Pecking Order Theory Tujuan Laporan Keuangan

struktur modalnya, karena ketika kreditur tidak mempunyai informasi yang akurat mengenai perusahaan maka Tangibility of Assets perusahaan adalah sumber jaminan yang paling bisa diterima oleh bank. Perusahaan yang mempunyai Tangibility of assets lebih sedikit akan sulit untuk meningkatkan hutangnya, jadi menurut teori ini Tangibility of Assets berpengaruh secara positif terhadap struktur modal. “Perusahaan yang lebih besar akan lebih mudah memperoleh pinjaman dibandingkan perusahaan kecil” Linda H, 1998 :15.

2.2.7. Pecking Order Theory

Teori ini dikenalkan pertama kali oleh Donaldson pada tahun 1961 sedangkan penamaan Pecking Order Theory dilakukan oleh Myers 1984, Husnan, 1996 : 324. Secara singkat teori ini menyatakan bahwa : a Perusahaan menyukai Internal Financing pendanaan dari hasil operasi perusahaan yang berwujud laba ditahan, b apabila pendanaan dari luar External Financing diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu, yaitu dimulai dengan penerbitan obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang berkarakteristik opsi seperti obligasi konversi, baru akhirnya apabila masih belum mencukupi, saham baru diterbitkan. Sesuai dengan teori ini, tidak ada suatu target Debt to Equity Ratio karena ada dua jenis modal sendiri, yaitu Internal dan External. Modal sendiri yang berasal dari dalam perusahaan lebih disukai daripada modal sendiri yang berasal dari luar perusahaan. Menurut Myers 1996 perusahaan lebih menyukai penggunaan pendanaan dari modal internal, yakni dana yang berasal dari aliran kas, laba ditahan dan depresiasi. Urutan penggunaan sumber pendanaan dengan mengacu pada Pecking Order Theory adalah : Internal Found dana internal, Debt hutang, dan Equity modal sendiri kaaro, 2003 :53. The Pecking Order Theory kathleen M. Kahle and Kuldeep Shastri, 2002 : 7 menyarankan agar perusahaan mendanai investasinya pertama dari Retained Earings, kedua dri hutang dan ketiga dari ekuitas. Menurut teori ini, perusahaan yang menghasilkan keuntungan lebih Profitable akan mempunyai struktur modal yang rendah daripada perusahaan yang kurang menghasilkan keuntungan Less Profitable, karena perusahaan yang menghasilkan keuntungan lebih mampu mendanai investasinya dengan Retained Earing , jadi menurut teori ini Profitability berpengaruh secara negatif terhadap struktur modal.

2.3. Kerangka Pikir

Dari beberapa teori tersebut dapat dibuat kerangka pikir sebagai berikut : Uji Statistik Regresi Linier berganda

2.4. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan uraian pada landasan teori tersebut di atas, maka dapat dirumuskan suatu hipotesis sebagai berikut : “Diduga terdapat pengaruh dari Tangibility of assets dan Profitability terhadap struktur modal”. Tangibility of Assets X 1 Profitability X 2 Struktur Modal Y