Hasil analisis kandungan N

semakin meningkat. Penggunaan bioaktivator daun bambu EMB maupun EM-4 dengan konsentrasi yang sama yaitu 75 ml, 100 ml, 125 ml, semakin tinggi konsentrasi pemberian bioaktivator kandungan N pun meningkat . Penelitian Yuniwati 2012, bahwa semakin besar konsentrasi EM-4, jumlah bakteri yang mengurai bahan semakin banyak, sehingga bahan lebih cepat terurai oleh bakteri-bakteri tersebut.

2. Hasil analisis kandungan P

20 40 60 80 100 120 36.7 38.76 42.87 57.24 90.1 106.53 B1C1 B1C2 B1C3 B2C1 B2C2 B2C3 Nilai P p p m Gambar 4. 2 Histogram Analisis Kandungan P Kandungan P terbanyak terdapat pada pupuk dengan penggunaan bioaktivator EM-4 125 ml B2C3 yaitu 106,53 ppm. Kandungan unsur hara P merupakan hasil dekomposisi dan mineralisasi bahan organik. Mineralisasi fosfor merupakan proses enzimatik, enzim yang terlibat disebut fosfatase yang mengkatalisis berbagai reaksi yang melepaskan fosfat dari senyawa fosfor organik sehingga dapat tersedia untuk tanaman Haryanto, 2007. Hasil pada perlakuan B1C1, B1C2, B2C1, B2C3 menunjukkan bahwa semakin tinggi kandungan N yang dikandung mempengaruhi besarnya kandungan P, hal ini disebabkan didalam N terdapat mikroorganisme yang dapat merombak fosfor, apabila kandungan nitrogennya banyak maka aktivitas mikroorganisme yang merombak fosfor pun meningkat, sehingga fosfor yang dihasilkan semakin tinggi. Penelitian Hidayati 2008, bahwa semakin besar nitrogen yang dikandung maka mikroorganisme yang merombak fosfor akan meningkat, sehingga kandungan fosfor dalam substrat juga meningkat. Namun hasil pada perlakuan B1C2 dengan B1C3 besarnya kandungan N tidak mempengaruhi kandungan P, keduanya memiliki kandungan N yang sama banyaknya namun kandungan P yang dimiliki tidak sama. Ini berarti tidak hanya kandungan N saja yang mempengaruhi besarnya kandungan P , mikroba yang terdapat pada bioaktivator yang digunakan juga dapat berpotensi melarutkan P, bioaktivator yang digunakan yaitu daun bambu EMB dan EM-4, dimana daun bambu EMB mengandung mikroba Aspergillus sp. sedangkan EM-4 mengandung mikroba Lactobacillus sp., Streptomyces sp, jamur pengurai sellulosa dan ragi yang dapat merombak fosfor. Penelitian Hidayati 2011, bahwa pertumbuhan mikroorganisme tidak hanya dipengaruhi oleh adanya sumber nitrogen tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya.

3. Hasil analisis kandungan K

500 1000 1500 2000 560,2 1365,2 1518,8 1140,6 1485,8 1686,6 B1C1 B1C2 B1C3 B2C1 B2C2 B2C3 N il ai K p p m Gambar 4.3 Histogram Analisis Kandungan K Kandungan kalium terbanyak pada penggunaan bioaktivator EM-4 125 ml B2C3 sebanyak 1686,60 ppm. Hasil kandungan kalium tertinggi diperoleh dengan penggunaan bioaktivator EM-4 dengan konsentrasi paling tinggi, sehingga banyak mikroorganisme yang terkandung dan mineralisasi kalium semakin banyak. Penelitian Kurniawan 2012, bahwa semakin banyaknya volume penambahan EM-4 maka semakin banyak pula mikroorganisme dalam proses pendegregasi yang menyebabkan rantai karbon

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Kulit Pisang Raja (Musa textilia )Menjadi Selai Sebagai Isian Roti Serta Daya Terima dan Kandungan Zat Gizinya

14 146 98

Induksi Tunas Pisang Barangan (Musa acuminata L.) Asal Nias Utara Melalui Kultur Jaringan Dengan Pemberian 2,4-D Dan Kinetin

6 75 58

Adaptabilitas Pisang Barangan (Musa acuminata L.) Pada Berbagai Jenis Media Aklimatisasi Dan Tingkat Salinitas

0 25 84

Pengaruh Penambahan Tepung Kulit Pisang Raja (Musa paradisiaca) Terhadap Daya Terima Kue Donat

29 178 110

Studi Pemakaian Tepung Pisang Ambon (Musa acuminata AAA) sebagai Anti-aging Dalam Sediaan Masker

6 108 86

PEMANFAATAN TEPUNG KULIT PISANG (Musa paradisiaca) DENGAN VARIASI PENAMBAHAN GLISEROL SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF Pemanfaatan Tepung Kulit Pisang (Musa paradisiaca) Dengan Variasi Penambahan Gliserol Sebagai Bahan Alternatif Pembuatan Bioplastik Ramah Ling

0 3 18

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) SEBAGAI BAHAN DASAR Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Pisang Kepok (Musa paradisiaca) Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Cuka Organik Dengan Penambahan Acetobacter aceti Dengan Konsentrasi Yang Berbeda

0 1 15

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) SEBAGAI BAHAN DASAR Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Pisang Kepok (Musa paradisiaca) Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Cuka Organik Dengan Penambahan Acetobacter aceti Dengan Konsentrasi Yang Berbed

0 1 10

Pemanfaatan Kulit Buah Pisang (Daun Bambu ( Pemanfaatan Kulit Buah Pisang (Musa paradisiaca L.) Dengan Penambahan Daun Bambu (Emb) Dan Em-4 Sebagai Pupuk Cair.

0 2 14

PENDAHULUAN Pemanfaatan Kulit Buah Pisang (Musa paradisiaca L.) Dengan Penambahan Daun Bambu (Emb) Dan Em-4 Sebagai Pupuk Cair.

0 1 5