Pemerolehan Skor Nilai Akhir = ---------------------- X Skor Ideal 100
Skor Maksimum 100 Berdasarkan tabel di atas terdapat 14 siswa atau 44 yang
nilainya sudah tuntas dan 18 siswa atau 56 siswa belum mencapai kriteria minimal ketuntasan. Nilai rata-rata yang diperoleh pada
kondisi awal adalah 64. Berdasarkan hasil kondisi awal, maka peneliti dan guru bahasa
Indonesia sepakat untuk mengidentifikasi masalah yaitu dengan mendiskusikan dengan kepala sekolah. Permasalahan yang perlu
segara diatasi dalam tindakan penelitian ini adalah kurangnya kemampuan peserta didik dalam berbicara di depan kelas, hal ini
disebabkan pembelajaran bahasa Indonesia yang kurang efektif dan bersifat monoton. Oleh karena itu, perlu dilaksanakan pembelajaran
bahasa Indonesia dengan menggunakan metode
Uret Susu
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi mendengarkan siaran
dari media elektronika, tuturan langsung atau pembacaan teks, dan memberikan tanggapan.
2. Siklus I
a. Perencanaan
Kegiatan siklus I merupakan upaya untuk meningkatkan hasil mendengarkan dan memberi tanggapan setelah mendengarkan cerita
sandiwara pada rekaman dengan metode
Uret Susu
. Materi pelajaran
diambil dari buku teks bahasa Indonesia kelas X yang berjudul “Cerdas Berbahasa Indonesia” terbitan Erlangga tahun 2006. Buku teks ini
hanya dimiliki guru, sedangkan siswa hanya menggunakan LKS. Pada tahap perencanaan ini guru dan peneliti mempersiapkan
beberapa hal antara lain sebagai berikut: 1 Merencanakan pembelajaran
Uret Susu
yang akan diterapkan dalam pembelajaran.
Uret Susu
sendiri adalah salah satu strategi pembelajaran yang sudah didiskusikan antara peneliti, guru mata pelajaran dan kepala sekolah
sebagai upaya meningkatkan kemampuan berbicara pada siswa, 2 Menyusun rencana pembelajaran untuk pembelajaran mendengarkan
cerita sandiwara. RPP merupakan pedoman pelaksanaan pembelajaran yang memiliki unsur utama SKKD, indikator, tujuan, materi, media dan
instrumen tes serta pedoman penilaian, 3 Menyiapkan media dan sumber belajar yang akan digunakan. Merancang pelaksanaan kegiatan
serta mempersiapkan sarana dan prasarana yang digunakan untuk pembelajaran mendengarkan cerita sandiwara pada rekaman.
Rancangan yang matang akan memberikan hasil yang bagus. Sarana dan prasarana yang memadai dapat membantu memperlancar
proses pembelajaran. Siswa yang siap menerima pelajaran membuat proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan waktu yang digunakan
menjadi lebih efektif dan efisien. Guru akan memberikan motivasi kepada siswa terlebih dahulu sebelum menerima pelajaran, kondisi
seperti ini akan memberikan sikap antusias dalam menjalani kegiatan pembelajaran. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP.
RPP merupakan pedoman pelaksanaan pembelajaran yang memiliki unsur utama SKKD, indikator, tujuan, materi, media dan
instrumen tes serta pedoman penilaian, 4 Membuat format observasi dan penilaian yang akan digunakan. Lembar observasi digunakan untuk
mencatat hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran. Lembar penilaian digunakan sebagai pedoman pemberian penilaian pada tes
yang diberikan kepada siswa, 5 Menyusun tes yang akan diberikan kepada siswa.
b. Pelaksanaan
Guru melakukan
proses pembelajaran
bahasa Indonesia
mendengarkan cerita sandiwara dengan metode
Uret Susu
untuk meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa.
Guru mengkondisikan kelas dan melakukan apersepsi. Apersepsi bertujuan untuk mendekatkan diri dan mengenal individu siswa kelas
X.2 SMA Muhammadiyah 4 Andong kabupaten Boyolali. Serta menjalin komunikasi yang baik antara guru dengan siswa. Komunikasi
yang baik adalah komunikasi yang terjalin secara dua arah atau adanya timbal balik diantara keduanya. Presensi atau absen merupakan media
yang baik untuk menciptakan hubungan komunikasi antara guru dengan siswa. Kondisi yang nyaman dan komunikasi yang baik akan
menciptakan suasana yang tenang, proses pembelajaran lancar, serta
evaluasi yang optimal. Kemudian, guru menjelaskan tujuan pembelajaran, indikator, materi mendengarkan cerita sandiwara dengan
metode
Uret Susu
. Suasana saat guru menjelaskan materi kepada siswa begitu ramai.
Guru kemudian berpikir tentang keadaan yang dihadapinya. Lalu, guru bertanya kepada siswa mengenai materi dari penjelasan guru. Siswa
menjawab bahwa mereka merasa kebingungan mengenai materi dan belum jelas tentang materi tersebut. Guru menanyakan materi yang
belum mereka pahami. Semua siswa diam lalu guru menunjuk salah satu siswa untuk mengutarakan pendapat mengenai materi. Akhirnya,
siswa menjawab tentang menggali dan menuangkan gagasan mereka berdasarkan pemahaman setelah mendengarkan cerita sandiwara.
Guru menjelaskan secara detail dengan ritme pelan, agar semua siswa memperhatikan dan mampu memahami materi yang belum
mereka pahami. Media yang dipakai adalah mendengarkan cerita sandiwara yang dip
utar melalui media elektronik “Rekaman”. Siswa harus mampu menggali dan menuangkan gagasan berdasarkan
pemahaman mereka untuk menceritakan kembali isi rekaman cerita sandiwara yang sudah diputarkan.
Metode
Uret Susu
bagi siswa kelas X.2 SMA Muhammadiyah 4 andong kabupaten Boyolali merupakan metode yang baru dan akan
digunakan pada kegiatan ini. Secara teori, siswa mampu memahami metode tersebut. Namun, langkah-langkah metode
Uret Susu
belum
pernah mereka lakukan sebelumnya. Guru harus bertanya berulang kali mengenai langkah metode
Uret Susu
kepada siswa. Siswa menjawab “paham”. Berdasarkan kalimat tersebut dapat disimpulkan bahwa
semua siswa mampu memahami teori dan menerapkan dalam proses pembelajaran nanti.
Penerapan dilakukan setelah guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan metode
Uret Susu
kemudian dengan memutarkan isi rekaman sandiwara yang berjudul “Si Badang Hulubalang Bentan”.
Mereka bisa merasa nyaman, senang, dan mampu mengerjakan tugas dengan baik.
Pertama-tama guru membagikan secarik kertas kosong kepada seluruh siswa untuk menuliskan kembali isi rekaman cerita sandiwara
secara runtut, mudah dipahami, dan dapat menggunakan bahasa yang baik dan baku. Guru memberi pengarahan kepada siswa untuk
mendengarkan dengan seksama isi rekaman cerita sandiwara yang sudah diputar melalui media elektronik, kemudian siswa diminta untuk
menceritakan kembali isi rekaman cerita sandiwara secara lisan ke depan kelas.
Guru menunjuk beberapa siswa ke depan kelas untuk menyampaikan kisah cerita
“Si Badang Hulubalang Bentan”. Sikap malu dan tidak percaya diri sudah berkurang dalam benak siswa, guru
berusaha keras memotivasi siswa untuk mengutarakan pemahaman mereka setelah mendengarkan cerita sandiwara. Dari hasil cerita yang
disampaikan, kesimpulan yang didapat adalah sebagian siswa sudah terlihat paham dengan materi pembelajaran, mulai antusias dan berani
untuk berbicara ke depan kelas dengan menceritakan kembali hasil pemahaman mereka setelah mendengarkan cerita sandiwara pada
rekaman. Akhirnya, pada kegiatan akhir siswa diminta guru untuk
membacakan hasil pemahaman mereka setelah mendengarkan cerita sandiwara pada rekaman di depan kelas. Kemudian guru memberikan
apresiasi dan penilaian kepada siswa.
c. Observasi