3.2. Taman Vertikal
Wilayah diperkotaan sangat memerlukan ruang terbuka hijau sebagai wadah resapan air. Selain itu, ruang terbuka hijau juga diperlukan sebagai
penawar akan polusi udara karena tanaman dapat mengurangi dampak polusi udara dan merupakan sumber oksigen bagi kehidupan manusia. Ironisnya, sangat
sedikit lahan terbuka hijau yang didapati pada kota-kota besar khususnya di kota Medan. Banyak hunian yang hanya memiliki sedikit lahan terbuka yang dapat
dihijaukan contohnya di apartemen. Pada apartemen yang memiliki unit-unit hunian yang tersusun vertikal ke atas membuat hunian tersebut menjadi susah
untuk menjangkau taman ataupun ruang terbuka hijau. Oleh karena itu, pada apartemen yang dirancang selain menggunakan secondary facade berupa
Allucopan penulis juga akan menggunakan secondary facade berupa “Vertical
Garden Taman Vertikal”. Tower apartemen yang tersusun vertikal membuat
lahan yang dapat dijadikan ruang terbuka hijau ataupun taman menjadi terbatas atau bahkan tidak ada. Oleh karena itu, penulis memilih Vertical Garden sebagai
solusi akan keterbatasan ruang terbuka hijau sebagai lahan yang dapat ditanami.
Vertical garden ataupun taman vetical merupakan salah satu cara menanam tumbuhan dalam jumlah yang cukup, walaupun ruang yang tersedia
sangat terbatas. Pada taman ini, nantinya penulis akan menata tanaman dan elemen tanam lainnya sedemikian rupa pada sebuah bidang tegak. Hal ini sejalan
dengan kaidah arsitektur hijau yang penulis usung, memperbanyak tanaman pada lingkungan bangunan yang dirancang. Vertical garden ini penulis aplikasikan
Universitas Sumatera Utara
pada beberapa bagian dinding bangunan, baik dinding bangunan podium dan terutama pada dinding hunian apartemen. Selain itu, vertical garden ini juga
diaplikasikan pada dinding pembatas disekeliling tapak perancangan tepatnya dinding pembatas yang timbul akibat perbedaan level ketinggian antara pedestrian
jalan raya dengan halaman bangunan. Bidang-bidang vetikal tersebut dapat terlihat lebih indah dan tidak monoton sebagai dinding yang keras namun terkesan
alami. Untuk menumbuhkan tanaman pada vertical garden penulis menggunakan metode hidroponik, yakni bertanam tanpa menggunakan tanah. Peran tanah
sebagai penopang akar, tempat penyimpanan cadangan air dan sebagai tempat pendistribusi pupuk dapat digantikan oleh media lain seperti pecahan batu apung,
serbuk kelapa, arang sekam dan aneka bahan organik dan anorganik lainnya. Dengan bertanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam juga dapat
mengurangi beban bangunan yang ditumbuhi oleh vertical garden ini.
Ruang terbuka hijau sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Karena selain berperan sebagai penghasil oksigen yang dibutuhkan oleh manusia untuk
bernafas, tanaman pada ruang terbuka hijau ataupun vertical garden juga dapat mengurangi panasnya suhu udara di perkotaan. Selain itu taman vertikal yang
ditumbuhi oleh tanaman hijau dapat mengurangi polusi, bukan hanya polusi udara namun juga polusi suara yang disebabkan oleh kebisingan kendaraan yang ada di
perkotaan. Dengan kata lain, vertical garden dapat dijadikan sebagai buffer alami untuk polusi udara maupun polusi suara. Selain menjadi ruang terbuka hijau,
vertical garden ini juga memiliki fungsi sebagai secondary facade yang dapat
Universitas Sumatera Utara
menghalau panas matahari masuk dengan cepat ke dalam hunian sehingga dapat menciptakan kenyamanan thermal bagi penghuni hunian apartemen yang
dirancang. Taman vertikal yang diaplikasikan pada apartemen yang saya rancang dapat mengurangi tingkat stres dan depresi penghuni apartemen tersebut.
Kesibukan dan kepenatan yang kerap melanda masyarakat kota membutuhkan penawar berupa tanaman hijau. Jadi, hal ini sesuai dengan tema saya yaitu
“Healthy Urban Settlement” Permukiman Kota yang Sehat dengan menerapkan kaidah-kaidah ataupun prinsip-prinsip Green Architecture.
Alasan lainnya mengapa penulis mengaplikasikan vertical garden pada rancangan apartemen baik pada bangunan maupun tapak perancangan adalah
karena biaya finishing pada tembok dapat ditekan. Bagian tembok-tembok yang ditumbuhi vertical garden tidak perlu dicat ataupun ditutupi oleh material lain
karena sudah ditutupi oleh tanaman rambat ataupun vertical garden tersebut. Adapun jenis-jenis tanaman yang digunakan adalah bunga dadap merah, bunga
iris, anthurium, aglaonema, dan lain-lain. Sistem vertical garden yang digunakan antara lain sistem kantong, sistem multipot serta sistem rambatan. Taman vertikal
ini dapat menyiratkan keteduhan, kesejukan, nuansa alami, dan menakjubkan di tengah-tengah suasana kota yang hiruk-pikuk dan sesak. Sehingga dapat memberi
rasa nyaman pada tiap penghuni apartemen tersebut. Dengan adanya vertical garden ini, para penghuni juga tidak perlu bersusah payah untuk menjangkau
taman yang ada pada atap podium maupun taman yang berada di permukaan tanah untuk menikmati tumbuhan hijau. Mereka dapat langsung menikmati tumbuhan
Universitas Sumatera Utara
hijau dari unit-unit huniannya masing-masing yang ditanami oleh taman vertikal tersebut.
Selain mengaplikasikan vertical garden pada apartemen yang dirancang, penulis juga akan mengaplikasikan Microhydro Turbines yang akan ditempatkan
pada sisi sungai. Microhydro turbines adalah alat untuk mengkonversi energi aliran air menjadi energi listrik. Pada lokasi perancangan terdapat sungai Deli
yang selain menjadi sumber air, sungai ini juga memiliki air yang dapat menjadi tenaga pemutar turbin tersebut nantinya. Ketika turbin itu berputar akibat
dorongan air, maka turbin tersebut dapat menghasilkan energi listrik yang kemudian energi listrik tersebut dialirkan ke gedung apartemen dan selanjutnya
dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Turbin ini akan ditempatkan di beberapa titik sungai agar dapat mengasilkan energi yang cukup banyak. Pada
bagian atap bangunan juga akan dibuat tempat penampungan air hujan, yang mana air hujan ini nantinya dapat digunakan sebagai kebutuhan air rumah tangga pada
hunian apartemen. Air hujan yang tertampung akan disimpan dalam tangki besar yang kemudian dapat dialirkan ke tiap-tiap hunian tanpa harus mentransfer air dari
lantai dasar basement sebagai tempat pompa air. Dengan kata lain, tempat penampungan air ini dapat bermanfaat untuk meminimalisir konsumsi energi pada
pengoprasian pompa air.
Tidak lupa juga pengaplikasian panel surya. Pada apartemen yang dirancang akan menggunakan panel surya sebagai alternatif penghasil energi yang
Universitas Sumatera Utara
lainnya. Panel surya ini akan ditempatkan pada facade bangunan yang kerap kali terpapar oleh sinar matahari khususnya pada bagian bangunan yang berorientasi
Timur-Barat. Panel surya ini juga dapat dijadikan sebagai secondary facade pada tower apartemen. Selain berperan sebagai penghasil energi, panel surya ini juga
dapat melindungi hunian dari panas matahari dimana panas matahari diserap oleh panel surya tersebut yang kemudian diubah menjadi energi listrik. Selain itu,
panel surya juga dapat dijadikan sebagai kulit bangunan karena bentuknya yang rata dan dapat disusun sedemikian rupa. Sehingga dapat menimbulkan kesan unik
pada bangunan tersebut nantinya. Pembelian alat-alat alternatif penghasil energi tersebut mungkin akan sedikit mahal diawalnya. Namun akan terasa sangat murah
ketika biaya listrik pada bangunan tersebut dapat diminalisir karena adanya alternatif penghasil energi tersebut. Dengan kata lain, bangunan apartemen yang
penulis rancang merupakan bangunan yang berkelanjutan dan merupakan lingkungan permukiman hunian yang sehat.
Universitas Sumatera Utara
49
BAB IV RANCANGAN KONSEPTUAL