BAB 3 BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada April sampai dengan Juli 2012 di Kawasan Danau Toba Desa Haranggaol Kecamatan Haranggaol Horison Kabupaten Simalungun Sumatera
Utara, Laboratorium Sistematika Tumbuhan Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas
Pertanian dan Laboratorium Ilmu Dasar Universitas Sumatera Utara.
3.2 Deskripsi Area
3.2.1 Letak dan Luas
Kawasan Danau Toba Desa Haranggaol Kecamatan Haranggaol Horison Kabupaten Simalungun Sumatera Utara memiliki luas 9,75 km
2
, secara administratif terletak pada 2° 69’ LU dan 98° 92’ BT dengan batas sebagai berikut Lampiran 1.
Sebelah Barat : Kecamatan Silimakuta
Sebelah Utara : Kecamatan Purba
Sebelah Timur : Kecamatan Dolok Pardamean
Sebelah Selatan : Kecamatan Danau Toba
3.2.2 Topografi
Berdasarkan pengamatan di lapangan, pada umumnya kawasan Danau Toba memiliki topografi datar, bergelombang dan terjal.
3.2.3 Tipe Iklim
Secara fisik, kawasan Danau Toba memiliki tipe iklim A berdasarkan Schmidt Fergusson, yaitu kondisi bulan basah curah hujan
≥ 200 mmbulan terjadi 3-9 bulan,
Universitas Sumatera Utara
sedangkan bulan kering curah hujan ≤ 100 mmbulan terjadi 2 -3 bulan per tahun.
Suhu udara rata-rata selama tahun 1992-1996 selama 5 tahun berkisar 20,63- 21,46ºC sedangkan angka kelembaban tahunannya berkisar antara 79-95 .
3.2.4 Curah Hujan
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi dan Geofisika BMG Marihat, diperoleh data curah hujan rata-rata berkisar 246.83 mmtahun dengan jumlah hari
hujan setiap tahunnya berkisar 170-210 hari serta penyebaran hujan bulanan hampir merata setiap tahun.
3.2.5 Vegetasi
Vegetasi yang umum ditemukan pada lokasi penelitian terdiri dari Eucalyptus urophylla,
Pinus mercusii, Alleurites mollucana,
Calliandra calithyrsus, Cinnamomum burmanii, Toona sureni, Ficus benjamina, Mangifera sp., Coffea sp.
Casuarina sp. dan Gramineae.
3.3 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian adalah meteranpita ukur, bor tanah, parang, alat tulis, buku lapangan buku identifikasi, timbangan, oven, kuadrat bambu, sekop,
lakban, tali, soil tester, lux meter, higrometer, termometer, kompas, kamera dokumentasi, altimeter, pH meter, dan GPS.
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah alkohol 70, kantung plastik 30 kg, kantung plastik 10 kg, kantung kertas, kertas koran dan label gantung.
3.4 Metode Penelitian
Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode kuadrat secara beraturan systematic sampling. Pengambilan contoh biomassa rumput dilakukan dengan
Universitas Sumatera Utara
memotong seluruh bagian tanaman destructive dan pengukuran kandungan unsur karbon dengan menggunakan metode Walkley Black, pengukuran kandungan unsur
nitrogen dengan menggunakan metode Kjeldhal, pengukuran kandungan unsur fosfor dengan metode Bray II dan pengukuran kandungan Kalium dengan metode Kalium
tukar tanah.
3.5 Pelaksanaan Penelitian 3.5.1 Di Lapangan
a Struktur Rerumputan
Penentuan areal lokasi penelitian dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, yakni penentuan areal sampling berdasarkan survei areal pada daerah yang
dianggap representatif. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan metode kuadrat secara beraturan systematic sampling. Lokasi penelitian dibagi berdasarkan
ketinggian, yaitu: • Lokasi I
: ketinggian 900 mdpl • Lokasi II
: ketinggian 1000 mdpl • Lokasi III
: ketinggian 1100 mdpl Pada masing-masing lokasi dibuat jalur transek sepanjang 220 m, pada setiap transek
dibuat 20 plot yang berukuran 1x1 m dengan jarak antar plot 10 m. Ukuran plot digunakan sesuai dengan pendapat Oosting 1956 dalam Soerianegara dan Indrawan
1998, yaitu berukuran 1x1 m Lampiran 2.
Pengamatan untuk struktur rerumputan dilakukan dengan melakukan pengoleksian dan pencacahan sampel rerumputan yang terdapat di dalam plot 1x1 m.
Spesimen rerumputan dibungkus dengan koran dan dimasukkan ke dalam kantong plastik, lalu diberi alkohol 70. Kantong plastik berisi spesimen ditutup dengan
lakban dan dibawa ke laboratorium Sistematika Tumbuhan FMIPA USU untuk diidentifikasi.
Universitas Sumatera Utara
Dilakukan pengukuran faktor abiotik yang meliputi: pengukuran suhu udara dengan termometer, intensitas cahaya dengan lux meter, kelembaban udara dengan
higrometer dan ketinggian tempat dengan alti meter.
b Biomassa Rerumputan
Pengambilan contoh biomassa rumput dilakukan dengan memotong seluruh bagian tanaman destructive. Pengambilan data biomassa dilakukan pada plot-plot contoh
pada saat analisis vegetasi. Rerumputan dari setiap jenis yang terdapat di dalam plot 1x1 m dipotong dan ditimbang berat basahnya. Dimasukkan ke dalam kantong kertas,
dan diberi label sesuai dengan plot. Semua kantong kertas yang berisi sampel rerumputan dimasukkan dalam karung besar untuk dibawa ke dalam laboratorium.
c Kadar Air Tanah
Pengambilan contoh biomassa tanah dilakukan pada plot-plot contoh dengan menggunakan bor tanah dengan kedalaman 20 cm. Tanah yang diperoleh dari masing-
masing plot dihomogenkan lalu diambil 100 g sampel tanah. Dimasukkan ke dalam
kantong kertas serta diberi label lalu dibawa ke laboratorium untuk dianalisis.
d Pengambilan Sampel Tanah
pH tanah diukur dengan soil tester. Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan cara menggunakan bor tanah sampai kedalaman 20 cm dengan sistem diagonal, diambil
sampel tanah tersebut dari masing-masing plot untuk dihomogenkan dan diambil sebanyak 100 g untuk dianalisis di laboratorium.
3.5.2 Di Laboratorium a Identifikasi Rerumputan
Spesimen yang telah kering diidentifikasi. Buku acuan dalam pengidentifikasian tumbuhan menggunakan buku acuan sebagai berikut:
1 Plant Classification Benson , 1957.
2 Key to The Native Perennial Grasses U.S Department of Agriculture, 1968.
Universitas Sumatera Utara
3 Rumput Pegunungan Lembaga Biologi Nasional, 1981.
4 Gulma dan Pengendaliannya di Perkebunan Karet Sumatera Utara dan Aceh
Usman, 1986. 5
Weeds of Rice in Indonesia Soerjani, Kostermans dan Tjitrosoepomo, 1987. 6
Tumbuhan Monokotil Guharja, 1996.
b Pengukuran Biomassa
Spesimen-spesimen rerumputan dari lapangan dibawa ke laboratorium untuk ditimbang berat basah daun dan batang serta dicatat beratnya. Biomassa daun dan
batang pada plot contoh diambil lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 80 ºC selama 2 x 24 jam, ditimbang dan dicatat data berat kering serta dilakukan perhitungan
biomassa rumput Hariah Rahayu, 2007.
c Pengukuran Kadar Air Tanah
Tanah yang dibawa dari lapangan dibawa ke laboratorium untuk dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 80 ºC selama 2 x 24 jam. Ditimbang dan dicatat berat
keringnya.
d Proses Analisis Tanah
Proses analisis dan perhitungan kandungan unsur hara Karbon C, Nitrogen N, fosfor P, Kalium K dan Kalsium Ca pada tanah mengacu pada Mukhlis, 2007.
Sampel tanah dikeringkan di ruang yang berfentilisasi dan tidak terkena sinar matahari secara langsung. Pengeringan di ruangan terbuka dapat dilakukan dengan
menempatkan sampel tanah pada wadah yang luas permukaannya, misalnya baki talam. Wadah dilapisi dengan plastik agar tidak terkontaminasi. Sampel tanah
ditabur secara merata agar lebih cepat kering. Temperatur udara tidak lebih dari 35º C selanjutnya sampel tanah dianalisis di laboratorium.
Universitas Sumatera Utara
Penetapan C-organik dengan Metode Walkley Black
Sampel tanah kering ditimbang 0,5 g lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 cc, ditambahkan 5 ml K
2
Cr
2
O
7
1 N dan secara perlahan-lahan ditambahkan 10 ml H
2
SO
4
pekat, digoncang selama 3-4 menit, didiamkan selama 30 menit. Ditambahkan 100 ml aquadest dan 5 ml H
3
PO
4
85, NaF 4, ditambahkan 5 tetes diphenilamine lalu digoncang sehingga terbentuk larutan berwarna biru tua kehijauan selanjutnya dititrasi
dengan FeNH
4 2
SO
4 2
0,5 N hingga larutan berubah warna menjadi hijau terang.
Penetapan Nitrogen N dengan Metode Kjeldhal
Pengukuran kandungan nitrogen pada tanah ada beberapa tahap, yaitu destruksi, destilasi dan titrasi. Pada tahapan destruksi dimulai dengan menimbang 2 g sampel
tanah dan ditempatkan pada tabung digester, ditambahkan 2 g katalis campuran sebanyak sampel tanah dan ditambahkan 10 ml H
2
O, ditambahkan 10 ml campuran H
2
SO
4
-asam salisilat dan dibiarkan selama 24 jam. Didestruksi dengan menggunakan alat Digestor Kjeldhaltherm pada suhu rendah dan dinaikkan secara bertahap hingga
larutan menjadi jernih temperatur 200 ºC, setelah larutan jernih suhu dinaikkan dan dilanjutkan selama 30 menit, didinginkan dan diencerkan dengan menambahkan
15 ml H
2
O.
Pada tahapan destilasi, ditempatkan tabung destruksi pada alat destilasi, ditambahkan 25 ml H
3
BO
3
4 yang ditempatkan pada erlenmeyer 250 cc dan ditambahkan 3 tetes indikator campuran, yang ditempatkan sebagai penampung hasil
destilasi. Ditambahkan 25 ml NaOH 40 ke tabung destilasi dan langsung didestilasi. Amoniak hasil destilasi ditampung pada erlenmeyer yang berisi H
3
BO
3
, destilasi dihentikan jika larutan pada erlenmeyer menjadi berwarna hijau dan volumenya
mencapai ± 75 ml. Pada tahapan titrasi, dipindahkan erlenmeyer hasil destilasi dan dititrasi dengan HCl 0,02 N. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna dari
hijau menjadi merah.
Universitas Sumatera Utara
Penetapan P dengan Metode Bray II
Sampel tanah ditimbang 2 g lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 cc, ditambahkan larutan Bray II sebanyak 20 ml dan digoncang dengan shaker selama 30
menit lalu disaring. Diambil filtrat sebanyak 5 ml dan ditempatkan pada tabung reaksi, tambahkan pereaksi fosfat B sebanyak 10 ml, dibiarkan selama 5 menit lalu
diukur transmitan pada spectronic dengan panjang gelombang 660 nm. Pada saat yang bersamaan tambahkan masing-masing 5 ml larutan standar P 0-0,5-1,0-2,0-3,0-4,0
dan 5,0 ppm P ke tabung reaksi lalu ditambahkan 10 ml pereaksi fosfat B lalu ukur transmitan pada spectronic dengan panjang gelombang 660 nm.
Penetapan Kalium Tukar Tanah
Hasil per kolasi perkolat dari penetapan kapasitas tukar kation pada erlenmeyer ditampung dan diukur absorban perkolat pada Flamephotometer atau Atomic
Absorbtion Spectrophotometer AAS. Diukur larutan standar K sengan konsentrasi 0, 10, 20, 30 dan 40 ppm K pada Flamephotometer atau Atomic Absorbtion
Spectrophotometer AAS.
3.6 Analisis Data a Analisis Vegetasi Rerumputan
Data vegetasi yang dikumpulkan dianalisis untuk mendapatkan nilai Kerapatan K, Kerapatan Relatif KR, Frekuensi F, Frekuensi Relatif FR, Indeks Nilai Penting
INP, Indeks Keanekaragaman H’, Indeks Keseragaman E dan Indeks Similaritas IS pada Lampiran 5, Kusmana, 1996.
1 Kerapatan
Kerapatan K =
Jumlah individu suatu spesies Luas Keseluruhan Plot
K relatif KR = K suatu spesies
K total seluruh spesies x 100
Universitas Sumatera Utara
2 Frekuensi
Frekuensi F = Jumlah plot ditemukan suatu spesies
Jumlah seluruh plot F relatif FR =
F suatu spesies F seluruh spesies
x100
3 Indeks Nilai Penting INP
INP = K relatif KR + F relatif FR
4 Indeks Keanekaragaman dari Shannon-Wiener
H
’
= - Σpi ln pi
pi = ni
N dengan,
ni = Jumlah individu suatu spesies N = Jumlah total individu seluruh spesies
Dimana, H’3 menunjukkan keanekaragaman jenis tinggi, H’1 ≤H’≤3
menunjukkan keanekaragaman jenis sedang, dan H’1 menunjukkan
keanekaragaman rendah Mason, 1980. 5 Indeks Keseragaman
E = H
H maks dengan,
E = Indeks Keseragaman
H’ = Indeks Keanekaragaman
Hmaks = Indeks Keanekaragaman maksimum sebesar ln S
S = Jumlah genus atau spesies
Dimana, 0E0.5 menunjukkan keseragaman rendah dan 0.5E1 menunjukkan keseragaman tinggi Krebs, 1985.
Universitas Sumatera Utara
6 Indeks Similaritas
IS =
2C A + B
x 100 Keterangan:
A = jumlah jenis yang terdapat pada lokasi A B = jumlah jenis yang terdapat pada lokasi B
C = jumlah jenis yang terdapat pada kedua lokasi yang dibandingkan. Dimana, Kesamaan
≤ 25 : sangat tidak mirip
Kesamaan 25-50 : tidak mirip
Kesamaan 50-75 : mirip
Kesamaan ≥ 75
: sangat mirip Suin, 2002.
b Perhitungan Biomassa Rumput
Perhitungan biomassa rumput dengan menggunakan rumus sebagai berikut. Total Biomassa = BK1 + BK2 + BK3....BKn
Biomassa per satuan luas = Total berat kering g
Luas Area m
2
x 100
c Perhitungan Kadar Air Tanah
K adar Air =
BB tanah- BK tanah BK tanah
x 100 Dimana BB= berat basah rumput g, BK= berat kering rumput g.
d Perhitungan Kandungan Unsur Hara Tanah 1 Perhitungan Kandungan Karbon C Organik
Corg = 5 x �1 −
� ��
x 0,003 x 1
0,77 x
100 ���
Dimana T = volume titrasi FeNH
4 2
SO
4 2
0,5 N dengan tanah, S = volume titrasi FeNH
4 2
SO
4 2
0,5 N blanko tanpa tanah, 0,003= 1 ml K
2
Cr
2
O
7
1 N + H
2
SO
4
mampu mengoksidasi 0,003 g C-organik,
1 0,77
= pada metode ini hanya 77 C-organik yang dapat dioksidasi, BCT = Berat Contoh Total.
Universitas Sumatera Utara
2 Perhitungan Kandungan Nitrogen N
N = ml titrasi contoh – blanko x NHCL x 14 x 100
Berat Contoh Tanah x 1000
3 Perhitungan Kandungan Fosfor P
P avl ppm = P lrt
20 2
x faktor pengencer
4 Perhitungan Kandungan Kalium K
K tukar = K lrt
20 390
x faktor pengencer
e Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui faktor intensitas cahaya, kadar air tanah dan kandungan unsur hara tanah terhadap produktivitas rerumputan di Kawasan
Danau Toba Desa Haranggaol Kecamatan Haranggaol Horison Kabupaten Simalungun Sumatera Utara. Korelasi Pearson menggunakan metode komputerisasi
spss ver. 17.00 Lampiran 11.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kekayaan Jenis Rumput di Kawasan Danau Toba Desa Haranggaol Kecamatan Haranggaol Horison Kabupaten Simalungun
Hasil penelitian menunjukkan kekayaan jenis rumput di Kawasan Danau Toba Desa Haranggaol Kecamatan Haranggaol Horison seperti tertera pada tabel berikut.
Tabel 1.1 Komposisi Rumput di Kawasan Danau Toba Desa Haranggaol Kecamatan Haranggaol Horison Kabupaten Simalungun
No Famili Jenis
Lokasi I
II III
1 Cyperaceae
Cyperus compressus 6
12 -
2 C. cyperoides
- 99
- 3
Fimbristylis alboviridis -
- 19
4 Scleria lacustris
359 421
467 5
Scleria sp. 11
- -
6 Poaceae
Brachiaria mutica 193
170 -
7 Capillipedium parviflorum
671 -
- 8
Deyeuxia brachyathera -
2388 -
9 Deyeuxia sp.
- -
380 10
Echinochloa colonum 35
- -
11 E. crus-galli
- 302
-
12 Eleusine indica
- 21
-
13 Eragrostis nigra
- 11
-
14 Eragrostis tenella
- 16
-
15 Imperata cylindrical
117 441
820 16
Leersia hexandra -
- 1833
17 Manisuris granularis
- 101
-
18 Microstegium ciliatum
2597 -
-
19 Paspalum ciliatifolium
92 463
-
20 Setaria paspalidioides
58 -
-
21 Setaria sp.
103 436
-
22 Sorghum nitidum
- 19
219 23
Sporobolus sp. 27
- -
24 Themeda gigantean
525 58
50
Jumlah Individu 4794
4958 3788
Jumlah Jenis 13
15 7
Keterangan :
Lokasi I : ketinggian 900 mdpl
Lokasi II : ketinggian 1000 mdpl Lokasi III : ketinggian 1100 mdpl
Universitas Sumatera Utara