Rancangan Konseptual: Fungsi Utama dan Fungsi Pendukung

Bangunan Hemat Energi... Dalam merancang bangunan tinggi, energi merupakan aspek yang sangat penting. Terlebih lagi jika fungsi bangunan tersebut berupa hunian seperti apartemen dimana kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-sehari mereka sangatlah tinggi akan penggunaan energi. Menurut pendapat Tri Harso Karyono 2008, porsi terbesar energi masih dibangkitkan dari bahan bakar fosil. Arsitektur hemat energi dapat diaplikasikan secara pasif dan aktif. Desain pasif lebih menekankan bagaimana desain tersebut menggunakan sedikit energi sehingga dapat meminimalkan pelepasan CO 2 ke atmosfer. Dengan mengupayakan pancahayaan alami, penghawaan dan renewable energy akan mengarah pada penghematan penggunaan listrik, baik bagi pendinginan udara, penerangan buatan, maupun peralatan listrik lain. Dengan strategi perancangan seperti ini, akan terciptanya bangunan berkelanjutan yang bersahabat dengan bumi.

4.2. Rancangan Konseptual: Fungsi Utama dan Fungsi Pendukung

Area di sekitar lingkungan tapak umumnya diisi oleh permukiman warga, fasilitas komersial toko dan swalayan, serta bangunan instansi pemerintah dan swasta. Aktifitas perdagangan sangat mendominasi pada kawasan ini. Ditambah lagi lokasi tapak yang berdekatan dengan koridor Zainul Arifin yang merupakan pusat bisnis kota Medan yang mana pada koridor ini terdapat perkantoran dan pusat perbelanjaan seperti bank dan mall yang identik dengan masyarakat Universitas Sumatera Utara menegah atas. Hal ini sangat sesuai dengan kasus proyek Perancangan Arsitektur 6, dimana apartemen yang akan dibangun nantinya merupakan apartemen untuk masyarakat kelas menengah atas. Aktifitas perekonomian di sekitar tapak, mulai dari Jalan Brigjend. Suprapto, Jalan Palang Merah dan koridor Zainul Arifin akan memberikan dampak positif bagi proyek ini nantinya. Dari segi lokasi, sasaran utama dari apartemen ini adalah warga yang sebelumnya menghuni lahan dan warga Medan Maimun yang bersedia untuk tinggal di apartemen ini. Tidak menutup kemungkinan bagi orang-orang yang bekerja pada koridor Zainul Arifin, Jalan Palang Merah dan Jalan Brigjend. Suprapto akan memilih untuk berdomisili pada apartemen ini nantinya. Hal ini dikarenakan tempat tinggal mereka akan menjadi lebih dekat dengan tempat kerjanya. Masyarakat menengah atas khususnya bagi para pekerja, umumnya sangat mementingkan efisiensi baik waktu maupun biaya. Mereka memiliki karakter yang menuntut kemudahan untuk mengakses tempat tinggal dalam hal ini apartemen menuju ke tempat kerja ataupun tempat-tempat penting lainnya di pusat kota. Tidak hanya menuntut efisiensi, calon penghuni juga mengharapkan terpenuhinya faktor-faktor lain dalam bangunan tersebut. Misalnya privasi, keamanan, kenyamanan dan estetika. Apartemen yang dibangun diperuntukkan bagi pengusaha, pegawai swasta dan pegawai negeri. Dengan segudang aktifitas yang mereka lalui, secara otomatis tuntutan privasi yang tinggi menjadi prioritas Universitas Sumatera Utara utama. Kenyamanan dan keamanan yang maksimal diharapkan dapat terpenuhi guna mendukung kegiatan dan aktifitas penghuni untuk beristirahat setelah melalui aktifitas yang padat setelah seharian bekerja. Sementara estetika bangunan merupakan salah satu faktor penentu minat masyarakat ataupun konsumen untuk mau tinggal di apartemen tersebut. Secara langsung estetika bangunan ataupun facade bangunan akan memengaruhi minat konsumen terutama masyarakat kalangan menengah atas yang selalu memperhatikan tampilan suatu benda terlebih dahulu sebelum mencoba. Bangunan apartemen ini nantinya tidak hanya sebagai bangunan hunian, namun juga terdapat bangunan komersil pada bagian podiumnya yang berupa mall. Hal ini sesuai dengan keputusan Rencana Detail Tata Ruang RDTR kota Medan yang merencanakan lokasi proyek sebagai kawasan komersial. Pada rancangan apartemen, penulis membuat jalur masuk dan keluar kendaraan roda empat berada pada sisi jalan Mangkubumi. Hal ini didukung oleh keadaan nyata pada lokasi perancangan, bahwa jalan Mangkubumi memiliki lebar jalan yang lebih besar dibandingkan dengan jalan Badur sehingga jalan Mangkubumi lebih berpotensi untuk dijadikan sebagai jalur utama kendaraan. Oleh karena itu, jalur masuk dan keluar utama kendaraan roda empat maupun roda dua pada bangunan apartemen ini berada pada sisi jalan Mangkubumi. Jalan ini dapat diakses melalui jalan Letjend. Suprapto maupun jalan Palang Merah. Universitas Sumatera Utara Akan tetapi, jalan Mangkubumi memiliki beberapa kekurangan seperti tidak tersedianya pedestrian yang layak untuk para pejalan kaki, tidak terdapat vegetasi sebagai buffer alami maupun peneduh bagi pejalan kaki, dan tidak memiliki drop off untuk kendaraan umum di sekitar lokasi perancangan. Oleh karena itu, pada sisi jalan Mangkubumi dibuat sebuah drop off yang dapat mengakomodir pengunjung mall yang menggunakan angkutan umum seperti taksi, dan lain-lain. Drop off ini terletak sebelum jalur masuk kendaraan menuju parkir basement dan lobby mall. Sementara itu, pada sisi jalan Badur terdapat 2 titik drop off yang mengakomodir pejalan kaki maupun pengunjung yang menggunakan kendaraan umum. Pada sisi jalan ini, merupakan jalur masuk dan keluar khusus pejalan kaki dan kendaraan roda dua seperti sepeda dan sepeda motor. Kendaraan roda dua yang masuk melalui jalur ini juga harus diparkirkan pada tempat parkir yang telah tersedia. Kendaraan roda empat tidak boleh masuk melalui jalur ini. Kendaraan roda empat hanya boleh menurunkan penumpang pada drop off yang tersedia. Hal ini dilakukan untuk “memanusiakan” manusia. Dalam artian, memberi kenyamanan bagi para pejalan kaki di lokasi perancangan. Pada ruang terbuka yang terdapat pada lokasi perancangan, diutamakan bagi manusia dan tumbuh- tumbuhan tanpa ada keikutsertaan kendaraan bermotor. Fungsi utama dalam apartemen adalah hunian. Hunian merupakan tempat dimana para penghuni dapat melakukan aktifitas sehari-hari secara rutin. Jadi, Universitas Sumatera Utara apartemen harus dapat mengakomodir segala kegiatan penghuni yang kerap dilakukan sehari-hari seperti misalnya makan, tidur, menerima tamu, berinteraksi sosial, bermain, melakukan hobi, bekerja, memasak, dan lain-lain. Namun seiring berkembangnya waktu dan munculnya berbagai kebutuhan dan permintaan pasar, apartemen kini muncul dengan dilengkapi fungsi pendukung. Fungsi pendukung merupakan fungsi-fungsi sekunder yang ditambahkan ataupun dibuat pada apartemen untuk mendukung fungsi utama hunian. Selain itu, fungsi pendukung ini dapat membantu pemasaran apartemen itu sendiri dengan menarik pengunjung masyarakat umum untuk datang ke bangunan tersebut. Fungsi pendukung yang ditambahkan pada apartemen yaitu berupa mall. Mall ini berisi fasilitas olah raga seperti : fitness center, spa sauna, fasilitas komersial seperti : restoran, cafe, departement store, food court, minimarket, retail, dan lain-lain, dan fasilitas layanan anak seperti : play ground dan tempat penitipan anak. Selain fungsi utama dan fungsi pendukung, pada apartemen yang dirancang juga memiliki fungsi pelengkap. Fungsi pelengkap merupakan fungsi- fungsi yang diadakan untuk mengorganisir terlaksananya fungsi utama dan fungsi pendukung. Aktifitas disini terdiri dari aktifitas pengelolaan, yaitu administrasi, pemasaran, pemeliharaan bangunan dan kebersihan serta pengamanan. Sesuai dengan tema yang diusung Healthy Urban Settlement, bangunan apartemen yang dirancang hendaknya dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan penghuni maupun lingkungannya. Menurut Peraturan Pemerintah no.4 Universitas Sumatera Utara Tahun 1988 dan Undang-Undang no.16 Tahun 1985, persyaratan kesehatan dan bangunan apartemen meliputi parameter sebagai berikut : 1. Bangunan kuat, terpelihara, bersih dan tidak memungkinkan terjadinya gangguan kesehatan dan kecelakaan. 2. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin dan bersih. 3. Setiap karyawan mendapatkan ruang udara minimal 10 m karyawan. 4. Dinding bersih dan berwarna terang, permukaan dinding yang selalu terkena percikan air terbuat dari bahan yang kedap air. 5. Langit-langit kuat, bersih, berwarna terang, ketinggian minimal 2,5 m dari lantai. 6. Atap kuat dan tidak bocor. 7. Luas jendela, kisi-kisi atau dinding gelas kaca untuk masuknya cahaya minimal 16 kali luas lantai. 4.3. Rancangan Skematik : Fungsi Mengikuti Bentuk atau Sebaliknya?