BAB II Emiliano Zapata, Tentara Pembebasan Nasional Zapatista, dan
Subcomandante Marcos
2.1. Emiliano Zapata
Zapata adalah salah seorang tokoh revolusioner pada awal abad 20, yang memperjuangkan hak-hak penduduk Indian terutama dalam hal redistribusi tanah,
Ia lahir di Morelos pada 8 Agustus 1879 sebagai seorang mestizo keturunan campuran Indian – Spanyol. Ayah Zapata adalah pemilik perkebunan kecil dan
keluarga tersebut dikenali dengan perjuangannya di masa lalu melawan kelompok konservatif di Meksiko dan bangsa Perancis, keluarga Zapata tercatat ikut
mempertahankan wilayah pendudukan para bandit.
28
Zapata dianggap sebagai pahlawan Meksiko karena perlawanan yang dilakukannya terhadap pemerintah
yang dianggap diskriminatif terhadap penduduk Indian di Morelos pada khusunya, sistem hacienda
29
Secara esensial pasukan Zapatista – adalah pengikut Zapata – menginginkan tanah; sekali mereka memperoleh tanah, semua isu lain tampak tak
berharga. Fokus sempit ini, sering menjadi keengganan Zapatista untuk memperluas operasi militer mereka keluar dari Morelos, membatasi pengaruh
mereka pada orang-orang Meksiko lainnya yang kondisi dan latar belakangnya berbeda dengan mereka. Zapata tidak memperhatikan perlunya atau tertarik pada
yang diberlakukan oleh para tuan tanah menunjukkan disparitas di wilayah itu dan ketidakadilan yang luar biasa hebatnya.
28
Subcomandante Marcos, Bayang Tak Berwajah Yogyakarta: Insist Press , 2003, hal. xv
29
Hacienda adalah lahan luas milik seorang tuan tanah atau pengusaha ternak
Universitas Sumatera Utara
buruh industri dan tak pernah tahu bagaimana cara mendapatkan dukungan mereka. Akibatnya Zapatista Cuma sedikit memahami perjuangan nasionalis
Meksiko yang memperjuangkan martabat nasional. Meksiko di bawash kungkungan pengaruh negara dan modal asing. Ketika Zapatista menyadari itu
tahun 1917, dia sudah terlambat untuk mencegah kekalahan Zapatista dari tangan orang-orang berpandangan lebih luas dan berkemampuan lebih besar dalam
membangun koalisi-koalisi yang lebih kuat.
30
Pada revolusi Meksiko awal abad 20, ada 5 tokoh yang disebut sebagai tokoh utamanya: Francisco Madero, Venustiano Carranza, Francisco Villa, Alvaro
Obregon, dan Emiliano Zapata. Madero menumbangkan diktator Porfirio Diaz untuk menggantikannya berkuasa, sementara Carranza menggulingkan Victoriano
Huerta. Tapi dari keduanya tidak didapati program tentang kaum tani dan kaum urban. Villa dan Obregon adalah pemberontak sekaligus reformis sosial.
Pemerintahan Obregon menerapkan reformasi bidang agraria, perburuhan, dan pendidikan, sementara Villa merencanakan koloni militer-industri yang
merangkap warga sebagai tentara sekaligus pekerja. Cuma Zapata seorang yang revolusioner sejati. Ia menulis manifesto politik berjudul Plan de Alaya.
31
“Ketahuilah Bahwa tanah, hutan dan air yang telah dirampas oleh para penguasa hacienda, cientifico, atau cacique melaui
tirani kekuasaan dan tipuan hukum, akan dikembalikan dengan segera pada rakyat atau warga yang berhak atas
kekayaan itu sebelum mereka dirampok melalui kejahatan
Dalam Plan de Ayala-nya itu dia menyatakan:
30
Subcomandante Marcos, Bayang Tak Berwajah Yogyakarta: Insist Press , 2003, hal. xvii
31
Subcomandante Marcos, Atas dan Bawah: Topeng dan Keheningan Yogyakarta: Resist Book , 2005, hal. xxix-xxx
Universitas Sumatera Utara
para penindas. Mereka mesti mempertahankan harta itu dengan sepenuh hati melalui kekuatan bersenjata.”
32
Perlawanan terhadap presiden penguasa semakin memanas semenjak Francisco I. Madero, pemimpin oposisi peserta pemilu dipenjara oleh Porfirio
Diaz, presiden berkuasa. Selanjutnya Madero melarikan diri ke Texas, Amerika Serikat, dan di sana ia menyerukan ajakan perlawanan terhadap Diaz kepada
rakyat Meksiko. Beberapa pasukan gerilya di Meksiko melakukan perlawanan terhadap pemerintahan Diaz. Zapata sendiri memimpin tentaranya di Morelos
Ejército Libertador del Sur – Tentara Pembebasan Selatan yang bersemboyan “Reforma, Liberta Justica y ley.” Berbagai kebijakan yang sudah dikeluarkan
Puncak perjuangan revolusi yang dilakukan oleh Zapata dilakukan tepatnya pada tahun 1910 melawan presiden berkuasa Porfirio Diaz, Diaz adalah
seorang presiden diktator, bisa dibayangkan bagaimana pemimpin yang diktator, dia menciptakan pemusatan kekuasaan pada negara, semua aspek-aspek negara
berada di bawah kontrol Diaz, seperti aspek sosial, ekonomi, hukum, politik, dan pertahanan dan keamanan. Sehingga bisa dikatakan bahwa sangat kecil
kemungkinan untuk bisa merubah sistem yang monopolistik tersebut mengingat kekuatan militer juga di bawah kontrol Diaz. Namun Zapata mempunyai
komitmen untuk itu, untuk merubah sistem dan tata kelola pemerintahan yang tidak demokratis tersebut, perlawanan-perlawanan sebetulnya sudah dilakukan
oleh Zapata semenjak terjadinya sistem hacienda oleh tuan tanah di wilayah kelahirannya Morelos, tetapi puncak dari gerakan revolusinya itu terjadi pada
1910 yaitu ketika diketahui telah terjadi kecurangan dalam pemilu yang dilakukan oleh Porfirio Diaz.
32
Subcomandante Marcos, Bayang Tak Berwajah Yogyakarta: Insist Press , 2003, hal. xvi
Universitas Sumatera Utara
oleh Diaz ditolak oleh mayoritas penduduk Meksiko yang sehingga melemahkan legitimasi dari pemerintahan Diaz tersebut, dan hal tersebut tidak terlepas dari
peran sentral Zapata yang menjadi garda depan gerakan perlawanan terhadap pemerintahan Diaz.
Diaz akhirnya dikalahkan dan Madero menjadi presiden pada 6 November 1911. Dalam pemerintahan baru Madero, aturan baru agraria diberlakukan, namun
Zapata kurang puas terhadap kebijakan Madero dalam pertanahan tersebut. Ia mendeklarasikan penolakan atas kepemimpinan Madero dan mendukung Pascual
Orozco, pemimpin pemberontakan yang menjadi jenderal Madero. Zapata juga menegaskan bahwa revolusi yang berlangsung merupakan revolusi agraris dan
sistem hacienda tidak boleh menguasai tanah lagi, melainkan tanah harus dimiliki oleh kota dan warga negara. Hal-hal tersebut dituangkan dalam dokumen yang
disebut Plan de Ayala. Akhirnya, setelah Madero menunjuk gubernur yang lebih mendukung tuan tanah dan dinilai Zapata tidak dapat membenahi masalah
pertanahan, Zapata menggerakkan tentaranya kembali. Pada 18 Februari 1913, Madero digulingkan oleh Victoriano Huerta, yang
lalu memberikan amnesti kepada Diaz dan menekan gerakan rakyat untuk pembebasan tanah. Hal ini mengakibatkan bertambahnya pendukung Zapata, dan
di utara muncul pula gerakan Villistas yang dipimpin Pancho Villa. Oposisi terhadap Huerta yang dipimpin Venustiano Carranza akhirnya berhasil. Carranza
menjadikan dirinya sendiri kepala negara pada tanggal 15 Juli 1914, mengundang reaksi penolakan dari pihak Zapata di selatan maupun Villistas di utara. Gerilya
kaum Villistas lalu diberantas, dan rezim Carranza menawarkan hadiah bagi yang dapat membunuh Zapata. Pada 9 April 1919, Kolonel Jesus Guajardo
Universitas Sumatera Utara
mengundang Zapata untuk bertemu dan menyatakan bermaksud untuk bergabung dengan kaum revolusioner. Zapata memenuhi undangan tersebut, namun ternyata
Guajardo dan pengikutnya menjebak Zapata dan Zapata terbunuh pada 10 April 1919.
2.2. Sejarah Tentara Pembebasan Nasional ZapatistaEZLN