Dilakukan pengukuran faktor abiotik yang meliputi: pengukuran suhu udara dengan termometer, intensitas cahaya dengan lux meter, kelembaban udara dengan
higrometer dan ketinggian tempat dengan alti meter.
b Biomassa Rerumputan
Pengambilan contoh biomassa rumput dilakukan dengan memotong seluruh bagian tanaman destructive. Pengambilan data biomassa dilakukan pada plot-plot contoh
pada saat analisis vegetasi. Rerumputan dari setiap jenis yang terdapat di dalam plot 1x1 m dipotong dan ditimbang berat basahnya. Dimasukkan ke dalam kantong kertas,
dan diberi label sesuai dengan plot. Semua kantong kertas yang berisi sampel rerumputan dimasukkan dalam karung besar untuk dibawa ke dalam laboratorium.
c Kadar Air Tanah
Pengambilan contoh biomassa tanah dilakukan pada plot-plot contoh dengan menggunakan bor tanah dengan kedalaman 20 cm. Tanah yang diperoleh dari masing-
masing plot dihomogenkan lalu diambil 100 g sampel tanah. Dimasukkan ke dalam
kantong kertas serta diberi label lalu dibawa ke laboratorium untuk dianalisis.
d Pengambilan Sampel Tanah
pH tanah diukur dengan soil tester. Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan cara menggunakan bor tanah sampai kedalaman 20 cm dengan sistem diagonal, diambil
sampel tanah tersebut dari masing-masing plot untuk dihomogenkan dan diambil sebanyak 100 g untuk dianalisis di laboratorium.
3.5.2 Di Laboratorium a Identifikasi Rerumputan
Spesimen yang telah kering diidentifikasi. Buku acuan dalam pengidentifikasian tumbuhan menggunakan buku acuan sebagai berikut:
1 Plant Classification Benson , 1957.
2 Key to The Native Perennial Grasses U.S Department of Agriculture, 1968.
Universitas Sumatera Utara
3 Rumput Pegunungan Lembaga Biologi Nasional, 1981.
4 Gulma dan Pengendaliannya di Perkebunan Karet Sumatera Utara dan Aceh
Usman, 1986. 5
Weeds of Rice in Indonesia Soerjani, Kostermans dan Tjitrosoepomo, 1987. 6
Tumbuhan Monokotil Guharja, 1996.
b Pengukuran Biomassa
Spesimen-spesimen rerumputan dari lapangan dibawa ke laboratorium untuk ditimbang berat basah daun dan batang serta dicatat beratnya. Biomassa daun dan
batang pada plot contoh diambil lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 80 ºC selama 2 x 24 jam, ditimbang dan dicatat data berat kering serta dilakukan perhitungan
biomassa rumput Hariah Rahayu, 2007.
c Pengukuran Kadar Air Tanah
Tanah yang dibawa dari lapangan dibawa ke laboratorium untuk dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 80 ºC selama 2 x 24 jam. Ditimbang dan dicatat berat
keringnya.
d Proses Analisis Tanah
Proses analisis dan perhitungan kandungan unsur hara Karbon C, Nitrogen N, fosfor P, Kalium K dan Kalsium Ca pada tanah mengacu pada Mukhlis, 2007.
Sampel tanah dikeringkan di ruang yang berfentilisasi dan tidak terkena sinar matahari secara langsung. Pengeringan di ruangan terbuka dapat dilakukan dengan
menempatkan sampel tanah pada wadah yang luas permukaannya, misalnya baki talam. Wadah dilapisi dengan plastik agar tidak terkontaminasi. Sampel tanah
ditabur secara merata agar lebih cepat kering. Temperatur udara tidak lebih dari 35º C selanjutnya sampel tanah dianalisis di laboratorium.
Universitas Sumatera Utara
Penetapan C-organik dengan Metode Walkley Black
Sampel tanah kering ditimbang 0,5 g lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 cc, ditambahkan 5 ml K
2
Cr
2
O
7
1 N dan secara perlahan-lahan ditambahkan 10 ml H
2
SO
4
pekat, digoncang selama 3-4 menit, didiamkan selama 30 menit. Ditambahkan 100 ml aquadest dan 5 ml H
3
PO
4
85, NaF 4, ditambahkan 5 tetes diphenilamine lalu digoncang sehingga terbentuk larutan berwarna biru tua kehijauan selanjutnya dititrasi
dengan FeNH
4 2
SO
4 2
0,5 N hingga larutan berubah warna menjadi hijau terang.
Penetapan Nitrogen N dengan Metode Kjeldhal
Pengukuran kandungan nitrogen pada tanah ada beberapa tahap, yaitu destruksi, destilasi dan titrasi. Pada tahapan destruksi dimulai dengan menimbang 2 g sampel
tanah dan ditempatkan pada tabung digester, ditambahkan 2 g katalis campuran sebanyak sampel tanah dan ditambahkan 10 ml H
2
O, ditambahkan 10 ml campuran H
2
SO
4
-asam salisilat dan dibiarkan selama 24 jam. Didestruksi dengan menggunakan alat Digestor Kjeldhaltherm pada suhu rendah dan dinaikkan secara bertahap hingga
larutan menjadi jernih temperatur 200 ºC, setelah larutan jernih suhu dinaikkan dan dilanjutkan selama 30 menit, didinginkan dan diencerkan dengan menambahkan
15 ml H
2
O.
Pada tahapan destilasi, ditempatkan tabung destruksi pada alat destilasi, ditambahkan 25 ml H
3
BO
3
4 yang ditempatkan pada erlenmeyer 250 cc dan ditambahkan 3 tetes indikator campuran, yang ditempatkan sebagai penampung hasil
destilasi. Ditambahkan 25 ml NaOH 40 ke tabung destilasi dan langsung didestilasi. Amoniak hasil destilasi ditampung pada erlenmeyer yang berisi H
3
BO
3
, destilasi dihentikan jika larutan pada erlenmeyer menjadi berwarna hijau dan volumenya
mencapai ± 75 ml. Pada tahapan titrasi, dipindahkan erlenmeyer hasil destilasi dan dititrasi dengan HCl 0,02 N. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna dari
hijau menjadi merah.
Universitas Sumatera Utara
Penetapan P dengan Metode Bray II
Sampel tanah ditimbang 2 g lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 cc, ditambahkan larutan Bray II sebanyak 20 ml dan digoncang dengan shaker selama 30
menit lalu disaring. Diambil filtrat sebanyak 5 ml dan ditempatkan pada tabung reaksi, tambahkan pereaksi fosfat B sebanyak 10 ml, dibiarkan selama 5 menit lalu
diukur transmitan pada spectronic dengan panjang gelombang 660 nm. Pada saat yang bersamaan tambahkan masing-masing 5 ml larutan standar P 0-0,5-1,0-2,0-3,0-4,0
dan 5,0 ppm P ke tabung reaksi lalu ditambahkan 10 ml pereaksi fosfat B lalu ukur transmitan pada spectronic dengan panjang gelombang 660 nm.
Penetapan Kalium Tukar Tanah
Hasil per kolasi perkolat dari penetapan kapasitas tukar kation pada erlenmeyer ditampung dan diukur absorban perkolat pada Flamephotometer atau Atomic
Absorbtion Spectrophotometer AAS. Diukur larutan standar K sengan konsentrasi 0, 10, 20, 30 dan 40 ppm K pada Flamephotometer atau Atomic Absorbtion
Spectrophotometer AAS.
3.6 Analisis Data a Analisis Vegetasi Rerumputan