50
b. Uji Hipotesis Korelasi
Uji hipotesis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang cukup jelas dan dapat dipercaya antara variabel independen
dengan variabel dependen, yang apda akhirnya akan diambil suatu kesimpulan penerimaan atau penolakan dari pada hipotesis yang telah dirumuskan.
Adapun teknik analisis data yang digunakan yaitu statistik deskriptif. “...statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskriptifkan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi”Sugiyono, 2012: 147. Sedangkan untuk pengujian hipotesis dilakukan menggunakan pengujian
hipotesis assosiatif hubungan. Menurut Sugiyono 2012: 182 “...hipotesis assosiatif diuji dengan teknik korelasi Pearson Prod
uct moment”. Pengujian hipotesis dilakukan untuk memperoleh gambaran ada tidaknya hubungan antara
variabel X Manajemen Kepala Sekolah terhadap variabel Y Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah.
Rumus yang digunakan peneliti untuk menguji hipotesis yaitu rumus korelasi product moment yakni sebagai berikut
√ Sugiyono, 2012: 183
Setelah nilai r diketahui maka selanjutnya adalah melakukan penilaian terhadap hasil r tersebut dengan pedoman penilaian r menurut Husein Umar
2008: 112-113 sebagai berikut: 1
Nilai korelasi r diantara angka -1 sampai +1 nilai r menuju +1 menunjukkan korelasi menuju kuat dan positif, sebaliknya nilai r
menuju -1 menunjukkan korelasi menuju kuat dan negatif 2
Menguji hipotesis korelasi pearson, menggunakan statistik t dengan rumus:
√ √
Hitung statistik t melalui tabel tuntuk tertentu, misal 10, dengan
derajat kebebasan dk atau degree of freedom df = n-2. Kesimpulannya adalah jika nilai
maka Ho ditolak dan korelasi memiliki artisignifikan.
51
Adapun pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.12 Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 0,20-0,399
0,40-0,599 0,60-0,799
0,80-1,000 Sangat Rendah
Rendah Sedang
Kuat Sangat Kuat
Sugiyono, 2012: 184
Lisna Nurhalisma, 2013 Hubungan Manajemen Kepala Sekolah Dengan Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah Studi
Deskriptif di Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui hubungan manajemen kepala sekolah yang meliputi leading, planning, organizing
dan controlling terhadap penyelenggaraan perpustakaan sekolah di SMAN 10 Bandung, maka dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen kepala sekolah
memiliki hubungan kuat dengan penyelenggaraan perpustakaan. Hal ini ditunjukkan oleh unsur leading, planning, organizing dan controlling. Masing-
masing unsur tersebut dinilai cukup mampu untuk meningkatkan penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Karena melalui penerapan manajemen yang baik oleh
kepala sekolah akan mendukung terselenggaraanya perpustakaan sekolah yang berkualitas.
Dengan demikian ditarik kesimpulan bahwa Ha diterima yang berarti manajemen kepala sekolah memiliki hubungan yang signifikan dengan
penyelenggaraan perpustakaan. Kesimpulan dari hasil pengujian setiap indikator X terhadap variabel Y
yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah. Indikator leading kepala sekolah SMAN 10 Bandung terhadap penyelenggaraan perpustakaan sekolah
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan. Hal ini dilihat dari aspek-aspek yang digunakan untuk mengukur leading. Aspek-aspek tersebut adalah
pengambilan keputusan, pengkomunikasian, pemberian motivasi, penyeleksian orang-orang dan pengembangan orang-orang. Aspek yang paling berpengaruh
pada leading kepala sekolah SMAN 10 Bandung yakni pada pengambilan keputusan.
Indikator planning kepala sekolah SMAN 10 Bandung terhadap penyelenggaraan perpustakaan sekolah menunjukkan adanya hubungan yang
signifikan. Hal ini dilihat dari aspek-aspek yang digunakan untuk mengukur