Kinerja kepala sekolah dalam memobilisasi guru untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar: survey di SMP Islam al-Falah Bekasi

(1)

KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM MEMOBILISASI GURU UNTUK MENINGKATKAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

(Survey di SMP Islam Al Falah Bekasi)

Oleh SAHRONI NIM. 101018221171

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM MEMOBILISASI GURU UNTUK MENINGKATKAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR. Telah diujikan dalam sidang Munaqosah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 02 Oktober 2009.

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana program Strata 1 (S1) pada Jurusan Manajemen Pendidikan Islam

Jakarta, November 2009

Panitia Ujian Munaqosah

Ketua Panitia ( Ketua Jurusan ) Tanggal Tanda tangan

Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phil

NIP : 195605301985031002 ……….. ……….

Sekretaris ( Sekretaris Jurusan / Prodi )

Mu’arif SAM, M.Pd

NIP : 196507171994031005 ……….. ……….

Penguji I

Yefnelty Z, M.Pd

NIP : 150209382 ……….. ……….

Penguji II

Nurdelima Waruwu, Dra. M.Pd

NIP : 150318723 ……….. ……….

Mengetahui

Dekan,

Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A NIP : 195710051987031003


(3)

Nama : Sahroni

NIM : 101018221171

Judul Penelitian : Kinerja Kepala Sekolah dalam Memobilisasi Guru untuk Meningkatkan Kegiatan Belajar Mengajar

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja kepala sekolah dalam memobilisasi para guru guna meningkatkan kegiatan belajar mengajar di SMP Islam AL Falah Bekasi. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode Deskriptif Analisis yakni dengan mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada atau keadaan gejala apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Permasalahan yang diangkat pada penulisan skripsi ini adalah mengenai kinerja seorang kepala sekolah dalam memobilisasi guru untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran.

Penulisan ini disertakan beberapa kajian teori dari mulai teori mengenai kepala sekolah, guru, serta pengertian dari kegiatan belajar mengajar juga pengertian mobilisasi. Sehingga bisa dijadikan sebagai bahan acuan untuk menentukan kisi-kisi instrument penelitian yang akan dibuat. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : pertama observasi, penulis datang ke lokasi penelitian untuk menghimpun keterangan atau data dengan cara mengadakan pengamatan dan pencatatan secara langsung kelapangan, kedua angket, yang penulis sebarkan ke beberapa guru yang berupa pernyataan-pernyataan, kedua wawancara, penulis melakukan wawancara dengan kepala sekolah yang digunakan untuk melengkapi data-data yang telah ada baik dari observasi maupun dari angket.

Dari semua data yang diperoleh kemudian penulis analisis sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan yang dapat menjawab permasalahan yang ada yakni mengenai kinerja kepala sekolah dalam memobilisasi para guru.


(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah wasyukurillah, segala puji dan syukur senantiasa terpanjatkan kehadirat allah SWT, atas segala rahmat, inayah, dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, serta para keluarga dan sahabatnya.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi dan memenuhi syarat yang telah ditetapkan dalam menempuh program Strata-1 (S-l) Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis sampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, di antaranya adalah :

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs Hasyim Asy'ari, MPd. Selaku Pembimbing, yang telah membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini.

3. Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phil, ketua Jurusan Kependidikan Islam. Drs. Mu'arif SAM Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Islam, staf Jurusan Kependidikan Islam Serta segenap dosen manajemen pendidikan yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya kepada penulis.

4. Kepala sekolah SMP Islam Al Falah, para staf juga para guru yang telah membantu penulis dalam mendapatkan data-data yang dibutuhkan.

5. Kedua Orang tua yang telah memberikan kasih sayang serta do'anya dengan penuh keikhlasan dan kesabaran dalam mendidik dan membesarkan penulis, semoga Allah tetap memberikan rahmat dan kasih sayang kepada keduanya.

6. Teman-teman angkatan 2001 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu terima kasih atas dukungan dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.


(5)

Akhirnya besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan penulis khususnya.

Jakarta, 6 Februari 2009

Penulis


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... i KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ...

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... B. Masalah Penelitian ...

1. Identifikasi Masalah ... 2. Pembatasan Masalah ... 3. Perumusan Masalah ... C . Manfaat Penelitian ...

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Teori ... 1. Kinerja ... a. Pengertian Kinerja ... b. Pengertian Kepala Sekolah ... c. Kompetensi Kepala Sekolah ... d. Kinerja Kepala Sekolah... 2. Mobilisasi Kegiatan Belajar Mengajar... a. Pengertian Mobilisasi ... b. Pengertian Kegiatan Belajar Mengajar ... c. Mobilisasi Kegiatan Belajar Mengajar ... d. Kompetensi Guru Dalam Mengajar ... e. Keterampilan-keterampilan Guru Dalam Mengajar .... f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Belajar Mengajar ... B. Kerangka Berpikir ... ii iv vi viii 1 3 3 3 4 4 5 5 5 6 7 8 11 11 12 12 13 14 14 16 iv


(7)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian ... B. Waktu danTempat Penelitian ... C. Metode Penelitian ... D. Teknik Pengumpulan Data ... E. Instrument Pengumpulan Data ... F. Instrumen Penelitian ... G. Teknik Analisa Data ...

BASIL IV HASIL PENELITIAN

A. GambaranUmum SMP Islam Al Falah ... B. Deskripsi Data ... C. Interpretasi Data ... D. Analisis Data ...

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... B. Saran ...

18 18 18 19 20 20 22

25 32 32 51

57 58

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kisi-kisi instrumen angket ... Tabel 2 Pedoman Analisa Data ... Tabel 3 Masukan/arahan kepala sekolah tentang tugas-tugas seorang guru .. Tabel 4 Penyatuan Visi oleh kepala sekolah ... Tabel 5 Bimbingan kepala sekolah terhadap guru ... Tabel 6 Pelimpahan Tugas Kepala Sekolah ... Tabel 7 Memposisikan guru sesuai dengan latar belakang pendidikan ... Tabel 8 Kepala sekolah mengadakan rapat dalam mengambil

suatu Keputusan ... Tabel 9 Pengembilan keputusan kepala sekolah dengan alternativ

yang baik ... Tabel 10 Kontrol kepala sekolah atas kinerja guru dalam memberikan Pengajaran ... Tabel 11 Pengawasan terhadap metode pengajaran guru ... Tabel 12 Pemeriksaan alat evaluasi yang dibuat oleh guru ... Tabel 13 Kehadiran kepala sekolah ... Tabel 14 Menciptakan iklim sekolah yang kondusif ... Tabel 15 Disiplin kerja ... Tabel 16 Pemberian kesempatan bagi guru untuk meningkatkan

Kompetensinya ... Tabel 17 Perbaikan taknik-teknik mengajar melalui penataran ... Tabel 18 Menjalin komunikasi dua arah dengan para guru ... Tabel 19 Pelibatan para guru dalam menyusun program kerja ... Tabel 20 Hubungan dengan para guru dan pegawai ... Tabel 21 Pelibatan bawahan dalam menetapkan peraturan sekolah ... Tabel 22 Kepala sekolah menguasai teknologi informasi ... Tabel 23 Perhatian kepala sekolah terhadap kehadiran guru ... Tabel 24 Supervisi kunjungan kelas yang dilakukan oleh kepala sekolah ... Tabel 25 Kepala sekolah menegur para guru yang telat dan absent ... Tabel 26 Penyediaan ruangan yang kondusif untuk proses belajar ...

21 24 33 33 34 34 35 35 36 36 37 37 38 39 39 40 40 41 41 42 42 43 43 44 44 45 vi


(9)

Tabel 27 Penyediaan media pembelajaran ... Tabel 28 Penambahan alat pembelajaran yang kurang ... Tabel 29 Upaya memenuhi fasilitas yang diperlukan oleh guru dan siswa ….. Tabel 30 Mengembangkan perpustakaan sebagai ilmu pengetahuan dan tempat belajar ... Tabel 31 Pemberian bantuan pada guru jika mendapat kesulitan dalam

proses pembelajaran ... Tabel 32 Mengadakan program akselerasi bagi siswa yang cerdas ... Tabel 33 Menampung ide-ide dan gagasan para guru dalam peningkatan mutu pendidikan ... Tabel 34 Kepala sekolah melaksanakan program pengajaran dalam bentuk

pengelolaan kegiatan belajar mengajar ... Tabel 35 Perekomendasian kenaikan pangkat dan golongan para guru ... Tabel 36 Motivasi kepala sekolah terhadap guru dalam mengajar ... Tabel 37 Pertemuan rutin kepala sekolah dengan para guru perihal

proses belajar mengajar ... 45 46 46

47

47 48

48

49 49 50

50


(10)

DAFTAR GAMBAR

Bagan Struktur Organisasi SMP Islam Al Falah... 29


(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dengan semakin berkembangnya kemajuan zaman maka akan semakin tinggi pula persaingan yang akan terjadi, dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini turut mempercepat perkembangan ekonomi dan industri yang memiliki implikasi penting terhadap dunia pendidikan. Oleh karena itu hams dipersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu menjawab segala kemajuan zaman. Pendidikan merupakan suatu alat yang sangat vital dalam pengembangan sumber daya manusia juga sebagai kebutuhan yang sangat penting bagi manusia untuk membentuk manusia yang terampil dalam bidangnya.

Berkaitan dengan hal tersebut sekolah merupakan suatu tempat pengembangan berbagai disiplin ilmu pengetahuan serta pembentukan karakter manusia, kecakapan, keterampilan, serta nilai dan sikap, yang akan membantu berbagai potensi yang dimiliki serta kemampuan agar dapat bermanfaat bagi kehidupannya.

Namun dibalik semua itu, sekolah dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas bukanlah suatu hal yang mudah, Karena banyak fak tor yang mempengaruhi keberhasilan suatu pendidikan salah satunya adalah tenaga pendidik. Sekolah harus memiliki SDM yang berkualitas dan professional, karena SDM yang dimiliki dapat memberikan kontribusi yang sangat baik sehingga dapat menguntungkan bagi terselenggaranya pendidikan.

Jadi dalam suatu proses belajar mengajar diperlukan para tenaga pendidik yang professional untuk mencapai hasil belajar yang optimal.


(12)

2

Berkaiatan dengan hasil belajar, tentunya banyak faktor yang mempengaruhinya diantaranya; sarana prasarana yang memadai, kurikulum dan terutama sumber daya kepala sekolah dan guru dalam mengelola pendidikan, mendidik, membimbing serta mengarahkan siswa dalam proses belajar mengajar.

Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan, kualitas kepala sekolah akan sangat erat sekali hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan sekolah, salah satunya yang sangat penting adalah mengenai kegiatan belajar mengajar. Kepala sekolah harus mampu memobilisasi kegiatan belajar mengajar dengan baik, ia harus mampu menggerakan para guru agar lebih mengoptimalkan kinerjanya agar dapat mencapai tujuan dari pendidikan yang telah ditetapkan sekaligus meningkatkan kualitas pendidikan.

Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kegiatan inti dalam sebuah sekolah yang diharapkan mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Optimalisasi kinerja para tenaga pendidik akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pembelajaran. Begitu pun dengan kinerja kepala sekolah ia harus mampu membuat iklim kegiatan belajar mengajar seefektif dan seefisien mungkin dalam artian seorang kepala sekolah harus mampu memobilisasi kegiatan belajar mengajar dengan baik yakni ia harus mampu mengerahkan, menggerakan, mengarahkan dan memanfaatkan pihak yang dimobilisasi dalam hal ini para tenaga pendidik agar mengoptimalkan kinerjanya guna mencapai tujuan yang diinginkan bersama.

Dalam kasus ini penulis melihat pada tempat yang dijadikan survey penelitian yakni di SMP Islam Al Falah ada hal yang ingin penulis ketahui mengenai kepala sekolah pada sekolah tersebut, sekolah tersebut mengalami perubahan dari Madrasah Tsanawisayah menjadi SMP Islam. Yang ingin dilihat adalah kinerja kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah tersebut, yakni bagaimana kinerja kepala sekolah dengan perubahan dari tsanawiyah menjadi SMP Islam, namun yang akan dilihat adalah kinerja kepala sekolah dalam meningkatkan para guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, karna


(13)

3

kegiatan belajar adalah inti dari kegiatan pendidikan juga yang menentukan baik atau tidak kualitas suatu sekolah.

Dengan melihat begitu pentingnya kinerja seorang kepala sekolah dalam suatu proses pendidikan, dimana dia harus mampu menciptakan kegiatan-kegiatan pendidikan berjalan dengan baik khususnya menciptakan suasana proses belajar mengajar seefektif dan seefisien mungkin

Maka dari itu penulis mengambil sebuah bahasan yang berjudul "KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM MEMOBILISASI GURU UNTUK MENINGKATKAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR"

B. Masalah Penelitian

1. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi permasalahan yang akan diteliti yakni sebagai berikut:

a. Faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja seorang kepala sekolah dalam memobilisasi guru untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar ?

b. Apakah kepala sekolah dapat meningkatkan kegiatan belajar mengajar ? c. Apa saja yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kegiatan

belajar mengajar ?

d. Usaha kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi para guru ?

e. Bagaimana kinerja kepala sekolah dalam memobilisasi kegiatan belajar mengajar di SMP Islam Al Falah ?

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas penelitian ini dibatasi sebagai berikut:

a. Kinerja kepala sekolah di SMP Islam Al Falah

b. Mobilisasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam hal kegiatan mengajar guru dalam meningkatkan proses belajar mengajar


(14)

4

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka masalah yang diteliti sebagai berikut :

a. Apa yang dilakukan Oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar ?

b. Apakah guru merasa terbantu dengan mobilisasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan pembelajaran ?

c. Apakah dengan memobilisasi para guru kepala sekolah mampu meningkatkan kegiatan pembelajaran ?

d. Apa saja yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru ?

C. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan tentang bagaimana atau apa saja yang harus dilakukan oleh kepala sekolah khususnya dalam memobilisasi kegiatan belajar mengajar, agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik dan optimal sehingga mampu meningkatkan kualitas pendidikan. Lebih jauh lagi hasil penelitian ini dapat digunakan dalam pengembangan kemampuan manajerial kepala sekolah


(15)

5

BAB II

KAJIAN TEORITIK DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teori

1. Kinerja

a. Pengertian Kinerja

Banyak batasan yang diberikan para ahli mengenai istilah kinerja, walaupun berbeda dalam perumusannya namun secara prinsip tampaknya sejalan yakni mengenai proses pencapaian hasil. Kinerja adalah penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi.1 Kinerja (performance) adalah kegiatan yang dilakukan untuk memberikan masukan untuk keputusan penting promosi, transper, dan pemutusan hubungan kerja.2 Poerwadaminta mengemukakan kinerja merupakan sesuatu yang ingin dicapai, atau prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan kerja seseorang.3 Kinerja mungkin dapat dipahami sebagai pencapaian hail-hasil, tujuan akhir yang diarahkan oleh aktivitas-aktivitas yang bermanfaat.4

Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian kinerja adalah sesuatu yang dicapai prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja atau

1

Yaslis Ilyas, Kinerja: Penilaian dan Penelitian, Pusat Kajian FKMUI Depok, Cet ke-3 H. 65

2

Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi, Jakarta : Raja Grapindo Persada, 2004, Cet Ke. 2

3

Poerwadaminta, Kamus Bahasa Indonesia,(Jakarta : Depdikbud, 1998) h. 56 4

Francesco Sofo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Air Langga University Press 2003, Cet Ke-1


(16)

6

suatu proses kerja dari seorang individu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Kinerja sebagai prestasi seseorang dalam suatu bidang atau keahlian tertentu, dalam melaksanakan tugasnya atau perkerjaanya yang didelegasikan dari atasan dengan efektif dan efisien. Menurut Hadari Nawawi "Kinerja adalah kemampuan yang dimiliki oleh individu dalam melakukan suatu pekerjaan sehingga terlihat prestasi pekerjaannya dalam mencapai tujuan".5

Menurut Wahyosumidjo dalam bukunya merumuskan pengertian kinerja sebagai "Sumbangan kualitatif yang terukur dalam rangka membantu tercapainya tujuan kelompok dalam suatu unit kerja".6

Rahmanto menyebutkan prestasi kerja atau kinerja sebagai tingkat pelaksanaan tugas yang bisa dicapai oleh seseorang, unit, atau divisi, dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan perusahaan.7

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah kemampuan kerja seseorang yang diwujudkan dalam tingkah laku yang ditampilkan. Apresiasi pemahaman serta kemampuan bertingkah laku sesuai harapan dapat diidentifikasikan sebagai faktor kerja, kemampuan kerja yang tinggi atau rendah dapat dilihat dari apa yang telah dicapai dan prestasi yang diperoleh dalam suatu pekerjaan.

b. Pengertian Kepala Sekolah

Menurut Daryanto "Kepala sekolah merupakan personal yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan sekolah, ia mempunyai tanggung jawab dan wewenang penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang dipimpinnya dengan

5

Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, Jakarta : gunung Agung, 1996, cet. Ke-2. h. 34

6

Wahyosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya (Jakarta : PT Raja Grapindo Persada, 1999) h. 430

7


(17)

7

dasar pancasila.8

Pengertian lain kepala sekolah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah "Orang (guru) yang memimpin suatu sekolah, guru Sekolah".9

Selain itu kepala sekolah merupakan seorang pemimpin pendidikan yang memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah, semangat kerja, kerjasama, minat terhadap perkembangan anak didik juga suasana kerja yang menyenangkan dan perkembangan mutu profesional diantara para guru.

Jadi pada intinya kepala sekolah memiliki posisi yang strategis dalam menjalankan kepemimpinan pendidikannya di sekolah juga kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang sanagt berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

c. Kompetensi Kepala Sekolah

Menurut Hariati Tinuk Setidaknya ada delapan kompetensi yang harus dimiliki seorang kepala sekolah untuk bisa melaksanakan tugasnya dengan baik.

1. Memiliki rasa tanggung jawab yang besar atas terlaksananya seluruh kegiatan yang mendukung tercapainya tujuan sekolah/pendidikan.

2. Memiliki kemampuan untuk memotivasi orang untuk

melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan ikhlas. 3. Memiliki rasa percaya diri, keteladanan yang tinggi dan

kewibawaan.

4. Dapat menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat dan dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah.

5. Mampu membimbing, mengawasi dan membina bawahan (guru) sehingga masing-masing guru memperoleh tugas yang sesuai dengan keahliannya.

6. Berjiwa besar, memiliki sifat ingin tahu dan memiliki pola pikir berorientasi jauh ke depan.

7. Berani dan mampu mengatasi kesulitan.

8

H.M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2001. h. 20 9

Departemen P&K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1998, Cet Ke-10. h. 480


(18)

8

8. Selalu melakukan inovasi di segala hal. menjadi tuntutan yang perlu dimiliki oleh seorang kepala sekolah.

Jika delapan kompetensi ideal tadi belum bisa terpenuhi, maka ideal minimal seorang kepala sekolah adalah memiliki idealisme untuk memajukan sekolah, memajukan profesionalisme guru, memajukan kreatifitas siswa dan membangun soft skill komunitas sekolah yang dipimpinnya.10

d. Kinerja Kepala Sekolah

Kinerja kepala sekolah dalam kegiatan belajar mengajar ini dimaksudkan sebagai kemampuan kerja kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pendidik dan administrator yang professional yang seharusnya memiliki kompetensi dan keterampilan dalam mengelola suatu lembaga pendidikan, agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Sebagai seorang kepala sekolah, sebagai pemimpin pendidikan hendaknya memiliki pengertian dan pengetahuan yang luas tentang penyelengaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah, sifat-sifat pribadi yang bisa menjamin pelaksanaan kegiatan pimpinan pendidikan yang baik

Sebagai penanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan kepala sekolah mempunyai fungsi sebagai, Leader, Administrator, Edukator, Manajer, Supervisor, Motivator11

1. Fungsi kepala sekolah sebagai leader yakni harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemampuan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah dan mendelegasikan tugas. 2. Kepala sekolah sebagai administrator, fungsi ini memiliki hubungan yang

sangat erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan dan dokumentasi seluruh program sekolah 3. Kepala sekolah sebagai pendidik harus menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasehat kepada warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan, serta melaksanakan model

10

http://www.koranpendidikan.com/artikel/2226/delapan-kompetensi-kepala-sekolah-ideal.html

11

Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung : Rosda, 2003. Cet Ke-4. H.99


(19)

9

pembelajaran yang menarik, dan mengadakan program akselerasi bagi peserta didik yang cerdas di atas normal.

Upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerjanya sebagai educator, khususnya dalam peningkatan kinerja tenaga kependidikan dan prestasi belajar peserta didik dapat dideskripsikan sebagai berikut :

1). Mengikut sertakan guru-guru dalam penataran-penataran, untuk menambah wawasan para guru, kepala sekolah juga harus memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dengan belajar kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.

2). Kepala sekolah harus berusaha menggerakan tim evaluasi hasil belajar peserta didik untuk lebih giat bekerja, kemudian hasilnya diumumkan secara terbuka dan diperlihatkan dipapan pengumuman. Hal ini bermanfaat untuk memotivasi para peserta didik agar lebih giat belajar dan meningkatkan prestasinya.

3). Menggunakan waktu belajar secara efektif di sekolah, dengan cara mendorong para guru untuk memulai dan mengakhiri pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, serta memanfaatkannya secara efektif dan efisien untuk kepentingan pembelajaran.

4. Sebagai manajer kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga pendidik melalui kerja sama, memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.

5. Kepala sekolah sebagai supervisor harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan.. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan tindakan preventif agar para


(20)

10

tenaga kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaanya.

6. Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan pusat sumber belajar.12

7. Kepala sekolah sebagai pencipta iklim kerja, Budaya dan iklim kerja yang kondusif akan memungkinkan setiap guru lebih termotivasi untuk menunjukkan kinerjanya secara unggul, yang disertai usaha untuk meningkatkan kompetensinya. Oleh karena itu, dalam upaya menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif, kepala sekolah hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut : (1) para guru akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang dilakukannya menarik dan menyenangkan, (2) tujuan kegiatan perlu disusun dengan dengan jelas dan diinformasikan kepada para guru sehingga mereka mengetahui tujuan dia bekerja, para guru juga dapat dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut, (3) para guru harus selalu diberitahu tentang dari setiap pekerjaannya, (4) pemberian hadiah lebih baik dari hukuman, namun sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan, (5) usahakan untuk memenuhi kebutuhan sosio-psiko-fisik guru, sehingga memperoleh kepuasan (modifikasi dari pemikiran E. Mulayasa tentang Kepala Sekolah sebagai Motivator, E. Mulyasa, 2003)

8. Kepala sekolah sebagai wirausahawan, dalam menerapkan prinsip-prinsip kewirausaan dihubungkan dengan peningkatan kompetensi guru, maka kepala sekolah seyogyanya dapat menciptakan pembaharuan, keunggulan komparatif, serta memanfaatkan berbagai peluang. Kepala sekolah dengan sikap kewirauhasaan yang kuat akan berani melakukan

12

Soebagio Atmodiwiryo, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta : Ardadidya Jaya, 2000. h. 162


(21)

11

perubahan yang inovatif di sekolahnya, termasuk perubahan dalam hal-hal yang berhubungan dengan proses pembelajaran siswa beserta kompetensi gurunya13

2. Mobilisasi Kegiatan Belajar Mengajar 1. Pengertian Mobilisasi

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, makna mobilisasi sekurang-Kurangnya mempunyai empat buah pengertian, yakni:

a. Pengerahan orang-orang untuk dijadikan tentara : dalam keadaan perang pemerintah dapat mengundang bagi pemuda/i nya

b. Gerak yang mudah (cepat) ; perputaran

c. Sosial, perpindahan (tempat atau kedudukan, tingkah laku) orang-orang dalam masyarakat dengan pola yang baru.

d. Umum, mobilisasi (pengerahan orang-orang untuk menjadi tentara) yang berlaku bagi semua negara.

Memobilisasikan artinya :

1) Mengerahkan orang-orang untuk masuk tentara 2) Menggerakan dan sebagainya.14

Dalam artian lain mobilisasi diartikan sebagai "Tindakan pengerahan dan penggunaan secara serentak sumber daya nasional serta sarana dan prasarana nasional yang telah dibina dan dipersiapkan sebagai komponen pertahanan Negara".15

Jadi makna mobilisasi jika dihubungkan dengan kepala sekolah maka mengandung pengertian, bagaimana seorang kepala sekolah mengerahkan, menggerakan, mengarahkan dan memanfaatkan pihak yang dimobilisasi agar bisa mencapai tujuan yang diinginkan bersama dengan memposisikan pihak yang dimobilisasi sebagai mitra kerja.

13

Depdiknas, 2006 14

Departemen P&K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1998 15


(22)

12

2. Pengertian Kegiatan Belajar Mengajar

Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dengan baik untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua rangkaian pengertian yakni kegiatan belajar dan kegiatan mengajar. Kegiatan belajar menitik beratkan kepada siswa sebagai seorang anak didik dibawah bimbingan seorang pendidik. Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungan.16

Kegiatan mengajar menitik beratkan kepada guru sebagai seorang pembimbing dan seorang pendidik, kegiatan mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat. Berhasilnya pendidikan siswa sanagat bergantung pada pertangung jawaban jawaban guru dalam melaksanakan tugasnya.17

Jika dicermati makna yang terkandung dalam kegiatan belajar mengajar dapat diambil suatu inti sari bahwa kegiatan inti dari pendidikan adalah kegiatan belajar mengajar yang melibatkan seorang siswa sebagai anak didik dan guru sebagai pendidik. Akan tetapi pendidikan yang ideal harusnya anak didik yang lebih aktif sedangkan guru hanyalah sebagai motivator, fasilitator, dan evaluator. Yang dimaksud dengan motivator disini adalah bahwa guru hendaknya selalu memberikan spirit kepada anak didik, fasilitator maksudnya mengusahakan sumber belajar sedangkan evaluator, maksudnya seorang guru sebagai penilai belajar siswa dan penilaian ini hendaknya dilakukan terus menerus seiring dengan belajar siswa.

3. Mobilisasi Kegiatan Belajar Mengajar

Istilah mobilisasi yang dipergunakan dalam skripsi ini adalah untuk memberikan penekanan, pengkonsentrasian dan pemusatan perhatian seorang

16

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Rosdakarya 2002 Get. Ke-14 17


(23)

13

manajer pendidikan (kepala sekolah) dalam mengerahkan seluruh kemampuannya untuk membina, membimbing dan mengerahkan para guru agar bisa optimal dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik yang nantinya akan berpengaruh langsung terhadap kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.

4. Kompetensi Guru dalam Mengajar

Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan, kompetensi guru merupakan salah satu faktor yang amat penting. Kompetensi guru tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi personal, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.

Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru sebagaimana tercantum dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu :

1. Kompetensi pedagogik yaitu merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi: (a) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; (b) pemahaman terhadap peserta didik; (c)pengembangan kurikulum/ silabus; (d) perancangan pembelajaran; (e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (f) evaluasi hasil belajar; dan (g) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

2. Kompetensi kepribadian yaitu merupakan kemampuan kepribadian yang: (a) mantap; (b) stabil; (c) dewasa; (d) arif dan bijaksana; (e) berwibawa; (f) berakhlak mulia; (g) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; (h) mengevaluasi kinerja sendiri; dan (i) mengembangkan diri secara berkelanjutan.

3. Kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk : (a) berkomunikasi lisan dan tulisan; (b) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; (c) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik; dan (d) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

4. Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: (a) konsep, struktur, dan metoda keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar; (b) materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; (c) hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; (d) penerapan


(24)

konsep-14

konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan (e) kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.18

5. Keterampilan-Keterampilan Guru Dalam Mengajar

Menurut Moh. Uzer Usman bahwa terdapat beberapa keterampilan guru dalam mengajar antara lain :

a. Ketarampilan bertanya

b. Keterampilan memberikan penguatan c. Keterampilan mengadakan variasi d. Keterampilan menjelaskan

e. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran f. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil g. Keterampilan mengelola kelas

h. Keterampilan mengajar perseorangan19

Jadi setidak-tidaknya untuk menjadi seorang guru yang professional harus memiliki 8 keterampilan guru dalam mengajar, sehingga ia akan mampu melakukan pembelajaran dengan baik.

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Belajar Mengajar

Faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar sebenarnya sangatlah banyak sekali, namun disini hanya akan diambil garis besarnya saja, yakni:

a. Tenaga Pengajar (guru)

Tenaga pengajar (guru) merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar, karena sebaik dan sebagus apapun potensi anak didik tanpa bimbingan seorang guru yang handal maka potensi itu akan sia-sia.

18

http://www.tendik.org/Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

19


(25)

15

Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa seorang guru merupakan ujung tombak dalam pendidikan yang yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak didik, khususnya dalam proses belajar mengajar di kelas

b. Anak Didik

Guru dan anak didik merupakan dua komponen yang tidak dapat terpisahkan selamanya dalam kegiatan belajar mengajar, guru sebagai tenaga pengajar tidak akan ada artinya tanpa kehadiran seorang anak didik.

c. Kurikulum

Dalam kegiatan belajar mengajar kurikulum merupakan salah satu sarana yang dapat mengantarkan anak didik mencapai tujuan yang diinginkan, yakni tujuan pendidikan nasional, oleh karena itu kurikulum menentukan tercapainya tujuan yang diinginkan, jika kurikulum tidak dapat mengantarkan anak didik menjadi lebih baik dalam pendidikan maka dapat dikatakan bahwa kurikulum tersebut kurang berkualitas.

d. Media Pendidikan

Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti perantara/pengantar.

Media adalah "perantara /pengantar pesan dari sipengirim kepenerima pesan, jelasnya media adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari sipengirim ke sipenerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi"20

Namun media pendidikan bukan hanya terpaku pada benda atau alat saja akan tetapi dalam hal ini seorang tenaga pengajar pun (guru) merupakan media pendidikan yang mengantar pesan pendidikan kepada anak didik (murid)

20

Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, Jakarta : PT. Bumi Aksara 2007, Cet. Ke. 1, h. 113-114


(26)

16

e. Fasilitas Sarana dan Prasarana Pendidikan

fasilitas, sarana dan prasarana pendidikan merupakan faktor yang menyokong terciptanya kegiatan belajar mengajar yang lebih baik dan berkualitas

Sarana sekolah meliputi semua peralatan serta perlengkapan yang langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah, contoh : gedung sekolah, ruangan, meja, kursi, alat peraga dan lain-lain.

Sedangkan prasarana merupakan semua komponen yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses belajar mengajar atau pendidikan di sekolah, contoh : jalan menuju sekolah, halaman sekolah, tatatertib sekolah, dan sebagainya.21

Dari keterangan tersebut di atas terlihat jelas bahwa pendidikan yang berkualitas mesti disokong oleh fasilitas, sarana dan prasarana yang memadai agar kegiatan belajar mengajar berjalan dengan lancar sebagaimana mestinya.

Fasilitas sarana dan prasarana pendidikan membantu sekali dalam tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan karena ini merupakan salah satu alat yang akan membantu tercapainya tujuan pendidikan, dan akan memperingan tugas guru dalam proses belajar mengajar.

B. Kerangka Berpikir

Kepala sekolah merupakan komponen yang sangat penting dalam sebuah lembaga pendidikan yakni sekolah, dimana mutu suatu kepala sekolah akan sangat erat sekali hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan sekolah, slah satunya yang sangat penting adalah mengenai kegiatan belajar mengajar.

21

Soekarno Indrafachrudi dan Hendyat Soetopo, Administrasi Pendidikan,Surabaya:IKIP Malang 1989. h. 135 1984


(27)

17

Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kegiatan inti dalam suatu sekolah yang nantinya akan sangat mempengaruhi berhasil atau tidaknya pendidikan yang telah dilaksanakan, oleh karena itu optimalisasi kinerja para tenaga pendidik sangat diperlukan sekali guna terciptanya pendidiikan yang berkualitas.

Beranjak dari semua itu seorang kepala sekolah dituntut untuk mampu bekerja dengan baik dan professional, ia harus memobilisasi kegiatan belajar mengajar seefektif dan seefisien mungkin, yakni ia harus mampu mengerahkan, menggerakan, mengarahkan dan memanfaatkan pihak yang dimobilisasi dalam hal ini para tenaga pendidik atau guru agar mengoptimalkan kinerjanya guna mencapai tujuan yang diinginkan bersama.

1. Mengerahkan : mengumpulkan/menghimpun orang secara

bersama-sama untuk mengerjakan sesuatu

2. Menggerakkan : membangkitkan/membangunkan (perasaan hati) 3. Mengarahkan : membimbing (memberi petunjuk)

4. Memanfaatkan : menjadikan ada manfaatnya (gunanya)22

Dari pengertian-pengertian di atas yakni kepala sekolah harus menghimpun membimbing serta memotivasi para tenaga pendidik (guru) untuk mengoptimalkan kinerjanya dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pendidik dalam proses belajar mengajar.

22


(28)

18

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja kepala sekolah dalam memobilisasi kegiatan belajar mengajar

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian yang diusulkan ini akan dilaksanakan pada bulan Juni 2007. Adapun tempat penelitian ini adalah di SMP Islam Al Falah yang terletak di Jl. Pangkalan 5 Belakang Yon Armed 7 Rt.02/06 Cikiwul Bantargebang Kota Bekasi

C. Metode Penelitian

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode Deskriptif Analisis. Menurut Suharsimi.A. Metode Deskriptif Yakni "Penelitian yang dimaksud untuk mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada atau keadaan gejala apa adanya pada saat penelitian dilakukan."23

Kemudian data yang telah ada di Analisis untuk mengetahui kinerja kepala sekolah dalam memobilisasi kegiatan belajar mengajar.

23

Suharsini Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2007, Cet. ke-9, h. 24


(29)

19

Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer : data ini bersumber dari responden yang langsung ditemui dilapangan (lokasi penelitian) yaitu dengan menyebarkan angket kepada para guru

b. Data Sekunder : ialah "data yang diperoleh dari pihak lain bukan diusahakan sendiri pengumpulannya."24 data sekunder ini berasal dari perpustakaan, yang terdiri dari buku-buku, literatur-literatur, artikel dan dokumen yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa instrumen penelitian antara lain :

1. Observasi

Penulis menghimpun keterangan atau data dengan cara mengadakan pengamatan dan pencatatan secara langsung kelapangan terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan bahan pengamatan.

2. Wawancara

Dalam hal ini penulis menghimpun bahan-bahan atau keterangan-keterangan dengan melakukan Tanya jawab secara sepihak dengan kepala sekolah guna melengkapai data-data yang telah diperoleh melalui observasi 3. Angket

Penulis membagikan angket yang berisi pernyataan kepada responden yang ditemui langsung dilapangan yaitu kepada sejumlah guru. Bentuk angket yang digunakan berupa angket langsung dan bersipat tertutup dengan empat pilihan jawaban.

24

Sanford Labovitz/Robert Hagedorn, Metode Riset Sosial, terjemahan Bakrie Siregar (Jakarta: Erlangga, 1999)h. 68


(30)

20

E. Instrumen Pengumpulan Data a. Definisi Konseptual

Kinerja kepala sekolah dalam penelitian ini adalah kemampuan kerja kepala sekolah dalam bidang keguruan, administrasi, manajerial, edukasi yang diaflikasikan dalam pekerjaannya, kepala sekolah adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik sehingga ia dapat mengelola sebuah lembaga pendidikan secara optimal karena didukung oleh kompetensi yang di miliki.

Mobilisasi kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang mengandung serangkaian perbuatan kepala sekolah dalam menggerakkan para guru agar lebih mengoptimalkan kinerjanya agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan

b. Definisi Operasional

Yang dimaksud kinerja kepala sekolah dalam memobilisasi kegiatan belajar mengajar adalah usaha serta kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pemimpin, administrator, pendidik dan pengajar sebuah lembaga pendidikan.

Kemampuan tersebut yakni bagaimana dia mampu mengelola komponen-komponen pendidikan secara baik serta mampu bekerjasama dan bersosialisasi dengan para guru dan staff juga bagaimana dia mampu memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada dengan baik. Kepala sekolah harus mampu mengerahkan seluruh kemampuannya untuk membina, membimbing dan mengarahkan para guru agar bisa optimal dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik yang nantiya akan berpengaruh langsung terhadap kegiatan belajar mengajar di kelas

F. Instrumen Penelitian


(31)

21

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang bertujuan untuk memperoleh data kinerja kepala sekolah dalam memobilisasi kegiatan belajar mengajar, angket ini terdiri dari pernyataan-pernyataan yang memiliki empat pilihan alternativ jawaban, yaitu Selalu (SL), Sering (S), Kadang-kadang (KK), dan Tidak Pernah (TP). Responden hanya memilih salah satu alternativ jawaban tersebut, sesuai dengan pendapat atau keadaan sebenarnya. Angket ini disusun atas dasar indikator-indikator yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 1

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kinerja Kepala Sekolah Dalam Memobilisasi Kegiatan Belajar Mengajar

No Aspek Indikator Nomor Butir Jml

(+) (-) 1 2 3 - kepemimpinan Kemampuan Teknis Administrasi

- Member ikan petunjuk

- Pembinaan

- Mendelegasikan tugas - Mengambil keputusan - Pengawasan

- Disiplin dan iklim sekolah - Meningkatkan kemampuan guru

- Komunikasi - Kerjasama - Penggunaan alat

- Melaksanakan supervisi - Penyediaan sarana - Penambahan sarana - Pemanfaatan sarana - Memberikan bantuan

1,2 3 4,5 6,7 8,9,10 11,12 14,15 6 17,18,19 20 21,22,23 24,25 26,27 28 29 13 2 1 2 2 3 3 2 1 3 1 3 2 2 1 1


(32)

22

4 - Pendidikan dan

Pengajaran

- Mengadakan model pembelajaran yang menarik - Memberikan ide-ide & gagasan

- Penguasaan belajar mengajar - Memberikan motivasi kepada para guru

- Melakukan evaluasi PBM

30

31 32

33,34 35

1

1 1

2 1

JUMLAH 35

G. Teknik Analisis Data

Metode deskriptif analisis suatu teknik analisa data yang penganalisaannya dilakukan dengan memberikan penjelasan-penjelasan mengenai gambaran-gambaran peristiwa yang terjadi terutama yang berkaitan dengan kinerja kepala sekolah dalam memobilisasi kegiatan belajar mengajar di SMP Islam Al Falah dan data yang terkumpul kemudian dianalisis

Pengumpulan data itu akan dilakukan setelah mengadakan penelitian dan dilakukan/dikerjakan secara insentif , yaitu setelah meninggalkan lapangan, setelah data hasil pencatatan peneliti terkumpul, langkah selanjutnya yaitu pengelolaan dan analisis data, sehingga menjadi suatu informasi. Sebagaimana telah dikemukakan di atas pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen antara lain, wawancara dan angket. Tiap-tiap instrumen tersebut berguna untuk melengkapi antara satu dengan yang lain. Dalam membaca data yang telah terkumpul, khususnya yang berbentuk angket, penulis akan memasukannya kedalam beberapa tabel.

Penggunaan teknik analisa data dalam penelitian ini disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu mengetahui kinerja kepala sekolah dalam memobilisasi kegiatan belajar mengajar, maka data yang diperoleh akan diolah menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:


(33)

23

1. Editing

Dalam pengelolaan data yang pertama kali dilakukan oleh editing, yaitu meneliti satu persatu kelengkapan pengisian dan kejelasan penulisannya. Dalam tahap ini juga dilakukan pengecekan kelengkapan pengisian dan kejelasan penulisannya.

2. Tabulating

Bertujuan untuk mendapatkan gambaran frekuensi dalam setiap item yang penulis kemukakan. Untuk dibuat suatu tabel yang mempunyai kolom setiap bagian angket sehingga terlihat jawaban responden yang satu dengan yang lain.

3. Persentase

Perhitungan dilakukan untuk mengetahui besar kecilnya tingkatan keberhasilan kinerja kepala sekolah dalam memobilisasi kegiatan belajar mengajar.

Didalam menghitung data-data yang didapatkan, penulis menggunakan rumus persentase :

P = x 100% F

N

Keterangan :

P = Angka Persentase

F = frekuensi yang sedang dicari

N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)25

Sedangkan dalam menganalisa data yang sudah terkumpul, penulis menggunakan metode statistik dskriptis dengan kategori persentasi

25

Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafmdo Persada, 2001, cet. Ke-2. h. 40-41


(34)

24

Tabel 2

Pedoman Analisa Data

Prosentase Penafsiran

100% Seluruhnya

90% - 99% Hampir Seluruhnya

60% - 89% Sebagian Besar

51% -59% Lebih dari setengah

50% Setengahnya

40% - 49% Hampir Setengahnya

10% -3 9% Sebagian kecil

1% - 9% Sedikit sekali

0% Tidak sama sekali26

26

H.R. Wahyudi Syah dan Ahmad Supardi, Metode Risel Beberapa Teori dan Penerapannya, Bandung : lAIN Sunan Gunung Jati, 1982, h. 25


(35)

56

BABV PENUTUP A. Kesimpulan

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti tentang kinerja kepala sekolah dalam memobilisasi kegiatan belajar mengajar di SMP Islam Al Falah telah memperoleh data-data yang dibutuhkan untuk menjawab persoalan-persoalan dalam pembahasan skripsi ini, data tersebut di deskripsikan, diinterpretasikan dan dianalisa sehingga diperoleh suatu kesimpulan.

1. Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin tentunya mempunyai tanggung jawab dalam menjalankan tugasnya khujsusnya dalam menjalankan kinerja nya sebagai seorang kepala sekolah, dalam hal ini kepala sekolah SMP Islam Al Falah dalam melakukan mobilisasi terhadap guru dalam memobilisasi kegiatan belajar mengajar belum mencapai hasil yang maksimal bisa terlihat beberapa point dari angket yang disebar kepada sejumlah guru masih bernilai negative mengenai kinerja kepala sekolah dalam memobilisasi kegiatan belajar, juga ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut salah satunya kurang matangnya kepala sekolah membuat perencanaan khususnya dalam hal kegiatan belajar mengajar.(terlihat dari program dan perencanaan kepala sekolah)

2. Mobilisasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam kegiatan belajar mengajar belum mampu meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah tersebut, ini disebabkan kurangnya mobilisasi-mobilisasi yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap para guru ini terlihat bahwa dari beberapa


(36)

57

angket yang disebar masih ada beberapa point mengenai kinerja kepala sekolah dalam memobilisasi kegiatan belajar mengajar para guru merasa masih kurang terpenuhi kebutuhannya terutama mengenai motivasi kepala sekolah terhadap para guru, pengembangan potensi para guru walaupun ada dan cukup terbantu namun menurut penulis masih kurang dan juga beberapa point lainnya yang dirasakan masih kurang.

3. Mobilisasi yang telah dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan kegiatan belajar mengajar yaitu : Pemberian motivasi terhadap guru, melakukan kunjungan kelas, memberikan perhatian dan lain-lain. Walaupun itu kadang dilakukan tatapi kepala sekolah telah melakukan kegiatan mobilisasi untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar

4. Walaupun guru masih merasakan kurang dengan kegiatan mobilisasi yang dilakukan oleh kepala sekolah namun itu semua cukup membantu para guru dalam melaksanakan kegiatan pengajaran.

5. Apa yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya menurut penulis masih belum cukup memenuhi hal ini terlihat dalam wawancara dengan kepala sekolah (terlampir), bahwa kepala sekolah untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar hanya mengikut sertakan para guru pelatihan-pelatihan diluar dan penempatan guru sesuai dengan latar belakang pendidikan, juga menampung masukan dari para guru. Sebaiknya kepala sekolah memberikan pembinaan-pembinan langsung terhadap guru.yang khususnya yang berkenaan dengan pembelajaran.

6. Usaha kepala sekolah dalam peningkatan kompetensi guru, jika dilihat dari beberapa point angket yang disebar yang dapat menilai usaha kepala sekolah dalam peningkatan para guru, guru merasakan terbantu dengan apa yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kemudian begitupun dalam hasil wawancara dengan kepala sekolah (terlampir) yakni kepala sekolah mengikut sertakan pelatihan-pelatihan, seminar pendidikan juga memberikan reword kepada guru berprestasi, juga jika ada beasiswa untuk


(37)

58

menempuh pendidikan lebih tinggi biasanya beliau mendaftarkan untuk ikut serta menempuh pendidikan tersebut

B. Saran

Tinggi rendahya kualitas sekolah ditentukan oleh banyak faktor yaitu kurikulum, sarana prasarana metode pengajaran dan juga kepala sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan, berkaitan dengan hal tersebut penulis menyarankan :

1. Kepala sekolah seyogyanya mengembangkan terus menerus kemampuan dirinya mencakup pengalaman, keterampilan dan kemampuan

2. Kepala sekolah hendaknya terus menerus meningkatkan kerjasama dengan para guru dan pegawainya serta berusaha meningkatkan kemampuan untuk menjadikan guru agar dapat selalu meningkatkan kualitas kinerjanya

3. Sebagai pelaksana pendidikan di lapangan, kepala sekolah sangat menentukan tercapainya tujuan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan, oleh karena itu kepala sekolah harus meningkatkan disiplin kinerjanya agar kinerjanya lebih baik lagi.

4. Membuat perencanaan dan program kerja yang lebih matang lagi, terutama program-program/perencananaan-perencanaan mengenai proses belajar mengajar


(38)

59

DAFTAR PUSTAKA

Departemen P&K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1998 Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung : Rosda, 2003. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Rosdakarya 2002 Get.

Ke-14

Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, Jakarta : gunung Agung, 1996, cet. Ke-2.

Wahyosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya Jakarta : PT Raja Grapindo Persada, 1999.

Soebagio Atmodiwiryo, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta : Ardadidya Jaya, 2000.

Soekarno Indrafachrudi, dkk, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, Jakarta: Badan Penerbit ALDA, 1984

Fremont E. Kast dan James Rosenzweig, Organisasi dan Manajemen, terjemahan A Hasyim AH, Jakarta; Bumi Aksara, 1995.

Cece Wijaya, A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung : Rosda Karya, 1991

Poerwadaminta, Kamus Bahasa Indonesia Jakarta : Depdikbud, 1998

Arief.S sadikin, Et al, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya Jakarta : PT Raja Grapindo Persada, 1996 Cet. Ke- 4 Suharsini Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta,2000, Cet. ke-2 J. Supranto, Metode Riset, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997

H.M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2001 www.dephan.go.id

UU Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pelaksanannya, Jakarta : Sinar Grapindo, 1992

Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru, 1998 cet. Ke-2

H.R. Wahyudi Syah dan Ahmad Supardi, Metode Risel Beberapa Teori dan


(39)

60

Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafmdo Persada, 2001, cet. Ke-2.

Yaslis Ilyas, Kinerja: Penilaian dan Penelitian, Pusat Kajian FKMUI Depok, Cet ke-3

Francesco Sofo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Air Langga University Press 2003, CetKe-1

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang, Administrasi Pendidikan, Surabaya : IKIP Malang, 1989, Cet Ke 2

Sanford Labovitz/Robert Hagedorn, Metode Riset Sosial, terjemahan Bakrie Siregar (Jakarta: Erlangga, 1999)

Farida Sariyama, S.Pd.,M.Si, Sertifikasi Guru, Bandung :Yrama Widya, 2008 Cet Ke 1

Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, Jakarta : PT. Bumi Aksara 2007, Cet. Ke. 1


(1)

Tabel 2

Pedoman Analisa Data

Prosentase Penafsiran

100% Seluruhnya

90% - 99% Hampir Seluruhnya 60% - 89% Sebagian Besar

51% -59% Lebih dari setengah

50% Setengahnya

40% - 49% Hampir Setengahnya 10% -3 9% Sebagian kecil

1% - 9% Sedikit sekali

0% Tidak sama sekali26

26

H.R. Wahyudi Syah dan Ahmad Supardi, Metode Risel Beberapa Teori dan Penerapannya, Bandung : lAIN Sunan Gunung Jati, 1982, h. 25


(2)

BABV PENUTUP A. Kesimpulan

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti tentang kinerja kepala sekolah dalam memobilisasi kegiatan belajar mengajar di SMP Islam Al Falah telah memperoleh data-data yang dibutuhkan untuk menjawab persoalan-persoalan dalam pembahasan skripsi ini, data tersebut di deskripsikan, diinterpretasikan dan dianalisa sehingga diperoleh suatu kesimpulan.

1. Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin tentunya mempunyai tanggung jawab dalam menjalankan tugasnya khujsusnya dalam menjalankan kinerja nya sebagai seorang kepala sekolah, dalam hal ini kepala sekolah SMP Islam Al Falah dalam melakukan mobilisasi terhadap guru dalam memobilisasi kegiatan belajar mengajar belum mencapai hasil yang maksimal bisa terlihat beberapa point dari angket yang disebar kepada sejumlah guru masih bernilai negative mengenai kinerja kepala sekolah dalam memobilisasi kegiatan belajar, juga ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut salah satunya kurang matangnya kepala sekolah membuat perencanaan khususnya dalam hal kegiatan belajar mengajar.(terlihat dari program dan perencanaan kepala sekolah)

2. Mobilisasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam kegiatan belajar mengajar belum mampu meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah tersebut, ini disebabkan kurangnya mobilisasi-mobilisasi yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap para guru ini terlihat bahwa dari beberapa


(3)

angket yang disebar masih ada beberapa point mengenai kinerja kepala sekolah dalam memobilisasi kegiatan belajar mengajar para guru merasa masih kurang terpenuhi kebutuhannya terutama mengenai motivasi kepala sekolah terhadap para guru, pengembangan potensi para guru walaupun ada dan cukup terbantu namun menurut penulis masih kurang dan juga beberapa point lainnya yang dirasakan masih kurang.

3. Mobilisasi yang telah dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan kegiatan belajar mengajar yaitu : Pemberian motivasi terhadap guru, melakukan kunjungan kelas, memberikan perhatian dan lain-lain. Walaupun itu kadang dilakukan tatapi kepala sekolah telah melakukan kegiatan mobilisasi untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar

4. Walaupun guru masih merasakan kurang dengan kegiatan mobilisasi yang dilakukan oleh kepala sekolah namun itu semua cukup membantu para guru dalam melaksanakan kegiatan pengajaran.

5. Apa yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya menurut penulis masih belum cukup memenuhi hal ini terlihat dalam wawancara dengan kepala sekolah (terlampir), bahwa kepala sekolah untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar hanya mengikut sertakan para guru pelatihan-pelatihan diluar dan penempatan guru sesuai dengan latar belakang pendidikan, juga menampung masukan dari para guru. Sebaiknya kepala sekolah memberikan pembinaan-pembinan langsung terhadap guru.yang khususnya yang berkenaan dengan pembelajaran.

6. Usaha kepala sekolah dalam peningkatan kompetensi guru, jika dilihat dari beberapa point angket yang disebar yang dapat menilai usaha kepala sekolah dalam peningkatan para guru, guru merasakan terbantu dengan apa yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kemudian begitupun dalam hasil wawancara dengan kepala sekolah (terlampir) yakni kepala sekolah mengikut sertakan pelatihan-pelatihan, seminar pendidikan juga memberikan reword kepada guru berprestasi, juga jika ada beasiswa untuk


(4)

menempuh pendidikan lebih tinggi biasanya beliau mendaftarkan untuk ikut serta menempuh pendidikan tersebut

B. Saran

Tinggi rendahya kualitas sekolah ditentukan oleh banyak faktor yaitu kurikulum, sarana prasarana metode pengajaran dan juga kepala sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan, berkaitan dengan hal tersebut penulis menyarankan :

1. Kepala sekolah seyogyanya mengembangkan terus menerus kemampuan dirinya mencakup pengalaman, keterampilan dan kemampuan

2. Kepala sekolah hendaknya terus menerus meningkatkan kerjasama dengan para guru dan pegawainya serta berusaha meningkatkan kemampuan untuk menjadikan guru agar dapat selalu meningkatkan kualitas kinerjanya

3. Sebagai pelaksana pendidikan di lapangan, kepala sekolah sangat menentukan tercapainya tujuan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan, oleh karena itu kepala sekolah harus meningkatkan disiplin kinerjanya agar kinerjanya lebih baik lagi.

4. Membuat perencanaan dan program kerja yang lebih matang lagi, terutama program-program/perencananaan-perencanaan mengenai proses belajar mengajar


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen P&K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1998 Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung : Rosda, 2003. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Rosdakarya 2002 Get.

Ke-14

Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, Jakarta : gunung Agung, 1996, cet. Ke-2.

Wahyosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya Jakarta : PT Raja Grapindo Persada, 1999.

Soebagio Atmodiwiryo, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta : Ardadidya Jaya, 2000.

Soekarno Indrafachrudi, dkk, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, Jakarta: Badan Penerbit ALDA, 1984

Fremont E. Kast dan James Rosenzweig, Organisasi dan Manajemen, terjemahan A Hasyim AH, Jakarta; Bumi Aksara, 1995.

Cece Wijaya, A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung : Rosda Karya, 1991

Poerwadaminta, Kamus Bahasa Indonesia Jakarta : Depdikbud, 1998

Arief.S sadikin, Et al, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya Jakarta : PT Raja Grapindo Persada, 1996 Cet. Ke- 4 Suharsini Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta,2000, Cet. ke-2 J. Supranto, Metode Riset, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997

H.M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2001 www.dephan.go.id

UU Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pelaksanannya, Jakarta : Sinar Grapindo, 1992

Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru, 1998 cet. Ke-2

H.R. Wahyudi Syah dan Ahmad Supardi, Metode Risel Beberapa Teori dan


(6)

Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafmdo Persada, 2001, cet. Ke-2.

Yaslis Ilyas, Kinerja: Penilaian dan Penelitian, Pusat Kajian FKMUI Depok, Cet ke-3

Francesco Sofo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Air Langga University Press 2003, CetKe-1

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang, Administrasi Pendidikan, Surabaya : IKIP Malang, 1989, Cet Ke 2

Sanford Labovitz/Robert Hagedorn, Metode Riset Sosial, terjemahan Bakrie Siregar (Jakarta: Erlangga, 1999)

Farida Sariyama, S.Pd.,M.Si, Sertifikasi Guru, Bandung :Yrama Widya, 2008 Cet Ke 1

Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, Jakarta : PT. Bumi Aksara 2007, Cet. Ke. 1