commit to user 23
cenderung lebih hati – hati dalam mengeluarkan uang, sebaliknya orang yang
berpenghasilan rendah akan lebih bebas menggunakan uang dalam perjalanan. Guru banyak menadakan perjalanan dan sering ingin mempelajari lebih rinnci
mengenai suatu daerah, yang kemudian dipakai suatu bahan pelajaran untuk murid – muridnya. Hal ini memerlukan pemandu wisata yang baik, sebab mereka akan
kecewa jika informasinya salah. Rencana mengunjungi rumah penduduk sering merupakan pendekatan yang baik bagi wisatawan yang serius ingin belajar
mengenai kebudayaandan daerah setempat. http:profil-wisatawan.blogspot.com. Di akses pada 4 april 2011
3. Wisatawan kelompok dan wisatawan bebas
Dibedakan menjadi Wisatawan Kelompok, yaitu : a
Wisatawan kelompok cenderung tidak menghusus, dan tidak berharap terlalu banyak.
b Hubungan agen perjalanan dengan group wisatawan lebih impersonal dan
setiap orang harus diperlakukan sama dalam hal pelayanan da fasilitas.Hal ini kadang
– kadang sulit untuk dilaksanakan. Wisatawan Bebas, yaitu :
a Menyediakan pola untuk hubungan personal dan ada kemungkinan agen
perjalanan menetapkan lebih khusu mengenai keinginan wisatawan. b
Lebih mengkhusus kepaa keperluan wisatawan. c
Mengharapkan kepentingan – kepantingan khususnya tersediaLebih mudah membuat rencana sebab mereka hanya terdiri dari beberapa orang.
commit to user 24
4. Wisatawan konfensi dan konfrensi
Wisatawan dalam kelompok ini dapat di bedakan : a
Mebentuk perluasan komponen pasar travel secara pesat. b
Biasanya memiliki keperluan khusus ang berhubungan dengan konfrensikonvensi
c Sering menginginkan tour yang khusus yang disusun sebagai bagian dari
konfrensikonvensi. d
Memiliki keperluan umum yang sama seperti wisatawan lainnya. http:profil-wisatawan.blogspot.com
12. Karakteristik Wisatawan
1 Trip Descriptor
Wisatawan dibagi ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan jenis perjalanan yang dilakukannya. Secara umum jenis perjalanan dibedakan menjadi :
perjalanan rekreasi, mengunjungi temankeluarga VFR = visiting friends and relatives, perjalanan bisnis dan kelompok perjalanan lainnya Seaton Bennet,
1996. Smith 1995 menambahkan jenis perjalanan untuk kesehatan dan keagamaan di luar kelompok lainnya. Lebih lanjut jenis-jenis perjalanan ini juga
dapat dibedakan lagi berdasarkan lama perjalanan, jarak yang ditempuh, waktu melakukan perjalanan tersebut, jenis akomodasi atau transportasi yang digunakan
dalam perjalanan, pengorganisasian perjalanan, besar pengeluaran dan lain-lain. kepentingan analisis pariwisata, perencanaan dan pemasaran, karena
sangat jelas definisinya dan relatif mudah pembagiannya Kotler, 1996. Yang termasuk dalam karakteristik sosio-demografis diantaranya adalah jenis kelamin,
commit to user 25
umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, kelas sosial, ukuran keluarga atau jumlah anggota keluarga dan lain-lain yang dielaborasi dari
karakteristik tersebut. Karakteristik sosio-demografis juga berkaitan satu dengan yang lain secara
tidak langsung. Misalnya tingkat pendidikan seseorang dengan pekerjaan dan tingkat pendapatannya, serta usia dengan status perkawinan dan ukuran keluarga.
Pembagian wisatawan berdasarkan karakteristik sosio-demografis ini paling nyata kaitannya dengan pola berwisata mereka. Jenis kelamin maupun kelompok umur
misalnya berkaitan dengan pilihan jenis wisata yang dilakukan Seaton Bennet, 1996. Jenis pekerjaan seseorang maupun tipe keluarga akan berpengaruh pada
waktu luang yang dimiliki orang tersebut, dan lebih lanjut pada “kemampuan”nya berwisata.
Selain karakteristik sosio-demografis, karakteristik lain yang biasa digunakan dalam mengelompokkan wisatawan adalah karakteristik geografis,
psikografis dan tingkah laku behavior Smith, 1995. b. Karakteristik geografis
Karakteristik geografis membagi wisatawan berdasarkan lokasi tempat tinggalnya, biasanya dibedakan menjadi desa-kota, propinsi, maupun negara asalnya.
Pembagian ini lebih lanjut dapat pula dikelompokkan berdasarkan ukuran size kota tempat tinggal kota kecil, menengah, besarmetropolitan, kepadatan
penduduk di kota tersebut dan lain-lain.
commit to user 26
commit to user 27
commit to user 28
commit to user 29
commit to user
30
BAB II Perkembangan Pariwisata Jakarta Selatan
A. Gambaran Umum Pariwisata Jakarta Selatan
Jakarta Selatan adalah nama sebuah kota administrasi di sebelah selatan Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Jakarta Selatan adalah salah satu dari lima kota
administrasi dan satu kabupaten administrasi DKI.Jakarta Selatan adalah kota administrasi yang paling kaya dibandingkan dengan wilayah lainnya, dengan
banyaknya perumahan warga kelas menengah ke atas dan tempat pusat bisnis utama. Wilayah Jakarta Selatan secara administratif, wilayah ini terbagi menjadi
10 Kecamatan dan 65 Kelurahan dengan luas keseluruhan mencapai, 145,73 Km2. Bagian dari wilayah Jakarta Selatan ini pada masa awal kemerdekaan
direncanakan sebagai Kota Satelit Kebayoran Baru, konsep dengan alusi oriental yang ditandai dengan empat jalan utama yang menyebar dari satu pusat persis ke
empat penjuru dan mengintegrasikan rumah-rumah besar dengan rumah-rumah kecil di dalam setiap blok: yang besar di luar, di tepi jalan besar, yang lebih kecil
di dalam, mengelilingi taman lingkungan itu kini mulai penuh sesak. Selain itu, bagian wilayah ini juga menjadi penyangga air tanah ibukota yang nasibnya kini
mengenaskan karena banyaknya bangunan dan mulai menyurutnya ruang-ruang terbuka hijau. Selain itu, kawasan selatan ini juga mulai tumbuh sebagai pusat
perbelanjaan, di
samping perumahan
yang banyak
diminati warga
kota.http:wikipedia.orgwikiprofiljakartaselatan. Diakses pada 10 april 2011.