Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT.
Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
2. Instrumen Emotional Quotient
Berdasarkan teori yang disampaikan oleh Goleman 1995 yang dikutip oleh Luthans 2006:332 emotional quotient tampil dalam lima karakteristik.
Indikator-indikator tersebut disusun ke dalam item-item pernyataan yang mengukur emotional quotient karyawan PT. MEPROFARM. Item-item
pernyataan disusun menjadi sebuah instrument dengan menggunakan skala likert dengan pilihan jawaban berurutan yakni Sangat Tidak Sesuai STS,
Tidak Sesuai TS, Sesuai S, Sangat Sesuai SS. Berikut ini kisi-kisi budaya organisasi terhadap karyawan PT MEPROFARM Bnadung yang berjumlah 25
item. Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Emotional Quotient Karyawan PT. MEPROFARM
Variabel Dimensi
Indikator Nomor Item
Jumlah Item
Emotional quotient
X
2
Kesadaran Diri Mengenali perasaan sebenarnya
sewaktu perasaan itu terjadi 1, 2
2
Manajemen diri Kemampuan
dalam menangani
emosi agar terungkap dengan tepat 3, 5, 10
3 Berusaha menjauhi emosi negatif
4, 8, 14 3
Memotivasi Diri Mempunyai tujuan dan usaha-usaha
untuk mencapainya 11, 13, 16
3 Meyakinkan diri
12, 17, 18 3
Empati Memahami dan sensitif dengan
perasaan orang lain 6, 7, 15
3
Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT.
Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Item-item pernyataan disusun berupa pernyataan positif favorable dan pernyataan negatif unfavorable, yang disusun secara acak . setiap pernyataan
memiliki empat alternatif jawaban berdasarkan pilihan jawaban yang diberikan responden sebagai berikut.
Tabel 3.4 Bobot Pilihan Jawaban Item Emotional Quotient
Jawaban Skor Favorable
Skor Unfavorable
Sangat Tidak Sesuai 1
4 Tidak Sesuai
2 3
Sesuai 3
2 Sangat Sesuai
4 1
3. Instrumen prestasi kerja
Prestasi kerja menurut Malayu S. P Hasibuan 2009 : 94 adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu.
Pada peneliti ini instrumen yang digunakan untuk mengukur prestasi kerja karyawan ialah menggunakan data sekunder berupa hasil penilaian
Keterampilan sosial
Mampu membaca situasi sosial 9, 19
2 Mampu
membangun hubungan
dengan orang lain 20, 21, 22
3
Jumlah 22
Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT.
Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
karyawan bagian Produksi pada tahun 2012 catur wulan terakhir. Data sekunder tersebut digunakan mengingat setiap perusahaan mempunyai standar tersendiri
dalam melakukan penilaian terhadap prestasi kerja karyawannya sesuai dengan posisi dan jobdesc masing-masing karyawan. Penilaian karyawan PT.
Meprofarm ini dilakukan tiga kali dalam setahun yaitu setiap 4 bulan sekali. Yang menjadi alat ukur penilaian karyawan dalam instansi tersebut
adalah sebagai berikut: Tabel 3.5
Alat Ukur Penilaian Karyawan PT. Meprofarm divisi Produksi yang Diperoleh dari Perusahaan
No. Variabel
Indikator
1 Prestasi
Kerja Karyawan
Kehadiran Disiplin dan tanggungjawab
Kreatifitas inisiatif kerja Kemampuan kerjaskill
Produktifitas Compliance
Problem Solving Leadership
Kerjasama dengan atasanbawahanrekan kerja Manajemen mutu
Manajemen lingkungan
Tabel 3.6 Kriteria Penilaiannya:
Kriteria Penilaian Nilai
Baik sekali 9-10
Baik 7-8
Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT.
Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Cukup 5-6
Kurang 1-4
F. Proses Pengembangan Instrumen