merombak fosfor akan meningkat, sehingga kandungan fosfor dalam substrat juga meningkat. Namun hasil pada perlakuan B1C2 dengan B1C3 besarnya
kandungan N tidak mempengaruhi kandungan P, keduanya memiliki kandungan N yang sama banyaknya namun kandungan P yang dimiliki tidak
sama. Ini berarti tidak hanya kandungan N saja yang mempengaruhi besarnya kandungan P
,
mikroba yang terdapat pada bioaktivator yang digunakan juga dapat berpotensi melarutkan P, bioaktivator yang digunakan yaitu daun
bambu EMB dan EM-4, dimana daun bambu EMB mengandung mikroba
Aspergillus
sp. sedangkan EM-4 mengandung mikroba
Lactobacillus
sp.,
Streptomyces
sp, jamur pengurai sellulosa dan ragi yang dapat merombak fosfor. Penelitian Hidayati 2011, bahwa pertumbuhan mikroorganisme
tidak hanya dipengaruhi oleh adanya sumber nitrogen tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya.
3. Hasil analisis kandungan K
500 1000
1500 2000
560,2 1365,2
1518,8 1140,6
1485,8 1686,6
B1C1 B1C2
B1C3 B2C1
B2C2 B2C3
N il
ai K
p p
m
Gambar 4.3 Histogram Analisis Kandungan K Kandungan kalium terbanyak pada penggunaan bioaktivator EM-4 125
ml B2C3 sebanyak 1686,60 ppm. Hasil kandungan kalium tertinggi diperoleh dengan penggunaan bioaktivator EM-4 dengan konsentrasi paling
tinggi, sehingga banyak mikroorganisme yang terkandung dan mineralisasi kalium semakin banyak. Penelitian Kurniawan 2012, bahwa semakin
banyaknya volume penambahan EM-4 maka semakin banyak pula mikroorganisme dalam proses pendegregasi yang menyebabkan rantai karbon
terputus menjadi rantai karbon yang lebih sederhana, terputusnya rantai karbon tersebut menyebabkan unsur fosfor dan kalium meningkat.
D. KESIMPULAN
Hasil penelitian yang telah dilakukan dari berbagai perlakuan diperoleh kandungan N, P, K pupuk cair kulit pisang dengan bioaktivator EM-4 lebih
tinggi dibandingan dengan bioaktivator daun bambu EMB. Dengan penambahan daun bambu EMB dan EM-4, terdapat perbedaan kandungan N,
P, K yang dihasilkan. Kandungan N, P, K paling tinggi dengan penggunaan EM-4 dengan konsentrasi 125ml, yaitu kandungan N sebanyak 0,17,
kandungan P sebanyak 106,53ppm, kandungan K sebanyak 1686,60ppm.
E.
DAFTAR PUSTAKA
Hadisuwito, S. 2007.
Membuat Pupuk Kompos Cair
. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Hanum Farida, Tarigan Martha dkk. 2012. Ekstraksi Pektin Dari Kulit Buah Pisang Kepok
Musa paradisiaca
.
J urnal Teknik Kimia USU
. Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara.
Haryanto. 2007.
Sains Jilid 4.
Jakarta: Erlangga. Hidayati, Y. A., Ellin H., dkk. 2008. Analisis Kandungan N, P dan K Pada
Lumpur Hasil Ikutan Gasbio
Sludge
Yang Terbuat Dari Feses Sapi Perah.
Jurnal Ilmu Ternak.
Bogor: Semnas Puslitbangnak. Hidayati, Benito, dkk. 2011. Kualitas Pupuk Cair Hasil Pengolahan Feses
Sapi Potong Menggunakan
Saccharomyces cereviceae Liquid Fertilizer Quality Produced by Beef Cattle Feces Fermenta tion Using
Saccharomyces cereviceae.
Jurnal Ilmu
Ternak
. Bandung: Universitas Padjadjaran.
Kurniawan, Daniel. Kumalaningsih, dkk. 2012. Pengaruh Volume Penambahan
Effective Microorganism 4
EM4 1 dan Lama Fermentasi Terhadap Kualitas Pupuk Bokashi Dari Kotoran Kelinci
Dan Limbah Nangka.
Jurnal Industria Vol 2
. Universitas Brawijaya.