Penggunaan Komunikasi Nonverbal dalam Pelestarian Syariat Islam di Kota Lhokseumawe

mengatakan di hadapan para Ulama di Kota Lhokseumawe bahwasanya Syariat Islam itu bukan tanggung jawab pemerintah di dareh ini, akan tetapi itu adalah tanggung jawab keluarga masing-masing. 72

C. Penggunaan Komunikasi Nonverbal dalam Pelestarian Syariat Islam di Kota Lhokseumawe

Setelah dijadikan Qanun oleh Pemerintah Aceh, maka aturan-aturan yang telah ditetapkan tersebut mulai dilaksanakan oleh seluruh kabupatenkota di Aceh. Untuk memaksimalkan tugas ini maka provinsi Aceh memiliki Dinas Syariat Islam. Tugas utama dari Dinas ini adalah melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan qanun tentang Syariat Islam. Untuk itu sejak awal, Dinas Syariat Islam di Kota Lhokseumawe telah melaksanakan berbagai upaya yang berkenaan dengan pelaksanaan qanun yang berkenaan dengan Syariat Islam. Sebagai langkah awal mereka melaksanakan sosialisasi Qanun tersebut kepada masyarakat. Sosialisasi dilaksanakan dengan berbagai cara di antara lewat penyuluhan, seminar, diskusi dan penyebaran poster dan spanduk-spanduk yang dinamakan komunikasi nonverbal, yang berkenaan dengan pesan-pesan yang sesuai dengan pelaksanaan Syariat Islam. Di Kota Lhokseumawe, komunikasi nonverbal dapat dilihat dari beberapa spanduk dan baliho yang mengandung pesan-pesan yang sesuai dengan qanun-qanun tentang syariat Islam antara lain anjuran berpakaian yang sesuai dengan aturan Islam, aturan pergaulan laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim, serta aturan agar tidak melaksanakan perbuatan yang mengandung unsur judi. 73 72 Wawancara dengan Hafifudin Ketua dewan Kehormatan Ulama Kota Lhokseumawe, 02 Pebruari 2011. 73 Wawancara dengan Mursyid Yahya, Kepala Dinas Syariat Islam Kota Lhokseumawe tanggal 13 April 2010. Gambar 1: Kegiatan Sosialisasi Syariat Islam di Kota Lhokseumawe. Selain sosialisasi lewat spanduk dan baleho, sosialisasi juga dilakukan dengan cara mencetak dan memperbanyak isi Qanun tentang Syariat Islam itu untuk disebarluaskan kepada masyarakat. Dengan beberapa cara yang dilakukan tersebut diharapkan agar sosialisasi tentang pelaksanaan syariat islam di Kota Lhokseumawe itu sampai kepada masyarakat. Apabila sosialisasi itu telah dilaksanakan, diharapkan masyarakat dapat mengetahui aturan-aturan yang berkenaan dengan pelaksanaan Syariat Islam di Kota Lhokseumawe. Gambar 2: Sosialiasasi Qanun dengan memperbanyak Qanun dan membagikan kepada masyarakat. Gambar 3: Sosialiasasi Qanun dengan mencetak buku buku Serial Syariat Islam sebagai bagian dari Sosialisasi kepada masyarakat. Gambar 4: Baliho yang dipasang oleh Dinas Syariat Islam Kota Lhokseumawetentang tata cara duduk berboncengan dalam Islam. Gambar 5: Baliho Kawasan Wajib Berbusana Muslimah yang menjadi salah satu bentuk sosialisasi pelaksanaan Syariat Islam. Gambar 6 : Baliho tentang Aturan berbusana yang sesuai dan tidak sesuai dengan Aturan Qanun tentang Syiar Islam yang dipasang di Kota Lhokseumawe. Media massa juga menjadi salah satu pilihan untuk mensosialisasikan qanun-qanun yang berhubungan dengan pelaksanaan Syariat Islam di Kota Lhokseumawe. Sosialisasi lewat media massa dilakukan dengan jalan memuat tulisan-tulisan yang berhubungan dengan pelaksanaan Syariat Islam di Aceh. Selain lewat media cetak, sosialisasi juga dilakukan melalui penerbitan buku-buku serial Syariat Islam. Buku-buku tulis oleh para akademisi dan tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki pemikiran tentang pelaksanaan Syariat Islam di Aceh. Buku-buku tersebut dicetak dan diperbanyak oleh Dinas Syariat Islam Provinsi Aeh untuk dibagi-bagikan melalui Dinas Syariat Islam KabupatenKota untuk disosialisasikan kepada masyarakat. Buku-buku tersebut menjadi bahan bacaan untuk menambah pengetahuan masyarakat tentang pelaksanaan Syariat Islam dan menjadi salah satu bentuk publikasi Dinas Syariat Islam untuk mensosialisasikan qanun-qanun tentang Syariat Islam kepada masyarakat.

D. Efektifitas Komunikasi Nonverbal dalam Pelestarian Syariat Islam di Kota Lhokseumawe