Analisis Vegetasi TINJAUAN PUSTAKA

Keberadaan perakaran mampu memperbaiki kondisi sifat tanah disebabkan oleh penetrasi akar ke dalam tanah, menciptakan habitat yang baik bagi organisme dalam tanah, sebagai sumber bahan organik bagi tanah dan memperkuat daya cengkeram terhadap tanah. Perakaran tanaman juga membantu mengurangi air tanah yang jenuh oleh air hujan, memantapkan agregasi tanah sehingga lebih mendukung pertumbuhan tanaman dan mencegah erosi, sehingga tanah tidak mudah hanyut akibat aliran permukaan dan meningkatkan infiltrasi air Subagyono, et al., 2003. Balai Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian 2007, menyatakan bahwa rerumputan memiliki potensi antara lain: a. Menghasilkan eksudat akar sebagai pemantap agregat tanah. b. Melindungi permukaan tanah dari pukulan langsung butir-butir hujan. c. Menyalurkan air ke sekitar perakarannya dan kemudian melepas air secara perlahan.

2.2 Analisis Vegetasi

Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan faktor lainnya sehingga terdapat suatu kesatuan yang hidup dan tumbuh serta dinamis Kusmana, 1996. Menurut Soerianegara Indrawan 1998, yang dimaksud dengan analisis vegetasi dalam adalah cara untuk mempelajari struktur vegetasi dan komposisi jenis tumbuhan. Analisis vegetasi dapat juga digunakan untuk mengetahui pengaruh dampak lingkungan, yaitu suatu cara pendekatan yang khas karena pengamatan terhadap berbagai aspek vegetasi yang dilakukan harus secara mendetail dan terdiri atas vegetasi yang belum terganggu alamiah. Struktur suatu komunitas tumbuhan dapat dipelajari dengan mengetahui sejumlah karakteristik tertentu, antara lain kepadatan, frekuensi, dominansi dan nilai penting. Selanjutnya Kusmana 1996, menyatakan bahwa komposisi jenis tumbuhan merupakan daftar dari jenis tumbuhan yang terdapat dalam suatu suatu komunitas. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada April sampai dengan Juli 2012 di Kawasan Danau Toba Desa Haranggaol Kecamatan Haranggaol Horison Kabupaten Simalungun Sumatera Utara, Laboratorium Sistematika Tumbuhan Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian dan Laboratorium Ilmu Dasar Universitas Sumatera Utara.

3.2 Deskripsi Area

3.2.1 Letak dan Luas

Kawasan Danau Toba Desa Haranggaol Kecamatan Haranggaol Horison Kabupaten Simalungun Sumatera Utara memiliki luas 9,75 km 2 , secara administratif terletak pada 2° 69’ LU dan 98° 92’ BT dengan batas sebagai berikut Lampiran 1. Sebelah Barat : Kecamatan Silimakuta Sebelah Utara : Kecamatan Purba Sebelah Timur : Kecamatan Dolok Pardamean Sebelah Selatan : Kecamatan Danau Toba

3.2.2 Topografi

Berdasarkan pengamatan di lapangan, pada umumnya kawasan Danau Toba memiliki topografi datar, bergelombang dan terjal.

3.2.3 Tipe Iklim

Secara fisik, kawasan Danau Toba memiliki tipe iklim A berdasarkan Schmidt Fergusson, yaitu kondisi bulan basah curah hujan ≥ 200 mmbulan terjadi 3-9 bulan, Universitas Sumatera Utara