Yaitu yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan untuk aktiva tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.
b. deplesi
Yaitu istilah yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan penyusutan untuk aktiva tetap berupa sumber-sumber alam wasting
asset yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.
c. amortisasi
Yaitu istilah yang dipakai pada proses alokasi harga perolehan penyusutan untuk aktiva tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan
secara periodik. Metode-metode yang digunakan dalam akuntansi dan laporan keuangan
mungkin juga berbeda dari metode-metode yang digunakan dalam penentuan pajak penghasilan dan pajak properti. Tiga metode yang paling umum digunakan
adalah 1 metode garis lurus straight line method, 2 metode unit produksi, 3 metode saldo menurun.
1. Metode garis lurus Straight Line Method
Metode garis lurus adalah alokasi perolehan yang mendasarkan alokasinya pada waktu pemakaian dalam metode ini beban penyusutan dari waktu ke waktu
sama besarnya. Metode ini adalah metode yang paling banyak dipakai karena cara penentuannya sangat sederhana, karena untuk menghitung beban penyusutan per
periode adalah dengan cara membagi harga perolehan yang disusutkan harga perolehan dikurangi nilai sisa dengan taksiran umurnya.Untuk menentukan tarif
Universitas Sumatera Utara
penyusutan per periode dapat di hitung dengan membagi penyusutan per periode dengan harga perolehannya.
Contoh sebagai berikut: Sebuah mesin dibeli dengan harga perolehan Rp.15.000.000,- nilai sisa
diperkirakan Rp. 1.500.000,- dan taksiran umur 5 tahun. Penyusutan tahunan akiva tersebut dapat dihitung sebagai berikut :
Keterangan sebagai berikut: HP = harga pokok
S = nilai sisa n = taksiran umur
t = tarif penyusutan per periode p = penyusutan per periode
Penyusutan per tahun P = HP – S = Rp.15.000.000 – Rp.1.500.000
N 5
P = Rp. 2.700.000 per tahun Tarif penyusutan per tahun
t = P = Rp. 2.700.000 HP Rp. 15.000.000
t = 1,8 per tahun
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Penyusutan menurut metode garis lurus
Tahun Penyusutan D
Akumulasi Penyusutan K
Saldo Akumulasi
Penyusutan Nilai Buku
1 2
3 4
5 Rp. 2.700.000
Rp. 2.700.000
Rp.2.700.000 Rp.2.700.000
Rp.2.700.000 Rp.15.000.000
Rp.2.700.000 Rp.5.400.000
Rp.8.100.000 Rp.10.800.000
Rp.13.500.000 Rp.15.000.000
Rp.12.300.000 Rp.9.600.000
Rp.6.900.000 Rp.4.200.000
Rp.1.500.000
2. Metode Unit Produksi
Jika tingkat pemanfaatan aktiva tetap bervariasi dari tahun ke tahun, maka metode unit produksi lebih tepat dipakai dari pada metode garis lurus. Dalam hal
ini, metode unit produksi mampu membandingkan lebih baik beban penyusutan dengan pendapatan terkait.
Metode unit produksi Unit-of-Production Method menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama bagi setiap unit kapasitas yang digunakan oleh
aktiva. Untuk menerapkan metode ini umur manfaat aktiva diekpresikan dalam istilah unit kapasitas produktif seperti jam atau mill. Total beban penyusutan
untuk setiap periode akuntansi kemudian ditentukan dengan mengalihkan penyusutan per unit dengan jumlah unit yang dihasilkan atau digunakan selama
periode dimaksud. Beban penyusutan per jam dihitung sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Contoh: Dengan menggunakan ilustarasi contoh sebelumnya jam kerja aktiva tetap
dimisalkan 45000 jam maka penyusutan per jam adalah sebagai berikut : 15.000.000 – 1.500.000 = 300.per jam
45.000
Dengan mengasumsikan bahwa aktiva tetap dioperasikan 9000 jam selama 1 tahun maka beban penyusutan dalam 1 tahun adalah 9000 × 300 = Rp 2.700.000
3. Metode Saldo Menurun