Teori-Teori Komunikasi Massa Kontemporer

Bila ingin mengikuti komposisi Roger di atas, maka dapat dikatakan bahwa pengertian dan pengetahuan manusia itu adalah lahir setelah melewati pintu-pintu kesadaran dan perhatian. Artinya suatu pesan atau idea dari proses publisistik, dimengerti dan diketahui, yang kemudian melahirkan pendapat, sikap dan tindakan sebagai manifestasinya harus terlebih dahulu orang tersebut sadar akan adanya rangsangan yang menyentuhnya, kemudian menimbulkan pengamatan dan perhatian. Dalam ilmu jiwa diterangkan, bahwa suatu pesan atau apapun juga, baru dapat dikatakan rangsangan apabila ia menyentuh alat indera manusia. Jadi perangsang ialah segala sesuatu yang menyentuh alat indera, yang seterusnya oleh urat saraf dibawanya ke otak, karena reaksi otak terjadilah pengamatan. Dan sejak itu pulalah orang tersebut sadar akan adanya pesan yang menyentuhnya. Kini jelas, bahwa penerimaan suatu pesan itu akan berhubungan dengan dua aspek, yaitu: aspek panca indera dan aspek pikiran dan ingatan. Aspek-aspek tersebut dipengaruhi pula oleh banyak faktor, yang merupakan unsur-unsur penting dalam totalitas proses berpikir menuju penentuan sikap sebagai efek dari suatu pesan yang merangsang lewat alat-alat komunikasi massa.

2. Teori-Teori Komunikasi Massa Kontemporer

Menurut Melvin De Fleur, masalah yang sering dipersoalkan dalam penelitian komunikasi maupun dalam perkembangan teori-teori kontemporer adalah “Bagaimanakah pengaruh komunikasi”. Sebagai individu kita banyak dipengaruhi oleh media misalnya media membujuk kita untuk mendukung suatu ideologi politik, media membujuk kita untuk membeli barang baru, membujuk kita agar menerima inovasi media, bahkan mengubah selera budaya kita. Pengaruh media tersebut banyak kaitannya dengan aspek-aspek lain, seperti sifat komunikator, isi media, serta sifat audience. Persoalannya adalah sampai berapa jauh aspek-aspek ini turut berperan dalam menentukan tanggapan audience yang berhadapan dengan media. Perkembangan teori kontemporer yang menyangkut pengaruh komunikasi massa dapat digolongkan dalam empat 4 bagian, Yaitu:  Teori Perbedaan-perbedaan individu The individual differences theory; Paradigma psikologi sangat besar pengaruhnya terhadap teori “perbedaan- perbedaan individu” ini. Setidak-tidaknya ada dua paradigma yang besar pengaruhnya terhadap dasar atau landasan teori ini, yaitu, pendekatan psikologi yang membahas perilaku seperti yang dilakukan teori behaviorism dan pendekatan psikologi sebagai metode eksperimental seperti psikoanalisis. Pikiran-pikiran tersebut menunjukkan bahwa perilaku seseorang diarahkan kepada suatu objek dan didorong oleh motivasinya. Motivasi tersebut dikuasai oleh struktur kognitif yang dimiliki oleh seseorang. Sementara itu struktur kognitif antara seseorang dengan orang lain berbeda-beda antara lain yang menyangkut kebutuhan, kebiasaan, persepsi, kepercayaan, nilai-nilai, sikap dan keterampilan. Anggapan-anggapan inilah yang melahirkan teori perbedaan individu. 59  Teori Penggolongan Sosial The social category theory; Teori ini beranggapan bahwa terdapat penggolongan sosial yang luas dalam masyarakat kota industri yang memiliki perilaku yang kurang lebih sama terhadap rangsangan-rangsangan tertentu. Penggolongan sosial tersebut didasarkan pada seks, tingkat penghasilan, pendidikan, tempat tinggal maupun agama. Dalam hubungannya dengan media massa dapat digambarkan bahwa majalah sport umumnya dibeli oleh pria. Variabel-variabel seperti seks, umur, pendidikan, tampaknya turut juga menentukan selektivitas seseorang terhadap media yang ditawarkan.  Teori hubungan sosial The social relationship theory; Teori ini menyatakan bahwa dalam menerima pesan-pesan komunikassi yang disampaikan oleh media, orang lebih banyak memperoleh pesan itu melalui hubungan atau kontak dengan orang lain daripada menerima langsung dari media 59 Alo Lili Weri, Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya Yogyakarta, PT LKis pelangi Aksara, 2007, hal. 257 massa. Hubungan sosial yang informal merupakan salah satu variabel yang turut menentukan besarnya pengaruh media.  Teori norma-norma budaya The cultural norms theory. Teori ini melihat cara-cara media massa mempengaruhi perilaku sebagai suatu produk budaya. Pada hakikatnya, teori norma-norma budaya menganggap media melalui pesan-pesan yang disampaikannya dengan cara tertentu dapat menumbuhkan kesan-kesan yang oleh audience disesuaikan dengan norma-norma budayanya. Perilaku individu umumnya didasarkan pada norma-norma budaya yang disesuaikan dengan situasi yang dihadapinya, dalam hal ini media akan bekerja secara tidak langsung untuk mempengaruhi sikap individu tersebut.

K. Sejarah dan Dasar Hukum Pelaksanaan Syariat Islam di Aceh