Analisis Gender Evaluasi Pemenuhan Kebutuhan Gender dalam Gerakan Sayang Ibu

commit to user 24 24 serta akan menentukan seksualitas, hubungan dan kemampuan kita untuk membuat keputusan dan bertindak secara autonom Mosse, 1996: 5. Dalam kondisi saat ini perbedaan peran yang dilakukan masyarakat melalui sosialisasi peran gender ternyata menghasilkan ketidakadilan gender atau diskriminasi gender. Perbedaan gender sesungguhnya bukanlah merupakan permasalahan sepanjang tidak menimbulkan atau melahirkan ketidakadilan gender Fakih, 2008: 12. Ketidakadilan ini menurut Fakih 2008: 12-22 termanifestasikan sebagai bentuk marginalisasi atau proses pemiskinan ekonomi, subordinasi atau anggapan tidak penting dalam keputusan politik, pembentukan stereotip atau pelabelan negatif, kekerasan violence, beban kerja ganda serta sosialisasi nilai peran gender.

b. Analisis Gender

Menurut Naqiyah 2005: 26 analisis gender digunakan sebagai analisis sosial untuk mengkritisi relasi perempuan dan laki-laki secara kuantitatif maupun kualitatif dalam segala aspek kehidupan manusia. Selain itu analisis gender merupakan sistem analisis terhadap ketidakadilan yang ditimbulkan oleh perbedaan gender. Analisis gender dilakukan sebagai langkah awal dalam rangka penyusunan kebijakan program dan kegiatan yang responsif gender. Dengan analisis gender diharapkan kesenjangan gender dapat diidentifikasikan dan dianalisis sehingga dapat ditemukan langkah-langkah pemecahan masalahnya secara tepat. Analisis gender sangat penting, khususnya bagi para pengambil keputusan dan perencana di setiap sektor karena dengan analisis gender commit to user 25 25 diharapkan masalah gender dapat diatasi atau dipersempit sehingga program yang berwawasan gender dapat diwujudkan. Ada beberapa teknik analisis gender yang dapat dipergunakan, yaitu teknik analisis Harvard, Moser, Longwe, Munro, Capasities and Vulnerabilities Analysis CVA, Matrik Analisis Gender, Analysis Longframe, Konsep Seaga dan teknik Participatory Rural Apprasial PRA berdimensi Gender serta Gender Analysis Pathway GAP dan POP dalam Handayani, 2002: 159. Terdapat beberapa analisis gender yang sering digunakan dalam perencanaan pembangunan responsif gender yaitu Moser, Harvard dan GAP. Dalam hal ini tidak semuanya akan dijelaskan secara terperinci, kecuali untuk model Moser yang digunakan dalam penelitian ini. Kerangka Moser dikembangkan oleh Caroline Moser. Kerangka analisis Moser berusaha memasukkan agenda pemberdayaan ke dalam arus utama mainstream proses perencanaan dengan menyusun perencanaan gender sebagai jenis perencanaan yang tersendiri, dimana sasarannya adalah pembebasan emancipation perempuan dari subordinasinya dan mencapai persamaan, keadilan dan pemberdayaan bagi perempuan. Teknik analisis Moser adalah teknik analisis yang membantu perencana atau peneliti dalam menilai, mengevaluasi, merumuskan usulan dalam tingkat kebijaksanaan program dan proyek yang lebih peka gender, dengan menggunakan pendekatan terhadap persoalan perempuan, identifikasi terhadap peranan majemuk perempuan reproduksi, produksi, sosial- kemasyarakatan, serta identifikasi kebutuhan gender praktis-strategis Handayani, 2002: 165. commit to user 26 26 Salah satu asumsi kunci yang mendasari analisis gender dan pembangunan adalah laki-laki dan perempuan karena mereka memiliki peran dan kekuasaan gender yang berbeda, juga kepentingan gender yang berbeda. Dalam fokus penelitian ini yang ingin mengkaji pemenuhan kebutuhan gender, dari sisi kebutuhan praktis Antrobus menekankan bahwa kebutuhan praktis perempuan berjalan keliru, bukan karena kebutuhan ini tidak penting, tetapi karena dalam memenuhinya ada keengganan untuk mengakui bahwa hasil-hasil praktis ini mudah dibalik jika perempuan tidak memiliki kekuatan untuk melindunginya ketika sumber daya mulai langka Mosse, 1996: 214-215. Pembedaan antara kebutuhan gender “praktis” dan perubahan jangka panjang, atau perubahan “strategis” analisis gender dan pembangunan GAD menyarankan cara-cara mengatasi tidak hanya permasalahan sekarang ini, tetapi sebab-sebab yang mendasarinya. Istilah kebutuhan gender “praktis” dan “strategis” dikemukakan pertama kali oleh Maxine Molyneux pada tahun 1985. Dibedakan antara kebutuhan yang dihasilkan perempuan dalam melakukan peran- peran sosial khusus dan kepentingannya sebagai kelompok sosial dengan akses yang tidak sama terhadap sumber daya ekonomi, sosial dan politik. Pembedaan ini memperoleh dukungan luas dalam literatur GAD. Mosse menyarankan bahwa memenuhi kebutuhan praktis gender perempuan bisa digunakan untuk mempertahankan dan bahkan memperkuat pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, karena memungkinkan perempuan melakukan peran gender tradisionalnya yang tidak berhasil secara lebih efektif menolak asumsi tentang apakah yang menjadi tugas perempuan Mosse, 1996: 216. Definisi kepentingan commit to user 27 27 dan kebutuhan gender strategis berkaitan dengan perubahan jangka panjang, merupakan intisari masalah gender dan pembangunan. Penilaian Kebutuhan Gender, kebutuhan tersebut dibedakan ke dalam kebutuhan praktis gender dan kebutuhan strategis gender. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut : 1 Kebutuhan praktis gender adalah pemenuhan kebutuhan individu jangka pendek yang bertujuan mengubah kehidupan melalui kebutuhan pasar. Tetapi pemenuhan kebutuhan praktis tidak akan merubah posisi perempuan yang subordinat. Contohnya adalah peningkatan ketrampilan tenaga kerja wanita dalam melakukan pekerjaannya. Menurut Moser 1993: 40 kebutuhan praktis gender adalah, practical gender needs are the needs women identify in their socially accepted roles in society. Practical gender needs are a response to immediate perceived necessity, identified within a specific context. Selain itu menurut Moser 1993: 40 kebutuhan praktis gender bersifat: Practical gender needs do not challenge the gender divisions of labour or women’s subordinate position in society, although rising out of them. They are practical in nature and often are concerned with inadequacies in living conditions such as water provision, and health care. 2 Kebutuhan strategis gender adalah pemenuhan kebutuhan jangka panjang, mengacu pada peran ideal perempuan, merubah hubungan gender, dan memerlukan strategi tertentu dalam proses pemenuhan. Contoh-contoh kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan commit to user 28 28 strategis perempuan, semisal : perubahan-perubahan dalam pembagian kerja gender, perbaikan kesempatan untuk memperoleh pekerjaan, perlindungan hukum dan jaminan kesejahteraan tenaga kerja wanita Handayani, 1996: 166. Selain itu kebutuhan strategis gender, menurut Molyneux dalam Moser, 1993: 39 telah mengidentifikasi mencakup semua atau beberapa hal sebagai berikut: The abolition of the sexual division of labour, the alleviation of the burden of domestic labour and childcare; the removal of institutionalized forms of discrimination; the establishment of political equality; freedom of choice over childbearing; and the adoption of adequate measures against male violence and control over women. Kebutuhan strategis gender lebih mengarah pada relasi gender pada keterlibatan laki-laki. Menurut Nurlaili dalam Jurnal Melati Kohati PBHMI, Vol 9 Desember 2009, dalam kondisi yang setara perempuan dan laki-laki seharusnya memiliki tanggungjawab yang sama antara lain dalam: pembagian beban kehamilan, peran aktif keluarga, pengambilan keputusan, perencanaan keluarga, dukungan suami terhadap ibu hamil, perawatan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pembagian beban ganda rumah tangga. Dalam prakteknya, banyak kasus suami kurang memberikan perhatiannya dalam menjaga dan merawat kehamilan istri Darwin, 2001: 3. commit to user 29 29 Tabel 1.1 Identifikasi Kebutuhan Praktis dan Strategis Gender No Posisi Kebutuhan Praktis Gender Kebutuhan Strategis Gender 1 2 3 4 1. Ibu hamil dan keluarga 1. Memeriksaan kehamilan minimal 4 kali 2. Mengetahui dan mengenali kelainan kehamilan, 3. Melakukan persalinan di fasilitas kesehatan yang memadai, 4. Mengetahui kebutuhan gizi; 5. Menyiapkan biaya persalinan; 6. Perempuan mampu mengambil keputusan ; 7. Mampu mencegah kekerasan dalam rumah tangga. 8. Suami dan keluarga lain memberikan perhatian lebih kepada istriibu hamil dan selalu SIAGA Siap, Antar, Jaga 9. Tidak memberi tugas yang berat kepada ibu hamil 10. Mempersiapkan donor darah, kendaraanambulans desa 1. Mengusahakan agar tiap kehamilan merupakan kehamilan yang direncanakan, 2. Memahami kesetaraan keadilan gender; 3. Masyarakat, Organisasi Kemasyarakat an, dan Petugas Kesehatan 1. Bekerjasama dengan pemerintah setempat, termasuk semua instansi terkait, 2. Mengorganisasi Dana Sosial Bersalin Dasolin; 3. Mengorganisasi donor darah; 4. Menyelenggarakan Pondok Sayang Ibu; 5. Bekerja sama dengan masyarakat dalam pendataan 1. Bila ada dana berlebih, melengkapi sarana Pelayanan kesehatan; 2. Meningkatkan ketrampilan, pengetahuan dan profesional; 3. Melatih kader untuk kegiatan Sumber: Diolah dari Pedoman Umum Gerakan Sayang Ibu Kabupaten Malang 2009 commit to user 30 30 Analisis Moser memiliki keterbatasan dalam memperhitungkan kebutuhan strategis laki-laki, kerangka ini tidak membahas ketidakadilan lain yang mendasarinya seperti ras, kelas sosial, dan tidak semua perempuan memiliki peran ganda tri peran. Dalam beberapa hal, isu kunci bagi perempuan bukanlah masalah penyeimbang peran mereka, tetapi fakta bahwa peran sangat dibatasi. Dalam kasus tertentu, perempuan tidak mempunyai peran komunitas karena mereka berada dalam pingitan dan tidak berbaur dengan komunitas dan dalam kasus lainnya mereka dikeluarkan dari kerja produktif. Overholt Austin, 1991.

6. Relevansi Penelitian