Nadhira Destiana, 2013 Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi Melalui Pemanfaatan Tayangan Editorial Media
Indonesia Di Metro TV Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMAN 2 Bandung Tahun Ajaran 20122013
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam ruang lingkup kebahasaan secara umum terdiri atas empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak,
keterampilan membaca, keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Sesuai dengan urutan pemerolehannya, keterampilan menulis merupakan keterampilan
yang paling akhir untuk dikuasai. Namun, keterampilan menulis memiliki peranan yang tidak kalah penting dibandingkan keterampilan berbahasa lainnya. Seiring
dengan perkembangan informasi dan teknologi yang begitu pesat, saat ini kecendekiaan dan kedewasaan seseorang dapat dilihat dari keterampilan ia dalam
hal menulis. Tarigan 2008:4 berpendapat bahwa dalam kehidupan modern ini, jelas keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Keterampilan menulis dapat
dikatakan sebagai salah satu ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Tolok ukur kecendekiaan seseorang dapat dilihat dari kualitas tulisan-
tulisan yang ia hasilkan. Meskipun telah disadari bahwa keterampilan menulis sangat diperlukan
dalam kehidupan modern, pada kenyataannya masih banyak siswa yang belum menguasai keterampilan menulis. Hal tersebut juga ditulis oleh Nunuy Nurjanah
2005 dalam jurnalnya yang berjudul “Penerapan Model Belajar Konstruktivisme dalam Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia”. Ia mengatakan bahwa,
keterampilan menulis siswa Indonesia masih tergolong rendah di Asia, budaya menulis merupakan budaya intelektual yang memprihatinkan.
Masih banyaknya siswa yang belum menguasai keterampilan menulis disebabkan oleh beberapa masalah yang berkaitan dengan rendahnya mutu
pembelajaran keterampilan menulis. Lebih spesifik lagi, rendahnya kualitas keterampilan menulis siswa datang dari faktor internal siswa itu sendiri, seperti
adanya anggapan yang salah dari diri siswa mengenai keterampilan menulis. Keterampilan menulis dinilai menjadi salah satu keterampilan berbahasa yang
sulit bagi siswa. Tidak adanya latar belakang bakat menulis yang dimiliki siswa
Nadhira Destiana, 2013 Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi Melalui Pemanfaatan Tayangan Editorial Media
Indonesia Di Metro TV Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMAN 2 Bandung Tahun Ajaran 20122013
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
menjadikan pembelajaran menulis di dalam kelas seringkali dirasa tidak menarik dan hanya dijadikan sebagai beban tugas semata. Akhadiah 1998:1
menyebutkan, pembelajaran menulis seringkali dianggap sebagai beban berat oleh siswa. Anggapan tersebut muncul karena kegiatan menulis membutuhkan banyak
tenaga, waktu, serta perhatian yang sungguh-sungguh. Di samping itu, ia menuntut keterampilan yang kadang-kadang tidak dimiliki oleh semua orang. Ada
pula yang meragukan kegunaan atau manfaat dari keterampilan menulis tersebut. Salah satu bentuk keterampilan menulis adalah menulis karangan
argumentasi. Menurut Keraf 2001:3, argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain agar mereka
percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Pembelajaran menulis karangan argumentasi masih dianggap sulit
oleh siswa. Siswa mengalami kesulitan dalam menemukan ide untuk dijadikan topik yang kemudian dituangkan dan dikembangkan ke dalam sebuah tulisan yang
teratur. Hal tersebut yang menyebabkan keterampilan menulis karangan argumentasi siswa dinilai masih belum memuaskan. Kesulitan siswa dalam
menulis karangan argumentasi juga diungkapkan oleh Septriyanti, Arief, dan Ratna 2012 dalam jurnalnya yang berjudul “Hubungan Penguasaan Kosakata
dengan Keterampilan Argumentasi”
pada kenyataannya, keterampilan menulis karangan argumentasi siswa masih rendah. Siswa kurang mampu dalam menuangkan ide atau
gagasannya ke dalam sebuah tulisan. Penyebab rendahnya keterampilan menulis karangan argumentasi siswa diidentifikasi karena siswa kurang
memahami tulisan argumentasi itu sendiri dan penguasaan kosakata siswa. Dalam mengatasi hal tersebut, seorang guru yang memiliki kedudukan dan
fungsi yang masih sangat dominan dalam kegiatan belajar mengajar wajib menciptakan proses pembelajaran menulis yang menarik untuk siswa. Sudah
bukan zamannya lagi guru menyampaikan materi secara oral dari awal hingga akhir pembelajaran. Selain melelahkan, juga membosankan siswa. Penggunaan
media pembelajaran dapat difungsikan sebagai alat bantu agar kegiatan pembelajaran berlangsung lebih komunikatif dan menyegarkan. Khaerudin
Kurniawan 2012:153 mengatakan, media pembelajaran pada dasarnya
Nadhira Destiana, 2013 Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi Melalui Pemanfaatan Tayangan Editorial Media
Indonesia Di Metro TV Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMAN 2 Bandung Tahun Ajaran 20122013
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
merupakan alat bantu yang dimanfaatkan guru dalam rangka mempermudah pembelajaran. Media dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dapat
digunakan untuk melatih siswa dalam menggunakan bahasa. Dengan latihan itu diharapkan siswa memiliki kompetensi tertentu dalam berbahasa dan bersastra
dengan berbagai variasinya. Pemilihan media tersebut tidak hanya tepat, tetapi juga dapat menarik minat siswa sehingga siswa antusias dalam mengikuti proses
pembelajaran. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran memiliki fungsi yang sangat penting dalam proses berlangsungnya
pembelajaran. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, media dapat digunakan untuk melatih kemampuan siswa guna meningkatkan empat kompetensi berbahasa
Indonesia, yakni kompetensi menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Salah satu Kompetensi Dasar KD di SMA kelas X semester 2, yang
berkaitan dengan menulis karangan argumentasi yaitu, “mengungkapkan
informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato ”. Adapun yang menjadi
kompetensi dasarnya adalah “menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat
dalam bentuk paragraf argumentative”. Menulis karangan argumentasi merupakan
kemampuan yang harus dikuasai siswa dengan menyajikan pemikiran terhadap fakta yang ada.
Sejauh pengamatan penulis, penelitian dengan memanfaatkan media perna
h dilakukan oleh Dadi 2007 berjudul “Keefektifan Media Trailer Film Asing dalam Pembelajaran Menulis Cerpen”. Pada hasil penelitian tersebut
penggunaan media trailer film asing dalam pembelajaran menulis cerpen berhasil menarik perhatian siswa dengan antusiasme yang tinggi.
Dalam hal ini, penulis tertarik untuk mengujicobakan sebuah media dalam pembelajaran menulis. Media yang penulis pilih adalah media tayangan dari
sebuah acara di televisi. Memanfaatkan media tayangan acara televisi merupakan salah satu alternatif yang baik dan dengan mudah dapat dijangkau oleh guru.
Acara televisi tidak hanya tepat, tetapi juga menarik antusiasme siswa untuk belajar. Sukiman 2012:198 berpendapat, apabila anak-anak belajar melalui
televisi, mereka tidak hanya mengamati acaranya dengan tenang, melainkan mereka juga memerhatikan perubahan-perubahan gambar yang terjadi. Demikian
Nadhira Destiana, 2013 Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi Melalui Pemanfaatan Tayangan Editorial Media
Indonesia Di Metro TV Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMAN 2 Bandung Tahun Ajaran 20122013
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
pula mereka memerhatikan susunan kata-kata dan teks yang ada. Ketika belajar melalui media tayangan televisi, anak-anak dituntut mampu berkonsentrasi
dengan penuh selama acara berlangsung. Hal ini sesuai dengan sifat media itu sendiri, dan daya kemampuan berkonsentrasi ini erat hubungannya dengan
kemampuan untuk mengerti dan kemampuan untuk mereproduksi apa yang telah diamatinya. Ini berarti bahwa anak-anak dituntut untuk mampu mengantisipasi isi
pesan yang ada dalam acara tersebut. Penelitian yang telah dilakukan dalam pembelajaran menulis melalui
media tayangan televisi, yaitu skripsi yang berjudul “Penggunaan Media
Tayangan Televisi „Jika Aku Menjadi‟ TRANS TV dalam Meningkatkan
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2008-2009
” oleh Antika. Pada penelitian tersebut disimpulkan bahwa penggunaan media tayangan televisi
dalam pembelajaran menulis karangan narasi efektif dan praktis digunakan. Sementara itu, penelitian terkait pembelajaran menulis karangan
argumentasi sebelumnya telah dilakukan, di antaranya oleh Setia 2010 berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Menggunakan Media
Editorial Surat Kabar Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Cimahi Tahu
n Ajaran 20082009”. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa media editorial surat kabar cukup efektif diterapkan dalam
pembelajaran menulis karangan argumentasi. Akan tetapi, tidak dimungkiri media editorial surat kabar yang digunakan akan lebih menarik lagi jika disajikan dalam
bentuk rekaman audio-visual dibandingkan hanya selebaran kertas editorial. Berkaca dari pengamatan tersebut, penulis tertarik untuk memanfaatkan
sebuah media yang akan diterapkan dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Media yang penulis pilih tersebut adalah salah satu tayangan televisi
yang berjudul Editorial Media Indonesia yang diproduksi oleh Metro TV. Penggunaan media ini merupakan sebuah upaya inovatif untuk membantu siswa
mendapatkan ide-ide atau gagasan-gagasan yang kemudian dituangkan ke dalam sebuah tulisan argumentasi setelah siswa melakukan kegiatan menyimak secara
intensif terhadap tayangan tersebut. Tayangan editorial merupakan sebuah
Nadhira Destiana, 2013 Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi Melalui Pemanfaatan Tayangan Editorial Media
Indonesia Di Metro TV Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMAN 2 Bandung Tahun Ajaran 20122013
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
program berita di televisi yang mengangkat secara khusus kolom editorial dalam sebuah surat kabar. Sejauh pengamatan penulis, pembelajaran menulis karangan
argumentasi melalui tayangan editorial belum pernah diujicobakan. Atas dasar pemikiran tersebut, p
enulis memilih judul penelitian “Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi Melalui Pemanfaatan Tayangan Editorial Media Indonesia
di Metro TV Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 20122013.
”
1.2 Identifikasi Masalah