Biaya overhead yang dibebankan bukan hanya kenaikan overhead itu sendiri, melainkan juga biaya overhead secara baik untuk kegiatan
biasa maupun untuk kegiatan pembangunan itu sendiri.
D. Penggantian Aktiva Tetap
Perusahaan mengambil suatu kebijakan terkait dengan pengguaan aktiva tetap dikarenakan aktiva tersebut tidak lagi dapat dipergunakan dalam kegiatan
operasional perusahaan. Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat ditarik dari pemakaian. Cara penggantian aktiva tetap yang dilakukan oleh PT. Socfin
Indonesia Perkebunan Aek Pamienke yaitu : 1.
Dengan cara di buang Dibuang dalam hal ini lebih dimaksudkan dinonaktifkan. Hal ini
dikarenakan aktiva tetap tersebut sudah tidak fungsional lagi untuk digunakan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan serta sudah tidak memiliki
nilai residu atau nilai pasar. 2.
Dengan cara di jual Penjualan aktiva tetap yang sudah tidak produktif lagi dapat dilakukan
secara tunai maupun secara kredit. Aktiva yang sudah tidak terpakai lagi dapat dijual dengan cara lelang. Ayat jurnal untuk mencatat penjualan aktiva sama
dengan ayat jurnal yang telah diilustrasikan sebelumnya, kecuali bahwa kas atau aktiva lainnya yang diterima juga harus dicatat.
3. Dengan cara di tukar dengan aktiva lain
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal ini peralatan lama ditukar dengan peralatan baru yang sama penggunaannya. Jika nilai tukar lebih besar daripada nilai buku, maka diperoleh
keuntungan. Sebaliknya, jika nilai tukar lebih kecil daripada nilai buku, berarti pertukaran tersebut mendatangkan kerugian.
E. Metode Penyusutan Aktiva Tetap
Aktiva tetap seperti peralatan, bangunan, dan pengembangan tanah Land Improvment akan kehilangan kemampuan mereka seiring dengan berlalunya
waktu, untuk menyediakan manfaat kepada perusahaan. Penyusutan merupakan penurunan kemampuan aktiva dalam menyediakan manfaat dalam rangka
aktivitas operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan pemakaian yang terus- menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aktiva tetap tersebut menurun dari hari
ke hari. Selain pengeluaran dalam masa penggunaan, masalah penyusutan
merupakan masalah yang penting selama masa penggunaan aktiva. Menurut
Harahap 2002; 53 Yang dimaksud dengan penyusutan adalah : “Pengalokasian harga pokok aktiva tetap selama masa penggunaannya”. Atau dapat juga
disebut sebagai ” biaya yang dibebankan terhadap produksi akibat penggunaan aktiva tetap itudalam proses produksi”.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2002:16.2 : “ Penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari
suatu aktiva sepanjang masa manfaat”.
Universitas Sumatera Utara
Tiga faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jumlah beban penyusutan yang diakui setiap periode antara lain:
1. Harga perolehan aktiva tetap
Yaitu seluruh pengeluaran atau pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh aktiva sampai keadaan siap pakai.
2. Umur Tekhnis
Umur manfaat yang diperkirakan expected useful life atas aktiva tetap juga harus diestimasi pada saat aktiva tersebut mulai digunakan.
3. Estimasi nilai pada akhir umur manfaat Nilai Residu
Yaitu taksiran realisasi penjualan melalui kas aktiva tetap tersebut setelah akhir penggunaan atau pada saat aktiva tetap tersebut harus
ditarik dari kegiatan operasi. Biaya yang disusutkan depreciable cost adalah jumlah yang harus disebarkan sepanjang umur manfaat aktiva
sebagai beban penyusutan. 4.
Pola Pamakaian Pola pemakaian aktiva tetap itu dalam kegiatan produksi harus
dipertimbangkan dalam hubungannya dengan pembebanan penyusutan terhadap produksi.
Ada beberapa istilah-istilah khusus didalam akuntansi sesuai dengan pengkategorian aktiva terkait dengan proses harga alokasi harga perolehan aktiva
tetap, antara lain: a.
depresiasi
Universitas Sumatera Utara
Yaitu yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan untuk aktiva tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.
b. deplesi
Yaitu istilah yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan penyusutan untuk aktiva tetap berupa sumber-sumber alam wasting
asset yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.
c. amortisasi
Yaitu istilah yang dipakai pada proses alokasi harga perolehan penyusutan untuk aktiva tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan
secara periodik. Metode-metode yang digunakan dalam akuntansi dan laporan keuangan
mungkin juga berbeda dari metode-metode yang digunakan dalam penentuan pajak penghasilan dan pajak properti. Tiga metode yang paling umum digunakan
adalah 1 metode garis lurus straight line method, 2 metode unit produksi, 3 metode saldo menurun.
1. Metode garis lurus Straight Line Method
Metode garis lurus adalah alokasi perolehan yang mendasarkan alokasinya pada waktu pemakaian dalam metode ini beban penyusutan dari waktu ke waktu
sama besarnya. Metode ini adalah metode yang paling banyak dipakai karena cara penentuannya sangat sederhana, karena untuk menghitung beban penyusutan per
periode adalah dengan cara membagi harga perolehan yang disusutkan harga perolehan dikurangi nilai sisa dengan taksiran umurnya.Untuk menentukan tarif
Universitas Sumatera Utara
penyusutan per periode dapat di hitung dengan membagi penyusutan per periode dengan harga perolehannya.
Contoh sebagai berikut: Sebuah mesin dibeli dengan harga perolehan Rp.15.000.000,- nilai sisa
diperkirakan Rp. 1.500.000,- dan taksiran umur 5 tahun. Penyusutan tahunan akiva tersebut dapat dihitung sebagai berikut :
Keterangan sebagai berikut: HP = harga pokok
S = nilai sisa n = taksiran umur
t = tarif penyusutan per periode p = penyusutan per periode
Penyusutan per tahun P = HP – S = Rp.15.000.000 – Rp.1.500.000
N 5
P = Rp. 2.700.000 per tahun Tarif penyusutan per tahun
t = P = Rp. 2.700.000 HP Rp. 15.000.000
t = 1,8 per tahun
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Penyusutan menurut metode garis lurus
Tahun Penyusutan D
Akumulasi Penyusutan K
Saldo Akumulasi
Penyusutan Nilai Buku
1 2
3 4
5 Rp. 2.700.000
Rp. 2.700.000
Rp.2.700.000 Rp.2.700.000
Rp.2.700.000 Rp.15.000.000
Rp.2.700.000 Rp.5.400.000
Rp.8.100.000 Rp.10.800.000
Rp.13.500.000 Rp.15.000.000
Rp.12.300.000 Rp.9.600.000
Rp.6.900.000 Rp.4.200.000
Rp.1.500.000
2. Metode Unit Produksi
Jika tingkat pemanfaatan aktiva tetap bervariasi dari tahun ke tahun, maka metode unit produksi lebih tepat dipakai dari pada metode garis lurus. Dalam hal
ini, metode unit produksi mampu membandingkan lebih baik beban penyusutan dengan pendapatan terkait.
Metode unit produksi Unit-of-Production Method menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama bagi setiap unit kapasitas yang digunakan oleh
aktiva. Untuk menerapkan metode ini umur manfaat aktiva diekpresikan dalam istilah unit kapasitas produktif seperti jam atau mill. Total beban penyusutan
untuk setiap periode akuntansi kemudian ditentukan dengan mengalihkan penyusutan per unit dengan jumlah unit yang dihasilkan atau digunakan selama
periode dimaksud. Beban penyusutan per jam dihitung sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Contoh: Dengan menggunakan ilustarasi contoh sebelumnya jam kerja aktiva tetap
dimisalkan 45000 jam maka penyusutan per jam adalah sebagai berikut : 15.000.000 – 1.500.000 = 300.per jam
45.000
Dengan mengasumsikan bahwa aktiva tetap dioperasikan 9000 jam selama 1 tahun maka beban penyusutan dalam 1 tahun adalah 9000 × 300 = Rp 2.700.000
3. Metode Saldo Menurun
Metode saldo menurun declining-balance method menghasilakan beban periodik yang terus menurun sepanjang estimasi umur manfaat aktiva. Untuk
menerapkan metode ini tarif penyusutan garis lurus tahun terlebih dahulu harus digandakan.
Contoh: Dengan menggunakan ilustrasi contoh sebelumnya maka tarif penyusutan saldo
menurun adalah : = 100 5 tahun = 20
Digandakan menjadi 20 × 2 = 40 Tabel 2.2
penyusutan metode saldo menurun
Tahun Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku 1
2 3
40 × 15.000.000 = 6.000.000 40 × 9.000.000 = 3.600.000
40 × 5.400.000 = 2.160.000 Rp.6.000.000
Rp.9.600.000 Rp.11.760.000
Rp.9.000.000 Rp.5.400.000
Rp.3.240.000
Universitas Sumatera Utara
4 5
40 × 3.240.000 = 1.296.000 40 × 1.944.000 = 777.600
Rp.13.056.000 Rp.13.833.600
Rp.1.944.000 Rp.1.166.400
Pada PT. Socfin Indonesia perkebunan Aek Pamienke, semua aktiva
tetap disusutkan dengan menggunakan metode penyusutan garis lurusstraight line method. Dengan metode ini diasumsikan besarnya biaya penyusutan tiap periode
akan tetap sama sepanjang aktiva tetap masih digunakan dalam operasi perusahaan.
F. Pengawasan Intern Aktiva tetap
Dalam pelaksanaannya PT.Socfin Indonesia Perkebunan Aek Pamienke menjalankan berbagai pengawasan baik pengawasan administratif, fisik maupun
penggunaan. Bentuk pengawasan lain diantaranya juga dilakukan dengan cara mengawasi aktiva tetap, termasuk pengawasan dalam hal manajemen
kepegawaian dengan menempatkan karyawan yang ahli pada bidangnya demi terciptanya suatu spesifikasi kerja baik.
Pengawasan yang baik atas aktiva tetap merupakan salah satu hal yang penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Aktiva tetap memerlukan
perencanaan dan pengawasan yang tetap agar tidak terjadi penggelapan, kecurangan, ataupun penyelewengan tersebut. Penetapan sistem pengawasan
intern yang baik dapat menunjung peningkatan efisiensi dan kualitas kegiatan operasional perusahaan. Perencanaan dan pengendalian pengeluaran untuk barang
modal merupakan hal yang kritis bagi kesehatan keuangan jangka panjang
Universitas Sumatera Utara
perusahaan. Selain itu pengawasan juga dilakukan dalam usaha perolehan, penghapusan maupun penjualan aktiva tetap.
Pengawasan intern atau yang lebih dikenal dengan istilah pengendalian intern maupun internal check merupakan prosedur – prosedur mekanis dalam
pemeriksaan ketelitian data-data adminstrasi misalnya,mencocokkan penjumlahan horizontal dengan penjumlahan vertical. Usaha ini dilakukan untuk memberikan
keyakinan kepada manajemen bahwa kebijakan dan prosedur spesifik yang dirancang demi sebuah pencapaian tujuan dapat dipenuhi. Fungsi pengawasan
dapat dilakukan dengan mengukur dan mengevaluasi kinerja dari setiap bagian kepala perusahaan kemudian mengambil tindakan perbaikan apabila diperlukan.
Beberapa tujuan dari pengawasan intern aktiva tetap adalah : 1.
Membatasi pengeluaran modal dalam limit yang disetujui kebutuhan perusahaan.
2. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan aktiva tetap dalam
menjalankan aktivitas perusahaan, 3.
Menetapkan prosedur-prosedur perlindungan dan pemeliharaan fisik suatu aktiva tetap,
4. Menekankan bahwa aktiva tetap merupakan fasilitas yang penting dalam
pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan, 5.
Mendorong usaha perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan berikut cara yang paling menguntungkan untuk membiayai
aktiva tetap. 6.
Menetapkan bahwa seluruh pengeluaran untuk barang modal yang
Universitas Sumatera Utara
7. direncanakan berada dalam batas-batas keuangan perusahaan .
G. Jenis – jenis pengawasan aktiva tetap