kegiatan belajar adalah inti dari kegiatan pendidikan juga yang menentukan baik atau tidak kualitas suatu sekolah.
Dengan melihat begitu pentingnya kinerja seorang kepala sekolah dalam suatu proses pendidikan, dimana dia harus mampu menciptakan kegiatan-kegiatan
pendidikan berjalan dengan baik khususnya menciptakan suasana proses belajar mengajar seefektif dan seefisien mungkin
Maka dari itu penulis mengambil sebuah bahasan yang berjudul KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM MEMOBILISASI GURU UNTUK
MENINGKATKAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
B. Masalah Penelitian
1. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi
permasalahan yang akan diteliti yakni sebagai berikut: a.
Faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja seorang kepala sekolah dalam memobilisasi guru untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar ?
b. Apakah kepala sekolah dapat meningkatkan kegiatan belajar mengajar ?
c. Apa saja yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kegiatan
belajar mengajar ? d.
Usaha kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi para guru ? e.
Bagaimana kinerja kepala sekolah dalam memobilisasi kegiatan belajar mengajar di SMP Islam Al Falah ?
2. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas penelitian ini dibatasi sebagai
berikut: a.
Kinerja kepala sekolah di SMP Islam Al Falah b.
Mobilisasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam hal kegiatan mengajar guru dalam meningkatkan proses belajar mengajar
3. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka
masalah yang diteliti sebagai berikut : a.
Apa yang dilakukan Oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar ?
b. Apakah guru merasa terbantu dengan mobilisasi yang dilakukan oleh
kepala sekolah dalam meningkatkan pembelajaran ? c.
Apakah dengan memobilisasi para guru kepala sekolah mampu meningkatkan kegiatan pembelajaran ?
d. Apa saja yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi
guru ?
C. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan tentang bagaimana atau apa saja yang harus dilakukan oleh kepala sekolah
khususnya dalam memobilisasi kegiatan belajar mengajar, agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik dan optimal sehingga mampu
meningkatkan kualitas pendidikan. Lebih jauh lagi hasil penelitian ini dapat digunakan dalam pengembangan kemampuan manajerial kepala
sekolah
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Teori
1. Kinerja a. Pengertian Kinerja
Banyak batasan yang diberikan para ahli mengenai istilah kinerja, walaupun berbeda dalam perumusannya namun secara prinsip tampaknya
sejalan yakni mengenai proses pencapaian hasil. Kinerja adalah penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam
suatu organisasi.
1
Kinerja performance adalah kegiatan yang dilakukan untuk memberikan masukan untuk keputusan penting promosi, transper,
dan pemutusan hubungan kerja.
2
Poerwadaminta mengemukakan kinerja merupakan sesuatu yang ingin dicapai, atau prestasi yang diperlihatkan
dan kemampuan kerja seseorang.
3
Kinerja mungkin dapat dipahami sebagai pencapaian hail-hasil, tujuan akhir yang diarahkan oleh aktivitas-
aktivitas yang bermanfaat.
4
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian kinerja adalah sesuatu yang dicapai prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja atau
1
Yaslis Ilyas, Kinerja: Penilaian dan Penelitian, Pusat Kajian FKMUI Depok, Cet ke-3 H. 65
2
Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi, Jakarta : Raja Grapindo Persada, 2004, Cet Ke. 2
3
Poerwadaminta, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta : Depdikbud, 1998 h. 56
4
Francesco Sofo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Air Langga University Press 2003, Cet Ke-1
5
suatu proses kerja dari seorang individu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Kinerja sebagai prestasi seseorang dalam suatu bidang atau keahlian tertentu, dalam melaksanakan tugasnya atau perkerjaanya yang
didelegasikan dari atasan dengan efektif dan efisien. Menurut Hadari Nawawi Kinerja adalah kemampuan yang dimiliki oleh individu dalam
melakukan suatu pekerjaan sehingga terlihat prestasi pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
5
Menurut Wahyosumidjo dalam bukunya merumuskan pengertian kinerja sebagai Sumbangan kualitatif yang terukur dalam rangka
membantu tercapainya tujuan kelompok dalam suatu unit kerja.
6
Rahmanto menyebutkan prestasi kerja atau kinerja sebagai tingkat pelaksanaan tugas yang bisa dicapai oleh seseorang, unit, atau divisi,
dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan perusahaan.
7
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah kemampuan kerja seseorang yang diwujudkan dalam tingkah laku yang
ditampilkan. Apresiasi pemahaman serta kemampuan bertingkah laku sesuai harapan dapat diidentifikasikan sebagai faktor kerja, kemampuan
kerja yang tinggi atau rendah dapat dilihat dari apa yang telah dicapai dan prestasi yang diperoleh dalam suatu pekerjaan.
b. Pengertian Kepala Sekolah
Menurut Daryanto Kepala sekolah merupakan personal yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan sekolah, ia mempunyai
tanggung jawab dan wewenang penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang dipimpinnya dengan
5
Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, Jakarta : gunung Agung, 1996, cet. Ke-2. h. 34
6
Wahyosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya Jakarta : PT Raja Grapindo Persada, 1999 h. 430
7
www.Feunpak.web.idjimaisna.txt
dasar pancasila.
8
Pengertian lain kepala sekolah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah Orang guru yang memimpin suatu sekolah, guru
Sekolah.
9
Selain itu kepala sekolah merupakan seorang pemimpin pendidikan yang memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembangkan mutu
pendidikan di sekolah, semangat kerja, kerjasama, minat terhadap perkembangan anak didik juga suasana kerja yang menyenangkan dan
perkembangan mutu profesional diantara para guru. Jadi pada intinya kepala sekolah memiliki posisi yang strategis
dalam menjalankan kepemimpinan pendidikannya di sekolah juga kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang sanagt berperan
dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
c. Kompetensi Kepala Sekolah
Menurut Hariati Tinuk Setidaknya ada delapan kompetensi yang harus dimiliki seorang kepala sekolah untuk bisa melaksanakan tugasnya
dengan baik. 1.
Memiliki rasa tanggung jawab yang besar atas terlaksananya seluruh kegiatan yang mendukung tercapainya tujuan
sekolahpendidikan. 2.
Memiliki kemampuan untuk memotivasi orang untuk melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan ikhlas.
3. Memiliki rasa percaya diri, keteladanan yang tinggi dan
kewibawaan. 4.
Dapat menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat dan dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan
tujuan sekolah. 5.
Mampu membimbing, mengawasi dan membina bawahan guru sehingga masing-masing guru memperoleh tugas yang sesuai
dengan keahliannya. 6.
Berjiwa besar, memiliki sifat ingin tahu dan memiliki pola pikir berorientasi jauh ke depan.
7. Berani dan mampu mengatasi kesulitan.
8
H.M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2001. h. 20
9
Departemen PK, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1998, Cet Ke-10. h. 480
8. Selalu melakukan inovasi di segala hal. menjadi tuntutan yang
perlu dimiliki oleh seorang kepala sekolah. Jika delapan kompetensi ideal tadi belum bisa terpenuhi, maka
ideal minimal seorang kepala sekolah adalah memiliki idealisme untuk memajukan sekolah, memajukan profesionalisme guru, memajukan
kreatifitas siswa dan membangun soft skill komunitas sekolah yang dipimpinnya.
10
d. Kinerja Kepala Sekolah
Kinerja kepala sekolah dalam kegiatan belajar mengajar ini dimaksudkan sebagai kemampuan kerja kepala sekolah dalam
melaksanakan tugasnya sebagai seorang pendidik dan administrator yang professional yang seharusnya memiliki kompetensi dan keterampilan
dalam mengelola suatu lembaga pendidikan, agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Sebagai seorang kepala sekolah, sebagai pemimpin
pendidikan hendaknya memiliki pengertian dan pengetahuan yang luas tentang penyelengaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah, sifat-sifat
pribadi yang bisa menjamin pelaksanaan kegiatan pimpinan pendidikan yang baik
Sebagai penanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan kepala sekolah mempunyai fungsi sebagai, Leader, Administrator,
Edukator, Manajer, Supervisor, Motivator
11
1. Fungsi kepala sekolah sebagai leader yakni harus mampu memberikan
petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemampuan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah dan mendelegasikan tugas.
2. Kepala sekolah sebagai administrator, fungsi ini memiliki hubungan yang
sangat erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan dan dokumentasi seluruh program sekolah
3. Kepala sekolah sebagai pendidik harus menciptakan iklim sekolah yang
kondusif, memberikan nasehat kepada warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan, serta melaksanakan model
10
http:www.koranpendidikan.comartikel2226delapan-kompetensi-kepala-sekolah- ideal.html
11
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung : Rosda, 2003. Cet Ke-4. H.99
pembelajaran yang menarik, dan mengadakan program akselerasi bagi peserta didik yang cerdas di atas normal.
Upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerjanya sebagai educator, khususnya dalam peningkatan kinerja tenaga
kependidikan dan prestasi belajar peserta didik dapat dideskripsikan sebagai berikut :
1. Mengikut sertakan guru-guru dalam penataran-penataran, untuk menambah wawasan para guru, kepala sekolah juga harus
memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dengan belajar kejenjang
pendidikan yang lebih tinggi. 2. Kepala sekolah harus berusaha menggerakan tim evaluasi hasil
belajar peserta didik untuk lebih giat bekerja, kemudian hasilnya diumumkan secara terbuka dan diperlihatkan dipapan
pengumuman. Hal ini bermanfaat untuk memotivasi para peserta didik agar lebih giat belajar dan meningkatkan prestasinya.
3. Menggunakan waktu belajar secara efektif di sekolah, dengan cara mendorong para guru untuk memulai dan mengakhiri pembelajaran
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, serta memanfaatkannya secara efektif dan efisien untuk kepentingan
pembelajaran. 4.
Sebagai manajer kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga pendidik melalui kerja sama, memberi kesempatan
kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai
kegiatan yang menunjang program sekolah. 5.
Kepala sekolah sebagai supervisor harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga
kependidikan.. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan.
Pengawasan dan pengendalian ini merupakan tindakan preventif agar para
tenaga kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaanya.
6. Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat
untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan
melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif dan penyediaan berbagai sumber
belajar melalui pengembangan pusat sumber belajar.
12
7. Kepala sekolah sebagai pencipta iklim kerja, Budaya dan iklim kerja yang
kondusif akan memungkinkan setiap guru lebih termotivasi untuk menunjukkan kinerjanya secara unggul, yang disertai usaha untuk
meningkatkan kompetensinya. Oleh karena itu, dalam upaya menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif, kepala sekolah hendaknya
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut : 1 para guru akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang dilakukannya menarik dan
menyenangkan, 2 tujuan kegiatan perlu disusun dengan dengan jelas dan diinformasikan kepada para guru sehingga mereka mengetahui tujuan dia
bekerja, para guru juga dapat dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut, 3 para guru harus selalu diberitahu tentang dari setiap pekerjaannya, 4
pemberian hadiah lebih baik dari hukuman, namun sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan, 5 usahakan untuk memenuhi kebutuhan sosio-
psiko-fisik guru, sehingga memperoleh kepuasan modifikasi dari pemikiran E. Mulayasa tentang Kepala Sekolah sebagai Motivator, E.
Mulyasa, 2003 8.
Kepala sekolah sebagai wirausahawan, dalam menerapkan prinsip-prinsip kewirausaan dihubungkan dengan peningkatan kompetensi guru, maka
kepala sekolah seyogyanya dapat menciptakan pembaharuan, keunggulan komparatif, serta memanfaatkan berbagai peluang. Kepala sekolah dengan
sikap kewirauhasaan yang kuat akan berani melakukan perubahan-
12
Soebagio Atmodiwiryo, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta : Ardadidya Jaya, 2000. h. 162
perubahan yang inovatif di sekolahnya, termasuk perubahan dalam hal-hal yang berhubungan dengan proses pembelajaran siswa beserta kompetensi
gurunya
13
2. Mobilisasi Kegiatan Belajar Mengajar 1. Pengertian Mobilisasi
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, makna mobilisasi sekurang- Kurangnya mempunyai empat buah pengertian, yakni:
a. Pengerahan orang-orang untuk dijadikan tentara : dalam keadaan
perang pemerintah dapat mengundang bagi pemudai nya b.
Gerak yang mudah cepat ; perputaran c.
Sosial, perpindahan tempat atau kedudukan, tingkah laku orang- orang dalam masyarakat dengan pola yang baru.
d. Umum, mobilisasi pengerahan orang-orang untuk menjadi tentara
yang berlaku bagi semua negara. Memobilisasikan artinya :
1 Mengerahkan orang-orang untuk masuk tentara
2 Menggerakan dan sebagainya.
14
Dalam artian lain mobilisasi diartikan sebagai Tindakan pengerahan dan penggunaan secara serentak sumber daya nasional serta sarana dan
prasarana nasional yang telah dibina dan dipersiapkan sebagai komponen pertahanan Negara.
15
Jadi makna mobilisasi jika dihubungkan dengan kepala sekolah maka mengandung pengertian, bagaimana seorang kepala sekolah mengerahkan,
menggerakan, mengarahkan dan memanfaatkan pihak yang dimobilisasi agar bisa mencapai tujuan yang diinginkan bersama dengan memposisikan pihak
yang dimobilisasi sebagai mitra kerja.
13
Depdiknas, 2006
14
Departemen PK, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1998
15
www.dephan.go.id
2. Pengertian Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang
berlangsung dengan baik untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua rangkaian pengertian
yakni kegiatan belajar dan kegiatan mengajar. Kegiatan belajar menitik beratkan kepada siswa sebagai seorang anak didik dibawah bimbingan seorang
pendidik. Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan
lingkungan.
16
Kegiatan mengajar menitik beratkan kepada guru sebagai seorang pembimbing dan seorang pendidik, kegiatan mengajar merupakan suatu
perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat. Berhasilnya pendidikan siswa sanagat bergantung pada pertangung jawaban
jawaban guru dalam melaksanakan tugasnya.
17
Jika dicermati makna yang terkandung dalam kegiatan belajar mengajar dapat diambil suatu inti sari bahwa kegiatan inti dari pendidikan
adalah kegiatan belajar mengajar yang melibatkan seorang siswa sebagai anak didik dan guru sebagai pendidik. Akan tetapi pendidikan yang ideal harusnya
anak didik yang lebih aktif sedangkan guru hanyalah sebagai motivator, fasilitator, dan evaluator. Yang dimaksud dengan motivator disini adalah
bahwa guru hendaknya selalu memberikan spirit kepada anak didik, fasilitator maksudnya mengusahakan sumber belajar sedangkan evaluator, maksudnya
seorang guru sebagai penilai belajar siswa dan penilaian ini hendaknya dilakukan terus menerus seiring dengan belajar siswa.
3. Mobilisasi Kegiatan Belajar Mengajar
Istilah mobilisasi yang dipergunakan dalam skripsi ini adalah untuk memberikan penekanan, pengkonsentrasian dan pemusatan perhatian seorang
16
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Rosdakarya 2002 Get. Ke-14
17
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru...h. 6
manajer pendidikan kepala sekolah dalam mengerahkan seluruh kemampuannya untuk membina, membimbing dan mengerahkan para guru
agar bisa optimal dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik yang nantinya akan berpengaruh langsung terhadap kegiatan belajar mengajar di
dalam kelas.
4. Kompetensi Guru dalam Mengajar
Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan, kompetensi guru merupakan salah satu faktor yang amat penting. Kompetensi guru tersebut
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi personal, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru sebagaimana tercantum dalam
Penjelasan Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu :
1. Kompetensi pedagogik yaitu merupakan kemampuan dalam pengelolaan
peserta didik yang meliputi: a pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; b pemahaman terhadap peserta didik; cpengembangan
kurikulum silabus; d perancangan pembelajaran; e pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; f evaluasi hasil belajar; dan
g pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
2. Kompetensi kepribadian yaitu merupakan kemampuan kepribadian yang:
a mantap; b stabil; c dewasa; d arif dan bijaksana; e berwibawa; f berakhlak mulia; g menjadi teladan bagi peserta didik dan
masyarakat; h mengevaluasi kinerja sendiri; dan i mengembangkan diri secara berkelanjutan.
3. Kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian
dari masyarakat untuk : a berkomunikasi lisan dan tulisan; b menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; c
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtuawali peserta didik; dan d bergaul secara santun
dengan masyarakat sekitar.
4. Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: a konsep, struktur, dan metoda keilmuanteknologiseni yang menaungikoheren
dengan materi ajar; b materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; c hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; d penerapan konsep-
konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan e kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan
budaya nasional.
18
5. Keterampilan-Keterampilan Guru Dalam Mengajar
Menurut Moh. Uzer Usman bahwa terdapat beberapa keterampilan guru dalam mengajar antara lain :
a. Ketarampilan bertanya b. Keterampilan memberikan penguatan
c. Keterampilan mengadakan variasi d. Keterampilan menjelaskan
e. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran f. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
g. Keterampilan mengelola kelas h. Keterampilan mengajar perseorangan
19
Jadi setidak-tidaknya untuk menjadi seorang guru yang professional harus memiliki 8 keterampilan guru dalam mengajar, sehingga ia akan
mampu melakukan pembelajaran dengan baik.
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Belajar Mengajar
Faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar sebenarnya sangatlah banyak sekali, namun disini hanya akan diambil garis
besarnya saja, yakni: a. Tenaga Pengajar guru
Tenaga pengajar guru merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar, karena sebaik dan sebagus
apapun potensi anak didik tanpa bimbingan seorang guru yang handal maka potensi itu akan sia-sia.
18
http:www.tendik.orgPeraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
19
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru...h. 74
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa seorang guru merupakan ujung tombak dalam pendidikan yang yang sangat berpengaruh
terhadap perkembangan anak didik, khususnya dalam proses belajar mengajar di kelas
b. Anak Didik Guru dan anak didik merupakan dua komponen yang tidak dapat
terpisahkan selamanya dalam kegiatan belajar mengajar, guru sebagai tenaga pengajar tidak akan ada artinya tanpa kehadiran seorang anak
didik. c. Kurikulum
Dalam kegiatan belajar mengajar kurikulum merupakan salah satu sarana yang dapat mengantarkan anak didik mencapai tujuan yang
diinginkan, yakni tujuan pendidikan nasional, oleh karena itu kurikulum menentukan tercapainya tujuan yang diinginkan, jika
kurikulum tidak dapat mengantarkan anak didik menjadi lebih baik dalam pendidikan maka dapat dikatakan bahwa kurikulum tersebut
kurang berkualitas. d. Media Pendidikan
Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti perantarapengantar.
Media adalah perantara pengantar pesan dari sipengirim kepenerima pesan, jelasnya media adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari sipengirim ke sipenerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian
siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi
20
Namun media pendidikan bukan hanya terpaku pada benda atau alat saja akan tetapi dalam hal ini seorang tenaga pengajar pun guru
merupakan media pendidikan yang mengantar pesan pendidikan kepada anak didik murid
20
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, Jakarta : PT. Bumi Aksara 2007, Cet. Ke. 1, h. 113-114
e. Fasilitas Sarana dan Prasarana Pendidikan fasilitas, sarana dan prasarana pendidikan merupakan faktor yang
menyokong terciptanya kegiatan belajar mengajar yang lebih baik dan berkualitas
Sarana sekolah meliputi semua peralatan serta perlengkapan yang langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah, contoh :
gedung sekolah, ruangan, meja, kursi, alat peraga dan lain-lain. Sedangkan prasarana merupakan semua komponen yang secara tidak
langsung menunjang jalannya proses belajar mengajar atau pendidikan di sekolah, contoh : jalan menuju sekolah, halaman sekolah, tatatertib
sekolah, dan sebagainya.
21
Dari keterangan tersebut di atas terlihat jelas bahwa pendidikan yang berkualitas mesti disokong oleh fasilitas, sarana dan prasarana yang memadai
agar kegiatan belajar mengajar berjalan dengan lancar sebagaimana mestinya.
Fasilitas sarana dan prasarana pendidikan membantu sekali dalam tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan karena ini merupakan salah
satu alat yang akan membantu tercapainya tujuan pendidikan, dan akan memperingan tugas guru dalam proses belajar mengajar.
B. Kerangka Berpikir
Kepala sekolah merupakan komponen yang sangat penting dalam sebuah lembaga pendidikan yakni sekolah, dimana mutu suatu kepala
sekolah akan sangat erat sekali hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan sekolah, slah satunya yang sangat penting adalah mengenai
kegiatan belajar mengajar.
21
Soekarno Indrafachrudi dan Hendyat Soetopo, Administrasi Pendidikan,Surabaya:IKIP Malang 1989. h. 135 1984
Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kegiatan inti dalam suatu sekolah yang nantinya akan sangat mempengaruhi berhasil atau tidaknya
pendidikan yang telah dilaksanakan, oleh karena itu optimalisasi kinerja para tenaga pendidik sangat diperlukan sekali guna terciptanya pendidiikan yang
berkualitas. Beranjak dari semua itu seorang kepala sekolah dituntut untuk mampu
bekerja dengan baik dan professional, ia harus memobilisasi kegiatan belajar mengajar seefektif dan seefisien mungkin, yakni ia harus mampu
mengerahkan, menggerakan, mengarahkan dan memanfaatkan pihak yang dimobilisasi dalam hal ini para tenaga pendidik atau guru agar
mengoptimalkan kinerjanya guna mencapai tujuan yang diinginkan bersama. 1.
Mengerahkan : mengumpulkanmenghimpun orang secara bersama-sama untuk mengerjakan sesuatu
2. Menggerakkan : membangkitkanmembangunkan perasaan hati
3. Mengarahkan : membimbing memberi petunjuk
4. Memanfaatkan : menjadikan ada manfaatnya gunanya
22
Dari pengertian-pengertian di atas yakni kepala sekolah harus menghimpun membimbing serta memotivasi para tenaga pendidik guru
untuk mengoptimalkan kinerjanya dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pendidik dalam proses belajar mengajar.
22
Departemen PK, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1998
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian