commit to user 3
miniatur layang-layang yang meskipun ukurannya kecil tetapi dapat diterbangkan., Di museum masyarakat bisa mengamati dan belajar mengenai apa
yang terdapat di dalam museum tersebut. Perkembangan layang-layang di Indonesia cenderung mengarah kepada bentuk modern yang memungkinkan akan
berdampak kepada hilangnya ciri layang-layang tradisional Indonesia. Sementara perkembangan layang-layang di dunia mengarah kepada bentuk dan motif yang
artistik serta mengarah kepada pemanfaatan layang-layang di bidang teknologi. Mengacu pada hal tersebut sekelompok pencinta layang-layang yang tergabung
dalam Merindo Kites Gallery mencoba untuk mengangkat dan melestarikan salah satu khazanah budaya dan memperkenalkan seni dan teknologi layang-
layang dengan mendirikan Museum Layang-layang Indonesia.
Dimyati,edi.2010,p. 32. M
aka penulis tertarik untuk mengambil judul
“Profil Wisatawan Museum Layang-L
ayang Jakarta”.
B. Rumusan Masalah
Dalam upaya menjelaskan ruang lingkup permasalahan yang dihadapi maka perumusan masalah dalam penelitian yang akan dibahas adalah:
1. Berasal dari daerah mana saja wisatawan yang datang ke Museum layang-
layang? 2.
Bagaimana ciri-ciri demografis wisatawan yang datang dan berkunjung ke Museum Layang-layang?
3. Apa harapan-harapan yang diinginkan wisatawan yang datang ke Museum
Layang- layang?
commit to user 4
C. Tujuan Penelitian
Dengan fokus masalah yang telah dijabarkan maka dari itu tujuan penelitian adalah.
1. Mengetahui daerah asal wisatawan yang datang dan berkunjung ke Museum
Layang-layang. 2.
Mengetahui ciri-ciri demografis wisatawan yang datang dan berkunjung ke Museum Layang-layang.
3.
Mengetahui harapan-harapan yang diinginkan oleh wisatawan yang datang dan berkunjung ke Museum Layang-layang.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Akademik
Sebagai salah satu cara untuk mendapatkan kebulatan studi jenjang Ahli Madya D3 pada program studi Usaha Perjalana Wisata.
2. Secara Praktis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi besar bagi pemerintah, masyarakat, dan praktisi pariwisata untuk selalu memperhatikan,
mengembangkan pikiran dan ide untuk kemajuan industri pariwisata kedepan. 3.
Manfaat Teoritis a.
Memperluas pengetahuan di bidang pariwisata. b.
Penulis dapat mempraktekkan dan mencoba langsung semua teoriteori yang telah di dapat selama berada di bangku kuliah.
commit to user 5
E. Kajian Pustaka 1.
Arti Museum
Museum dewasa ini adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan,melayani masyarakat dan pengembangannya, terbuka untuk
umum,yang memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan, untuk Tujuan-tujuan studi,pendidikan dan kesenangan, barang-barang pembuktian
manusia dan lingkungannya. Museum merupakan suatu badan yang mempunyai tugas dan kegiatan untuk memamerkan dan menerbitkan hasil-hasil penelitian dan
pengetahuan tentang benda-benda yang penting bagi Kebudayaan dan Ilmu pengetahuan. http: Museum-indonesia.blogspot.com.
Museum, berdasarkan definisi yang diberikan International Council of Museums disingkat ICOM, adalah institusi permanen, nirlaba, melayani
kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha pengoleksian, mengkonservasi, meriset, mengomunikasikan, dan memamerkan
benda nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan, dan kesenangan. Karena itu ia bisa menjadi bahan studi oleh kalangan akademis,
dokumentasi kekhasan masyarakat tertentu, ataupun dokumentasi dan pemikiran imajinatif di masa depan dan sejak tahun 1977 tiap tanggal 18 Mei diperingati
sebagai hari Hari Museum Internasional. Museum berasal dari bahasa Yunani Museion. Museum merupakan
sebuah bangunan tempat suci untuk memuja Sembilan Dewi Suci dan Ilmu Pengetahuan.Salah satu dari Sembilan Dewi tersebut ialah MOUSE, yang lahir
dari maha Dewa Zous dengan isterinya Mnemosyne. Dewa dan Dewi tersebut
commit to user 6
bersemayam di Pegunungan Olympus. Museion selain tempat suci, pada waktu itu juga untuk berkumpul para cendekiawan yang mempelajari serta menyelidiki
berbagai ilmu pengetahuan, juga sebagai tempat pemujaan Dewa Dewi.http: artiMuseum-indonesia.blogspot.com.
2. Fungsi museum
Dalam lingkup internasional, masalah yang menyangkut pendidikan, pengetahuan dan kebudayaan ditangani oleh Unesco. Museum mempunyai
peranan yang cukup penting dalam rangka kegiatan kerjasama kebudayaan. Untuk menangani berbagai hal mengenai Museum, maka didinikanlah ICOM
International Council Of Museum yang antara lain bertujuan :
a Membantu museum-museum.
b Menyelenggarakan kerjasama antar museum dan antar-anggota profesi
permuseuman. Mendorong pentingnya peranan museum dan profesi permuseuman dalam
tiap paguyuban hidup dan memajukan pengetahuan dan saling pengertian antar bangsa yang makin luas. .http: fungsiMuseum-indonesia.blogspot.com..
ICOM telah merumuskan definisi atau batasan museum sebagai suatu lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan
perkembangannya, terbuka untuk umum, yang memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan, untuk tujuan -tujuan studi, pendidikan dan
kesenangan, barang-barang pembuktian manusia dan lingkungannya. .http: indonesia.gerakancintamuseum.blogspot.com..
Dan definisi atau batasan tersebut, maka:
commit to user 7
1. Museum merupakan badan tetap, tidak mencari keuntungan dan harus
terbuka untuk umum. 2.
Museum merupakan lembaga yang melayani masyarakat untük kepentingan
3. Museum memperoleh atau menghimpun barang-barang pembuktian
tentang manusia dan lingkungannya 4.
Museum memelihara dan rnengawetkan koleksinya untuk digunakan sebagai sarana komunikasi dengan pengunjung.
Kegiatan-kegiatan museum di belakang layar dan kegiatan yang kelihatan oleh umum, seperti hasil penerbitan, pameran, ceramah dan peragaan kesemuanya
itu adalah untuk studi, pendidikan dan kesenangan.http:indonesia- grakancintamuseum.blogspot.com .Di akses pada 4 april 2011
Museum mempunyai fungsi sebagai berikut : a.
Pusat Dokumentasi dan Penelitian Ilmiah. b.
Pusat penyaluran ilmu untuk umum. c.
Pusat penikmatan karya seni. d.
Pusat perkenalan kebudayaan antar daerah dan antar bangsa. e.
Obyek wisata Media pembinaan pendidikan kesenian dan ilmu pengetahuan.
f. Suaka alam dan suaka budaya.
Cermin sejarah manusia, alam dan kebudayaan.Saran untuk bertaqwa dan bersyukur
kepada Tuhan
Yang Maha
Esa. .http:fungsiMuseum-
indonesia.blogspot.com. Di akses pada 4 april2011.
commit to user 8
Berdasarkan tema dan koleksinya museum dapat dikelompokkan menjadi: a
Museum seni rupa. b
Museum arkeologi dan sejarah. c
Museum sejarah alam dan ilmu pengetahuan alam. d
Museum ilmu pengetahuan dan teknologi. e
Museum etnografi dan antrapologi. f
Museum khusus. g
Museum Regional. h
Museum Umurn. i
Monumen dan Situs ejarah dan Arkeologi. j
Kebun binatang, kebun raya, Aquaria dan Cagar alam. Museum-museum lain. .http: fungsiMuseum-indonesia.blogspot.com.
3. Pariwisata
Istilah pariwisata secara etimologi berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu “pari” dan “wisata”. Pari berarti banyak , berkali -
kali, berputar – putar atau berkeliling. Sedangkan wisata berarti bepergian. Secara
garis besar, maka kita dapat menagartikan sebagai suatu perjalanan yang dilakukan dari suatu tempat ketempat yang lain. Undang
– undang No. 9 tahun 1990 entang kepariwisataan, menyebutkan definisi dari wisata, wisatawan,
kepariwisataan dan pariwisata, yaitu: a.
Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara waktu, untuk menikmati
objek wisata dan daya tarik wisata.
commit to user 9
b. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.
c. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk
pengusaha objek dan daya tarik wisata serta usaha –usaha yang terkait
didalamnya. d.
Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk semua penyelenggaraan kegiatan pariwisata Oka A. Yoeti, 2002 :
7. Pada garis besarnya, definisi tersebut menunjukkan bahwa kepariwisataan
memiliki arti keterpaduan yang di satu sisi diperani oleh faktor permintaan dan faktor ketersediaan. Faktor permintaan terkait oleh permintaan pasar wisatawan
domestik dan mancanegara. Sedangkan faktor ketersediaan dipengaruhi oleh transportasi, atraksi wisata dan aktifitasnya, fasilitas-fasilitas, pelayanan dan
prasarana terkait serta informasi dan promosi
.
Menurut definisi yang luas pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok,
sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Dalam
kesimpulannya pariwisata adalah keseluruhan fenomena gejala dan hubungan- hubungan yang ditimbulkan oleh perjalanan dan persinggahan manusia di luar
tempat tinggalnya. Dengan maksud bukan untuk tinggal menetap dan tidak berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan yang menghasilkan upah. Oka A. Yoeti,
2001, h.3.
commit to user 10
4. Pengembangan Pariwisata
Suatu obyek pariwisata harus memenuhi tiga kriteria agar obyek tersebut diminati pengunjung, yaitu :
a. Something to see adalah obyek wisata tersebut harus mempunyai sesuatu
bisa di lihat atau di jadikan tontonan oleh pengunjung wisata. Dengan kata lain obyek tersebut harus mempunyai daya tarik khusus yang mampu
untuk menyedot minat dari wisatawan untuk berkunjung di obyek tersebut. b.
Something to do adalah agar wisatawan yang melakukan pariwisata di sana bisa melakukan sesuatu yang berguna untuk memberikan perasaan senang,
bahagia, relax berupa fasilitas rekreasi baik itu arena bermain ataupun tempat makan, terutama makanan khas dari tempat tersebut sehingga
mampu membuat wisatawan lebih betah untuk tinggal di sana. c.
Something to buy adalah fasilitas untuk wisatawan berbelanja yang pada umumnya adalah ciri khas atau icon dari daerah tersebut, sehingga bisa
dijadikan sebagai oleh-oleh. Oka A.Yoeti, 1985, p.164. Suatu obyek wisata dapat dijadikan sebagai salah satu obyek wisata yang
menarik, maka faktor yang sangat menunjang adalah kelengkapan dari sarana dan prasarana obyek wisata tersebut. Karena sarana dan prasarana juga sangat
diperlukan untuk
mendukung dari
pengembangan obyek
wisata.Oka A.Yoeti,Pengantar Ilmu Pariwisata 1985, p.181 mengatakan :
“Prasarana kepariwisataan adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang sehingga dapat memberikan
commit to user 11
pelayanan untuk memuaskan kebutuhan wisatawan yang beraneka ragam”. Prasarana tersebut antara lain :
a Perhubungan : jalan raya, rel kereta api, pelabuhan udara dan laut,
terminal. b
Instalasi pembangkit listrik dan instalasi air bersih. c
Sistem telekomunikasi, baik itu telepon, telegraf, radio, televise, kantor pos.
d Pelayanan kesehatan baik itu puskesmas maupun rumah sakit.
e Pelayanan keamanan baik itu pos satpam penjaga obyek wisata maupun
pos-pos polisi untuk menjaga keamanan di sekitar obyek wisata. f
Pelayanan wistawan baik itu berupa pusat informasi ataupun kantor pemandu wisata.
g Pom bensin, Dan lain-lain. Oka A.Yoeti, 1984, p.183.
Sarana kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung maupun tidak langsung dan
hidup serta kehidupannya tergantung pada kedatangan wisatawan Yoeti, 1984, p.184. Sarana kepariwisataan tersebut adalah :
a Perusahaan akomodasi : hotel, losmen, bungalow.
b Perusahaan transportasi : pengangkutan udara, laut atau kereta api dan bus-
bus yang melayani khusus pariwisata saja. c
Rumah makan, restaurant, depot atau warung-warung yang berada di sekitar obyek wisata dan memang mencari mata pencaharian berdasarkan
pengunjung dari obyek wisata tersebut.
commit to user 12
d Toko-toko penjual cinderamata khas dari obyek wisata tersebut yang
notabene mendapat penghasilan hanya dari penjualan barang-barang cinderamata khas obyek tersebut. Oka A.Yoeti, 1985, p.185-186.
Dalam pengembangan sebuah obyek wisata sarana dan prasarana tersebut harus dilaksanakan sebaik mungkin karena apabila suatu obyek wisata dapat
membuat wisatawan untuk berkunjung dan betah untuk melakukan wisata disana maka akan menyedot banyak pengunjung yang kelak akan berguna juga untuk
peningkatan ekonomi baik untuk komunitas di sekitar obyek wisata tersebut maupun pemerintah daerah.
5. Obyek Wisata
Pengertian obyek wisata atau tourist attraction istilah yang sering digunakan,yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk
mengunjungi suatu daerah tertentu pengantar ilmu pariwisata Drs,Oka A.Yoeti,1985.
Dalam dunia kepariwisataan,segala sesuatu yang menarik untuk dikunjungi dan dilihat, disebut atraksi atau lazim pula dinamakan obyek wisata Ilmu
pariwisata, Nyoman, S.pendit, 1994.
6. Syarat- syarat obyek wisata :
Sebuah obyek wisata yang baik harus dapat mendatangkan wisatawan sebanyak-banyaknya, menahan mereka di tempat atraksi dalam waktu yang cukup
lama dan memberi kepuasan kepada wisatawan yang datang berkunjung. Untuk mencapai hal itu beberapa syarat harus dipenuhi yaitu :
a. Kegiatanact dan obyek artifact yang merupakan atraksi itu sendiri harus
dalam keadaan baik.
commit to user 13
b. Karena atraksi wisata itu di sajikan wisatawan, maka cara penyajiannya harus
tepat. c.
Obyek atraksi wisata adalah terminal dari suatu mobilitas spasial dari suatu perjalanan. Oleh karena itu harus memenuhi semua determinan mobilitas
spasial, yaitu akomodasi, promosi dan pemasaran. d.
Keadaan obyek wisata harus dapat menahan cukup lama.
7. Wisatawan
wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan untuk berlibur, berobat, berbisnis, berolahraga serta menuntut ilmu dan mengunjungi tempat-
tempat yang indah atau sebuah negara tertentu . Organisasi Wisata Dunia WTO, menyebut wisatawan sebagai pelancong
yang melakukan perjalanan pendek. Menurut organisasi ini, wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan ke sebuah daerah atau negara asing dan
menginap minimal 24 jam atau maksimal enam bulan di tempat tersebut.Anton Sutomo,1989:25
8. Jenis-Jenis Karakteristik Wisatawan
1 Wisatawan lokal local tourist yaitu wistawan yang melakukan perjalanan
wisata ke daerah tujuan wisata yang berasal dari dalam negeri. 2
Wisatawan mancanegara interntional touristyaitu,wisatawan yang mengadakan perjalanan ke daerah tujuan wisata yang bersal dari luar
negeri. 3
Holiday tourist adalah wisatawan yang melakukan perjalanan ke daerah tujuan wisata dengan tujuan untuk bersenang-senang atau untuk berlibur.
commit to user 14
4 Business tourist adalah wisatawan yang bpergian ke daerah tujuan wisata
dengan tujuan untuk urusan dagang atau urusan profesi. 5
Common interest tourist adalah wisatawan yang bepergian ke daerah tujuan wisata dengan tujuan khusus.seperti,studi ilmu pengetahuan,
mengunjungi sanak keluarga atau untuk berobat dan lain-lain. 6
Individual tourist adalah wistawan yang bepergian ke daerah tujuan wisata secara sendiri-sendiri.
7 Group tourist adalah wisatawan yang bepergian ke daerah tujuan wisata
secara bersam-sama atau berkelompok.Burney,Neilme,1998,p.21
9. Profil Wisatawan
Profil wisatawan mengacu pada sifat tertentu dari tipe wisatawan yang berbeda, yang khususnya dihubungkan dengan kebiasaan perjalanan, tuntutan, dan
kebutuhannya. Beberapa kategori wisatawan telah disebutkan pada bagian sebelumnya, dan dalam bagian ini akan mempetimbangkan ke dalam lima hal
penting mengenai kelompok wisatawan secara lebih mendetail.Yaitu : a.
Kelompok – kelompok nasional. b.
Umur, jenis kelamin, status perkawinan, dan kelom pok kelas sosial. c.
Wisatawan kelompok dan wisatawan yang bepergian secara bebas. d.
Wisatawan konvensi dan wisatawan konfrensi.Happy Marpaung,2000,39.
1. Kelompok kelompok Nasional
Semua bangsa ikut menyumbang kepada pasar wisatawan Indonesia. Penjelasan tentang kebiasaan bepergian dan tingkah laku wisatawan diambil dari
penelitian pada agen perjalanan di Bali, dan dari hasil diskusi dengan agen
commit to user 15
perjalanan di Bandung. Dan tampaknya sesuai dengan profil umum yang dditerima yang digunakan di seluruh dunia.majalah estate, Desember 2005
Seperti negara-negara dibawah ini :
a. Perancis
a. Sangat tertarik pada kebudayaan meliputi gaya hidup tradisional, tari –
tarian, drama,musik, kesenian, upacara keagamaan, dan desa tradisional yang belum terjamah.
b. Sangat tertarik menngunjungi dan mempelajari tentang atarksi wisata yang
khusus seperti tempat arkheologi, pura – pura tua, dan lebih menyenangi
tempat – tempat tepencil dan kurang komersiil.
c. Diantara barang – barang yang dibeli, khususnya menyenangi kerajinan
tangan dan barang antik. d.
Sangat aneh dan lambat memilih segala sesuatu yang akan dibeli, dan teliti memilih restoran.
e. Ramah, disiplin, tahu tingkah laku yang baik, dan tunduk kepada aturan
lokal. f.
Suka berbicara dengan bahasanya sendiri dan lebuh suka pemandu wisata berbahasa Prancis meskipun ia bisa berbahasa Inggris.
g. Cenderung berpakaian yang mencerminkan keindividuan, kadang – kadang
berpakaian yang agak aneh. Agak suka mencari kesalahan dan sukar untuk ditangani.
commit to user 16
b. Jerman
a. Tertarik pada kebudayaan, upacara keagamaan, tari – tarian , tempat
bersejarah, pemandangan indah, dan suka membandingkan tradisi dari tempat- tempat yang berbeda.
b. Sangat tertarik mendengarkan penjelasan guide dan ingin mengetahui
segala sesuatu secara detail. c.
Diantara barang - barang belanja, sangat menyukai ukiran kayu dan batu. d.
Dapat menerima berbagai fasilita dan jasa. e.
Memiliki tingkah laku yang sopan dan hati – hati, memberi komentar yang jujur dan langsung terhadap pengalaman.
f. Pada umumnya suka tour dengan group yang berasal dari negaranya,
kadang – kadang menjadi masalah bila digabung dengan yang lain.
c. Inggris
a. Tertarik dengan kekhasan kebudayaan tradisional dan keindahan pantaai.
b. Bertingkah laku baik, sopan, dan cukup ramah namun tidak terbuka sperti
orang Eropa lainnya yang memiliki kebebasan yang tinggi. c.
Individualistis dan bebas, serta tidak suka tour bergroup, mereka lebih suka travel sendiri.
d. Sangat berhati – hati dalam pengeluaran uang bisanya mereka tidak tinggal
di hotel – hotel mewah.
e. Pada umumnya orang Inggris adalah orang yang berdisiplin, tinggi hati,
terlalu individualistis, secara psikologis mereka angat peraya diri, dan memiliki siifat pendiam.
commit to user 17
d. Itali
a. Menyukai pola – pola budaya tradisional dan tempat yang romantis, seperti
pantai dan lambaian pohon palmnya. b.
Terbuka, suka bicara, romantis, ekspresif, dan agak cerewet. c.
Tidak begitu disiplin, kadang-kadang susah diatur namun mereka cepat menyesuaikan diri dengan situasi setempat.
d. Menyenangi hotel dan tempat – tempat mewah serta dangat hati – hati
dalam hal menggunakan uang. e.
Memerlukan pemandu wisata yang mengerti bahasa Italia. f.
Pada umumnya orang Itaalia sangat terbuka, romantis, ramah, namun kurang disiplin dengan tradisi historis yang kuat dalam hal apresiasi
terhadap karya seni.
e. Belanda
a. Memiliki hubungan historis yang erat dengan Indonesia,senang
mengunjungi tempat dimana mereka bekerja dan tinggal, dan daerah yang telah mereka dengar
b. dari temanfamili atau yang pernah dipelajari dari sekolah.
c. Sangat tertarik akan pola – pola kebudayaan dan keindahan pantai serta
pemandangan, termasuk gaya pengembangan masa kini. d.
Cenderung menginginkan informasi yang jelas dan tepat , sebaliknya mereka akan kecewa bila informasinya tidak jelas.
e. Ramah dan suka humor, tetapi biasanya mereka tidak jujur dan terbuka
dalam komentar da menanggapi sesuatu.
commit to user 18
f. Memperhatikan kesehatandan kebersihan, terutama dalam hal makanan dan
minuman. g.
Secara keseluruhan orang Belanda adalah orang yang berdisiplin, mudah diatur dengan informasi mengenai tempat
– tempat wisata yang khusus mengingat hubungan historis Belanda dengan Indonesia.
f. Amerika utara USA dan Canada
a. Senang dengan aspek – aspek yang mendetail dari suatu kebudayaan
speerti tari –tarian, upacara – upacara, sebaliknya tidak begitu tertarik
kapada pola – pola kebudayaan. Suka akan pemandangan alam yang indah
juga kepada pola – pola perkembangan masa kini.
b. Senang dengan hotel mewah dan pelayanan yang baik serta transportasi
yang nyaman . c.
Sangat memperhatikan kebersihan dan kesehatan terutama makanan dan minuman.
d. Tidak suka perjalanan yang lama, mereka lebih menyukai perjalanan yang
singkat, dan bergerak cepat dan tepat. e.
Terbuka, jujur, dan langsung dalam berkomentar serta tanggap terhadap pelayanan, dan fasilitas yang diperoleh.
f. Sopan santun dan bertingkah laku baik dan formal, tapi pada umumnya
mereka ramah. g.
Mudah diatur jika mereka menerima pelayanan dan fasilitas yang menyenangkan.
commit to user 19
Secara keseluruhan orang Amerika kurang mendalami apresiasi budaya dibandingka dengan orang Eropa. Mereka jujur, terbuka, ramah, namun sangat
menginginkan pelayanan dan fasilitas yang berkwalitas serta menyenangkan.
g. Australia
a. Suka dengan kebudayaan tradisional dan kegiatan di pedesaan, di pantai
terutama anak muda, tetapi tidak tertarik mendalami kebudayaan karena sudah tahu banyak tentang Indonesia.
b. Ramah, tidak bertele – tele, suka humor, dan mudah bergaul dengan
penduduk setempat. c.
Lebih suka melakukan perjalanan sendiri, tetapi jika tour mereka tanggap akan semua informasi yang diberikan oleh pemanud wisata. Suka dengan
tour yang harganya murah. d.
Menerima dan suka dengan pelayanan serta fasilitas yang sederhana. Secara keseluruhan mereka terbuka, ramah, tidak bertele-tele,dan
individualistis. Kadang – kadang mereka berbicara agak keras namun mudah
beradaptasi dan toleran terhadap berbagai situasi.
h. Jepang
a. Tidak begitu tertarik terhadap pola – pola kebudayaan dan pertunjukan
untuk wisatawan. Mereka ikut tour untuk melihat tempat sepintas saja, oleh karena itu tour dan lama tinggal mereka sangat singkat.
b. Mereka senang tour bergroup, selalu mengikuti jadwal tour dan jarang
membatalkan perjanjian yang telah dibuat.
commit to user 20
c. Mereka mudah diatur dan disiplin, tetapi ributcerewet dan kasar terhadap
orang lain selain groupnya. d.
Lebih suka makanan Jepang, tetapi juga senang dengan makanan Eropa. e.
Suka membeli dengan barang – barang prosuksi lokal dan tidak suka menawar.
f. Suka hotel mewah dan pelayanan yang memuaskan, akan tetapi mereka
akan menerima hotel dan pelayanan yang murah jika mereka telah diinformasikan sebelumnya.
g. Perlu pemandu wisata yang berbahasa Jepang, dan tidak perlu informasi
yang rinci. h.
Suka akan kehidupan malam dan perempuan i.
Suka fotografi dan perlu wakktu khusus untuk itu dalam tour. j.
Tidak menuntut secara langsung selalu bilang “ya elama perjalanan, tetapi akan komplin setelah tiba di negaraanya.
Secara keseluruhan orang Jepang disiplin, suka tour bergroup, berkepribadian tertutup, tidak suka basa
– basi, tetapi mudah diatur dalam group mereka sendiri. Disamping itu mereka menginginkan pelayanan dan fasilitas yang
bermutu tinggi.
i. Singapura
a. Tertarik terutama terhadap atraksi alam dan pola perkembangan masa kini,
da minatnya sedikit terhadap kebudayaan. b.
Beberapa orang Singapura suka dengan perjudian dan kehidupan malam. c.
Suka membeli bermacam – macam produk lokaltermsuk makanan.
commit to user 21
d. Menerimaa pelayanan dan akomodasi yang sederhana, tidak begitu
memperhatikan maslah kesehatan dan kebersihan. e.
Sangat mudah diatur dalam perjalanan tour bergroup. f.
Mereka umumya sudah tahu tentang Indonesia. Secara keseluruhan orang Singapura memiliki latar belakang etika China
juga pengaruh kuat dari Eropa, tidak terlalu menuntut masalah kwalitas pelayanan, di samping itu wisatawan Singapura sangat suka berbelanja.
j. Malaysia
a. Amat tertarik dengan keindahan alam termasuk pantai – pantai dan pola
perkembangan masa kini. Tidak begitu berminat terhadap kebudayaan dan kesenian.
b. Beberapa orang Malaysia memiliki hubungan keluarga dan suku dengan
orang Indonesia terutama Sumatra. Mereka datang untuk mengunjungi teman, keluarga, serta tempat tinggal aslinya.
c. Kecuali yang mengunjungi tema dan keluarga, orang Malaysia senang
datang bergroup. d.
Menerima akomodasi yang sederhana dan makanan lokal. e.
Sangat mudah diatur tetapi tidak terlalu disiplin f.
Tidak begitu tertarik untuk berbelanja. Secara umum ciri
– ciri wisatawan Malaysia sama dengan Indonesia karena ada ikatan suku.
2. Jenis kelamin, status perkawinan, tingkat sosial.
Dibedakan menjadi Orang Muda Yang Mengadakan Perjalanan Sendiri, yaitu:
commit to user 22
a Perajalanan yang dilakukan anak muda dewasa ini sudah umum termasuk di
Indoensia. b
Biasanya mereka mengadakan perjalanan sendiri – sendiri, tinggal lebih lama, dan menggunakan agen perjalanan untuk mengatur kunjungannya.
c Sangat luwes dalam hal pelayanan dan fasilitas, biasanya mereka tinggal di
hotel murah serta makan di restoran yang muraa pula. d
Kesenangan mereka bermaam – macam : beberapa tertarik kepada kebudayaan, lainnya suka rekreasi, atau pemandangan alam.
e Sering terlalu individualistis daal hal pakaian dan tingkah laku.
f Kadang – kadang masalah timbul pada anak muda, orang – orang Indonesia
yang suka menirukan kebiasaan – kebiasaan yang tidak diinginkan yang
dilakukan oleh turis asing. Kelompok Wisatawan Tua Dari kelas Menengah Yang Berpendidikan Baik:
a Sangat tertarik untuk mempelajari kebudayaan dan lingkungan, banyak
bertanya tetapi mereka agak angkuh dengan pengetahuannya dan sangat sulit untuk diatur.
b Lebih luwes terhdap perubahan rencana tour dan dapat menguasai masalah.
c Cenderung untuk bersosialisasi dan berbaur denga orang setempat mereka
memiliki keahlian dalam bermasyarakat d
Memerlukan pelayanan dan fasilitas yang lebih dan khusus daripada wisatawan muda.
Tidak ada korelasi yang penting antara kelompok sosial ekonomi dengan pola yang diterapkan; orang yang profesional dan berpenghasilan tinggi
commit to user 23
cenderung lebih hati – hati dalam mengeluarkan uang, sebaliknya orang yang
berpenghasilan rendah akan lebih bebas menggunakan uang dalam perjalanan. Guru banyak menadakan perjalanan dan sering ingin mempelajari lebih rinnci
mengenai suatu daerah, yang kemudian dipakai suatu bahan pelajaran untuk murid – muridnya. Hal ini memerlukan pemandu wisata yang baik, sebab mereka akan
kecewa jika informasinya salah. Rencana mengunjungi rumah penduduk sering merupakan pendekatan yang baik bagi wisatawan yang serius ingin belajar
mengenai kebudayaandan daerah setempat. http:profil-wisatawan.blogspot.com. Di akses pada 4 april 2011
3. Wisatawan kelompok dan wisatawan bebas
Dibedakan menjadi Wisatawan Kelompok, yaitu : a
Wisatawan kelompok cenderung tidak menghusus, dan tidak berharap terlalu banyak.
b Hubungan agen perjalanan dengan group wisatawan lebih impersonal dan
setiap orang harus diperlakukan sama dalam hal pelayanan da fasilitas.Hal ini kadang
– kadang sulit untuk dilaksanakan. Wisatawan Bebas, yaitu :
a Menyediakan pola untuk hubungan personal dan ada kemungkinan agen
perjalanan menetapkan lebih khusu mengenai keinginan wisatawan. b
Lebih mengkhusus kepaa keperluan wisatawan. c
Mengharapkan kepentingan – kepantingan khususnya tersediaLebih mudah membuat rencana sebab mereka hanya terdiri dari beberapa orang.
commit to user 24
4. Wisatawan konfensi dan konfrensi
Wisatawan dalam kelompok ini dapat di bedakan : a
Mebentuk perluasan komponen pasar travel secara pesat. b
Biasanya memiliki keperluan khusus ang berhubungan dengan konfrensikonvensi
c Sering menginginkan tour yang khusus yang disusun sebagai bagian dari
konfrensikonvensi. d
Memiliki keperluan umum yang sama seperti wisatawan lainnya. http:profil-wisatawan.blogspot.com
12. Karakteristik Wisatawan
1 Trip Descriptor
Wisatawan dibagi ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan jenis perjalanan yang dilakukannya. Secara umum jenis perjalanan dibedakan menjadi :
perjalanan rekreasi, mengunjungi temankeluarga VFR = visiting friends and relatives, perjalanan bisnis dan kelompok perjalanan lainnya Seaton Bennet,
1996. Smith 1995 menambahkan jenis perjalanan untuk kesehatan dan keagamaan di luar kelompok lainnya. Lebih lanjut jenis-jenis perjalanan ini juga
dapat dibedakan lagi berdasarkan lama perjalanan, jarak yang ditempuh, waktu melakukan perjalanan tersebut, jenis akomodasi atau transportasi yang digunakan
dalam perjalanan, pengorganisasian perjalanan, besar pengeluaran dan lain-lain. kepentingan analisis pariwisata, perencanaan dan pemasaran, karena
sangat jelas definisinya dan relatif mudah pembagiannya Kotler, 1996. Yang termasuk dalam karakteristik sosio-demografis diantaranya adalah jenis kelamin,
commit to user 25
umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, kelas sosial, ukuran keluarga atau jumlah anggota keluarga dan lain-lain yang dielaborasi dari
karakteristik tersebut. Karakteristik sosio-demografis juga berkaitan satu dengan yang lain secara
tidak langsung. Misalnya tingkat pendidikan seseorang dengan pekerjaan dan tingkat pendapatannya, serta usia dengan status perkawinan dan ukuran keluarga.
Pembagian wisatawan berdasarkan karakteristik sosio-demografis ini paling nyata kaitannya dengan pola berwisata mereka. Jenis kelamin maupun kelompok umur
misalnya berkaitan dengan pilihan jenis wisata yang dilakukan Seaton Bennet, 1996. Jenis pekerjaan seseorang maupun tipe keluarga akan berpengaruh pada
waktu luang yang dimiliki orang tersebut, dan lebih lanjut pada “kemampuan”nya berwisata.
Selain karakteristik sosio-demografis, karakteristik lain yang biasa digunakan dalam mengelompokkan wisatawan adalah karakteristik geografis,
psikografis dan tingkah laku behavior Smith, 1995. b. Karakteristik geografis
Karakteristik geografis membagi wisatawan berdasarkan lokasi tempat tinggalnya, biasanya dibedakan menjadi desa-kota, propinsi, maupun negara asalnya.
Pembagian ini lebih lanjut dapat pula dikelompokkan berdasarkan ukuran size kota tempat tinggal kota kecil, menengah, besarmetropolitan, kepadatan
penduduk di kota tersebut dan lain-lain.
commit to user 26
commit to user 27
commit to user 28
commit to user 29
commit to user
30
BAB II Perkembangan Pariwisata Jakarta Selatan
A. Gambaran Umum Pariwisata Jakarta Selatan
Jakarta Selatan adalah nama sebuah kota administrasi di sebelah selatan Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Jakarta Selatan adalah salah satu dari lima kota
administrasi dan satu kabupaten administrasi DKI.Jakarta Selatan adalah kota administrasi yang paling kaya dibandingkan dengan wilayah lainnya, dengan
banyaknya perumahan warga kelas menengah ke atas dan tempat pusat bisnis utama. Wilayah Jakarta Selatan secara administratif, wilayah ini terbagi menjadi
10 Kecamatan dan 65 Kelurahan dengan luas keseluruhan mencapai, 145,73 Km2. Bagian dari wilayah Jakarta Selatan ini pada masa awal kemerdekaan
direncanakan sebagai Kota Satelit Kebayoran Baru, konsep dengan alusi oriental yang ditandai dengan empat jalan utama yang menyebar dari satu pusat persis ke
empat penjuru dan mengintegrasikan rumah-rumah besar dengan rumah-rumah kecil di dalam setiap blok: yang besar di luar, di tepi jalan besar, yang lebih kecil
di dalam, mengelilingi taman lingkungan itu kini mulai penuh sesak. Selain itu, bagian wilayah ini juga menjadi penyangga air tanah ibukota yang nasibnya kini
mengenaskan karena banyaknya bangunan dan mulai menyurutnya ruang-ruang terbuka hijau. Selain itu, kawasan selatan ini juga mulai tumbuh sebagai pusat
perbelanjaan, di
samping perumahan
yang banyak
diminati warga
kota.http:wikipedia.orgwikiprofiljakartaselatan. Diakses pada 10 april 2011.
commit to user 31
Dengan lahirnya Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 1b31166 dimana penataan wilayah administratif Pemerintah Kotapraja Jakarta terbagi
menjadi 5 wilayah kota dan juga merupakan dasar terbentuknya Wilayah Administrasi Kotamadya Jakarta Selatan, maka hal ini juga tentunya
membutuhkan lokasi perkantoran sendiri yang lebih memadai. Sebelum Keputusan Gubernur itu diberlakukan, di Jakarta Selatan terdapat Kantor
Pemerintahan Kotabaru Kebayoran Baru yang beralamat di Jl. Hang Lekir I No.5, yang dikepalai oleh seorang Kepala Kantor dan berada langsung di bawah Urusan
Pemerintahan Umum UPU Departemen Dalam Negeri dimana pejabatnya diberi kedudukan setingkat Wedana. Kepala Kantor Pemerintahan Kotabaru Kebayoran
Baru tersebut dijabat oleh Almarhum Bapak H. Mochtar Zakaria, SH dengan Almarhum Bapak H. M. A. Adiwidjaya sebagai Asisten Wedana. Pada masa
jabatan beliau, lokasi ke kantor baru di Jl. Radio V Kelurahan Kramat Pela Kantor di Jl. Radio V Kelurahan Kramat Pela inilah yang menjadi cikal bakal Kantor
Wilayah Administrasi Kotamadya Jakarta Selatan, sesuai dengaan Keputusan Gubernur tersebut di atas. Bangunan kantor dibangun pada pertengahan tahun
1964 di atas tanah negara eks. PCK seluas 3000 m2. Namun karena keadaan situasi politik dalam negeri saat itu tidak menentu akibat adanya peristiwa
G30SPKI, maka penggunaan kantor tersebut baru dimulai tahun 1966. Pada saat itu, Struktur Pemerintahannya terdiri dari empat Direktorat ditambah dengan
Kantor Sosial, BPN, Kantor Statistik dan kantor lainnya dengan jumlah perkiraan pegawai sekitar 1.000 orang pada tahun 1971. Sudah pasti, DKI Jakarta pada
khusunya mempunyai konsekuensi positif akibat pembangunan dan pertumbuhan
commit to user 32
penduduk yang pesat. Guna menunjang peningkatan pelayanan kepada masyarakat maka dibutuhkan bangunan kantor yang lebih representatif, sehingga
dapat menunjang kelancaran tugas-tugas di bidang Pemerintahan, Pembangunan, Kemasyarakatan dan Ketertiban Umum. Pada tahun 1969 dimulailah pelaksanaan
pembangunan fisik Kantor Wilayah Administrasi Kotamadya Jakarta Selatan di Jl. Trunojoyo yang berdekatan dengan bunderan CSW Centrale Stiching
Wederopbouw atau di bekas Kantor Jawatan Pekerjaan Umum Kotapraja Jakarta. Arel dengaan luas tanah ± 2 Ha tersebut termasuk Gedung ASEAN dan Kantor
Cipta Karya sekarang yang saat itu digunakan untuk penampungan truk-truk, mesin gilas, alat-alat berat, material, batu-batuan, aspal dan tempat tinggal
pegawai Golongan I tenaga PLUGHJuru Karya. Bangunan pertama gedung Kantor Walikotamadya di Jl. Trunojoyo No. 1 dibangun semasa jabatan
Walikotamadya Almarhum Bapak H. Moch. Kahfi, yaitu Blok IV berlantai 5. Bangunan tersebut mulai ditempati sejak tahun 1972 dengan jumlah pegawai saat
itu 1.161 orang. Sedangkan keseluruhan jumlah pegawai adalah 3.406 orang, termasuk pegawai kecamatan dan kelurahan.
.http:wikipedia.orgwikiprofiljakartaselatan. Diakses pada 10 april 2011. Tahun 1987, saat walikotamadya dijabat Bapak H. Muchtar Zakaria, SH,
berhasil dibangun Blok V yang berlantai 8. Jumlah unit organisasi yang ada saat itu berjumlah 22 unit dengan jumlah pegawai 1.787 orang. Jumlah pegawai 4.420
orang, termasuk pegawai kecamatan dan kelurahan. Pada tahap selanjutnya, pembangunan blok-blok lainnya dilakukaan secara bertahap. Hingga kini, gedung
kantor tersebut masih terus dipergunakan walaupun nomenklatur Kantor Wilayah
commit to user 33
Administrasi berubaah di tahun 1991 menjadi Kantor Walikotamadya Jakarta Selatan. .http:wikipedia.orgwikiprofiljakartaselatan. Diakses pada 10 april
2011.
B. Keadaan Geografis Wilayah Jakarta Selatan