Struktur Organisasi Skripsi PENDAHULUAN

Lisna Nurhalisma, 2013 Hubungan Manajemen Kepala Sekolah Dengan Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah Studi Deskriptif di Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu: a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran umum mengenai hubungan manajemen kepala sekolah dengan penyelenggaraan perpustakaan sekolah; b. Sebagai salah satu referensi yang diharapkan memberikan kontribusi nyata kepada lembaga pendidikan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan manajemen yang sesuai dan bagi penyelenggaraan perpustakaan di masa yang akan datang; c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi perpustakaan sekolah dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah sebagai salah satu sumber belajar.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Penulisan skripsi ini dibagi dalam V bab seperti di bawah ini. BAB I yakni pendahuluan terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. BAB II berupa kajian teori, kerangka pemikiran, asumsi, dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka mempunyai peran yang sangat penting, kajian teori menunjukkan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti. Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teoretik dalam menyusun pertanyaan penelitian, tujuan serta hipotesis. BAB III berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk lokasi, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan analisis data. BAB IV berisi hasil penelitian serta pembahasan yakni berupa pemaparan data dan pembahasan data. Lisna Nurhalisma, 2013 Hubungan Manajemen Kepala Sekolah Dengan Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah Studi Deskriptif di Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V berisi kesimpulan dari hasil penelitian serta rekomendasi atau saran dari kekurangan yang ditemukan berdasarkan hasil penelitian. Lisna Nurhalisma, 2013 Hubungan Manajemen Kepala Sekolah Dengan Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah Studi Deskriptif di Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel

1. Lokasi

Pertama kali berdiri, SMA Negeri 10 merupakan filial dari SMA Negeri 3 Bandung yang berlokasi di Jalan Belitung. Sebagai sekolah filial, pengelolaan manajemen SMAN 10 Bandung berada dibawah manajemen SMAN 3 Bandung. Selain itu, untuk operasional sehari-hari, SMAN 10 Bandung masih menggunakan semua fasilitas yang dimiliki SMAN 3 Bandung, termasuk gedung untuk keperluan proses belajar mengajar. Pada tahun 1967, SMA Negeri 10 Bandung berpindah ke lokasi baru di Sekolah Dasar Sentrum yang sekarang menjadi Sekolah Dasar Cicadas Timur. Kepindahan itu terjadi sebagai realisasi dari surat bernomor 031D.26K.67 tertanggal 1 Juli 1967 perihal usulan pemisahan diri dari SMA Negeri 3 Bandung. Sejak kepindahan itu SMA Negeri 10 tidak bergantung kepada SMA Negeri 3, masing-masing berdiri sendiri baik secara organisasi maupun administrasi. Munculnya SMA Negeri 10 Bandung yang memiliki otoritas penuh disahkan oleh Drs. Waskito atas nama Mentri Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk memimpin sekolah yang baru tersebut diserahkan kepada Drs. A. S. Setiadi. Beliaulah kepala sekolah SMAN 10 Bandung yang pertama. Walaupun sudah resmi sebagai sekolah yang mandiri, namun masih terdapat hal lain yang masih perlu diperjuangkan, yaitu memiliki gedung sendiri. Hal tersebut perlu diperjuangkan karena di lokasi yang baru status penggunaan bangunan masih bersifat meminjam, yaitu meminjam ke SD Cicadas Timur. Pada awal tahun 1968 pimpinan Sekolah mengajukan permohonan kepada Pemerintah untuk mempunyai bangunan yang lebih memadai dan dimiliki sendiri. Pada bulan oktober 1968 keluarlah surat izin membangun dengan nomor 348UKK31968 tanggal 22 Oktober 1968. Dengan surat ijin itu, pada awal tahun 1969 dimulailah pelaksanaan pembangunan gedung SMA Negeri 10 Bandung.