Variabel Behavioristik Kunjungan Wisatawan di Museum Layang-layang

commit to user 57 Berdasarkan tabel 6, diketahui bahwa sebagian besar mengunjungi objek wisata ini adalah untuk melakukan penelitian atau belajar membuat layang layang di museum ini, yaitu dengan jumlah responden sebanyak 17 responden dengan prosentase sebesar 34, ini dikarenakan jumlah kunjungan yang lebih banyak didominasi oleh para pelajar dan mahasiswa, baik dari dalam maupun luar kota, bahkan tidak sedikit pula pelajar dari luar negeri yang melakukan penelitian di museum ini. Selanjutnya untuk tujuan kebudayaan sebesar 26, rekreasi atau berlibur 12 dan hanya sekedar melihat hal-hal baru sebanyak 2.

4. Variabel Behavioristik

Variable Behavioristik membagi wisatawan ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan tingkah laku Wisatawan. Berikut ini adalah hasil data yang di peroleh dari pembagian angket kepada wisatawan di museum layang-layang berdasarkan perencanaan perjalanan wisatawan yang berkunjung ke museum layang-layang. Dalam interview yang dilakukan peneliti pada salah seorang wisatawan yang tergabung dalam Touris Group dari sebuah Universitas di Kota Semarang didapat hasil sebagai berikut: Mereka lebih merasa nyaman serta merasa bebas tidak terpancang oleh jadwal perjalanan yang sudah diatur oleh sebuah biro perjalanan jika menggunakan rencana perjalanan yang mereka atur sendiri. Disamping itu mereka juga berfikiran agar lebih dapat menekan biaya pengeluaran yang cukup besar jika menggunakan jasa biro perjalanan dibandingkan dengan melakukan perjalanan sendiri, maka dari itu di peroleh data sebagai berikut : commit to user 58 Tabel 7 Variabel behavioristik bedasarkan Perencanaan Perjalanan Wisatawan Berkunjung di Museum layang-layang Rencana Perjalanan Jumlah Prosentase Diatur sendiri 31 62 Diatur biro perjalanan 19 38 Jumlah 50 100 Sumber : Angket kepada wisatawan, 2011. Mayoritas atau sebanyak 31 responden menjawab lebih senang merencanakan perjalanan sendiri atau menggunakan organisasi wisata lokal, daripada menyerahkan sepenuhnya pada biro-biro perjalanan, dengan prosentase sebesar 62.Namun demikian tidak sedikit pula yang lebih memilih menggunakan jasa biro perjalanan yaitu sebanyak 19 responden dengan prosentase 38. Ini dikarenakan mereka beranggapan lebih praktis serta sebagian besar dari mereka juga belum mengenal betul tentang letak dan kondisi tempat- tempat wisata yang akan mereka kunjungi, jadi mereka lebih merasa aman. Ada beberapa wisatawan yang menggunakan jasa biro perjalanan akan tetapi dalam menentukan objek wisata yang akan dituju mereka memilih dan mengatur sendiri, sehingga tugas dari biro perjalanan hanya sekedar mengantar ke tempat yang diinginkan oleh wisatawan. Berikut ini adalah hasil data yang di peroleh dari pembagian angket kepada wisatawan di museum layang-layang berdasarkan bentuk wisata yang banyak di minati wisatawan yang berkunjung ke museum layang-layang adalah sebagai berikut: commit to user 59 Tabel 8 Variabel Behavioristik berdasarkan Bentuk Wisata Yang Banyak Diminati wisatawan Bentuk Wisata Jumlah Prosentase Wisata budaya 8 16 Wisata alam 24 48 Wisata kuliner 14 28 Wisata belanja 4 8 Jumlah 50 100 Sumber : Angket kepada wisatawan, 2011. Mayoritas responden lebih menyukai wisata alam dengan jumlah responden sebanyak 24 dengan prosentase sebesar 48, lebih besar dibandingkan bentuk wisata lainnya. Dilanjutkan dengan wisata kuliner dengan 28, mereka mengatakan sangat penasaran dengan makanan khas yang ada ditempat-tempat wisata atau daerah yang mereka kunjungi, sehingga tidak sedikit pula yang memilih bentuk wisata ini. Selanjutnya wisata budaya dan wisata belanja dengan jumlah prosentase masing-masing sebesar 16 dan 8. Dari fakta yang didapat dari sebuah wawancara dengan Ade nuryadin salah seorang Guide di Museum layang- layang, didapat kesimpulan bahwa kebanyakan wisatawan asal Eropa sangat tertarik dalam mendengarkan pemandu wisata dan ingin mengetahui segala sesuatu sampai detail tentang suatu objek wisata. Sedangkan wisatawan asal Amerika lebih menyukai aspek wisata budaya seperti tari-tarian dan upacara adat- istiadat akan tetapi tidak tertarik secara medalam pada bentuk kebudayaan, commit to user 60 sedangkan hanya sebagian kecil yang menyukai pemandangan alam. Wisatawan Australia mengatakan sangat menyukai wisata alam terutama aktivitas pantai tetapi tidak menaruh minat yang dalam pada kebudayaan yang telah dikenalnya tentang ndonesia. Jenis penginapan standart memang lebih banyak disukai oleh para wisatawan karena dalam kunjungannya wisatawan lebih mengutamakan objek yang dituju, bukan fasilitas dan pelayanan kamar. Selain itu mayoritas pengunjung Museum layang layang juga berprofesi sebagai pelajar dan staff pengajar, sehingga minat akan permintaan penginapan relative sederhana. Berikut ini adalah hasil data yang di peroleh dari pembagian angket kepada wisatawan di museum layang-layang berdasarkan fasilitas penginapan yang banyak di minati wisatawan yang berkunjung ke museum layang-layang adalah sebagai berikut: Tabel 9 Variable Behavioristik berdasarkan Fasilitas Penginapan Yang Banyak Diminati Wisatawan Yang Berkunjung ke Museum layang-layang Fasilitas Penginapan Jumlah Prosentase Berbintang 9 18 Tidak Berbintang 41 82 Jumlah 50 100 Sumber : Angket kepada wisatawan, 2011. Jenis penginapan dengan fasilitas maupun pelayanan yang standart menjadi favorit dikalangan wisatawan, hal ini dibuktikan dengan tingginya responden yang memilih dengan jumlah 41 responden dengan prosentase 82. commit to user 61 Hal ini sangatlah lebih dominan jika dibandingkan dengan jumlah responden yang memilih jenis penginapan mewah yaitu sebanyak 9 responden dengan prosentase sebesar 18. Kebersihan dan sanitasi sangat erat hubungannya dengan dunia pariwisata, karena semakin bersih tempat wisata yang mereka kunjungi maka kesan dari para wisatawan terhadap suatu objek wisata pun juga semakin tinggi, bahkan kemungkinan besar mereka untuk kembali mengunjungi objek wisata tersebut semakin terbuka lebar karena mereka merasa nyaman terhadap tempat wisata yang mereka kunjungi. Berikut ini adalah hasil data yang di peroleh dari pembagian angket kepada wisatawan di museum layang-layang berdasarkan respon terhadap fasilitas dan kebersihan wisatawan yang berkunjung ke museum layang-layang adalah sebagai berikut: Tabel 10 Variable behavioristik berdasarkan Respon Terhadap Fasilitas dan Kebersihan di Museum layang- layang Respon Wisatawan Jumlah Prosentase Sangat diperhatikan 37 74 Kurang diperhatikan 13 26 Tidak diperhatikan - - Jumlah 50 100 Sumber : Angket kepada wisatawan, 2011. commit to user 62 Mayoritas atau sebanyak 37 responden dari 50 responden, tanggapan wisatawan terhadap fasilitas dan kebersihan di tempat yang mereka kunjungi cenderung sangat diperhatikan, dengan prosentase 74. Sedangkan wisatawan yang mengatakan kurang diperhatikan sebanyak 13 responden dengan prosentase sebesar 26. Kunjungan wisatawan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kondisi ekonomi, keamanan, musim dan lain-lain. Dapat dilihat dari tabel-tabel dibawah ini yang menjelaskan tentang perkembangan di museum layang-layang berdasarkan data pengunjung dan kegiatan yang di lakukan pada tahun 2007-2011 di museum layang-layang Indonesia adalah sebagai berikut: commit to user 63 commit to user 64 Berdasarkan tabel 11 kegiatan museum layang-layang di atas dapat di ketahui bahwa perkembangan sangat pesat bermula dari workshop layangan pada setiap tahun terdapat penambahan kegiatan di museum layang-layang seperti pada tahun 2007 kegiatan yang dilakukan wisatawan adalah membuat layang- layang paperfold sebanyak 7362 pengunjung ,diamond 2802 pengunjung, poly 514 pengunjung dan keramik sebanyak 5265 pengunjung, paling banyak di kunjungi pada bulan april dengan jumlah 2672 wisatawan dan bulan paling sedikit wisatawan berkunjung adalah bulan oktober sebanyak 379 pengunjung. Pada tahun 2008 kegiatan yang di lakukan wisatawan adalah membuat layang-layang paperfold sebanyak 6243 pengunjung, diamond sebanyak 2962 pengunjung ,poly sebanyak 814 pengunjung, keramik sebanyak 5030 pengunjung dan di tambah melukis batik sebanyak 551 pengunjung.Paling banyak dikunjungi adalah pada bulan November yaitu sebanyak 2752 pengunjung,paling sedikit dikunjungi adalah bulan September sebanyak 474 pengunjung. Pada tahun 2009-2011 kegiatan yang di lakukan wisatawan adalah membuat layang-layang paperfold sebanyak 14049 pada tahun 2009, sebanyak 5984 pengunjung pada tahun 2010 dan 1066 pengunjung pada tahun 2011 yang di hitung sampai bulan april 2011,diamond sebanyak 7100 pengunjung pada tahun 2009, 2683 pengunjung pada tahun 2010, 505 pengunjung di tahun 2011 yang dihitung sampai bulan april 2011,sedangkan poly sebanyak 1793 pengunjung pada tahun 2009, dan 480 pengunjung pada tahun 2010, 135 pengunjung tahun 2011 yang di data sampai bulan april 2011, melukis keramik sebanyak 5482 pengunjung pada tahun 2009, dan 4749 pengunjung pada tahun 2010, 253 pengunjung pada tahun 2011 yang di commit to user 65 ketahui jumlahnya sampai bulan april 2011, membatik sebanyak 522 pengunjung di tahun 2009, 222 pengunjung pada tahun 2010, dan 371 pengunjung pada tahun 2011 sampai bulan april, melukis payung sebanyak 259 pengunjung pada tahun 2009, dan 125 pengunjung pada tahun 2010 serta 145 pengunjung pada tahun 2011 sampai bulan april, dan melukis T-shirt sebanyak 783 pengunjung pada tahun 2009, pada tahun 2010 sebanyak 331 pengunjung dan sebanyak 397 pengunjung pada tahun 2011 sampai bulan april. Berikut ini adalah hasil data yang di peroleh dari pembagian angket kepada wisatawan di museum layang- layang berdasarkan harapan-harapan wisatawan yang berkunjung ke museum layang-layang adalah sebagai berikut: Tabel 12 Variabel behavioristik berdasarkan Harapan-harapan Yang Diinginkan Oleh Wisatawan di Museum Layang-layang. Respon Wisatawan Jumlah Prosentase Sanitasi kebersihan 13 26 Promosi 20 45 Fasilitas 17 29 Jumlah 50 100 Sumber : Angket kepada wisatawan, 2011. Harapan-harapan yang diinginkan wisatawan kepada Museum Layang- layang antara lain, sebagian besar pengunjung atau sebanyak 20 responden dengan prosentae sebesar 45 responden menginginkan agar lebih ditingkatkan lagi pengelolaan dan usaha promosi terhadap Museum layang layang. 29 commit to user 66 pengunjung memperhatikan masalah fasilitas di museum, sisanya pengunjung mengharapkan kebersihan lingkungan museum sebanyak 26. Dengan banyaknya pengunjung yang datang ke museum ini. Harapan masyarakat Indonesia lebih mengenal layang-layang yang merupakan budaya Indonesia. Berkaitan dengan status kepemilikan dan pengelolaan museum yang masih atas nama pribadi pendirinya, masyarakat berharap agar status museum ini bisa berubah menjadi sebuah Museum Nasional. Artinya, menjadi institusi atau lembaga dibawah pengelolaan pemerintah, bila terjadi perubahan tersebut tentunya akan membuat museum ini akan jauh lebih berkembang dan diakui masyarakat luas, apalagi Indonesia adalah negara yang paling banyak jenis layang-layang tradisional dari berbagai daerah. commit to user 67

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan Museum Layang-layang Indonesia merupakan sebuah museum yang