Seluk beluk dan koleksi museum Layang-layang

commit to user 43 satu layang-layang kreasinya meraih kategori desain terbaik di festival layang- layang internasional Wei Fang Cina. la juga rajin berkeliling ke berbagai sekolah lokal dan intemasional untuk mempopulerkan layang-layang. Ibu yang juga berprofesi sebagai ahli kecantikan ini telah berkeliling ke 10 propinsi di Indonesia selama 2 tahun terakhir untuk memberikan pelatihan tentang layang – layang dengan sertifikasi 100 jam belajar. Selain ke berbagai daerah ia juga sering dipanggil untuk mengajar ketrampilan membuat layang –layang bagi siswa - siswi di berbagai sekolah internasional di Jakarta seperti Britis Internasional School, Jakarta Internasional School, German, Korea, Gandhi dan masih banyak lagi. Dimyati,Edi.Panduan sang petualang47 museum jakarta,2010,p.33

2. Seluk beluk dan koleksi museum Layang-layang

Ada banyak sebutan untuk layang-layang ini seperti “layangan” atau “wau” sebutan di sebagian wilayah Semenanjung Malaya . Dikenal luas di seluruh dunia sebagai alat permainan, layang-layang diketahui juga memiliki fungsi ritual, alat bantu memancing atau menjerat, menjadi alat bantu penelitian ilmiah, serta media energi alternatif. Layang-layang dibuat dan dirancang untuk yang pertama kalinya oleh nenek moyang bangsa Tionghoa pada zaman kuno. Catatan pertama yang menyebutkan permainan layang-layang adalah dokumen dari Cina sekitar 2500 Sebelum Masehi. Penemuan sebuah lukisan gua di Pulau Muna Sulawesi Tenggara. pada awal abad ke-21 yang memberikan kesan orang bermain layang-layang menimbulkan spekulasi mengenai tradisi yang berumur lebih dari itu di kawasan Nusantara. Diduga terjadi perkembangan yang saling bebas antara tradisi di Cina dan di Nusantara karena di Nusantara banyak commit to user 44 ditemukan bentuk-bentuk primitif layang-layang yang terbuat dari daun-daunan. Di kawasan Nusantara sendiri catatan pertama mengenai layang-layang adalah dari “Sejarah Melayu” Sulalatus Salatin abad ke-17 yang menceritakan suatu festival layang-layang yang diikuti oleh seorang pembesar kerajaan.Endang,W, Layang-layang salah satu aspek budaya bangsa,1995,49. Pada dasarnya, pengertian dari Layang-layang adalah paduan lembaran bahan tipis yang diperkuat dengan kerangka yang kemudian diterbangkan ke udara dan terhubungkan dengan tali atau benang ke daratan atau pengendali. Layang-layang memanfaatkan kekuatan hembusan angin sebagai alat pengangkatnya. Layang-layang terkenal ketika dipakai oleh Benjamin Franklin ketika ia tengah mempelajari petir. Berbicara mengenai layang-layang, tidak dapat terlepas dari unsur-unsur budaya, karena merupakan perpaduan antara teknik kerajinan dan kesenian Di beberapa daerah masih dapat ditemukan jenis layang- layang sederhana yang tidak banyak berubah dari bentuk awalnya. Seperti di Sulawesi, terbuat dari helai daun yang diberi kerangka dari bambu dan diikat dengan serat rotan Bahkan di Bali pun masih dapat ditemui layang-layang dengan bentuk menyerupai daun. Di Jawa Barat, Lampung dan beberapa tempat di Indonesia ditemukan layang-layang yang dipakai sebagai alat bantu memancing. Layang-layang ini terbuat dari anyaman daun sejenis anggrek tertentu, dan dihubungkan dengan mata kail. Di Pangandaran dan beberapa tempat lain, layang-layang dipasangi jerat untuk menangkap kalong atau kelelawar. Di belahan dunia yang lain lagi , layang-layang memiliki fungsi ritual yaitu diterbangkan pada saat-saat tertentu commit to user 45 seperti pada masa panen, atau masa tanam padi. Di Sumatera Barat, Masyarakat masih percaya pada layang-layang bertuah yang bisa memikat anak gadis. Namanya layang-layang hias dangung-dangung. Di Pulau Jawa ada layang-layang yang digunakan untuk mengusir serangga dan burung liar di ladang sawah. Di beberapa daerah, layang-layang dimainkan sebagai bagian dari ritual tertentu. Biasanya terkait dengan proses budidaya pertanian. Layang-layang paling sederhana terbuat dari helai daun yang diberi kerangka dari bambu dan diikat dengan serat rotan. Layang-layang semacam ini masih dapat dijumpai Di Jawa Barat, Lampung, dan beberapa tempat di Indonesia ditemukan layang-layang yang dipakai sebagai alat bantu memancing. Layang-layang ini terbuat dari anyaman daun sejenis anggrek tertentu, dan dihubungkan dengan mata kail. Di Pangandaran dan beberapa tempat lain, layang-layang dipasangi jerat untuk menangkap kalong atau kelelawar di Sulawesi. Layang layang terbesar berukuran 32 x 8 meter, bernama Mega Ray. Layang-layang ini berbentuk ikan pari, berasal dari Selandia Baru. Sedangkan yang terkecil berukuran 22 milimeter 2,2 cm. Koleksi Nusantara antara lain layang-layang berbentuk becak, atau rumah gadang dari Sumatra Barat. Dari Sulawesi Tenggara ada layangan Kaghati yang dibuat dari daun gadung, memakai serat daun nanas untuk menjahitnya. Dari Kalimantan Selatan juga ada, yakni sepasang layanglayang bernama Dandang Laki dan Dandang Bini. Layang-layang itu terbuat dari beberapa potong bambu berukuran panjang 1,5 meter dengan diameter 20 cm. Diperkirakan, usianya sudah mencapai 43-53 tahun. Semua jenis layang layang tersebut dapat dijumpai di musem layang layang. Disini juga akan commit to user 46 menemukan berbagai bentuk Layang-layang, seperti Kereta Kuda, Naga, bentuk boneka dan masih banyak lagi. Ukuran layang-layang sangat beragam. Ada yang mungil 2x2 cm berasal dari Cina, ada pula yang besar 22 x 24 meter dari Jepang. MURI mencatat ekor layang-layang terpanjang ada di Bali yaitu sepanjang 250 meter. Disamping mengkoleksi Layang-layang dari dalam dan luar negeri, Museum Layang-layang Indonesia juga memproduksi berbagai jenis Layang-layang dan menerima pesanan khusus. Hingga kini jumlah koleksinya kurang lebih 400 buah dan dipajang diluar dan dalam Museum.Endang,W, Layang-layang salah satu aspek budaya bangsa,1995,53.

3. Jenis Layang-layang berdasarkan sejarah