HUBUNGAN ANTARA PENYELENGGARAAN SEKOLAH DENGAN MINAT BACA SISWA PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS : Studi Deskriptif pada Perpustakaan SMA Negeri 4 Bandung.

(1)

(Studi Deskriptif pada Perpustakaan SMA Negeri 4 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Perpustakaan dan Informasi

a

Oleh :

Susani Moh Shahreza Ramadhani 0901227

PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

(Studi Deskriptif pada Perpustakaan SMA Negeri 4 Bandung)

Oleh

Susani Moh Shahreza Ramadhani

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Perpustakaan dan Informasi

© Susani Moh Shahreza Ramadhani Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

SUSANI MOH SHAHREZA RAMADHANI (0901227)

HUBUNGAN ANTARA PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAANSEKOLAH DENGAN MINAT BACA SISWA PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS

(Studi Deskriptif Pada Perpustakaan SMA Negeri 4 Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Hj.Yooke Tjuparmah SK, M.Pd

NIP.195004171980032001

Dr. Doddy Rusmono, MLIS NIP. 195612221981031005

Mengetahui ; Ketua Jurusan

Kurikulum dan Teknologi Pendidikann

Ketua Prodi

Perpustakaan dan Informasi

Dr. Toto Ruhimat, M.Pd NIP. 195911211985031001

Dr. Laksmi Dewi, M.Pd NIP. 197706132001122001


(4)

ABSTRAK

Susani Moh Shahreza Ramadhani (0901227), Hubungan antara Penyelenggaraan Sekolah dengan Minat Baca Siswa pada Sekolah Menengah Atas (Studi Deskriptif pada Perpustakaan SMA Negeri 4 Bandung). Skripsi, Program Studi Perpustakaan dan Informasi, Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung 2014.

Pokok masalah yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah memaparkan hubungan antara penyelenggaraan perpustakaan sekolah dengan minat baca siswa. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu penyelenggaraan perpustakaan sekolah dan minat baca siswa. Penyelenggaraan perpustakaan diukur melalui indikator promosi perpustakaan, kolaborasi guru dan pustakawan, serta keragaman koleksi perpustakaan. Minat baca siswa diukur melalui indikator kunjungan ke perpustakaan. Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah siswa yang mengunjungi perpustakaan SMA Negeri 4 Bandung pada bulan November 2013, dengan sampel 95 orang yang dihitung berdasarkan rumus Yamane dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling insidental. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan angket tertutup dengan skala lima kategori Likert dengan analisis korelasi. Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data diketahui bahwa hubungan penyelenggaraan perpustakaan sekolah dengan minat baca siswa masuk dalam kategori sedang. Secara garis besar penyelenggaraan perpustakaan di SMA Negeri 4 Bandung termasuk dalam kategori sedang. Hasil pengujian penyelenggaraan sekolah terhadap minat baca siswa menunjukkan indikator kolaborasi guru dan pustakawan dan keragaman koleksi perpustakaan berada pada kategori sedang, sementara indikator promosi perpustakaan berada pada kategori rendah. Hasil penelitian ini merekomendasikan kepada pihak sekolah agar lebih memperhatikan penyelenggaraan perpustakaan sekolah sehingga minat baca di kalangan siswa bisa lebih meningkat.


(5)

ABSTRACT

Susani Moh Shahreza Ramadhani (0901227), The Relationship between the School Management and Students Reading Interest at High School (Descriptive Study on Library of SMA Negeri 4 Bandung). The research paper, Library and Information Program, Department of Curriculum and Education Technology, Faculty of Education, Indonesia University of Education, Bandung, 2014.

The problem to be studied in this research is to explain the relationship between the school library management and students reading interest. The study consists of two variables; those are the school library management and students reading interest. Library management is measured through indicators of library promotion, teachers librarians collaboration, and the variety of the library collection. Students reading interest is measured through the indicators of the library visit. The population of this study is the number of visitors of SMA Negeri 4 Bandung Library in November 2013, with samples of 95 people calculated based on the Yamane formula. The applied sampling technique is incidental sampling technique. The research uses descriptive method with quantitative approach. Data collection technique uses a closed questionnaire of Likert scale with five categories of correlation analysis. Based on the results of the research and data analysis, it is known that the relationship between school library management and students reading interest belongs to medium category. Generally, the management of the library at SMA Negeri 4 Bandung belongs to the medium category. The test results of the school management toward students reading interest show that indicators of teacher-librarian collaboration and variety of library collections librarians are in the medium category, while indicators of library promotion is at the low category. The results of this study recommend the school to give more attention to the management of the school library so that students reading interest can improve.


(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 6

1. Identifikasi Masalah ... 6

2. Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Struktur Organisasi Penulisan ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Perpustakaan ... 11

B. Konsep Perpustakaan Sekolah ... 13

1. Tujuan Perpustakaan Sekolah ... 14

2. Fungsi Perpustakaan Sekolah ... 15

3. Tugas Perpustakaan Sekolah ... 16

4. Manfaat Perpustakaan Sekolah ... 17


(7)

D. Konsep Minat Baca ... 22

1. Minat ... 22

2. Membaca ... 24

3. Minat Baca ... 25

E. Keterkaitan Antara Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah Dengan Minat Baca Siswa ... 28

F. Kerangka Pemikiran ... 29

G. Asumsi ... 31

H. Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi atau Sampel penelitian ... 33

1. Lokasi Penelitian ... 33

2. Populasi ... 33

3. Sampel ... 33

B. Desain Penelitian ... 35

C. Metode Penelitian ... 36

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 37

1. Variabel Penelitian ... 37

2. Definisi Operasional... 37

E. Instrumen Penelitian ... 39

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 41

1. Pengujian Validitas ... 41

2. Reliabilitas ... 44

G. Teknik Pengumpulan Data ... 46

H. Analisis Data ... 47

1. Prosedur Pengolahan Data ... 47


(8)

x

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Perpustakaan SMA Negeri 4 Bandung ... 52

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 54

C. Hasil Uji Koefisien Korelasi ... 72

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 79

B. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... .82

LAMPIRAN


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Sebuah lembaga pendidikan khususnya sekolah seyogianya memiliki unit penunjang untuk menjalankan berbagai aktivitasnya. Unit penunjang dikelola sedemikian rupa agar mampu menciptakan lulusan-lulusan yang kompeten. Salah satu unit penunjang itu adalah perpustakaan sekolah.

Secara operasional, perpustakaan sekolah merupakan suatu unit kerja yang mengoleksi bahan-bahan perpustakaaan yang berisi berbagai sumber ilmu pengetahuan, teknologi dan seni sebagai sumber belajar warga sekolah yang dihimpun, disebarluaskan dan dilestarikan menurut sistem tertentu yang dikelola oleh pustakawan sekolah yang bersangkutan guna mendukung proses belajar mengajar (PBM). Tujuan perpustakaan sekolah adalah mendukung proses pembelajaran disekolah demi tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan. Perpustakaan sekolah juga memiliki fungsi yakni sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi.

Tak pelak, perpustakaan sering disebut sebagai jantungnya lembaga pendidikan, terutama sekolah, karena perannya mengalirkan beragam informasi serta ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan pembelajaran kepada warga sekolah. Keberadaan perpustakaan sekolah menjadi kebutuhan yang mutlak sebagai sumber ilmu dan informasi, guna memperluas wawasan, memunculkan ide dan mengembangkan daya imajinasi siswa. Tanpa keberadaan perpustakaan, kualitas sekolah tidak dapat dijaminkan untuk sekolah yang benar-benar berpotensi membentuk sumber daya manusia yang handal dan berkompeten.

Dewasa ini setiap unit kerja pendidikan baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta berkewajiban menyediakan sumber belajar, karena tanpa sumber belajar yang memadai PBM tidak akan terselenggara dengan baik.


(10)

Darmono (2001:1) berpendapat bahwa “perpustakaan sekolah sebagai salah satu sarana penunjang kegiatan belajar siswa memegang peranan sangat penting dalam memacu tercapainya tujuan pendidikan disekolah”. Menurut pendapat tersebut maka perpustakaan sekolah merupakan salah satu sumber belajar yang penting. Hal ini disebabkan karena perpustakaan berkewajiban memfasilitasi siswa memperoleh kesempatan memperluas dan memperdalam pengetahuan. Perpustakaan sekolah juga seyogyianya mampu menunjang dan terlibat dalam pelaksanaan PBM, baik di dalam jam pelajaran maupun di luar jam pelajaran sehingga mampu menumbuhkan minat baca siswa dan mengembangkan bakat siswa serta memantapkan strategi belajar mengajar, karena perpustakaan sekolah merupakan bagian integral dari program-program sekolah secara keseluruhan, yang bersama-sama dengan komponen pendidikan lainnya turut menentukan keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran.

Untuk mencapai hal itu penyelenggaraan perpustakaan sekolah haruslah berjalan optimal. Dalam kata lain yaitu perpustakaan sekolah haruslah layak guna, Suwarno (2010:42) menjelaskan bahwa perpustakaan sebagai unit kerja harus memiliki :

1.Gedung (ruangan) 2.Koleksi bahan pustaka 3.Perlengkapan dan perabot

4.Mata anggaran atau sumber pembiayaan 5.Tenaga kerja

Perpustakaan sekolah yang layak harus mempunyai kriteria yang memang benar-benar menunjang pembelajaran seperti memiliki koleksi yang lengkap dan terbaru, fasilitas lengkap termasuk fasilitas teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang memudahkan pemustaka ketika berada di perpustakaan, memiliki pelayanan yang prima, serta perpustakaan dikelola oleh orang yang benar-benar memiliki serta mengerti tentang ilmu perpustakaan, kompeten serta profesional dan juga perpustakaan harus variatif dan kreatif, maksudnya variatif dan kreatif yang mampumenarik siswa untuk mengunjungi dan memanfaatkan perpustakaan. Hal


(11)

ini diperkuat juga oleh pendapat Lasa HS (2007:13) yang mengemukakan “..dalam pengelolaan dan pemanfaatan perpustakaan diperlukan gedung, tata ruang, anggaran, sarana dan prasarana yang memadai”.

Pemerintah mendukung pentingnya keberadaan perpustakaan ini, salah satu bentuk dukungan pemerintah adalah dengan diterbitkannya Undang-Undang nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan. Undang-undang nomor 43 tahun 2007 pasal 23 menyebutkan bahwa:

Penyelenggaraan perpustakaan sekolah harus memenuhi standar nasional perpustakaan yaitu memiliki koleksi buku teks pelajaran yang ditetapkan sebagai buku teks wajib pada satuan pendidikan yang bersangkutan dalam jumlah yang mencukupi untuk melayani semua peserta didik dan pendidik, mengembangkan koleksi lain yang mendukung pelaksanaan kurikulum pendidikan, melayani peserta didik pendidikan kesetaraan yang dilaksanakan di lingkungan satuan pendidikan yang bersangkutan, dan mengembangkan layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi.

Namun jauh sebelum Undang-Undang nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan diberlakukan penyelenggaran perpustakaan sekolah juga sudah ada didalam undang-undang. Keberadaan perpustakaan di lingkungan sekolah sudah diatur dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VIII Pasal 35 yakni bahwa “Setiap satuan pendidikan jalur pendidikan sekolah baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat harus menyediakan sumber belajar”.

Undang-Undang Perpustakaan memiliki peran penting dalam penyelenggaraan dan pengembangan perpustakaan di Indonesia. Selain menjadi sumber hukum, Undang-Undang ini juga dijadikan sebagai acuan dalam penyelenggaraan dan pengembangan perpustakaan di Indonesia. Akan tetapi melihat kondisi nyata dilapangan, bisa dinilai bahwa penyelenggaraan perpustakaan sekolah belum berjalan optimal. Bafadal (2009:15) mengemukakan bahwa “…banyak sekolah yang belum menyelenggarakan perpustakaan baik di SMA, SMP, lebih-lebih di SD dan TK yang berstatus negeri maupun swasta”.


(12)

Dari penjabaran ini dapat kita lihat bahwa dari banyaknya sekolah yang

notabene berada di naungan pemerintahan ataupun swasta belum menyelenggarakan perpustakaan sekolah dengan layak, baik itu tingkat taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama maupun sekolah menengah atas. Bahkan beberapa sekolah yang sudah memiliki perpustakaan pun hanya menjadikan perpustakaan sebagai gudang buku.

Sutarno (2006:48) mengemukakan “… dari 14.000 sekolah menengah atas (SMA) hanya sekitar 54% yang perpustakaannya memenuhi standar perpustakaan sekolah”. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa banyak kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah ini sehingga tidak berjalan secara optimal. Kendala yang ada antara lain adalah banyaknya kepala sekolah yang belum memprioritaskan penyelenggaraan perpustakaan, masih terbatasnya jaringan kerjasama antar perpustakaan sekolah masih bahkan cenderung tidak ada dan apresiasi masyarakat terhadap perpustakaan masih rendah, belum diangkatnya tenaga fungsional pustakawan sekolah atau lulusan program studi ilmu perpustakaan, belum adanya penghargaan terhadap jam perpustakaan yang dihabiskan guru bidang studi yang merangkap guru pustakawan sebagaimana layaknya guru kelas ataupun guru bimbingan konseling (BK), belum teralokasinya jam kunjung perpustakaan secara memadai, belum terciptanya kerja sama yang baik antara kepala sekolah, guru pelajaran, pustakawan, siswa serta pihak-pihak terkait dalam hal pembinaan minat baca yang masih rendah dikalangan siswa.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 25 Tahun 2008 Pasal 2

menyebutkan bahwa : “Penyelenggara sekolah/madrasah wajib menerapkan

standar tenaga perpustakaan sekolah/madrasah sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini selambat-lambatnya 5 (lima) tahun setelah Peraturan Menteri ini ditetapkan”. Dalam Permendiknas ini pemerintah mewajibkan setiap sekolah wajib memiliki pustakawan, tentu pustakawan itu harus memiliki kompetensi profesional maupun kompetensi personal yang benar-benar mengerti


(13)

tentang perpustakaan, yang mana ke depannya seorang pustakawan itu mampu mengelola dan mengembangkan perpustakaan sesuai dengan apa yang telah ditentukan termasuk dalam meningkatkan minat baca siswa.

Perpustakaan sekolah mempunyai peran yang penting dalam hal pembinaan minat baca sebagaimana dikemukakan Sudarsana (2007:105) bahwa “Perpustakaan sebagai penampung buku-buku yang berisi berbagai ragam informasi dan sarana tempat membaca maka terdapat implikasi lebih jauh bahwa perpustakaan bagi masyarakat sebagai tempat mengembangkan minat baca”. Dengan kata lain salah satu pembinaan minat baca bisa dilakukan di perpustakaan.

Seperti di ketahui, membaca berarti melakukan kegiatan yang dapat menambah pengetahuan serta memperluas wawasan sehingga dapat membentuk watak dan sikap yang menyebabkan pengetahuan seseorang bertambah. Membaca merupakan salah satu jalan yang penting untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dengan membaca masyarakat dapat menemukan ide-ide baru, mendapatkan informasi dan menambah ilmu pengetahuan sehingga memiliki wawasan yang luas.

Perkembangan minat baca dan kemampuan membaca terutama siswa kita memang terbilang rendah. Hal ini disebabkan metode yang diberikan terhadap siswa pada umumnya kurang bahkan tidak sesuai. Sebagian besar metode yang ada hanya berorientasi pada hasil bukan pada proses. Rendahnya minat baca siswa menjadikan kebiasaan membaca yang rendah, dan kebiasaan membaca yang rendah ini menjadikan kemampuan membaca rendah. Persoalan minat baca pada siswa adalah masalah yang klasik. Berbagai upaya terus dilakukan untuk dapat meningkatkan minat baca. Namun pada kenyataannya, minat baca siswa masih begitu rendah yang secara tidak lansung berpengaruh buruk terhadap kualitas pendidikan.


(14)

Seyogianya pembinaan minat baca bisa dimulai melalui perpustakaan. Dengan syarat dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah, sekolah berupaya menciptakan situasi dan kondisi lingkungan perpustakaan yang benar-benar mendukung gairah membaca para siswa. Sehingga perpustakaan bisa menjadi alat untuk meningkatkan minat baca siswa. Sebagaimana dikemukakan oleh Bafadal (2009:189) bahwa:

“Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka saja, tetapi dengan adanya perpustakaan sekolah diharapkan murid-murid secara lambat laun memilki kesenangan membaca yang merupakan alat yang fundamental untuk belajar, baik disekolah maupun diluar sekolah”.

Berdasarkan pernyataan di atas, maka diperlukan sebuah pengkajian yang cukup mendalam mengenai penyelenggaraan perpustakaan dan minat baca. Dalam penelitian ini akan dikaji seberapa besar hubungan antara penyelenggaraan perpustakaan sekolah dengan minat baca siswa.

Penelitian mengenai masalah ini akan dilakukan pada lembaga pendidikan formal khususnya sekolah menengah atas. Sekolah yang menjadi tempat penelitian adalah perpustakaan SMA Negeri 4 Bandung yang berada di Jalan Gardujati No 20 Bandung, karena penulis tertarik dengan salah satu tujuan dari perpustakaan SMA Negeri 4 Bandung yakni mengembangkan minat dan kebiasaan membaca siswa.

B.Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah

Untuk merumuskan permasalahan yang akan dikaji maka dilakukan identifikasi masalah terlebih dahulu berdasarkan dari penjelasan pada latar belakang, penulis merumuskan identifkasi permasalahan yaitu :

1. Belum semua sekolah memiliki perpustakaan sekolah

2. Perpustakaan sekolah yang ada belum sesuai standar -undang No. 43 Tahun 2007 Bab VII pasal 23


(15)

4. Kurangnya kolaborasi antara guru dengan pustakawan dalam

memotivasi siswa untuk berkunjung ke perpustakaan dan membaca 5. Siswa kurang memahami pentingnya keberadaan perpustakaan 6. Minat baca yang rendah dari para siswa

7. Kurang beragamnya koleksi yang dihimpun di perpustakaan sekolah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi permasalahan ini dengan masalah umum dan masalah khusus, yakni sebagai berikut :

a. Rumusan Masalah Umum

Bagaimana hubungan antara penyelenggaraaan perpustakaan sekolah dengan minat baca siswa pada SMA Negeri 4 Bandung?

b. Rumusan Masalah Khusus

1. Bagaimana hubungan antara promosi perpustakaan dengan minat baca siswa pada SMA Negeri 4 Bandung?

2. Bagaimana hubungan kolaborasi antara guru dengan pustakawan dalam upaya menumbuhkan minat baca siswa pada SMA Negeri 4 Bandung?

3. Bagaimana hubungan antara keragaman koleksi perpustakaan dengan minat baca siswa pada SMA negeri 4 Bandung?

C.Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dan memperoleh informasi mengenai hubungan antara penyelenggaraan perpustakaan sekolah dengan minat baca siswa di sekolah menengah atas. Tujuan khusus penelitian ini yakni :

1. Mendeskripsikan dan menganalisis hubungan antara promosi perpustakaan dengan minat baca siswa pada SMA Negeri 4 Bandung

2. Mendeskripsikan dan menganalisis hubungan antara kolaborasi guru dan pustakawan dengan minat baca siswa pada SMA Negeri 4 Bandung


(16)

3. Mendeskripsikan dan menganalisis hubungan antara keragaman koleksi dengan minat baca siswa pada SMA Negeri 4 Bandung

D.Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Dari manfaat penelitian ini, diharapkan dapat memberikan sumbangan analisis bagi perkembangan disiplin ilmu khususnya dalam kajian ilmu Perpustakaan dan Informasi. Khususnya, mengenai hubungan penyelenggaraan perpustakaan sekolah dengan minat baca siswa

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar kepada semua pihak baik peneliti, prodi, warga sekolah, para guru , juga pustakawan sekolah baik secara langsung ataupun tidak langsung. Manfaat praktis lainnya adalah agar perpustakaan sekolah lebih berperan dalam meningkatkan minat baca siswa pada SMA Negeri 4 Bandung.

a. Manfaat bagi sekolah

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi sekolah agar lebih peka serta lebih responsif terhadap keberadaan perpustakaan sekolah, penyelenggaraan perpustakaan sekolah dan juga minat baca siswa.

b. Manfaat bagi perpustakaan

Diharapkan peran dan kegunaan perpustakaan sekolah akan lebih diperhatikan, sehingga pengunjung perpustakaan sekolah akan meningkat jumlahnya, perpustakaan sekolah akan termotivasi untuk lebih meningkatkan kualitas layanan berbagai bahan perpustakaannya dan perpustakaan semakin termotivasi untuk meningkatkan minat baca


(17)

Diharapkan para guru dan pustakawan dapat termotivasi untuk menerapkan pemanfaatan bahan perpustakaan sebagai penunjang pelaksanaan proses pembelajaran dan juga sebagai alat untuk meningkatkan minat baca d. Manfaat bagi siswa

Manfaat yang di peroleh para siswa adalah meningkatnya kesadaran siswa tentang pentingnya peran perpustakaan sekolah dan pentingnya membaca. Selain itu diharapkan dapat memberikan motivasi kepada siswa di dalam memanfaatkan bahan perpustakaan sekolah dengan lebih optimal. e. Manfaat bagi penulis

Manfaat yang diperoleh penulis dari penelitian ini adalah dapat mengetahui lebih mendalam tentang penyelenggaraan perpustakaan sekolah dan juga minat baca siswa.

f. Manfaat bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian untuk diperbaharui dan dikembangkan lebih lanjut bagi peneliti berikutnya.

E.Struktur Organisasi Penulisan Skripsi

Penulisan skripsi ini dibagi dalam lima bab seperti di bawah ini :

BAB I yakni pendahuluan terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi masalah dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi penulisan skripsi.

BAB II berupa kajian teori, kerangka pemikiran, asumsi, dan hipotesis penelitian. Diuraikan didalamnya kajian pustaka yang berperan sangat penting, kajian teori yang menunjukkan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti. Kajian pustaka yang berfungsi sebagai landasan teoretik dalam menyusun pertanyaan penelitian, tujuan serta hipotesis.


(18)

BAB III berisi penjabaran rinci mengenai metode penelitian, termasuk lokasi, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan analisis data.

BAB IV berisi hasil penelitian serta pembahasan yakni berupa pemaparan data penelitian dan pembahasan data penelitian.

BAB V berisi simpulan dari hasil penelitian serta rekomendasi atau saran bagi kajian lanjut di bidang yang berkaitan.


(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi, Populasi dan Sampel 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat pelaksanaan penelitian dilakukan. Penelitian ini dilaksanakan di Perpustakaan SMA Negeri 4 Bandung yang beralamatkan di Jl. Gardujati No. 20 Bandung.

2. Populasi

Populasi merupakan cakupan wilayah yang memiliki objek yang sengaja ditetapkan atau dipilih oleh peneliti untuk menjadi tempat penelitian. Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2012:117) bahwa “populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa yang mengunjungi perpustakaan SMA Negeri 4 Bandung sebanyak 2021 orang.

3. Sampel

Dalam penelitian pasti ada suatu target atau hal yang akan diteliti. Sebelum melakukan penelitian kita harus mengetahui terlebih dahulu siapa populasi yang akan diselidiki. Nasution (1996:86) mengemukakan “…apabila populasi yang kita teliti terlalu besar maka kita ambil sejumlah sampel representif yaitu yang dapat mewakili keseluruhan populasi”. Pengertian sampel menurut Sugiyono (2012:118) adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan Sampling insidental. Sugiyono (2012:124) mengemukakan :


(20)

“Sampling insidental yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/ insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data”.

Artinya teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang bertemu dengan peneliti dapat dijadikan sampel jika dipandang cocok sebagai sumber data. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pengunjung perpustakaan SMA Negeri 4 Bandung. Berikut total jumlah kunjungan ke perpustakaan SMA Negeri 4 Bandung dalam 3 bulan terakhir.

Tabel 3.1

Pengunjung perpustakaan SMA Negeri 4 Bandung November 2013

Bulan Total Pengunjung

September 2254 orang

Oktober 1631 orang

November 2021 orang

Sumber :Arsip Perpustakaan SMA Negeri 4 Bandung

Sampel dalam penelitian yang digunakan dalam ini adalah pengunjung perpustakaan bulan November 2013 dengan alasan keterbaruan dan kemutakhiran data, adapun rumus penentuan sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan rumus Taro Yamane. “…Untuk jumlah populasi yang telah diketahui dapat digunakan rumus Taro Yamane” (Rakhmat, 2001:82). Berikut rumus Taro Yamane yang digunakan untuk menghitung jumlah sampel yang diperlukan, yaitu:


(21)

n = Dimana :

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

d = presisi yang ditetapkan 10%

Berdasarkan rumus diatas maka dapat di hitung besarnya sampel sebagai berikut :

n=

Dari hasil perhitungan tersebut maka jumlah sampel yang diambil adalah 95 orang dari jumlah pengunjung sebanyak 2021 orang pada bulan November 2013 di perpustakan SMA Negeri 4 Bandung

B.Desain Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:14) “... desain penelitian itu harus spesifik, jelas, rinci, ditentukan secara mantap sejak awal, menjadi pegangan langkah demi

langkah”.

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas (x) adalah penyelenggaraan perpustakaan sekolah dan variabel terikat (y) adalah minat baca siswa.

Berikut adalah tahapan-tahapan dalam penilitian ini, antara lain ;

1. Tahap persiapan, adalah tahapan yang dilakukan untuk menentukan populasi dan sampel penelitian, menyusun kisi-kisi instrumen penelitian, membuat instrumen penelitian, menguji serta melakukan revisi instrumen penelitian. 2. Tahap pelaksanaan, yaitu melakukan penyebaran kuesioner (angket) terhadap


(22)

3. Tahap analisis data, yaitu tahapan yang dilakukan untuk mengolah data dari hasil penyebaran kuesioner (angket) yang telah di isi oleh responden. Pengolahan data tersebut mencakup kegiatan editing, coding (pengkodean), pemberian skor atau nilai, dan tabulasi.

C.Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:6) “metode penelitian adalah cara ilmiah untuk

mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan

untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah”. Metode yang

digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif. Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2012:13) bahwa :

“metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data mengunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah di tetapkan.”

Berdasarkan telaah dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif, Nawawi (2001:63) mengemukakan “metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian pada saat

sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya”. Selain

itu studi korelasional merupakan penelaah hubungan dua variabel lebih atau dinyatakan oleh tinggi rendahnya koefisien korelasi.

Dalam penelitian ini penulis mendeskripsikan mengenai hubungan antara penyelenggaraaan perpustakaan sekolah dengan minat baca siswa di sekolah menengah atas.

D.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian


(23)

Sugiyono (2013:61) mengemukakan bahwa “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Penelitian yang dilaksanakan berdasarkan teori yang berkaitan, teori yang digunakan berkaitan dengan variabel yang ada pada penelitian. Pada penelitian ini variabel yang akan dikaji adalah variabel X dan Y.

a. Variabel bebas (X) yakni penyelenggaraan Perpustakaan dengan indikator promosi perpustakaan, kolaborasi guru dan pustakawan, dan keragaman koleksi perpustakaan.

b. Variabel terikat (Y) yakni minat baca siswa dengan indikator kunjungan ke Perpustakaan

2. Definisi Operasional

Definisi operasional dibuat untuk menyesuaikan persepsi antara penulis dan pembaca maka akan dijelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian, yaitu sebagai berikut

1) Penyelenggaraan adalah kegiatan pengamatan, pengelolaan data, pelayanan, penelitian, rekayasa, pengembangan serta kerja sama.

2) Perpustakaan adalah suatu tempat atau gedung yang didalamnya terdapat kegiatan penghimpunan pengolahan dan penyebarluasan informasi dengan suatu sistem tertentu, baik yang tercetak maupun non tercetak

3) Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada di lingkungan sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan guna mendukung pembelajaran dan pengajaran dan memiliki tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai tujuan sekolah dan tujuan pendidikan.


(24)

4) Penyelenggaraan perpustakaan sekolah adalah pelaksanaan dan pengelolaan perpustakaan sekolah untuk mendukung tujuan sekolah dan mendukung pelaksanaan belajar mengajar.

5) Minat adalah keemauan hati yang tinggi terhadap sesuatu hal, atau terhadap obyek yang disukai.

6) Membaca adalah mengenali huruf dan menangkap makna tulisan (dengan melisankan atau hanya dalam hati)

7) Minat baca adalah keinginan dan kemauan kuat yang dimiliki di dalam diri untuk selalu ingin membaca, dan senantiasa mengisi waktu luang dengan membaca, memanfaatkan membaca sebagai kebutuhan dan melakukan kegiatan membaca dengan senang hati

Perpustakaan sekolah merupakan salah satu jenis perpustakaan yang berada dinaungan sekolah. Perpustakaan sekolah merupakan bagian integral dari sekolah dan merupakan sumber belajar yang dikelola oleh pustakawan yang menyajikan berbagai jenis bahan perpustakaan serta melayani kebutuhan informasi warga sekolah untuk menunjang proses pendidikan dan pengajaran yang layak serta mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan. Dari penjabaran diatas maka dapat diartikan bahwa penyelenggaraan perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah oleh sekolah dan untuk sekolah, guna menunjang kegiaatan yang ada di sekolah khususnya kegiatan belajar mengajar maupun yang bersifat ekstrakulikuler. Penyelenggaraan perpustakaan sekolah ini seyogianya berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan agar perpustakan sekolah bisa memberikan hasil yang maksimal bagi kegiatan belajar mengajar dan juga dalam pengembangan pengetahuan.

Sedangkan minat baca merupakan suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca, perhatian bisa dilihat dari perhatiannya terhadap kegiatan membaca, sehingga dapat mengarahkan seseorang untuk mempunyai kemauan yang tinggi untuk membaca, karena dengan


(25)

berkembangnya minat baca, diharapkan akan turut mendorong minat seseorang untuk memperdalam ilmu dan pengetahuan serta kebudayaan pada umumnya, sehingga dari kesukaan membaca diharapkan meningkat menjadi belajar dan haus akan ilmu pengetahuan.

E.Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2011:148) yang dimaksud dengan instrumen penelitian

adalah “alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang

diamati”. Dalam penelitian ini proses pengumpulan atau pengambilan data diperoleh dengan melakukan penyebaran angket/kuesioner. Menurut Arikunto

(2010: 194) “Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden.”

Dari angket/kuesioner ini akan mendapatkan data yang dimana isi pertanyaan atau pernyataan yang diajukan biasanya berkaitan erat dengan masalah penelitian, atau juga hipotesis penelitian yang dirumuskan.

Kuesioner yang diberikan dalam penelitian ini mencakup pernyataan yang menggambarkan hubungan antara penyelenggaraan perpustakaan sekolah dengan minat baca siswa. Dalam menjawab pernyataan yang disediakan siswa dapat memberikan tanda silang pada kolom yang dianggap paling tepat. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner (angket) tertutup, yang mana responden tidak diperkenankan menjawab pernyataan diluar kolom yang telah disediakan.

Pernyataan yang dijawab oleh responden mendapat nilai sesuai dengan alternatif jawaban yang bersangkutan. Skala penilaian jawaban angket yang digunakan adalah dengan menggunakan skala Likert. Sebagaiman yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:134) bahwa

“…skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang ataupun sekelompok orang tentang suatu fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian…”.


(26)

Setiap alternatif jawaban diberi skor sesuai dengain skala Likert, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.2

Skala Penilaian Jawaban Angket

Alternatif Jawaban Nilai/Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Ragu-ragu ( R) 3

Tidak Setuju (TS) 2 Sangat Tidak Setuju

(STS)

1

(Sugiyono, 2012: 136)

Tabel 3.3

Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Variabel X

No Masalah Indikator No item Jumlah

Responden

1

Penyelenggaraan perpustakaan sekolah

Promosi perpustakaan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 95 Responden Kolaborasi guru dan

pustakawan

8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 Keragaman koleksi

perpustakaan

16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23 Tabel 3.4

Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Variabel X

No Variabel Y Indikator No item Jumlah

Responden 1 Minat baca Kunjungan ke perpustakaan 24, 25, 26, 27, 28,

29, 30, 31

95 Responeden


(27)

F. Proses Pengembangan Instrumen 1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Untuk mendapatkan instrumen yang valid dan reliable maka peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen. Uji coba angket dilakukan pada saat angket sudah tersedia dan pengujiannya dilakukan sebelum angket sebenarnya disebarkan kepada responden.

Angket yang diujicobakan dalam penelitian ini terdiri dari angket untuk mengukur variabel penyelenggaraan perpustakaan sekolah dan angket untuk mengukur variabel minat baca siswa.

1) Uji Validitas

Arikunto (2006;178) mengemukakan bahwa “..validitas merupakan suatu

ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.

Sedangkan menurut Sugiyono (2012: 133) “Pengujian validitas tiap butir

digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir dengan syarat minimum r= 0,3 maka item

pernyataan dikatakan valid dan dapat diukur”.

a. Uji Validitas Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (Variabel X)

Di dalam Varibel X ini terdiri dari tiga indikator yakni : promosi perpustakaan sekolah, kolaborasi guru dan pustakawan serta keragaman koleksi perpustakaan.

Berikut hasil rekapitulasi perhitungan uji validitas variabel X (Penyelenggaraan Perpustakaan sekolah) dengan bantuan Software SPSS 16.0 dan

Microsoft Office Excel.

Tabel 3.5

Uji Validitas Variabel Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah

No r hitung r tabel Kesimpulan


(28)

2 0,464 0,3 Valid

3 0,4 0,3 Valid

4 0,561 0,3 Valid

5 0,565 0,3 Valid

6 0,702 0,3 Valid

7 0,44 0,3 Valid

8 0,662 0,3 Valid

9 0,67 0,3 Valid

10 0,796 0,3 Valid

11 0,44 0,3 Valid

12 0,418 0,3 Valid

13 0,694 0,3 Valid

14 0,686 0,3 Valid

15 0,418 0,3 Valid

16 0,543 0,3 Valid

17 -0,126 0,3 Tidak Valid

18 0,057 0,3 Tidak Valid

19 0,529 0,3 Valid

20 0,456 0,3 Valid

21 0,379 0,3 Valid

22 0,663 0,3 Valid

23 0,005 0,3 Tidak Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan hasil uji validitas diatas diperoleh data bahwa dari 23 item butir soal pada angket untuk variabel X yaitu Peyelenggaraan Perpustakaan Sekolah yang disebar kepada 30 responden terdapat 5 butir soal yang dinyatakan tidak valid yang berarti kelima butir soal tersebut tidak dapat digunakan dan dihilangkan atau dihapus. Butir soal yang dihilangkan ialah nomor 17, 18, dan 23. Sedangkan untuk 20 item butir soal yang dinyatakan valid dan dapat digunakan sebagai pengumpulan data.


(29)

b. Uji Validitas Minat Baca Siswa (Variabel Y)

Setelah melakukan uji validitas terhadap variabel X, selanjutnya uji validitas untuk variabel Y (Minat Baca Siswa). Berikut rekapitulasi hasil perhitungan uji validitas variabel Y (Minat Baca Siswa) dengan bantuan Software SPSS 16.0 dan

Microsoft Office Excel.

Tabel 3.6

Uji Validitas Variabel Minat Baca Siswa

No r hitung r tabel Kesimpulan

24 0,308 0,3 Valid

25 0,41 0,3 Valid

26 0,579 0,3 Valid

27 0,634 0,3 Valid

28 0,495 0,3 Valid

29 -0,148 0,3 Tidak Valid

30 0,592 0,3 Valid

31 0,198 0,3 Tidak Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan hasil uji validitas diatas diperoleh data bahwa dari 8 item butir soal pada angket untuk variabel Y yaitu minat baca siswa yang disebar kepada 30 responden terdapat 2 butir soal yang dinyatakan tidak valid yang berarti kedua butir soal tersebut tidak dapat digunakan dan dihilangkan atau dihapus. Butir soal yang dihilangkan ialah nomor 29 dan 31. Sedangkan untuk 6 item butir soal yang dinyatakan valid dan dapat digunakan sebagai pengumpulan data.

2) Uji Reliabilitas

Arikunto (2010:222) menyatakan bahwa “instrumen yang reliabel

mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang bisa dipercaya.”


(30)

Reliabilitas menunjukkan sejauh mana tingkat kekonsistenan pengukuran dari suatu responden yang lain atau dengan kata lain sejauhmana pertanyaan dapat dipahami sehingga tidak menyebabkan beda interpretasi dalam pemahaman

pertanyaan tersebut. Untuk melakukan uji reliabilitas penulis menggunakan rumus

Cronbach’s Alpha sebagai berikut:

) ( 1 -

Sumber: Arikunto (2010: 239)

Keterangan:

=

reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal σ = jumlah varians butir

= varians total

Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas menggunaka rumus Cronbach’s

Alpha dengan bantuan SPSS 16.0 diperoleh hasil sebagai berikut :

a. Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (variabel X) Tabel 3.7

Reliabilitas Variabel X Cronbach's

Alpha N of Items


(31)

Berdasarkan hasil uji reliabilitas, dari 23 pernyataan menghasilkan r =.865, dengan demikian menunjukan bahwa instrumen atau bulir pernyataan dalam angket untuk variabel X, diinterpretasikan dengan interpretasi sangat tinggi.

b. Minat Baca siswa (variabel Y) Tabel 3.8

Reliabilitas Variabel Y Cronbach's

Alpha N of Items

.668 8

Berdasarkan hasil uji reliabilitas, dari 8 pernyataan mengahasilkan r = .668, dengan demikian menunjukan bahwa instrument atau bulir pernyataan dalam angket untuk variabel Y, diinterpretasikan dengan interpretasi yang tinggi.

Koefisien reliabilitas yang dihasilkan, diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria dari Guilford (Putri, 2013: 72), yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.9

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Koefisien Reliabilitas Interpretasi

0,00 ≤ r < 0,20 Sangat Rendah

0,20 ≤ r < 0,40 Rendah

0,40 ≤ r < 0,60 Sedang / Cukup

0,60 ≤ r < 0,80 Tinggi


(32)

G.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan tujuan utama dari kegiatan penelitian yakni untuk mendapatkan data sehingga tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Teknik pegumpulan data dalam penelitian ini antara lain yaitu.

1) Kuesioner

Teknik pengumpulan data yang pertama adalah dengan menggunakan angket/kuesioner. Sugiyono (2012: 142) mengemukakan “kuesioner merupakan

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.”

Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara mendapatkan data melalui kuesioner adalah dengan menyebarkan kuesioner tersebut kepada sampel dan hasilnya kemudian dioleh untuk mendapatkan kesimpulan akan data yang didapat apakah sesuai dengan yang dibutuhkan atau tidak.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden, kuesioner/angket juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.

Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan kuesioner jenis tertutup yakni kuesioner yang harus dijawab oleh responden dengan cara tinggal memilih salah satu jawaban yang sudah tersedia.

2) Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan cara menghimpun dan menganalisis bahan pustaka atau bahan referensi yang berkaitan dengan variabel yang terdapat di dalam penelitian ini.


(33)

H. Analisis Data

Sugiyono (2012: 147) mengemukakan bahwa “analisis data merupakan

kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.” Analisa yang digunakan yaitu dengan memaparkan jawaban responden atas sejumlah pernyataan yang selanjutnya melaporkan semua data yang diperoleh dengan memasukan ke dalam tabel. Data yang telah diperoleh dari setiap pertanyaan kuesioner dimasukan ke dalam sistem komputer dengan menggunakan

Statistical Product and Service Solutions (SPSS) 16.0 For Windows. SPSS ini

sebagai alat untuk membantu penulis menghitung semua data yang dihasilkan dari responden.

1. Prosedur Pengolahan Data

Setelah diperoleh data dari hasil penyebaran angket, selanjutnya langkah-langkah dalam prosedur pengolahan data menurut Bungin (2011: 174) adalah sebagai berikut.

a) Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai

menghimpun data di lapangan. Kegiatan tersebut menyangkut pemeriksaan kelengkapan angket secara menyeluruh.

b) Coding adalah pemberian kode atau skor untuk setiap option dari setiap

item berdasarkan ketentuan yang ada yakni dengan menggunakan skala Likert.

c) Tabulating adalah memasukkan data pada tabel-tabel tertentu dan

mengatur angka-angka serta menghitungnya.

Setelah menyelesaikan proses pengolahan data di atas dan terkumpul sesuai dengan jumlah yang diinginkan, maka selanjutnya dilakukan analisis data.

2. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis, data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan


(34)

berskala ordinal. Sugiyono (2012: 243) berpendapat bahwa “…karena datanya kuantitatif, maka teknik analisis data menggunakan metode statistik yang sudah tersedia…”.

Dalam kegiatan analisis data penelitian, peneliti melakukan uji normalitas, analisis deskriptif, analisis koefisien korelasi, uji signifikansi dan uji regresi linear sederhana. Berikut teknik analisis data yang dilakukan.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui ke normalan distribusi data untuk setiap variabel penelitian. Menurut Husein Umar (2008:77) “uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak”.

Uji normalitas distribusi data dalam penelitian ini menggunakan uji kolmogorov Smirnova dengan bantuan SPSS 16.0. Hasil pengujian dikatakan normal apabila nilai sig.> α, pada uji normalitas α yang digunakan yaitu 0,05. Sebagaimana dikemukakan Noor (2011: 178), “normalitas dipenuhi jika hasil uji tidak signifikan untuk suatu taraf signifikansi (α) tertentu (biasanya α = 0.05 atau α = 0.01). Sebaliknya jika hasil uji signifikan maka normalitas data tidak terpenuhi.” Berikut adalah hasil uji normalitas, yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.10 Uji Normalitas

Kolmogorov Smirnov

Statistic Df Sig

Variabel X / Penyelenggaraan

Perpustakaan Sekolah

.077 95 .199

Variabel Y / Minat Baca


(35)

Siswa

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance

Sumber : Hasil Penghitungan Uji Normalitas Menggunakan SPSS 16.0

Dari uji normalitas diatas dapat disimpulkan bahwa:

1) Variabel X yaitu penyelenggaraan perpustakaan sekolah, hasil uji normalitasnya adalah 0, 199 yang berarti nilai sig. lebih besar dari nilai alpha maka dapat dikatakan bahwa variabel X berdistribusi normal.

2) Variabel Y yaitu minat baca siswa, hasil uji normalitasnya adalah 0,076 yang berarti nilai sig. Lebih besar dari nilai alpha, maka dapat dikatakan variabel Y berdistribusi normal.

Dengan demikian, pengolahan data selanjutnya dapat dilakukan dengan menggunakan sataistik parametrik yaitu dengan perhitungan pearson product

moment correlation.

b. Uji Hipotesis / Korelasi

Penelitian ini untuk menguji hubungan dua variabel, peneliti menggunakan teknik pearson product moment correlation. Alasan peneliti menggunakan teknik ini karena data yang diperoleh berupa data interval yang diperoleh dari instrument dengan menggunakan jenis skala Likert dan juga uji hipotesis dengan menggunakan uji koefisien korelasi dimaksudkan agar dapat menentukan arah atau bentuk dan kekuatan hubungan dua variabel yang diteliti.

. Seperti yang diungkapkan oleh Ronny Kountur (dalam Hastuty, 2010: 41) bahwa „…data yang berskala interval atau rasio dapat menggunakan pearson product moment correlation…‟ Hal senada juga diungkapkan oleh Iqbal Hasan (dalam Hastuty, 2010:41) „rumus koefisien korelasi Pearson(r), digunakan pada


(36)

analisis korelasi sederhana untuk variabel interval/rasio dengan variabel interval/rasio.

Rumus yang digunakan (Sugiyono, 2013 : 255) adalah :

Keterangan :

: koefisien korelasi

: jumlah skor X

: jumlah skor Y

Untuk mengidentifikasi tinggi rendahnya koefisien korelasi atau memberikan interpretasi koefisien korelasi digunakan tabel kriteria pedoman untuk koefisien korelasi (Sugiyono, 2013: 257) sebagai berikut.

Tabel 3.11

Pedoman Pemberian Nilai Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat


(37)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.SIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan yaitu:

1. Simpulan Umum

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan, kenyataan dilapangan menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara penyelenggaraan perpustakaan sekolah dengan minat baca siswa. Penyelenggaraan perpustakaan sekolah memiliki hubungan yang sedang dengan minat baca siswa.

2. Simpulan Khusus

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui hubungan penyelenggaraan perpustakaan sekolah yang meliputi promosi perpustakaan, kolaborasi guru dan pustakawan serta keragaman koleksi perpustakaan dengan minat baca siswa, maka dapat diambil kesimpulan khusus pada penilitian ini yaitu:

a. Berdasarkan kategori interpretasi terhadap koefisien korelasi menunjukkan bahwa promosi perpustakaan memiliki hubungan yang rendah dengan minat baca siswa. Serta diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara promosi perpustakaan dengan minat baca siswa.

b. Berdasarkan kategori interpretasi terhadap koefisien korelasi menunjukkan bahwa kolaborasi guru dan pustakawan memiliki hubungan yang sedang dengan minat baca siswa. Serta diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara kolaborasi guru dan pustakawan dengan minat baca siswa. c. Berdasarkan kategori interpretasi terhadap koefisien korelasi menunjukkan


(38)

dengan minat baca siswa. Serta dapat diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara keragaman koleksi perpustakaan dengan minat baca siswa.

B. SARAN

Berdasarkan simpulan di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran yang dianggap berguna bagi Perpustakaan SMA Negeri 4 Bandung diantaranya sebagai berikut:

1. Promosi perpustakaan sekolah lebih diintensifkan lagi guna siswa dan pengguna lainnya lebih mengetahui fasilitas dan layanan yang tersedia di perpustakaan sehingga perpustakaan bisa dimanfaatkan secara maksimal dan juga agar perpustakaan bisa menjadi alat untuk meningkatkan dan menumbuhkan minat baca siswa.

2. Pustakawan yang ada sebaiknya mengikuti pelatihan secara rutin dalam rangka menambah wawasan serta kompetensi pustakawan itu sendiri khususnya dalam hal pelayanan dan pengadaan di perpustakaan dan juga pustakawan diharapkan lebih adaptif dan responsif lagi terhadap perkembangan-perkembangan yang ada khususnya perkembangan dunia perpustakaan dan teknologi.

3. Guru dan pustakawan harus lebih aktif lagi memberikan dorongan dan motivasi kepada siswa untuk memanfaatkan perpustakaan dan juga menumbuhkan serta meningkatkan kebiasaan membaca siswa.

4. Meninjau ulang peraturan yang ada, salah satunya adalah peraturan yang mengharuskan pengunjung perpustakaan membuka alas kaki, karena jika harus membuka alas kaki terlebih dahulu sebelum masuk perpustakaan siswa dan pengguna lainnya menjadi malas berkunjung ke perpustakaan.

5. Perpustakaan harus lebih memperhatikan tampilan, meningkatkan koleksi, fasilitas dan layanan perpustakaan agar dapat menarik minat siswa untuk


(39)

mengunjungi perpustakaan dan juga agar pengguna perpustakaan merasa nyaman ketik berada di perpustakaan

6. Perpustakaan perlu menyediakan lebih banyak lagi koleksi yang memadai dari segi jenis, jumlah dan kualitas koleksi disesuaikan dengan kebutuhan kurikulum, serta hendaknya menyesuaikan dengan kebutuhan pengguna terutama siswa dan guru dalam mengembangkan koleksi bahan perpustakaan. 7. Pihak sekolah diharapkan lebih memperhatikan lagi keberadaan perpustakaan

sekolah yang ada, termasuk lokasinya.

8. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan maupun pengaruh penyelenggaraan perpustakan sekolah dan juga minat baca siswa terhadap faktor-faktor lainnya sebagai inovasi baru di dunia pendidikan.


(40)

DAFTAR PUSTAKA

Apriliani, Lista. (2012). Implementasi Program Pengembangan Diri Siswa dalam

Mengembangkan Minat dan Bakat di Bidang Seni, Bahasa, dan Olahraga.

Skripsi Sarjana pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian : Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bafadal, Ibrahim. (2009). Pengelolaaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara.

Bungin, M. Burhan. (2011). Metodologi Penelitian Kuantitatif : Komunikasi,

Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta:

Kencana.

Basuki, Sulistyo. (1991). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Darmono. (2001). Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan. Jakarta : Grasindo. Hardiansyah, Denny Rizal. (2011). Minat Baca di Kalangan Siswa Rintisan Sekolah

Berstandar Internasional. Skripsi Sarjana pada FIKOM UNPAD Jatinangor:

tidak diterbitkan.

Hasugian, Joner. (2009). Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan Informasi. Medan: USU Press

HS, Lasa. (2007). Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta : Pinus.

Indahtianti, Vinna. (2013). Hubungan Pelayanan Sirkulasi dengan Pembentukan

Citra Perpustakaan. Skripsi Sarjana pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007

tentang Perpustakaan . Jakarta : Perpustakaan Nasional.

Indonesia.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2008 tentang

Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah

Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang


(41)

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2008). Jakarta : Balai Pustaka.

Mujiati, V. (2001). Hubungan Antara Minat Baca dengan Prestasi Belajar Bahasa

Indonesia Pada Siswa Kelas V SD Se-Gugus III Kecamatan Jetis Kota Yogyakarta.. Skripsi Sarjana pada FIP UNY Yogyakarta.

Mustafa, Badollahi. (1996). Promosi Jasa Perpustakaan. Jakarta : Universitas Terbuka.

Nasution, S. (1996). Metode Research. Jakarta : Bumi Aksara.

Nawawi, H. Hadari. (2001). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

NS, Sutarno. (2006). Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta : Sagung Seto.

Nurhalisma, Lisna. (2013). Hubungan Manajemen Kepala Sekolah dengan

Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Skripsi Sarjana pada FIP UPI

Bandung: tidak diterbitkan.

Nusantari, Anita. (2012). Strategi Pengembangan Perpustakaan. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Priyono, Sugeng Agus. (2006). Perpustakaan Atraktif. Jakarta : Grasindo.

Purwono. (2008). Perpustakaan dan Kepustakawanan. Jakarta : Universitas Terbuka. Putri, Priyanka Permata. (2013). Hubungan Antara Pemanfaatan Bahan Pustaka

Perpustakaan Sekolah dengan Minat Belajar Siswa. Skripsi Sarjana pada FIP

UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rahayuningsih. (2007). Pengelolan Perpustakaan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Rahim, Farida. (2008). Persiapan Membaca Di Sekolah Dasar.Jakarta : Bumi Aksara.

Rakhmat,Jalaludin. (2009). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya

Ratnasari, Yunita. (2011).Pengaruh Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Minat Baca

Siswa Kelas V SD Negeri Bojongsari 1 Kabupaten Purbalingga. Skripsi Sarjana

pada FIP UNY Yogyakarta.


(42)

Saleh, Abdurahman. (2009). Manajemen Perpustakaan. Jakarta : Universitas Terbuka.

Sinaga, Dian. (2009). Mengelola Perpustakaan Sekolah. Bandung : Bejana.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Soeatminah. (2000). Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan. Yogyakarta: Kanisius.

Somadayo, Samsu. (2011) . Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sudarsana, Untung. (2007). Pembinaan Minat Baca. Jakarta : Universitas Terbuka. Suharyanti,(2008). Pengantar Dasar Ilmu Perpustakaan. Surakarta : LPP UNS. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif

dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Suherman. (2012). Bacalah. Bandung : MQS Publishing.

Suherman. (2011). Pustakawan Inspiratif. Bandung : MDS Publishing.

Suherman. (2009). Perpustakaan Sebagai Jantung Sekolah. Bandung : MDS Publishing.

Sumaryekti, Gita. (2009). Hubungan Antara Keberadaan Taman Bacaan Dengan

Minat Baca Masyarakat. Skripsi Sarjana pada FIKOM UNPAD Jatinangor:

tidak diterbitkan.

Suwarno, Wiji. (2009). Psikologi Perpustakaan. Jakarta : Sagung Seto.

Suwarno, Wiji. (2010). Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan. Yogyakarta: Ar-ruz Media. Suwarno, Wiji. (2011). Perpustakaan dan Buku : Wacana Penulisan dan Penerbitan.

Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

Tampubolon. (1993). Mengembangkan Minat Dan Kebiasaan Membaca Pada Anak. Bandung : Angkasa.

Umar, Husein. (2008). Metode Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan. Jakarta: Rajawali Pers.


(43)

Yusuf, Pawit M dan Yaya suhendar. (2007). Pedoman Penyelenggaraan

Perpustakaan Sekolah. Jakarta : Kencana.


(1)

Susani Moh Shahreza Ramadhani, 2014

dengan minat baca siswa. Serta dapat diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara keragaman koleksi perpustakaan dengan minat baca siswa.

B. SARAN

Berdasarkan simpulan di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran yang dianggap berguna bagi Perpustakaan SMA Negeri 4 Bandung diantaranya sebagai berikut:

1. Promosi perpustakaan sekolah lebih diintensifkan lagi guna siswa dan pengguna lainnya lebih mengetahui fasilitas dan layanan yang tersedia di perpustakaan sehingga perpustakaan bisa dimanfaatkan secara maksimal dan juga agar perpustakaan bisa menjadi alat untuk meningkatkan dan menumbuhkan minat baca siswa.

2. Pustakawan yang ada sebaiknya mengikuti pelatihan secara rutin dalam rangka menambah wawasan serta kompetensi pustakawan itu sendiri khususnya dalam hal pelayanan dan pengadaan di perpustakaan dan juga pustakawan diharapkan lebih adaptif dan responsif lagi terhadap perkembangan-perkembangan yang ada khususnya perkembangan dunia perpustakaan dan teknologi.

3. Guru dan pustakawan harus lebih aktif lagi memberikan dorongan dan motivasi kepada siswa untuk memanfaatkan perpustakaan dan juga menumbuhkan serta meningkatkan kebiasaan membaca siswa.

4. Meninjau ulang peraturan yang ada, salah satunya adalah peraturan yang mengharuskan pengunjung perpustakaan membuka alas kaki, karena jika harus membuka alas kaki terlebih dahulu sebelum masuk perpustakaan siswa dan pengguna lainnya menjadi malas berkunjung ke perpustakaan.

5. Perpustakaan harus lebih memperhatikan tampilan, meningkatkan koleksi, fasilitas dan layanan perpustakaan agar dapat menarik minat siswa untuk


(2)

81

Susani Moh Shahreza Ramadhani, 2014

mengunjungi perpustakaan dan juga agar pengguna perpustakaan merasa nyaman ketik berada di perpustakaan

6. Perpustakaan perlu menyediakan lebih banyak lagi koleksi yang memadai dari segi jenis, jumlah dan kualitas koleksi disesuaikan dengan kebutuhan kurikulum, serta hendaknya menyesuaikan dengan kebutuhan pengguna terutama siswa dan guru dalam mengembangkan koleksi bahan perpustakaan. 7. Pihak sekolah diharapkan lebih memperhatikan lagi keberadaan perpustakaan

sekolah yang ada, termasuk lokasinya.

8. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan maupun pengaruh penyelenggaraan perpustakan sekolah dan juga minat baca siswa terhadap faktor-faktor lainnya sebagai inovasi baru di dunia pendidikan.


(3)

Susani Moh Shahreza Ramadhani, 2014

DAFTAR PUSTAKA

Apriliani, Lista. (2012). Implementasi Program Pengembangan Diri Siswa dalam

Mengembangkan Minat dan Bakat di Bidang Seni, Bahasa, dan Olahraga.

Skripsi Sarjana pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian : Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bafadal, Ibrahim. (2009). Pengelolaaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara.

Bungin, M. Burhan. (2011). Metodologi Penelitian Kuantitatif : Komunikasi,

Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta:

Kencana.

Basuki, Sulistyo. (1991). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Darmono. (2001). Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan. Jakarta : Grasindo. Hardiansyah, Denny Rizal. (2011). Minat Baca di Kalangan Siswa Rintisan Sekolah

Berstandar Internasional. Skripsi Sarjana pada FIKOM UNPAD Jatinangor:

tidak diterbitkan.

Hasugian, Joner. (2009). Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan Informasi. Medan: USU Press

HS, Lasa. (2007). Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta : Pinus.

Indahtianti, Vinna. (2013). Hubungan Pelayanan Sirkulasi dengan Pembentukan

Citra Perpustakaan. Skripsi Sarjana pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007

tentang Perpustakaan . Jakarta : Perpustakaan Nasional.

Indonesia.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2008 tentang

Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah

Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang


(4)

83

Susani Moh Shahreza Ramadhani, 2014

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2008). Jakarta : Balai Pustaka.

Mujiati, V. (2001). Hubungan Antara Minat Baca dengan Prestasi Belajar Bahasa

Indonesia Pada Siswa Kelas V SD Se-Gugus III Kecamatan Jetis Kota Yogyakarta.. Skripsi Sarjana pada FIP UNY Yogyakarta.

Mustafa, Badollahi. (1996). Promosi Jasa Perpustakaan. Jakarta : Universitas Terbuka.

Nasution, S. (1996). Metode Research. Jakarta : Bumi Aksara.

Nawawi, H. Hadari. (2001). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

NS, Sutarno. (2006). Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta : Sagung Seto.

Nurhalisma, Lisna. (2013). Hubungan Manajemen Kepala Sekolah dengan

Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Skripsi Sarjana pada FIP UPI

Bandung: tidak diterbitkan.

Nusantari, Anita. (2012). Strategi Pengembangan Perpustakaan. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Priyono, Sugeng Agus. (2006). Perpustakaan Atraktif. Jakarta : Grasindo.

Purwono. (2008). Perpustakaan dan Kepustakawanan. Jakarta : Universitas Terbuka. Putri, Priyanka Permata. (2013). Hubungan Antara Pemanfaatan Bahan Pustaka

Perpustakaan Sekolah dengan Minat Belajar Siswa. Skripsi Sarjana pada FIP

UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rahayuningsih. (2007). Pengelolan Perpustakaan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Rahim, Farida. (2008). Persiapan Membaca Di Sekolah Dasar.Jakarta : Bumi Aksara.

Rakhmat,Jalaludin. (2009). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya

Ratnasari, Yunita. (2011).Pengaruh Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Minat Baca

Siswa Kelas V SD Negeri Bojongsari 1 Kabupaten Purbalingga. Skripsi Sarjana

pada FIP UNY Yogyakarta.


(5)

Susani Moh Shahreza Ramadhani, 2014

Saleh, Abdurahman. (2009). Manajemen Perpustakaan. Jakarta : Universitas Terbuka.

Sinaga, Dian. (2009). Mengelola Perpustakaan Sekolah. Bandung : Bejana.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Soeatminah. (2000). Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan. Yogyakarta: Kanisius.

Somadayo, Samsu. (2011) . Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sudarsana, Untung. (2007). Pembinaan Minat Baca. Jakarta : Universitas Terbuka. Suharyanti,(2008). Pengantar Dasar Ilmu Perpustakaan. Surakarta : LPP UNS. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif

dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Suherman. (2012). Bacalah. Bandung : MQS Publishing.

Suherman. (2011). Pustakawan Inspiratif. Bandung : MDS Publishing.

Suherman. (2009). Perpustakaan Sebagai Jantung Sekolah. Bandung : MDS Publishing.

Sumaryekti, Gita. (2009). Hubungan Antara Keberadaan Taman Bacaan Dengan

Minat Baca Masyarakat. Skripsi Sarjana pada FIKOM UNPAD Jatinangor:

tidak diterbitkan.

Suwarno, Wiji. (2009). Psikologi Perpustakaan. Jakarta : Sagung Seto.

Suwarno, Wiji. (2010). Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan. Yogyakarta: Ar-ruz Media. Suwarno, Wiji. (2011). Perpustakaan dan Buku : Wacana Penulisan dan Penerbitan.

Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

Tampubolon. (1993). Mengembangkan Minat Dan Kebiasaan Membaca Pada Anak. Bandung : Angkasa.

Umar, Husein. (2008). Metode Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan. Jakarta: Rajawali Pers.


(6)

85

Susani Moh Shahreza Ramadhani, 2014

Yusuf, Pawit M dan Yaya suhendar. (2007). Pedoman Penyelenggaraan

Perpustakaan Sekolah. Jakarta : Kencana.