Pengukuran Berat Badan Mencit

Tabel 4.3. Karakteristik Morfologi Sel dan Uji Biokimia BAL Karakteristik BAL 1 BAL 2 Bentuk sel Batang Coccus Pemetaan Rantai pendek Rantai panjang Pewarnaan gram Positif Positif Katalase Negatif negatif Fermentasi Mampu memfermentasi Mampu memfermentasi karbohidrat karbohidrat Motilitas Negatif Negatif Reduktase nitrat Negatif Negatif Ketahanan suhu Tidak tumbuh pada suhu Tidak tumbuh pada suhu 10 C, tumbuh pada 45 C 10 C,tumbuh pada 45 C Dari hasil uji fermentasi karbohidrat untuk Lactobacillus diperoleh hasil negatif terhadap mannosa, hal ini menunjukkan bahwa spesies dari Lactobacillus tersebut adalah Lactobacillus bulgaricus. Soeharsono 2010, menyebutkan bahwa hanya Lactobacillus bulgaricus yang tidak dapat memfermentasikan mannose dari beberapa spesies Lactobacillus. Dari uji ketahanan suhu menunjukkan bahwa BAL tersebut adalah spesies Streptococcuss. Todar 2011 menyebutkan bahwa spesies Streptococcuss tidak tumbuh pada suhu 10 ⁰C dari dari beberapa spesies Lactobacillus. Karakteristik dan uji biokimia yang dilakukan seperti yang ditampilkan pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa BAL yang ada pada soyghurt tersebut adalah Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus.

4.3. Pengukuran Berat Badan Mencit

Berat badan hewan uji mencit diukur pada 0 hari, 15 hari dan 30 hari pada masing-masing kelompok perlakuan. Pada kelompok 0 hari mencit hanya diberikan pakan standar selama aklimatisasi. Selanjutnya pada hari 0 sd hari ke 15, kepada 4 kelompok lainnya Kontrol positif, P1, P2 dan P3 diberikan pakan kolesterol tinggi yang mengandung lemak kambing 10, kuning telur 5, dan minyak makan 1 selama 2 minggu Djide, 2005. Histogram persentase penambahan berat badan mencit pada hari ke 15 dapat dilihat pada Gambar 4.1 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1. Histogram Persentase Penambahan Berat Badan Mencit pada Hari ke 15 Masing-Masing Kelompok Perlakuan. Keterangan ; Grafik histogram pada perlakuan berbeda yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata pada taraf uji 5 P0,05. K- = Kelompok kontrol negatif yang tidak diberikan pakan kolesterol; K+ = Kontrol positif yang diberikan pakan kolesterol; P1 = Perlakuan 1 yang diberikan pakan kolesterol; P2 = Perlakuan 2 yang diberikan pakan kolesterol; P3 = Perlakuan 3 yang diberikan pakan kolesterol. Pakan kolesterol dengan kadar lemak yang tinggi, yang diberikan kepada kelompok Kontrol positif, P1, P2 dan P3 memberikan persentase penambahan berat badan yang berbeda nyata P0,05 terhadap kelompok Kontrol negatif. Kelompok Kontrol positif memberikan persentase penambahan berat badan yang berbeda nyata P0,05 terhadap P1 dan P2, sedangkan terhadap Kelompok P3 memberikan persentase penambahan berat badan yang berbeda tidak nyata P0,05. Kelompok P1 memberikan persentase penambahan berat badan yang berbeda tidak nyata P0,05 terhadap Kelompok P2 dan P3, demikian juga dengan Kelompok P2 memberikan persentase penambahan berat badan yang berbeda tidak nyata terhadap kelompok P3. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.4. a c b c bc Universitas Sumatera Utara Tabel 4. 4. Persentase Penambahan Berat Badan Mencit pada Hari Ke 15 Masing - Masing Perlakuan Perlakuan Berat Badan Awal Pada 0 Hari g Berat Badan Hari Ke 15 g Penambahan Berat Badan g Penambahan Berat Badan Kontrol - 31,11 32,75 1,64 5,27 a Kontrol + 33,07 35,05 1,98 5,99 b Perlakuan 1 32,72 35,85 3,13 9,57 c Perlakuan 2 32,76 35,62 2,86 8,73 c Perlakuan 3 32,65 35,33 2,68 8,21 bc Keterangan : notasi huruf yang berbeda menunjukkan beda nyata pada taraf 5 Kelompok Kontrol positif menunjukkan persentase penambahan berat badan yang berbeda nyata dengan kelompok perlakuan P1, P2 dan P3. Kelompok P1 memberikan persentase penambahan berat badan yang berbeda tidak nyata terhadap kelompok P2 dan P3, demikian juga kelompok perlakuan P2 memberikan persentase penambahan berat badan yang berbeda tidak nyata terhadap kelompok P3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian pakan kolesterol 2,5 grhari selama 2 minggu pada perlakuan Kontrol positif, P1, P2, P3 memberikan persentase penambahan berat badan mencit yang terendah sebesar 5,99 dan yang tertinggi sebesar 9,57. Berbeda dengan hasil penelitian Hardiningsih dan Nurhidayat 2005 yang menunjukkan bahwa pemberian pakan kolesterol tinggi selama 2 minggu dapat meningkatkan perkembangan berat badan tikus putih Wistar sebesar 16,2 pada pemberian pakan kolesterol sebesar 16,5 grhari selama 2 minggu. Perbedaan ini disebabkan karena konsentrasi pakan kolesterol yang diberikan kepada hewan uji pada kedua penelitian ini berbeda. Peningkatan berat badan mencit pada pemberian pakan kolestrol disebabkan karena peningkatan jumlah jaringan lemak pada otot atau jaringan adiposa yang dapat menghasilkan jumlah kalori yang tinggi. Lee dan Salminen, 2009. Asupan lemak yang tinggi, bila tidak digunakan secara optimal, maka kalori yang tersisa akan disimpan dalam bentuk lemak pada jaringan adiposa dan otot. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya pada hari ke 15 sd hari ke 30, kepada hewan uji kelompok P1 diberikan soyghurt sebanyak 0,25, kelompok P2 0,5, dan untuk kelompok P3 sebanyak 1. Pada kelompok hari ke 30 ini, tidak terjadi penurunan berat badan mencit pada kelompok kontol negatif dan kontrol positif, akan tetapi terjadi penurunan berat badan hewan uji terhadap kelompok Perlakuan P1, P2, dan P3. Histogram Persentase penurunan berat badan mencit pada hari ke 30 pada kelompok perlakuan P1, P2, dan P3 dapat dilihat pada Gambar 4.2. Gambar 4.2. Histogram Persentase Penurunan Berat Badan Mencit pada Hari ke 30 Kelompok Perlakuan P1, P2 dan P3. Keterangan: Grafik histogram pada perlakuan berbeda yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama berbeda nyata pada taraf uji 5 P0,05. P1= Perlakuan 1 yang diberi soyghurt 0,25; P2= Perlakuan 2 yang diberi soyghurt 0,5; P3 = Perlakuan 3 yang diberi soyghurt 1. Berdasarkan uji statistik persentase penurunan berat badan mencit pada hari ke 30, kelompok P1 menunjukkan persentase penurunan berat badan yang berbeda nyata P0,05 dengan kelompok P2 dan P3. Kelompok P2 menunjukkan persentase penurunan berat badan yang berbeda nyata P0,05 dengan kelompok P3. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.5. a b c Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5. Persentase Penurunan Berat Badan Mencit pada Hari ke 30 Masing-Masing Kelompok Perlakuan Perlakuan Berat Badan Hari Ke 15 g Berat Badan Hari Ke 30 g Penurunan Berat Badan g Penurunan Berat Badan Kontrol negatif 32,75 33,39 - - Kontrol positif 35,05 38,00 - - Perlakuan 1 35,85 33,43 2,42 6,75±0,53 a Perlakuan 2 35,62 32,27 3,35 9,40±0,73 b Perlakuan 3 35,33 31,11 4,22 11,94±0,98 c Keterangan : notasi huruf yang berbeda menunjukkan beda nyata pada taraf 5 Pemberian soyghurt terhadap kelompok perlakuan P1, P2, P3 menunjukkan persentase penurunan berat badan yang terendah sebesar 6,75±0,53 dan yang tertinggi sebesar 11,94±0,98. Penurunan berat badan ini disebabkan karena mencit diberikan soyghurt yang mengandung kedelai dengan kadar serat tinggi, sesuai dengan pernyataan Bell et al. 1990 yang melaporkan bahwa tingginya kandungan serat dalam makanan dapat mengurangi berat badan. Secara fisiologis serat makanan yang larut lebih efektif dalam mereduksi plasma kolesterol yaitu LDL serta meningkatkan HDL.Selain itu makanan yang mengandung serat yang tinggi akan memberikan rasa kenyang karena komposisi karbohidrat yang komplek yang dapat menghentikan nafsu makan sehingga mengakibatkan turunnya konsumsi makanan. Susu dan kedelai adalah merupakan sumber kalsium yang baik. Pada proses fermentasi akan terjadi proses perombakan dari molekul kompleks menjadi molekul sederhana, sehingga kalsium banyak terdapat dalam keadaan bebas. Selain serat dalam makanan yang dapat menurunkan berat badan, kalsium yang terkandung dalam syoghurt dapat mengurangi kemampuan sel lemak untuk menyimpan lemak sehingga sel membakar lemak lebih banyak dan kurang diproduksi di dalam hati. Pernyataan ini sebagaimana yang dilaporkan oleh Zemel et al. 2004, bahwa kalsium dapat mengurangi kemampuan hormon kalsitriol yyang berfungsi untuk memberi tanda pada sel untuk menyimpan lemak. Makanan yang kaya akan kalisum akan mengurangi hormon kalsitriol dan mendorong penurunan berat badan. Universitas Sumatera Utara

4.4. Pengukuran Kadar Kolesterol

Dokumen yang terkait

Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Jumlah Koloni Bakteri Asam Laktat Dalam Soyghurt Dan Efektifitas Pada Penyembuhan Gastritis Lambung Mencit (Mus musculus L) Yang Diinduksi Dengan Aspirin

9 90 130

Efektifitas Pemberian Soyghurt yang Mengandung Bakteri Asam Laktat dalam Memperbaiki Kerusakan Jaringan Hati Mencit (Mus musculus L.) yang Dipapar Timbal

10 86 123

KADAR KOLESTEROL DARAH DENGAN PEMBERIAN MINUMAN BERKARBONASI Kadar Kolesterol Darah Pada Mencit (Mus Musculus) Dengan Pemberian Minuman Berkarbonasi.

0 2 14

KADAR KOLESTEROL DARAH DENGAN PEMBERIAN MINUMAN BERKARBONASI Kadar Kolesterol Darah Pada Mencit (Mus Musculus) Dengan Pemberian Minuman Berkarbonasi.

0 1 14

Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Jumlah Koloni Bakteri Asam Laktat Dalam Soyghurt Dan Efektifitas Pada Penyembuhan Gastritis Lambung Mencit (Mus musculus L) Yang Diinduksi Dengan Aspirin

0 0 20

Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Jumlah Koloni Bakteri Asam Laktat Dalam Soyghurt Dan Efektifitas Pada Penyembuhan Gastritis Lambung Mencit (Mus musculus L) Yang Diinduksi Dengan Aspirin

0 0 14

Efektifitas Pemberian Soyghurt yang Mengandung Bakteri Asam Laktat dalam Memperbaiki Kerusakan Jaringan Hati Mencit (Mus musculus L.) yang Dipapar Timbal

0 0 22

Efektifitas Pemberian Soyghurt yang Mengandung Bakteri Asam Laktat dalam Memperbaiki Kerusakan Jaringan Hati Mencit (Mus musculus L.) yang Dipapar Timbal

0 0 11

BAB 1 PENDAHULUAN - Efektifitas Pemberian Soyghurt yang Mengandung Bakteri Asam Laktat dalam Memperbaiki Kerusakan Jaringan Hati Mencit (Mus musculus L.) yang Dipapar Timbal

0 0 7

APLIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) TERHADAP PENURUNAN KADAR TRIGLISERIDA DARAH PADA MENCIT (Mus musculus) Skripsi

0 0 35