Analisis Superstruktur Analisis Struktur Mikro

50

2. Analisis Superstruktur

Analisis pada tingkatan superstruktur dilakukan dengan melihat alur yang merupakan elemen skemantik. Alur cerita sendiri merupakan suatu rangkaian yang membentuk cerita dari awal hingga akhir, dengan urutan perkenalan, awal masalah, menuju klimaks, klimaks, dan penyelesaian Ahmad, 1996:24. Sedangkan menurut kamus Bahasa Indonesia alur adalah rangkaian yang direka dan dijalin dengan seksama dan menggerakkan jalan cerita melalui kerumitan kea rah klimaks dan penyelesaian. Dalam topik kepemimpinan- mahir berkomunikasi pada bab 1 novel Sepatu Dahlan, alur cerita dimulai dari lulusnya Dahlan dari Sekolah Rakyat tempatnya menimba ilmu. Dahlan pergi sendiri untuk mengambil ijazahnya tersebut. Permasalahan mulai muncul saat Dahlan tidak langsung pulang ke rumah namun memilih duduk di plataran sekolah, dengan memandangi nilai- nilai yang tertera di ijazahnya. Dahlan takut menyerahkan ijazahnya kepada kedua orang tuanya karena terdapat 2 nilai merah untuk mata pelajaran berhitung dan bahasa daerah. Merasa takut dimarahi oleh orang tuanya, Dahlan menuliskan isi hatinya pada buku catatan harian miliknya. Petikkan catatan harian Dahlan menunjukkan penulis ingin menonjolkan bahwa gemeran Dahlan adalah menulis, ditambah lagi cerita bahwa nilai tertinggi dalam ijazah Sekolah Rakyat Dahlan adalah mata pelajaran menulis.

3. Analisis Struktur Mikro

Latar merupakan elemen yang berguna karena peneliti dapat mengerti apa yang hendak disampaikan oleh penulis wartawan Eriyanto, 2001:235. Latar yang digunakan dalam bab 1 novel Sepatu Dahlan adalah kegamaran Dahlan dalam pelajaran menulis membuatnya mendapatkan nilai baik di ijazahnya. Kegemarannya juga ditunjukkan dengan sering menulis di dalam buku harian. Detil cerita yang digunakan adalah Dahlan gemar menulis. Ditunjukkan dengan nilai 9 untuk mata pelajaran menulis terlebih lagi, penulis memberikan detil cerita mengenai gemaran Dahlan menulis dalam buku hariannya dengan menyantumkan kutiban curahan hatinya. Pemberitaan dengan detil besar, akan mengembangkan bagaimana wacana dikembangan oleh media, tentunya menguntungkan pihak komunikator Eriyanto, 2001: 238. Oleh karena itu, informasi 51 berkaitan dengan kegemaran Dahlan menulis dan ditambah dengan petikkan tulisannya dalam buku hariannya mendukung wacana dalam teks tersebut. Maksud merupakan penguraian secara eksplisit dan jelas, tujuan utamanya adalah public disajikan informasi yang mendukung komunikator Eriyanto, 2001:247. Dalam teks novel tersebut diceritakan kepandaian Dahlan dalam mata pelajaran menulis. Ditunjukkan dengan nilai 9 dalam ijazahnya dan juga petikkan tulisan Dahlan dalam buku catatannya, semakin menguatkan bahwa Dahlan memang pandai dan gemar menulis. Kepandaian dan kegemaran Dahlan menulis dapat dipandang sebagai salah satu sifat seorang pemimpin, dimana seorang pemimpin harus memiliki ketrampilan berkomunikasi baik itu lisan maupun tertulis. Koherensi kondisional dapat menjadi penjelas mengenai bagaimana maksud tersembunyi diekspresikan dalam kalimat Eriyanto, 2001: 245. Dalam teks berikut ini koherensi kondisional ditunjukkan dalam kalimat “Aku masih duduk di pelataran sekolah, memandangi ijazah yang dihiasi dua angka merah untuk pelajaran Berhitung dan Bahasa Daerah”. Kata ‘yang’ atau disebut sebagai kata hubung memberikan penjelasan bahwa terdapat dua kalimat, dimana kalimat kedua berfungsi sebagai penjelas. Dalam kalimat ini, kata ‘yang’ diikuti dengan kalimat ‘dihiasi dua angka merah’ menunjukkan penjelasan negatif pada kalimat tersebut.

5.1.2 Analisis Teks Novel Sepatu Dahlan Bab 15- “Ojo Kepingin Sugih”