commit to user 22
22
gender dalam GSI dimana sudah terdapat indikasi bahwa AKI justru mengalami peningkatan tajam pada tahun 2009, padahal tujuan daripada GSI adalah
menurunkan Angka Kematian Ibu. Parson 2005: 548 menyebutkan bahwa riset evaluasi membahas dua dimensi yaitu: bagaimana sebuah kebijakan bisa diukur
berdasarkan tujuan yang ditetapkan dan dampak aktual dari kebijakan. Menurut Schriven, Fritz dan Morris dalam Nugroho, 2008: 144, ada dua jenis penelitian
evaluasi, pertama evaluasi formatif yang dimaksudkan sebagai pengumpulan data pada waktu kebijakan masih berlangsung dan kedua, evaluasi sumatif yang
dilakukan ketika kebijakan selesai dijalankan. Data yang dihasilkan untuk membentuk dan memodifikasi kebijakan. Evaluasi sumatif dilaksanakan untuk
menentukan sejauh mana suatu program mempunyai nilai kemanfaatan, terutama jika dibandingkan dengan pelaksanaan kebijakan lainnya. Dalam penelitian ini,
peneliti melaksanakan evaluasi formatif karena kebijakan GSI secara umum sudah dimulai sejak tahun 1996 dan masih terus berlangsung hingga saat ini.
a. Konsep Gender
Dari kondisi saat ini, dapat diamati masih terjadi ketidakjelasan dan kesalahpahaman tentang pengertian gender kaitannya dengan usaha emansipasi
kaum perempuan Nugroho, 2008: 1. Menurut Fakih 2008: 7, untuk memahami konsep gender harus dibedakan kata gender dengan kata seksjenis kelamin.
Berdasarkan Inpres No 9 tahun 2000 Tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional disebutkan bahwa gender merupakan konsep yang
mengacu pada peran-peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan yang terjadi akibat dari dan dapat berubah oleh keadaan sosial dan budaya masyarakat.
commit to user 23
23
Menurut Nugroho 2008: ix gender adalah pembedaan peran perempuan dan laki- laki dimana yang membentuk adalah konstruksi sosial dan kebudayaan, bukan
karena konstruksi yang dibawa sejak lahir. Jika jenis kelamin adalah sesuatu yang dibawa sejak lahir, maka gender adalah sesuatu yang dibentuk karena pemahaman
yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Mosse 1996: 2-3 menambahkan bahwa secara mendasar gender berbeda dari jenis kelamin biologis,
gender adalah seperangkat peran yang menyampaikan kepada orang lain bahwa kita adalah feminism atau maskulin. Sedangkan jenis kelamin didefinisikan Fakih
2008: 8 sebagai pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis dan bersifat permanen.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli seperti Stoler, Oakley, Fakih, Lips, Williams, Seed dan Mwau, Nugroho 2008: 8 menyimpulkan bahwa:
Pengertian gender adalah suatu konstruksi atau bentuk sosial yang sebenarnya bukan bawaan lahir sehingga dapat dibentuk atau diubah
tergantung dari tempat, waktuzaman, sukurasbangsa, budaya, status sosial, pemahaman agama, negara, ideologi, politik, hukum
dan ekonomi. Oleh karenanya gender bukanlah kodrat Tuhan melainkan buatan manusia yang dapat dipertukarkan dan memiliki
sifat relatif. Hal tersebut bisa terdapat pada laki-laki maupun pada perempuan.
Mengenai jenis kelamin Nugroho 2008:8 menambahkan bahwa jenis kelamin seks merupakan kodrat Tuhan ciptaan Tuhan yang berlaku
dimana saja dan sepanjang masa yang tidak dapat berubah dan dipertukarkan antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Gender dapat menentukan akses kita terhadap pendidikan, kerja, alat-alat dan sumber daya yang diperlukan untuk industri dan ketrampilan.
Gender bisa menentukan kesehatan, harapan hidup, dan kebebesan gerak kita,
commit to user 24
24
serta akan menentukan seksualitas, hubungan dan kemampuan kita untuk membuat keputusan dan bertindak secara autonom Mosse, 1996: 5.
Dalam kondisi saat ini perbedaan peran yang dilakukan masyarakat melalui sosialisasi peran gender ternyata menghasilkan ketidakadilan gender atau
diskriminasi gender. Perbedaan gender sesungguhnya bukanlah merupakan permasalahan sepanjang tidak menimbulkan atau melahirkan ketidakadilan gender
Fakih, 2008: 12. Ketidakadilan ini menurut Fakih 2008: 12-22 termanifestasikan sebagai bentuk marginalisasi atau proses pemiskinan ekonomi,
subordinasi atau anggapan tidak penting dalam keputusan politik, pembentukan stereotip atau pelabelan negatif, kekerasan violence, beban kerja ganda serta
sosialisasi nilai peran gender.
b. Analisis Gender