Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data

commit to user 33 2. Buku „Upacara Mantu Jangkep Gagrak Surakarta’ karangan Suyadi Respationo, terbit tahun 1994, penerbit Dahara Prize, Semarang. 3. Buku „Sekar Semawur’ karangan S. Rekso Panuntun, terbit tahun 2002, penerbit Cendrawasih, Surakarta. 4. Buku „Perkawinan Adat Jawa Lengkap’ karangan Andjar Any, terbit tahun 1985, penerbit P.T Pabelan, Surakarta. Sampel data lisan : 1. Panyandra pada resepsi pernikahan anak dari Bapak-Ibu Sawal Parto Wirejo- Tukinem, di Sadaan Kidul Rt 03, Rw 03, Gumpang, Kartasura. Pada tanggal 15 Juli 2010. 2. Panyandra pada resepsi pernikahan anak dari Bapak-Ibu Panut karto Suwito- Sumirah, di Sigran Kidul Rt 01, Rw 06, Geneng, Gatak, Sukoharjo. Pada tanggal 26 September 2010. 3. Panyandra pada resepsi pernikahan anak dari Bapak-Ibu Dali Hadiwiyono- Murtini, di Tegal Gede Rt 01, Rw 05, Mayang, Gatak, Sukoharjo. Pada tanggal 25 Oktober 2010.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode merupakan cara mendekati, mengamati, menganalisis, dan menjelaskan suatu fenomena Harimurti Kridalaksana, 2001:136. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode simak. Metode simak atau penyimakan adalah metode pengumpulan data dengan menyimak penggunaan bahasa Sudaryanto, 1988:2 adapun teknik dasar yang dipakai dalam penelitian ini ada dua, yang pertama adalah teknik dasar teknik pustaka dengan teknik commit to user 34 lanjutan berupa teknik catat. Kemudian yang kedua menggunakan teknik dasar berupa teknik sadap serta teknik lanjutan adalah teknik rekam. Teknik pustaka adalah peneliti berperan sebagai intrumen kunci melakukan penyimakan secara cermat, terarah dan teliti terhadap sumber data utama dalam rangka memperoleh data yang dibutuhkan. Hasil penyimakan kemudian dicatat sebagai sumber data Edi Subroto, 1992:42. Teknik tersebut digunakan penulis untuk menggumpulkan data tulis. Teknik rekam merupakan teknik pemerolehan data dengan cara merekam bahasa lisan yang bersifat spontan dengan menggunakan alat perekam Edi Subroto, 1992:36. Kegunaan teknik ini untuk memperoleh data lisan yaitu pelaksanaan resepsi pernikahan pada tanggal 15 Juli 2010, 26 September 2010, dan 25 Oktober 2010.

F. Metode Analisis Data

Analisis merupakan upaya peneliti menangani langsung masalah yang terkandung pada data Sudaryanto, 1992:6. Analisis data bertujuan untuk mengetahui masalah-masalah yang berhubungan dengan penggunaan bahasa dalam Panyandra Penganten Jawa Adat Surakarta. Penulis menganalisis data menggunakan metode distribusional dan metode padan. 1. Metode Distribusional Metode distribusional yaitu metode analisis data yang alat penentunya unsur dari bahasa itu sendiri Sudaryanto, 1992:15. Teknik dasar yang digunakan adalah teknik bagi unsur langsung BUL. Teknik ini digunakan untuk membagi satuan lingual data menjadi beberapa unsur dan unsur-unsur yang bersangkutan commit to user 35 dipandang sebagai bagian yang membentuk satuan lingual yang dimaksud Sudaryanto, 1992:13. Adapun teknik lanjutan yang dipakai adalah teknik interpretasi. Sesuai dengan hakikatnya isi interpretasi adalah penafsiran. Interpretasi adalah mengguraikan segala sesuatu yang ada dibalik data yang ada Nyoman Kutha Ratna, 2010:306. Teknik tersebut digunakan untuk menganalisis rima dan diksi dalam Panyandra Penganten Jawa Adat Surakarta. Adapun contoh penerapannya sebagai berikut. 3 Ana ganda arum angambar angebaki jroning sasana pahargyan. ‘Ada aroma harum menyebar memenuhi tempat resepsi.’ Pada data 3 terdapat asonansi berupa perulangan bunyi vocal a yang berada pada awal kata yaitu kata arum ‘harum’, angambar ‘menyebar’ dan angebaki ‘memenuhi’. Perulangan vocal a berulang secara berurutan. 4 Satuhu sampun kembar tresnane, kembar kekarepe, kembar cipta, rasa, k arsane. ‘Benar-benar sudah sama kasih sayangnya, sama keinginannya, sama cipta, rasa serta karsanya.’ Pada data 4 terdapat alisterasi berupa perulangan bunyi konsonan k yang berada pada awal kata yaitu kata kembar ‘sama’, kekarepe ‘keingginannya’ serta kata karsane ‘karsanya’. Selain itu terdapat purwakanthi lumaksita berupa perulangan kata kembar ‘sama’ secara berurutan dalam satu kalimat. 5 Kawistara panganten kekalih wus jajar sumandhing aneng luhuring pasangan linambaran roning pisang raja, pasemone nyata lamun dhaupira wus pinasthi dadi pasanganira, kang agung kinudang-kudang bangkit mandireng pribadi, winimbuh ing kawibawan, lir jejering narendratama. commit to user 36 ‘Terlihat jelas pengantin berdua sudah duduk berdampingan pada puncak pasangan dilapisi daun pisang raja, dengan kata lain nyata kalau pertemuannya sudah pasti menjadi pasangannya, yang besar ditimang-timang supaya bangkit mandiri pada dirinya sendiri, ditambah pada kewibawaan, seperti sejajar Ratu utama’ Pada data 5 tersebut terdapat banyak pilihan kata, antara lain: - Reduplikasi : - Dwipurwa pada kata : kekalih ‘keduanya’ ka + kalih. - Tembung garba pada kata : aneng ‘di’ ana + ing dan mandireng ‘mandiri pada’ mandiri + ing - Sinonim pada kata jajar = sumandhing ‘berjajar’. - Kosakata kawi pada kata kawistara ‘terlihat jelas’, narendratama ‘ratu utama’. - Struktur morfologi berupa afiksasi yaitu infiks {-in-} pada kata linambaran ‘dilapisi’, winimbuh ‘menambah’, pinasthi ‘dipastikan’; sufiks {-ira} pada kata dhaupira ‘bertemunya’, pasanganira ‘pasangannya’; sufiks {-ing} pada kata jejering ‘sejajar’, luhuring ‘puncaknya’, roning ‘daun’ konfiks {ka-an} pada kata kawibawan ‘kewibawaan’. 4 Metode Padan Metode padan adalah metode analisis data yang alat penentunya diluar, terlepas dan tidak menjadi bagian yang bersangkutan Sudaryanto, 1992:13. Teknik yang digunakan dalam metode padan adalah teknik Pilah Unsur Penentu PUP. Adapun alat yang digunakan adalah daya pilah yang bersifat mental yang dimiliki oleh peneliti. Daya pilah yang digunakan adalah daya pilah referensial karena yang diteliti adalah buku, daya pilah ortografis karena berupa tulisan- commit to user 37 tulisan panyandra penganten, serta daya pilah pragmatis karena berdasarkan maksud. Penerapan metode padan adalah sebagai berikut. 6 Weweging pranaja singset kapathet ing ageman, pindha cengkir gadhing piningit, yayah anjebol-njebolna mekak madya ingkang minangka setubandaning sarira. ‘Payudara ketat tertahan oleh busana, sehingga terlihat keluar ibarat buah kelapa gading yang masih kecil kuning, laksana akan merobek robek kutang sebagai penutup badan.’ Pada data 6 terdapat gaya bahasa simile yang ditandai dengan kata pindha ‘ibarat’ pada pindha cengkir gadhing piningit ‘ibarat buah kelapa gading yang masih kecil dikarantina ’ dan yayah ‘laksana’ pada kalimat yayah anjebol- njebolna mekak madya ‘laksana akan merobek robek kutang’. Selain itu terdapat juga gaya bahasa hiperbola pada anjebol-njebolna mekak madya ingkang minangka setubandaning sarira ‘merobek robek kutang sebagai penutup badan’, penggunaan bahasa dianggap berlebih-lebihan karena dijelaskan bahwa payudara seakan-akan merobek-robek kutang. Selain itu penggunaan gaya bahasa seperti di atas akan menimbulkan suasana humor dan mengundang tawa pendengar.

G. Metode Penyajian Analisis Data