Dari “yang Lokal” ke “Nasional” Transisional ke Arah Sosialisme

beberapa masyarakat Indian yang bertahan hingga 20 atau 30 tahun terakhir ini, hanya saja silih berganti pemerintah gubernur yang tamak yang bersekongkol dengan tuan tanah dan juragan-juragan ternak yang sama tamaknya telah menghancurkan otonomi masyarakat Indian semenjak itu, mereka pemerintah merampas tanah masyarakat Indian dan mendorongnya pada kemiskinan dan keputusasaan. 62 Ketika pemerintah Meksiko mencita-citakan bahwa Meksiko adalah sebagai negeri Mestizo atau ras campuran, Marcos mengkritiknya dan mengatakan hal itu adalah pernyataan yang kurang masuk akal mengingat fakta bahwa ada 10 juta penduduk Indian di Meksiko yang mengucapkan 42 bahasa dan memiliki budaya serta nilai-nilai alternatif, Mereka juga bukan orang barbar atau orang biadab, mereka adalah orang dengan budaya yang berbeda. Menurut Marcos, Meksiko adalah negara yang multietnis dan multikultur, oleh karena itu bagi Meksiko dan Mestizo – diakatakan Meksiko mengingat penduduk aslinya adalah suku Indian, dan Mestizo adalah suku campuran Indian dan Spanyol yang kebanyakan dari mereka duduk di pemerintahan – haruslah menyepakati realitas multikultur dan multietnis tersebut lewat undang-undang dan perlindungan yang lebih ketat terhadap budaya-budaya adat. 63 Gerakan pemberontakan Zapatista, sebagaimana yang telah ditegaskan oleh Marcos adalah sebuah gerakan perlawanan yang tidak berusaha untuk

3.4. Dari “yang Lokal” ke “Nasional” Transisional ke Arah Sosialisme

62 Subcomandante Marcos, Kata Adalah Senjata Yogyakarta: Resist Book , 2006, hal. 8 63 Ibid,.Hal. 9 Universitas Sumatera Utara memegang kekuasaan, tetapi lebih kepada gerakan demokratis. Hal ini juga ditegaskan oleh Fuentes dan Gunder Frank, bahwa kelompok pemberontakan di dunia ketiga termasuk Meksiko, EZLN bukanlah sebuah gerakan kelas tradisional atau nasionalseparatis, mereka mendefenisikan hal tersebut sebagai ‘akar rumput’ yang mengalami proses ke sosialisme berusaha untuk memtuskan mata rantai dengan kolonialisme dan bersifat antipolitik. Kelompok yang sebagai instrumen dan pernyataan perjuangan rakyat terhadap eksploitasi, dan mencoba untuk mencapai pemberdayaan diri yang demokratis. 64 Diskriminasi dan eksploitasi yang dilakukan pemerintah Meksiko bukan tidak memiliki alasan, hal ini diakibatkan oleh “upaya mengejar pembangunan ekonomi”, bersama dengan kebutuhan ekonomi global. Pembangunan ekonomi nasional dan tuntutan ekonomi global telah memacu meningkatnya kebutuhan akan sumber daya alam yang sangat tinggi. Hal ini berujung pada “pencarian global” terhadap sumber daya alam bahkan sampai ke “daerah perawan” di seluruh dunia, termasuk ke wilayah-wilayah di mana masyarakat adat hidup. Kalau dahulu dianggap sebagai daerah tanpa nilai – sebagian karena ketidaksuburan, dan sebagian lagi karena terpencil dan secara topografis sangat tidak menguntungkan, maka dewasa ini tanah perawan milik masyarakat adat ini akhirnya diidentifikasi sebagai wilayah yang kaya sumber daya hutan, bahan- bahan mineral dan sumber daya air. 65 Ketika banyak yang bertanya-tanya mengenai keseriusan EZLN dalam memperjuangkan demokrasi, karena dikatakan sebagai sebuah gerakan 64 Jeff Haynes, Demokrasi dan Masyarakat Sipil di Dunia Ketiga, Gerakan Politik Baru Kaum Terpinggir YJakarta: Yayasan Obor , 2000, hal. 26 65 Rafael Edy Bosko, Hak-Hak Masyarakat Adat Dalam Konteks PengelolaanSumber Daya Alam Jakarta: Elsam , 2006, hal. 31-32 Universitas Sumatera Utara perlawanan yang tidak mennggunakan senjata, Marcos kemudian mengatakan bahwa mereka tentara Zapatista tidak akan ragu untuk mengangkat senjata, seperti kata Marcos: “Kalau ada yang meragukan, kami ingin tegaskan bahwa tak kuatir apa-apa untuk mengangkat senjata melawan pemerintah. Kami ulangi: Mereka tak memberi kami pilihan. Kami tak menyesal mengangkat senjata dan menopenhi wajah kami. Kami tak meratapi orang-orang kami yang tewas. Kami bangga akan mereka dan kami siap menawarkan lebih banyak darah bila itu harga yang harus dibayar demi mencapai perubahan demokratis di Meksiko…” 66 Pada November 1999, Marcos berceramah kepada Komite Sipil Pengawasan HAM Internasional di La Realidad, Chiapas dan mengatakan bahwa tindakan yang diperlihatkan oleh pemerintah Meksiko itu merupakan restrukturisasi perang karena dia berpendapat bahwa dalam perang khususnya perang dunia ada beberapa hal konstan, seperti yang telah terjadi dan dirasakan dalam Perang Dunia Pertama, Perang Dunia Kedua, dan apa yang selanjutnya dikatakan Marcos sebagai Perang Dunia Ketiga dan Keempat. Dimana, Marcos melanjutkan, salah satu dari hal-hal konstan tersebut adalah penaklukan wilayah dan reorganisasinya. Jika diamati, terlihat adanya perubahan di akhir semua perang dunia, bukan cuma penaklukan wilayah tetapi dalam bentuk pengorganisasiannya. Seusai perang dunia pertama, ada peta dunia baru, dan seusai perang dunia kedua, ada peta dunia lain yang baru pula. 67 66 Subcomandante Marcos, Bayang Tak Berwajah Yogyakarta: Insist Press , 2003, hal. 34 67 Subcomandante Marcos, Kata Adalah Senjata Yogyakarta: Resist Book , 2006, hal. 17 Universitas Sumatera Utara Pada perang dingin yang berlangsung pada tahun 1947 – 1991 , Marcos berani menamainya dengan perang dunia ketiga karena intinya adalah sama dengan perang dunia pertama dan kedua bahwa telah berlangsung juga penaklukan wilayah dan reorganisasinya. Pasca perang dunia ketiga, masuklah perang dunia baru yang dalam penamaan Marcos sebagai perang dunia keempat yang mulai terjadi awal ’90-an. Di sini Marcos menambahkan hal konstan lainnya yaitu penghancuran musuh, seperti halnya terhadap Nazisme dalam perang dunia kedua dan dalam perang dunia ketiga terhadap segala sesuatu yang berbau Uni Soviet dan kubu sosialis sebagai opsi terhadap dunia kapitalis. 68 Hal konstan ketiga adalah pengaturan wilayah taklukan. Pada waktu penaklukan wilayah tercapai, penting kiranya untuk menatanya agar hasil kemenangan bisa dibagi-bagi kepada kekuatan yang berjaya. Di luar hal-hal konstan tersebut, ada serangkaian variabel yang berubah-ubah dari satu perang dunia ke perang dunia lainnya yaitu, strategi, aktor, atau pihak-pihaknya, persenjataan yang digunakan, dan terakhir taktiknya. Para aktor perang dunia itu adalah: 1 dua negara adikuasa, Amerika Serikat dan Uni Soviet dengan satelitnya masing-masing, 2 Mayoritas negara-negara Eropa, 3 Amerika Latin, Afrika, sebagian Asia dan Oseania. Setelah negara adikuasa memiliki wilayah satelitkorban lantas kedua negara tersebut tidak selalu bertempur tatap muka. Mereka kerap melakukannya lewat negara-negara lain. Yang memberi watak perang adalah: 1 orientasi persenjataan, 2 perang-perang lokal. Dalam perang nuklir, dua adikuasa tersebut bersaing guna melihat berapa kali mereka bisa menghancurkan dunia, metode untuk meyakinkan lawan adalah dengan 68 Ibid,.Hal. 17 Universitas Sumatera Utara menghadapkannya pada kekuatan yang sangat besar. Pada saat yang sama, perang lokal berlangsung di mana-mana dan negara-negara adikuasa terlibat. 69 Perang dunia keempat yang disebut Marcos tersebut menggunakan apa yang dia sebut sebaga destruksi. Wilayah dihancurkan dan dikosongkan. Saat perang dilancarkan, tanah harus dihabisi dan diubah jadi gurun, bukan karena semangat merusak tapi guna membangun dan menatanya kembali. Setelah menghancurkan, orang harus membangun. Membangun kembali wilayah dan memberi mereka tempat yang lainnya, tempat yang diputuskan oleh hukum pasar dan inilah yang nantinya akan menggerakkan globalisasi. 70 Namun yang menjadi rintangannya adalah negara-bangsa, dimana mereka – para kapitalis seperti Amerika Serikat – menggempur dan menghancurkan semua negara-bangsa yang ada di dunia. Segala sesuatu yang membuat negara negara itu “berbangsa” harus dihancurkan, bahasa, budaya, ekonomi, kehidupan politik, dan jaringan sosialnya. Bila bahasa-bahasa nasional tidak lagi terpakai, mereka harus dihancurkan dan sebuah bahasa baru harus digencarkan. Bertentangan dengan apa yang orang pikir, bahasa itu bukanlah Inggris, Marcos secara tegas mengatakan bahwa bahasa itu adalah komputer. Semua bahasa harus dibuat sama, diterjemahkan ke dalam bahasa komputer dan bahkan Inggris sekalipun. Semua aspek kultural yang membuat seseorang Denmark jadi Denmark, seorang Perancis menjadi Perancis, seorang Italia jadi Italia, dan seorang Meksiko jadi Meksiko, harus dihancurkan. Karena mereka lah yang dianggap sebagai penghalang yang mencegahnya memasuki pasar global. Bukan lagi perkara membuat satu pasar untuk orang Perancis dan satu lagi untuk orang 69 Ibid,.Hal. 18 70 Ibid,.Hal. 20 Universitas Sumatera Utara Inggris atau Italia. Harus ada satu pasar tunggal di mana orang yang sama bisa mengkonsumsi produk yang sama di tempat manapun di dunia, bukan lagi negara- bangsa. 71 Itu berarti bahwa sejarah budaya, sejarah tradisi bertabrakan dengan proses ini dan menjadi musuh perang dunia keempat. Hal ini menjadi perkara serius terutama di Eropa, di mana terdapat bangsa-bangsa dengan tradisi besar. Kerangka kultural orang Perancis, Italia, Inggris, Jerman, Spanyol, dll – segala sesuatu yang tidak bisa diterjemahkan ke dalam komputer dan istilah-istilah pasar – menjadi kendala bagi globalisasi ini. Barang-barang disirkulasikan lewat saluran-saluran informasi, dan segala sesuatu lainnya harus dihancurkan dan disisihkan. Negara-Bangsa punya struktur ekonominya sendiri serta apa yang disebut sebagai kelas borjuasi nasional – kaum kapitalis dengan markas dan laba nasional. Ini tidak boleh ada lagi, bila ekonomi diputuskan pada tingkat global, kebijakan-kebijakan ekonomi yang negara-bangsa yang mencoba melindungi modalnya menjadi musuh yang harus ditundukkan. Kesepakatan perdagangan bebas, serta kesepakatan yang membuahkan Uni Eropa, uang Euro, merupakan gejala-gejala pengglobalan ekonomi, meski pada mulanya ini adalah globalisasi regional, sebagaimana kasus Eropa. 72 Melihat dari apa yang terjadi tersebut dapat dikatakan bahwa itu semua adalah persoalan homogenisasi. Membuat tiap orang menjadi sama dan menyetarakan sebuah gaya hidup, itulah kehidupan global yang hiburan terbesarnya adalah harus komputer, kerjanya harus komputer, nilainya sebagai manusia harus diukur dari jumlah kartu kreditnya, daya beli seseorang dan 71 Ibid,.Hal. 21 72 Ibid,.Hal. 21 Universitas Sumatera Utara kapasitas produktifnya. Kasus yang menimpa kaum guru cukup jelas dalam hal tersebut, bahwa orang yang punya pengetahuan paling banyak atau yang paling bijak tidak lagi berharga. Kini orang yang menghasilkan paling banyak risetlah yang berharga, dan dengan itulah gajinya, beasiswanya, dan kedudukannya di universitas diputuskan. Marcos kemudian membandingkan antara proyek neoliberalisasi dengan menara babel, dia menarik persamaan antara keduanya itu yaitu sama-sama proyek kesombongan, di mana dalam pembangunan menara babel, orang dengan sombongnya ingin membangun sebuah gedung yang tingginya hingga ke surga, dalam proyek neoliberalisme mencoba mendirikan bangunan yang sama bukan untuk menggapai surga, tapi untuk membebaskan diri untuk selamanya dari keberagaman yang dianggap sebagai kutukan serta untuk memastikan kekuasaan takkan pernah berhenti menjadi kekuasaan. 73 73 Ibid,.Hal. 42 Artinya bahwa pemerintah Meksiko secara tidak langsung menerapkan sistem penghomogenisasian terhadap rakyat yang multikultur, semua orang harus merelakan hilangnya perbedaan itu, karena dalam menara neoliberal, opsi untuk mengakui perbedaan itu harus dihukum. Kekuatan seluruh aparatus negara dikerahkan untuk menghomogenisasikannya di bawah sebuah dominasi oleh yang berkuasa, kesuksesan sosial diukur dari seberapa dekat atau seberapa jauh keberadaan penduduk dari model tunggal tersebut. Dan model itu adalah yang dibangun oleh yang berkuasa, sang pemerintah Meksiko, Pemerintah Meksiko menciptakan sebuah hegemoni – bukan sekedar dominasi atas seseorang, tapi juga berusaha sekuat tenaga untuk mematuhinya. Universitas Sumatera Utara Dalam kehidupan masyarakat, kata Marcos pemerintah sering memakai perumpamaan masyarakat sebagai keluarga, dan pemerintah memberitahu perlunya beberapa aturan hidup bersama, Marcos menegaskan bahwa masalahnya adalah justru pada aturan yang dibuat dan hal ini yang tidak disadari, sehingga daripada itu pemeritah tidak lagi mengucapkan apa yang mereka maksudkan, melainkan apa yang kekuasaan ingin mereka ucapkan. Ketika pemerintah yang memiliki legitimasi melanggar legalitas, mereka dengan lantang mengatkan bahwa aturan hukumlah yang perlu dirombak, dan ketika masyarakat kecil yang melanggar legalitas tersebut, mereka lantas memberitahu bahwa aturan hukum harus ditegakkan untuk mengganjar mereka yang tidak patuh. 74 Sebagaimana yang dikatakan Marcos, kesepakayan NAFTA tersebut adalah suatu bentuk penaklukan baru dalam proses fragmentasi – mengubah dunia menjadi kepulauan. Chiapas ingin dijadikan sebagai pusat belanja baru karena selain penuh minyak dan uranium, juga dipenuhi oleh penduduk adatIndian yang bagi neoliberalisme, itu semua adalah barang dagangan untuk diperjualbelikan dan dieksploitir. Hal tersebut yang membuat pemerintah Meksiko tidak mau berdamai karena mereka ingin menyingkirkan musuh mereka penduduk adat dan mengubah tanah itu menjadi gurun, setelah itu mereorganisasinya dan menyetelnya agar beroperasi seperti pusat belanja raksasa, sebuah mal di Meksiko Tenggara. Marcos melanjutkan, pemerintah Meksiko tidak cukup untuk menuntaskan masalah dengan EZLN, malah lebih parah lagi apabila menuntaskan masalah dengan EZLN, itu berarti pemerintah akan meninggalkan tanah itu Dan ini lah yang kemudian kata Marcos harus perlu diperhatikan. 74 Ibid,.Hal. 47 Universitas Sumatera Utara Chiapas artinya sudah terjalin perdamaiandi Chiapas dan menyudahi penaklukan wilayah yang kaya minyak, uranium, dan kayu-kayu berharga. Itu sebabnya pemerintah belum melakukannya dan tidak akan melakukannya karena tujuan pemerintah adalah penaklukan wilayah. 75 Selama masa penjajahan, tanah dan wilayah para penduduk adat, yang merupakan tempat mereka menggantungkan hidup, dirampas atau dihancurkan oleh kekuatan kolonial Spanyol, dan mereka disingkirkan ke “wilayah tapal batas” yaitu sebuah wilayah di mana, pada waktu itu dianggap sebagai daerah yang nilai ekonomisnya yang sangat kecil. Hal ini berujung pada proses pemindahan secara paksa, pencerabutan hak dan marginalisasi masyarakat adat, bersama dengan hilangnya integritas budaya mereka, dampaknya sampai pada hilangnya pertahanan atau eksistensi mereka.

3.5. The New Mexico