Belinda Suryani Agustine, 2014
STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UU NO 17 TAHUN 2012 PADA KOPERASI MAHASISWA SE-KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.ed |perpustakaan.upi.ed
4.1.4 Pengetahuan dan Pemahaman Pengurus KOPMA ITENAS
Pengimplementasian suatu UU termasuk UU No. 17 Tahun 2012 sangat ditentukan oleh pemahaman maupun pengetahuan pengurus koperasinya terhadap
UU tersebut. Pengetahuan da pemahaman tersebut sangat diperlukan demi tercapainya tujuan dalam penerapan UU tersebut. UU No. 17 Tahun 2012 telah
disahkan pada bulan Oktober 2012, namun di Kota Bandung khususnya baru diadakan sosialisasi pada awal tahun ini. Sosialisasi tersebut tidak secara
keseluruhan mensosialisasikan UU No. 17 Tahun 2012 namun undangan sosialisasi tersebut dilakukan pada acara seminar pajak yang lebih menjelaskan
tentang sistem pajaknya. Sosialisasi yang baru saja dilakukan oleh pihak dinas tersebut berimbas
pada pengetahuan pengurus koperasi akan adanya UU tersebut. Pengurus KOPMA ITENAS salah satu yang baru mengetahui adanya pergantian UU No. 25
Tahun 1992 menjadi UU No. 17 Tahun 2012 pada acara sosialisasi pajak tersebut. Sebelumnya pengurus KOPMA ITENAS tidak mengetahui telah adanya
pergantian UU koperasi yang berlaku.
“Kalo...dari...saya sendiri kan dari kepengurusan KOPMA itu baru ada undangan ...apa dari dinasnya dan katanya ada perubahan Undang-Undang baru dan kita
pun baru tahu oh ternyata Undang-Undang tuh udah banyak sekali diupdatenya
...diubahnya dan kita juga baru tahu kemaren dan kita sekarang sedang mempelajari Undang-Undang yang baru ini apa...apa yang ada di
KOPMA itu sama ga sih...atau berbeda harus ada yang diganti atau gimana...”
“Untuk undang-undang koperasi yang baru itu...saya baru tahu...baru tahu...beberapa hari yang lalu gitu
...itu Undang- Undang No. 17 tahun 2012...”
Dalam sosialisasi pajak tersebut, penjelasan mengenai UU No. 17 Tahun 2012 hanya secara garis besarnya saja tidak secara menyeluruh. Sosialisasi
tersebut menentukan kuota maksimal setiap koperasi mengirimkan wakilnya sebanyak
2 orang.
Terbatasnya kuota
bagi pengurus
yang diundang
mengakibatkan hanya pengurus yang datang kesosialisasi saja yang mengetahui perubahan UU tersebut, sedangkan pengurus lainnya hanya sedikit yang tahu.
Belinda Suryani Agustine, 2014
STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UU NO 17 TAHUN 2012 PADA KOPERASI MAHASISWA SE-KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.ed |perpustakaan.upi.ed
“Kalau yang saya tahu...kemaren kan dari kebetulan kita mempunyai Kepala Departemen Humas dari apa ya... kemaren hari Rabu ya...hari Rabu kan ada
workshop tentang perpajakan seperti itu ya...yang saya ketahui itu ya...ternyata memang banyak Undang-Undang yang telah diubah gitu dari Dinas Koperasi
tersebut...dan dari pemerintahnya...lalu kemarin juga membahas tentang perpajakan gitu dan perpajakan itu yang saya tahu ketahui itu sekitar 1... yang
saya ketahui itu...dan ini apa...masalah tentang apa aja yang diubah itu Undang- Undang diperkoperasian ini saya belum terlalu tahu juga iya karena saya juga
baru kemaren juga baru nanya-
nanya ada apa aja yang diubah da belum diubah...”
Pengurus KOPMA ITENAS baru mengetahui adanya pergantian UU koperasi pada saat sosialisasi pajak tersebut. Pengetahuan pengurusnya pun hanya
sebatas tahu saja tanpa mengetahui isi dari UU No. 17 Tahun 2012 tersebut. Pengetahuan yang terbatas ini mengakibatkan ketidaktahuan perbedaan UU No.
17 Tahun 2012 dengan UU No. 25 Tahun 1992.
“Kalau buat perbandingan kita belum ...soalnya emang belum begitu tahu Undang-
Undang yang baru...”
Perwakilan dari KOPMA ITENAS yang telah ikut dalam sosialisasi pajak tersebut telah memberitahukan hasil dari sosialisasinya kepada rekan-rekan
pengurus yang lain. Tidak sedikit pengurus KOPMA ITENAS yang masih bingung terhadap UU No. 17 Tahun 2012. Pengurus KOPMA ITENAS masih
berkiblat pada UU No. 25 Tahun 1992, termasuk dalam aspek permodalan koperasinya. Modal koperasi KOPMA ITENAS masih mengandalkan dari omzet
usahanya untuk digulirkan kembali menjadi modal, selain dari omzet modal KOPMA ITENAS berasal dari simpanan wajib anggota.
“Kalau permodalan....kalau permodalan...karena kita ngga...apa ya...kita kan belum mengimplementasikan undang-undang...jadi kurang tahu di undang-
undang baru yang sekarang...kalau kita mah gini modalnya itu dari...jadi pertama modal itu berawal dari omzet...setelah kita mendapatkan omzet sebulan...nah
omzet itu diambil digulirkan untuk modal...dan modal itu diambil dari simpanan
wajib...”
Pengetahuan dan
pemahaman pengurus KOPMA ITENAS dapat
disimpulkan masih rendah khususnya dalam aspek permodalan, mengingat pengurus koperasinya mulai dari ketua sampai staf bawahannya masih belum
tahunya UU No. 17 Tahun 2012 padahal UU ini sudah hampir berjalan selama 2 tahun. Pengurus KOPMA ITENAS sebagian besar baru mengetahui pergantian
UU koperasi dari sosialisasi pajak yang dilakukan awal tahun ini. Tidak semua
Belinda Suryani Agustine, 2014
STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UU NO 17 TAHUN 2012 PADA KOPERASI MAHASISWA SE-KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.ed |perpustakaan.upi.ed
pengurus KOPMA ITENAS memahami UU perkoperasian ini, sejauh ini mereka masih mempelajari dan mencari informasi mengenai UU No. 17 Tahun 2012 ini.
Latar belakang pendidikan pengurus KOPMA ITENAS yang kebanyakan adalah jurusan teknik, menjadi salah satu terbatasnya pengetahuan serta
pemahaman pengurusnya tentang UU koperasi. Sebagian besar pengurus KOPMA ITENAS adalah angkatan 2012 yang masih sangat awam terhadap koperasi. Ketua
KOPMA ITENAS ragu jika bawahannya mengetahui dan paham terhadap pergantian UU No. 25 Tahun 1992 menjadi UU No. 17 Tahun 2012.
4.1.5 Pengetahuan dan Pemahaman Pengurus KOPMA STT TEKSTIL