Belinda Suryani Agustine, 2014
STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UU NO 17 TAHUN 2012 PADA KOPERASI MAHASISWA SE-KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.ed |perpustakaan.upi.ed
Tahun Modal
2012 Rp 2.157.305.764
2013 Rp 2.504.074.769
Berdasarkan tabel di atas, terlihat KOPMA di Kota Bandung mempunyai modal yang cukup besar yaitu lebih dari Rp 2 Milyar pada tahun 2012. Tahun
2013 modal KOPMA meningkat ±20 menjadi Rp 2.504.074.769. Melihat modal yang cukup besar tersebut, KOPMA mampu membiayai kegiatan
operasionalnya secara mandiri. KOPMA di Kota Bandung juga dapat diperhitungkan keberadaannya diantara koperasi besar lainnya. Sejauh ini
KOPMA khususnya di Kota Bandung hanya mengandalkan modal sendiri yang diperoleh dari anggotanya. Usaha yang dijalankan KOPMA sudah berjalan cukup
baik, dengan modal yang cukup besar tersebut KOPMA dapat memperluas kegiatan usahanya.
Penerapan UU No 17 Tahun 2012 dapat mulai diterapkan oleh KOPMA termasuk KOPMA di Kota Bandung sebagai pembelajaran memahami peraturan
tersebut. Latar belakang pengurus serta anggota KOPMA merupakan mahasiswa yang kebanyakan belum memahami tentang UU perkoperasian ini, maka perlu
adanya kesiapan dari dalam organisasi KOPMA sebelum benar-benar menerapkan UU ini. Perlu persiapan yang matang karena dalam UU ini terdapat istilah-istilah
yang sulit dipahami bagi kalangan remaja yang baru masuk dalam perkoperasian. Sehingga tidak terjadi kesalahan penafsiran atau multi tafsir terhadap UU ini.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui kesiapan koperasi dalam menerapkan UU Perkoperasian No 17 Tahun 2012
khususnya aspek permodalan. Dengan demikian penulis mengangkat judul penelitian
“Studi Deskriptif Aspek Permodalan Koperasi Dalam Implementasi UU No 17 Tahun 2012 Pada Koperasi Mahasiswa Se -Kota
Bandung”.
1.2 Rumusan masalah
Belinda Suryani Agustine, 2014
STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UU NO 17 TAHUN 2012 PADA KOPERASI MAHASISWA SE-KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.ed |perpustakaan.upi.ed
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis mengemukakan perumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran pengetahuan dan pemahaman pengurus KOPMA di
Kota Bandung tentang UU No. 17 tahun 2012 khususnya aspek permodalan? 2.
Bagaimana gambaran kesiapan pengurus KOPMA di Kota Bandung dalam mengimplementasikan UU No. 17 tahun 2012 khususnya aspek permodalan?
3. Bagaimana gambaran hambatan yang dihadapi pengurus KOPMA di Kota
Bandung dalam mengimplementasikan UU No. 17 tahun 2012 khususnya aspek permodalan?
4. Bagaimana gambaran solusi dari pengurus KOPMA di Kota Bandung
mengenai pengimplementasian UU No. 17 tahun 2012 khususnya aspek permodalan?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1.
Gambaran pengetahuan dan pemahaman pengurus KOPMA di Kota Bandung tentang UU no 17 tahun 2012 khususnya aspek permodalan.
2. Gambaran kesiapan pengurus KOPMA di Kota Bandung dalam
mengimplementasikan UU no 17 tahun 2012 khususnya aspek permodalan. 3.
Gambaran hambatan yang dihadapi pengurus KOPMA di Kota Bandung dalam mengimplementasikan UU no 17 tahun 2012 khususnya aspek
permodalan. 4.
Gambaran solusi dari pengurus KOPMA di Kota Bandung mengenai pengimplementasian UU no 17 tahun 2012 khususnya aspek permodalan.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi aspek teoritis maupun aspek praktis.
Manfaat Teoritis
Belinda Suryani Agustine, 2014
STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UU NO 17 TAHUN 2012 PADA KOPERASI MAHASISWA SE-KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.ed |perpustakaan.upi.ed
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan teori koperasi khususnya tentang permodalan.
Manfaat Praktis
1. Bagi pengurus koperasi, penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui dan
memahami tentang UU No. 17 Tahun 2012 khususnya aspek permodalan
koperasi.
2. Bagi pemerintah dalam hal ini Dinas Koperasi dan UMKM, penelitian ini
bermanfaat untuk
memberikan masukan
dalam pengambilan kebijakan
khususnya dalam UU No. 17 Tahun 2012.
Belinda Suryani Agustine, 2014
STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UU NO 17 TAHUN 2012 PADA KOPERASI MAHASISWA SE-KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.ed |perpustakaan.upi.ed
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Koperasi
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum yang berlandaskan pada asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Kegiatan
usaha Koperasi merupakan penjabaran dari UUD 1945 pasal 33 ayat 1. Dengan adanya penjelasan UUD 1945 Pasal 33 ayat 1 Koperasi berkedudukan sebagai
soko guru perekonomian nasional dan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem perekonomian nasional.
Menurut UU No. 25 Tahun 1992 Koperasi diartikan sebagai badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum Koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Sementara dalam UU No. 17 Tahun 2012, Koperasi merupakan badan hukum yang didirikan oleh
perseorangan atau badan hukum Koperasi dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha yang memenuhi aspirasi dan
kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi.
R.S. Soeriaatmadja mendefinisikan Koperasi sebagai suatu perkumpulan dari orang-orang yang atas dasar persamaan derajat sebagai manusia dengan tidak
memandang haluan agama dan politik secara sukarela masuk untuk sekedar memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat kebendaan atau tanggungan bersama
Hendrojogi, 2004 : 22. Sejalan dengan hal tersebut, menurut Syamsuri dalam Anita Purnamasari
2010, menyatakan: “Koperasi adalah organisasi ekonomi swadaya berdasarkan Pancasila
beranggotakan orang-orang atau badan hukum Koperasi yang bekerjasama menjalankan satu atau lebih kegiatan ekonomi dan secara terus menerus
melaksanakan pendidikan anggota, bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
anggota khususnya
dan masyarakat
pada umumnya”.
Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa koperasi merupakan suatu perkumpulan orang-orang yang memiliki kemampuan terbatas yang
memperjuangakan kesejahteraan ekonomi anggotanya. Seperti yang menjadi fungsi dan tujuan Koperasi bahwa Koperasi memberikan manfaat bagi
anggotanya terutama adalah bidang ekonomi dan sosialnya. Koperasi mempunyai ciri khusus yang membedakannya dari bentuk-
bentuk badan usaha lain bukan koperasi. menurut Dulfer Amir Machmud, 2001:3 mengatakan ciri umum koperasi sebagai organisasi sosial adalah adanya:
a. Cooperative group, yaitu sekelompok orang yang terikat sekurang-kurangnya
satu kepentingan dan tujuan yang sama. b.
Self help, artinya menolong diri sendiri dalam kelompok. c.
Cooperative enterprise, artinya untuk mencapai tujuan kelompok dengan membentuk usaha bersama, yang dimiliki, dimodali dan dikelola bersama.
d.
Member promotion, yaitu sasaran utama dari usaha bersama ini adalah memajukan ekonomi anggota.
Hubungan-hubungan utama antara berbagai unsur di dalam organisasi koperasi, yaitu anggota perorangan, kegiatan ekonomi anggota, kelompok
koperasi, perusahaan koperasi dan organisasi koperasi sebagai suatu sistem sosial ekonomi dapat digambarkan secara sederhana sebagai berikut.
Belinda Suryani Agustine, 2014
STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UU NO 17 TAHUN 2012 PADA KOPERASI MAHASISWA SE-KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.ed |perpustakaan.upi.ed
6 7
8 5
9
Gambar 1.1 Struktur Umum Organisasi Koperasi
Keterangan : 1
Individu anggota untuk koperasi sekunder berarti badan hukum 2
Kepentingan ekonomi anggota yang sama 3
Kelompok koperasi diaktualisasikan dalam forum rapat anggota 4
Perusahaan koperasi sebagai alat anggota untuk mencapai kepentingan- kepentingan ekonomi anggota
5 Pelayanan perusahaan koperasi yang menunjang
6 Peningkatan kondisi ekonomi sosial rumah tangga
7 Pelaksana koperasi pengurus dan badan pengawas
8 Pasar barang, tenaga kerja, uang atau modal
9
Lingkungan dimana koperasi berada Dari gambaran struktur umum organisasi koperasi jelas terlihat bahwa
perusahaan koperasi hanyalah satu komponen dari organisasi koperasi. Artinya, organisasi koperasi tidak identik dengan perusahaan koperasi
. Organisasi
1 2
A B
C D
Perusahaan Koperasi 4
A D
C B
X X
X X
P as
ar
Lingkungan Kehidupan
3
koperasi akan meliputi seluruh individu anggota koperasi yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan subyek hukum yang berdiri sendiri, tetapi di dalam rapat
anggota mereka bergabung menjadi satu dan mengambil keputusan-keputusan yang menyangkut kehidupan perusahaan koperasi, dimana perusahaan koperasi
dapat merupakan subyek hukum yang berdiri sendiri pula. Koperasi mempunyai prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam kegiatan
oleh berbagai Koperasi di dunia adalah merupakan prinsip Koperasi Rochdale. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
a. Kenggotaan yang bersifat terbuka open membership and voluntary.
b. Pegawasan secara demokratis democratis control.
c. Bunga yang terbatas atas modal limited interes of capital.
d. Pembagian SHU yang sesuai dengan jasa anggota proportional distribution
of surplus .
e. Penjualan dilakukan sesuai dengan harga pasar yang berlaku dan secara tunai
trading in cash. f.
Tidak ada diskriminasi berdasarkan ras, suku, agama dan politik political, rasional, religious, netrality
. g.
Pendidikan terhadap anggota secara berkesinambungan promotion of education
. Ropke, 2003:17
Koperasi Indonesia selalu berdasarkan kepada prinsip-prinsip koperasi, sebagaimana yang tertuang dalam pasal 5 Undang-undang No. 25 Tahun 1992,
yaitu: 1.
Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. 2.
Pengelolaan dilakukan secara demokratis. 3.
Pembagian Sisa Hasil usaha SHU dilakukan secara adil dan sebanding dengan besarnya balas jasa usaha masing-masing anggota.
4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
5. Kemandirian
Dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi melaksanakan pula prinsip koperasi sebagai berikut:
6. pendidikan perkoperasian
7. kerjasama antar koperasi.
Sejalan dengan perubahan pada UU No. 25 Tahun 1992 menjadi UU Perkoperasian No 17 Tahun 2012, Koperasi melaksanakan prinsip Koperasi yang
meliputi:
1. Keanggotaan Koperasi bersifat sukarela dan terbuka.
2. Pengawasan oleh anggota diselenggarakan secara demokratis.
3. Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi Koperasi.
4. Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom, dan independen.
5. Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi anggota,
pengawas, pengurus dan karyawannya serta memberikan informasi kepada masyarakat tentang jati diri, kegiatan, dan kemanfaatan Koperasi.
6. Koperasi melayani anggotanya secara prima dan memperkuat Gerakan
Koperasi dengan bekerja sama melalui jaringan kegiatan pada tingkat lokal, nasional, regional dan internasional, dan
7. Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan dan
masyarakanya melalui kebijakan yang disepakati anggota. Prinsip-prinsip Koperasi secara kumulatif adalah darah kehidupan gerakan
Koperasi, diperoleh dari nilai-nilai yang mengisi gerakan Koperasi sejak semula, prinsip-prinsip ini membentuk struktur-struktur dan menentukan sikap hidup yang
memberikan perspektif yang khas pada gerakan Koperasi. Dalam UU No. 17 tahun 2012, Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan.
Pengertian Koperasi yang tercantum baik dalam UU No.25 Tahun 1992 maupun UU No. 17 Tahun 2012 disusun tidak hanya berdasar pada konsep
Koperasi sebagai organisasi ekonomi dan sosial namun secara lengkap telah mencerminkan norma-norma atau kaidah-kaidah yang berlaku bagi bangsa
Indonesia. Norma-norma atau kaidah-kaidah tersebut tercermin dari fungsi dan peranan Koperasi sebagai berikut:
a. alat untuk membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan
ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
b. Alat untuk mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
c. Alat untuk memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional, dan d.
Alat untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi. Hendar Kusnadi dalam Anita Purnamasari. Pernyataan tersebut senada seperti yang tertuang dalam Pasal 4 UU No. 25
Tahun 1992 yaitu:
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat. 3.
Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan Koperasi sebagai sokogurunya.
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional
yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan. Berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian.
2.2 Koperasi Mahasiswa