan dari purposive sampling adalah untuk mengambil sampel sesuai dengan fenomena yang menunjukan kategori, sifat, dan karakteristik sehingga nantinya akan menjawab masalah penelitian. Seperti yang dijelaskan oleh Sukmadinata 2005 bahwa teknik purposive sampling memfokuskan pada informan-informan terpilih yang kaya dengan kasus atau fenomena yang akan diteliti secara mendalam. Pada penelitian ini yang dipilih menjadi sampel penelitian untuk memberikan informasi yang mendalam tentang penyelenggaraan pendidikan karakter disiplin pada anak usia dini di kelompok bermain Cikal Gemilang 2 terdiri dari siswa, guru, kepala sekolah, manager operasional dan orang tua siswa. Gia Nikawanti, 2015 Pendidikan karakter disiplin pada anak usia dini Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Alasan peneliti memilih sampel penelitian yang terdiri dari siswa, guru, kepala sekolah, manager operasional dan orang tua siswa adalah karena pembentukan karakter anak merupakan upaya yang perlu melibatkan semua pihak baik peran dari keluarga maupun sekolah seluruh pihak harus berjalan secara integrasi. Proses pendidikan karakter dipandang sebagai usaha sadar dan terencana. Atas dasar ini, pendidikan karakter adalah usaha yang sungguh- sungguh untuk memahami, memupuk nilai-nilai etika baik untuk diri sendiri maupun untuk semua warga masyarakat. Dengan demikian pendidikan karakter adalah segala upaya yang dilakukan guru yang mempengaruhi karakter siswa. guru membantu membentuk watak siswa. hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru menyampaikan materi, bagaiman guru bertoleransi, dan berbagai hal yang terkait begitupun dengan peran pihak keluarga dalam pembentukan karakter anak. Keluarga khususnya orang tua berperan sebagai basis pendidikan karakter, keluarga adalah komunitas pertama di mana manusia sejak usia dini belajar konsep baik buruk pantas tidak pantas benar dan salah. Dengan kata lain dikeluargalah seseorang sejak dia sadar lingkungan belajar tata nilai atau moral. Tata nilai yang diyakini sesorang tercermin dalam karakternya, maka dikeluargalah proses pendidikan karakter berawal. Maka dari itu pihak keluarga dan sekolah memiliki tanggung jawab yang sama besarnya dalam melaksanakan pendidikan karakter karena anak- anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter jika ia tumbuh pada lingkungan yang berkarakter pula.

D. Fokus Penelitian

Penelitian kualitatif pada dasarnya tidak dimulai dari sesuatu yang kosong tanpa suatu dasar permaslahan, tetapi dilakukan berdasarkan presepsi seorang peneliti terhadapt suatu masalah yang akan ditelitinya. Masalah dalam penelitian kualitat if dinamakan “fokus”. Seperti yang dijelaskan oleh Moleong 1995 bahwa penelitian kualitatif harus mempunyai arah atau fokus dalam pengerjaannya. Seorang peneliti harus tahu persis data mana yang perlu