7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pendidikan Inklusi
Pendidikan inklusi merupakan konsep pendidikan yang tidak membeda-bedakan latar belakang kehidupan
anak kerena keterbatasan fisik maupun mental Ilahi, 2013: 23. Menurut Kustawan 2012: 7 pendidikan inklusi
adalah sistem pendidikan yang terbuka bagi semua individu serta mengakomodasi semua kebutuhan sesuai
dengan kondisi masing-masing individu. Konsep inklusi memberikan
pemahaman mengenai
pentingnya penerimaan anak-anak yang memiliki hambatan ke dalam
kurikulum, lingkungan, dan interaksi sosial yang ada di sekolah Smith, 2006: 45.
Mengutip dari Permendiknas nomor 70 tahun 2009 pendidikan
inklusi adalah
sistem penyelenggaraan
pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi
kecerdasan danatau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan
atau pembelajaran
dalam lingkungan
pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. Pendidikan inklusi merupakan suatu
pendekatan pendidikan yang inovatif dan strategis untuk memperluas
akses pendidikan
bagi semua
anak berkebutuhan khusus termasuk anak penyandang cacat.
Dalam konteks yang lebih luas, pendidikan inklusif juga
8
dapat dimaknai sebagai satu bentuk reformasi pendidikan yang menekankan sikap anti diskriminasi, perjuangan
persamaan hak dan kesempatan, keadilan dan perluasan akses
pendidikan bagi
semua, peningkatan
mutu pendidikan, upaya strategis dalam menuntaskan wajib
belajar 9 tahun, serta upaya mengubah sikap masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus Ilahi, 2013: 25.
Pendidikan inklusi dinilai dapat menjadi jembatan untuk mewujudkan pendidikan untuk semua education
for all, tanpa ada seorangpun yang tertinggal dari layanan pendidikan
Kemendikbud, 2012:
70. Tujuan
dari pendidikan inklusi adalah agar semua anak memperoleh
pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuanya serta untuk mewujudkan penyelenggaraan
pendidikan yang
menghargai keanekaragaman
dan diskriminatif bagi semua anak Kustawan, 2012: 9.
Pendidikan inklusi
merupakan suatu
sistem pendidikan yang terbuka yang tidak membeda-bedakan
latar belakang kehidupan anak sesuai dengan kondisi individu.
Sistem pendidikan
inklusi memberikan
pemahaman tentang pentingnya penerimaan anak-anak yang memiliki keterbatasan fisik maupun metal. Konsep
pendidikan inklusi memberi kesempatan kepada peserta didik tanpa diskriminasi untuk menuntaskan wajib belajar
9 tahun. Dari uraian diatas pendidikan inklusi merujuk pada
suatu sistem pendidikan yang memberikan kesempatan
9
kepada semua anak tanpa membeda-bedakan latar belakang anak karena keterbatasan fisik ataupun mental
untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan pada umumnya. Jadi, pendidikan
inklusi adalah sistem pendidikan yang mengakomodasi semua anak berkebutuhan khusus untuk belajar di
sekolah-sekolah umum agar dapat belajar bersama teman seusianya. Anak berkebutuhan khusus yang dimaksud
dalam penelitian ini yaitu anak-anak yang mengalami kekurangan atau ketunaan dalam fisik ataupun mental
pada kategori ringan, bukan anak yang berkebutuhan khusus yang cerdas istimewa.
Mutu pendidikan sangat dipengaruhi oleh mutu proses belajar mengajar, sementara itu mutu proses belajar
mengajar sangatlah ditentukan oleh berbagai faktor komponen yang saling terkait satu sama lain, yaitu:
a. Kurikulum Bahan Ajar Kurikulum memiliki kedudukan yang sangat
strategis, karena kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Kurikulum yang digunakan dalam
penyelenggaraan pendidikan inklusi pada dasarnya menggunakan kurikulum standar nasional yang berlaku
di sekolah umum kemendikbud, 2013: 42. Kurikulum pendidikan inklusif menggunakan kurikulum sekolah
regular Kurikulum
Nasional yang
dimodifikasi diimprovisasi sesuai dengan tahap perkembangan anak
berkebutuhan khusus
dengan mempertimbangkan
10
karakteristik ciri-ciri dan tingkat kecerdasannya Ilahi, 2013; 171.
Kurikulum hendaknya
disesuaikan dengan
kebutuhan anak, yang selama ini anak dipaksakan mengikuti kurikulum. Oleh sebab itu hendaknya
memberikan kesempatan
untuk menyesuaikan
kurikulum dengan anak. Menurut Tarmansyah 2007: 154 untuk modifikasi kurikulum merupakan model
kurikulum dalam sekolah inklusi. Modifikasi pertama adalah mengenai pemahaman bahwa teori model itu
selalu merupakan representasi yang disederhanakan dari realitas yang kompleks. Modifikasi kedua adalah
mengenai aspek kurikulum yang secara khusus difokuskan dalam pembelajaran yang akan dibahas lebih
banyak dalam praktek pembelajaran. Modifikasi
kurikulum dilakukan
oleh tim
pengembang kurikulum di sekolah. Tim pengembang kurikulum sekolah terdiri dari; kepala sekolah, guru
kelas, guru mata pelajaran, guru pendidikan khusus, konselor,
psikolog, dan
ahli lain
yang terkait
Kemendikbud, 2013: 42. Kurikulum yang digunakan di sekolah inklusi adalah kurikulum anak normal regular
yang disesuaikan
dimodifikasi sesuai
dengan kemampuan awal dan karakteristik siswa.
b. Tenaga Pendidik Guru Setiap sekolah penyelengara pendidikan inklusi
seyogyanya mempunyai pendidik dan tenaga pendidikan
11
yang memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi yang diisyaratkan Kustawan, 2012: 73.
Menurut kemendikbud 2012: 43 Secara umum tenaga pendidik guru di sekolah yang menyelenggarakan
pendidikan inklusif meliputi guru kelas, guru mata pelajaran Pendidikan Agama serta Pendidikan Jasmani
dan Kesehatan, dan Guru Pendidikan Khusus GPK. 1 Guru Kelas
Guru kelas adalah pendidik atau pengajar pada suatu kelas tertentu di sekolah dasar yang sesuai
dengan kualifikasi yang dipersyaratkan, bertanggung jawab atas pengelolaan pembelajaran dan administrasi
kelasnya. Guru kelas berkedudukan disekolah dasar yang ditetapkan berdasarkan kualifikasi sesuai dengan
persyaratan yang
ditetapkan oleh
sekolah Kemendikbud, 2012: 45.
2 Guru Mata Pelajaran Guru mata pelajaran atau bidang studi adalah
Guru yang mengajar mata pelajaran tertentu sesuai kualifikasi
yang dipersyaratkan
di sekolah
Kemendikbud, 2012: 45. Di sekolah dasar biasanya untuk mata pelajaran Pendidikan Agama serta mata
pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan diajarkan oleh guru mata pelajaran, sedangkan mata pelajaran
lain oleh guru kelas.
12
3 Guru Pembimbing Khusus Guru pembimbing khusus adalah guru yang
mempunyai latar belakang pendidikan luar biasa atau yang pernah mendapat pelatihan khusus tentang
pendidikan luar biasa. Tugas guru pembimbing khusus antara lain:
a Menyusun instrumen assessment pendidikan
bersama-sama dengan guru kelas dan guru mata pelajaran.
b Membangun sistem koordinasi antara guru, pihak
sekolah dengan orang tua siswa. c
Memberikan bimbingan kepada anak berkelainan, sehingga
anak mampu
mengatasi hambatankesulitannya dalam belajar.
d Memberi bantuan kepada guru kelas dan guru
mata pelajaran agar dapat memberikan pelayanan pendidikan khusus kepada anak luar biasa yang
membutuhkan. c. Peserta Didik
Sasaran pendidikan inklusi secara umum adalah semua peserta didik yang ada di sekolah regular. Secara
khusus sasaran pendidikan inklusi adalah setiap peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental,
social, atau memiliki potensi kecerdasan danatau bakat istimewa Kemendikbud, 2012: 40. Maka tentulah
peserta didiknya juga terdiri dari anak normal dan anak
13
berkelainan atau anak berkebutuhan khusus yang mana anak berkebutuhan khusus tersebut meliputi:
1 Anak tunanetra
2 Anak tunarungu
3 Anak tunagrahita
4 Anak tunadaksa
5 Anak tunalaras
6 Anak berkesulitan belajar
7 Anak lamban belajar
8 Anak autis
9 Anak yang memiliki gangguan motorik
10 Anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkoba,
obat terlarang, dan zat adiktif lainnya 11
Anak tunaganda 12
Anak yang memiliki kelainan lainnya Kustawan, 2012: 31.
d. Sarana-Prasarana Sekolah
inklusi menyediakan
sarana dan
prasarana pendidikan yang memadai dan menjamin kelancaran program pendidikan. Sarana dan prasarana
di sekolah penyelenggara pendidikan inklusi harus aksesibel bagi semua peserta didik khususnya peserta
didik berkebutuhan khusus Kustawan, 2012: 80. e. KeuanganDana
Komponen keuangan
sekolah merupakan
komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan
belajar mengajar
bersama komponen-
komponen lain. Dengan kata lain, setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya. Dalam rangka
penyelenggaraan pendidikan inklusif, perlu dialokasikan dana khusus, yang antara lain untuk keperluan:
14 1 Kegiatan identifikasi input siswa.
2 Modifikasi kurikulum. 3 Insentif bagi tenaga kependidikan yang terlibat.
4 Pengadaan sarana-prasarana. 5 Pemberdayaan peran serta masyarakat.
6 Pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar.
f. Lingkungan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat Penyelenggaraan pendidikan inklusi memerlukan
partisipasi anggota masyarakat dan pihak ketiga yang tidak mengikat. Masyarakat selaku mitra sekolah
penyelenggara pendidikan inklusi memiliki peran yang strategis dalam penyelenggaraan pendidikan inklusi dan
pembangunan pendidikan,
baik sebagai
pelaku, penyelenggara, pengelola, penyandang dana, pengawas,
maupun tenaga kependidikan Kustawan, 2012: 100. Oleh
karena itu,
masyarakat hendaknya
selalu dilibatkan dalam pembangunan sekolah. Sehingga
bukan hanya Kepala Sekolah dan Dewan Guru tetapi masyarakat setempat terlibat pula.
Pendidikan inklusi merupakan sistem pendidikan yang
tidak membeda-bedakan
dan memberikan
kesempatan kepada anak yang memiliki kelainan untuk mengikuti pembelajaran pada umumnya. Pendidikan
inklusi menempatkan siswa berkelainan kedalam kelas regular untuk belajar dalam lingkungan belajar siswa
normal. Konsep pendidikan ini untuk menjangkau semua individu agar dapat belajar tanpa kecuali.
Pendidikan inklusi diharapkan dapat menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan partisipasi anak
15
bersekolah dalam rangka pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan. Pendidikan inklusi diharapkan
dapat menjawab kesenjangan yang terjadi di masyarakat berkaitan dengan pemenuhan hak warga negara dalam
bidang pendidikan. Semua anak mendapat kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu
sesuai dengan
kebutuhanya sehingga
dapat mengembangkan potensinya secara maksimal.
Dalam sekolah inklusi terdapat banyak komponen yang perlu dimodifikasi untuk mengimplementasikan
pendidikan inklusi. Kurikulum pada pendidikan inklusi pada
dasarnya menggunakan
kurikulum standar
nasional yang berlaku disekolah umum. Namun karena keragaman peserta didik maka dilakukan modifikasi
terhadap kurikulum tersebut. Modifikasi dilakukan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan
peserta didik. Pada sekolah yang melaksanakan pendidkan
inklusi harus
memiliki tenaga
pendidik yang
berkompetensi dalam melaksanakan pembelajaran bagi peserta didik yang mempunyai kebutuhan khusus.
Penerimaan peserta didik pada sekolah inklusi harus mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki sekolah.
Dimana peserta didik yang diterima harus disesuaikan dengan guru yang mempunyai kompetensi khusus.
Sekolah inklusi harus menyediakan sarana dan prasarana yang memadai dan menjamin kelancaran
16
program sekolah inklusi. Sarana dan prasarana di sekolah inklusi harus aksesibel bagi semua peserta didik
terutama yang berkebutuhan khusus. Dalam hal pendanaan sekolah inklusi memerlukan biaya yang
dialokasikan untuk kegiatan khusus demi kelancaran penyelenggaraan pendidikan inklusi.
Pendidikan inklusi
menjadi tangung
jawab bersama antara sekolah, masyarakat dan pemerintah.
Pelaksana pendidikan inklusi diharapkan mampu memberdayakan masyarakat dalam penyelengaraan
pendidikan inklusi agar berjalan secara optimal. Masyarakat selaku mitra sekolah memiliki peran yang
strategis dalam penyelenggaraan pendidikan inklusi.
B. Evaluasi Program