1. Proses Terjadinya Efek
Efek adalah unsur penting dalam keseluruhan proses komunikasi. Efek bukan hanya sekedar umpan balik dan reaksi penerima komunikasi terhadap
pesan yang dilontarkan oleh komunikator melainkan efek dalam komunikasi merupakan paduan sejumlah “kekuatan” yang bekerja dalam masyarakat, di mana
komunikator hanya dapat menguasai satu kekuatan saja, yaitu pesan-pesan yang dilontarkan.
Bentuk konkrit dalam komunikasi adalah terjadinya perubahan pendapat atau sikap atau perilaku khalayak, akibat pesan yang menyentuhnya. Hal ini
menyangkut proses komunikasi yang asasi sifatnya. Sebagaimana telah dijelaskan, bahwa proses komunikasi ialah jalan
hubungan rohaniah yang diciptakan oleh pesan mulai saat dilontarkan hingga diterima oleh sasaran dengan efek-efek tertentu. Menurut Schramm, komunikasi
dapat dimulai dari sumber komunikator yang merasakan urgensinya suatu pesan komunike untuk disampaikan kepada komunikan khalayak, sebagai sasaran.
Agar pesan itu dapat disampaikan, maka terlebih dahulu harus diberi bentuk encoder, melalui bahasa dengan menggunakan simbol atau lambang-lambang
yang berarti verbal simbol maupun nonverbal simbol kemudian pernyataan itu dilontarkan langsung atau melalui alat-alat bantu media. Seterusnya pernyataan
tersebut diterima oleh khalayak, dengan terlebih dahulu diartikan decoder dan kemudian ditafsirkan. Terakhir timbullah efek yang dapat bermacam-macam.
Sesuai pengaruh kekuatan pesan tersebut pada khalayak. Kemudian untuk mengetahui efek tersebut pada khalayak, dan selanjutnya
pada masyarakat adalah suatu hal yang sulit. Efek tersebut hanya dapat dilihat pada phenomena sosial pada waktu tertentu saja.
Sebagaimana pula telah diterangkan bahwa kendatipun khalayak menghadapi individu-individu sebagai penerima pernyataan individual receiver.
Justru itu efek suatu komunikasi massa berupa realitas-realitas kemasyarakatan pada dasarnya dimulai dari “individu-individu yang jumlahnya tak terbatas.
Individu-individu bersikap sendiri-sendiri menurut kondisinya masing- masing.”
Oleh karena itu kita dapat menyatakan, bahwa efek terjadi pada individu-individu
dan kemudian menjadi sikap masyarakat. Dan efek suatu komunikasi pada umumnya terhadap individu secara konkrit dapat diklasifikasi dalam tingkat-
tingkat sebagai berikut: Menerima idea, melaksanakan dan menganjurkan kepada orang lain.
Bisa menerima dan melaksanakan tanpa merumuskan penganjurannya. Idea diterima tapi masih dipikirkan pelaksanaanya.
Idea tidak diterima. Idea ditolak bahkan memikirkan kemungkinan mengambil sarananjuran
dari pihak lawan A, yaitu C. Menolak idea A dan mengambilmelaksanakan idea dari lawan A, yaitu C.
Menolak idea dari A, menerima idea dari C =lawan A dan menganjurkan
penggunaan idea C kepada orang lain Astrid Susanto: 74, 1974. Sesungguhnya suatu idea yang menyentuh dan merangsang individu dapat
diterima atau ditolak sebagaimana tingkat-tingkat efek yang tersebut itu, pada umumnya melalui proses:
Proses mengerti proses kognitif, Proses menyetujui proses obyektif, dan
Proses perbuatan proses sensmotorik atau dapat juga dikatakan melalui
proses: Terbentuknya suatu pengertianpengetahuan knowledge,
Proses suatu sikap menyetujui atau tidak menyetujui attitude, dan Proses terbentuknya gerak pelaksanaan practice.
Proses di atas menurut E. Rogers dan Schoemaker 1971 sebenarnya melalui lima tahap, yaitu:
Kesadaran Perhatian
Evaluasi Coba-coba
Adopsi
Bila ingin mengikuti komposisi Roger di atas, maka dapat dikatakan bahwa pengertian dan pengetahuan manusia itu adalah lahir setelah melewati pintu-pintu
kesadaran dan perhatian. Artinya suatu pesan atau idea dari proses publisistik, dimengerti dan diketahui, yang kemudian melahirkan pendapat, sikap dan
tindakan sebagai manifestasinya harus terlebih dahulu orang tersebut sadar akan adanya rangsangan yang menyentuhnya, kemudian menimbulkan pengamatan dan
perhatian. Dalam ilmu jiwa diterangkan, bahwa suatu pesan atau apapun juga, baru
dapat dikatakan rangsangan apabila ia menyentuh alat indera manusia. Jadi perangsang ialah segala sesuatu yang menyentuh alat indera, yang seterusnya oleh
urat saraf dibawanya ke otak, karena reaksi otak terjadilah pengamatan. Dan sejak itu pulalah orang tersebut sadar akan adanya pesan yang menyentuhnya.
Kini jelas, bahwa penerimaan suatu pesan itu akan berhubungan dengan dua aspek, yaitu: aspek panca indera dan aspek pikiran dan ingatan. Aspek-aspek
tersebut dipengaruhi pula oleh banyak faktor, yang merupakan unsur-unsur penting dalam totalitas proses berpikir menuju penentuan sikap sebagai efek dari
suatu pesan yang merangsang lewat alat-alat komunikasi massa.
2. Teori-Teori Komunikasi Massa Kontemporer