Instrumen Budaya Organisasi Instrumen Penelitian

Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk variabel budaya organisasi dan emotional quotient adalah angket. Menurut Sugiyono 2005:199, ”Kuesioner merupakan teknik mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab”. Pada penelitian ini menggunakan angket tertutup, yaitu dimana dalam pertanyaan atau pernyataan diberikan alternatif jawaban, sehingga responden dapat memilih alternatif jawaban yang sesuai dengan pengalamannya. Sedangkan untuk variabel prestasi kerja peneliti menggunakan data sekunder dari perusahaan yaitu hasil penilaian karyawan bagian Produksi.

1. Instrumen Budaya Organisasi

Berdasarkan teori yang disampaikan oleh Robbins 2010:63 budaya organisasi tampil dalam tujuh karakteristik. Indikator-indikator tersebut disusun ke dalam item-item pernyataan yang mengukur budaya organisasi terhadap karyawan PT. MEPROFARM. Item-item pernyataan disusun menjadi sebuah instrument dengan menggunakan skala likert dengan pilihan jawaban berurutan yakni Sangat Tidak Sesuai STS, Tidak Sesuai TS, Sesuai S, Sangat Sesuai SS. Berikut ini kisi-kisi budaya organisasi terhadap karyawan PT MEPROFARM Bandung yang berjumlah 25 item. Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Budaya Organisasi Karyawan PT. MEPROFARM Variabel Dimensi Indikator Nomor Item Jumlah Item Budaya Organisasi X 1 Budaya organisasi organizational culture sebagai nilai-nilai, prinsip-prinsip, tradisi dan cara-cara bekerja yang dianut bersama oleh para anggota organisasi dan memengaruhi cara mereka bertindak. Robbins, 2010:63 Inovasi dan Pengambilan Risiko Organisasi mendorong para karyawan bersikap inovatif 1, 4 2 Seberapa besar organisasi mendorong para karyawan berani mengambil resiko 3, 7 2 Perhatian pada Detil Ketelitian yang dituntut oleh organisasi dari para karyawan dalam bekerja 5, 6 2 Analisis dan perhatian pada detail yang dituntut oleh organisasi dari para karyawan 2, 8 2 Orientasi Hasil Seberapa besar organisasi menekankan pada pencapaian sasaran hasil 10, 11, 21 3 Orientasi Manusia Seberapa jauh organisasi bersedia mempertimbangkan faktor karyawan dalam pengambilan keputusan manajemen 12, 14 2 Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Item-item pernyataan disusun berupa pernyataan positif favorable, yang disusun secara acak . setiap pernyataan memiliki empat alternatif jawaban berdasarkan pilihan jawaban yang diberikan responden sebagai berikut. Tabel 3.2 Bobot Pilihan Jawaban Item Budaya Organisasi Jawaban Skor Sangat Sesuai 4 Sesuai 3 Tidak Sesuai 2 Sangat Tidak Sesuai 1 Orientasi Tim Seberapa besar organisasi menekankan pada kerja kelompok dalam menyelesaikan tugas 15, 16 2 Agresivitas Seberapa besar organisasi mendorong karyawannya untuk saling bersaing 18, 19, 23 3 Sejauh mana situasi kerja mendorong karyawan untuk bekerja keras 9, 13, 20, 22 4 Stabilitas Seberapa besar organisasi menekankan pada pemeliharaan status quo dalam pengambilan keputusan 17, 24, 25 3 Jumlah 25 Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Instrumen Emotional Quotient