penyakit terbanyak setiap bulannya d RSUP H.Adam Malik. Beliau mengatakan, penderita stroke yang masuk ke ruang rawat RA.4 sebahagiannya adalah pasien
stroke dengan kejadian serangan ulang, dan sebahagian dibawa oleh keluarga dalam keadaan mengalami luka dekubitus.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “hubungan antara pengetahuan keluarga tentang penyakit stroke
dengan dukungan keluarga dalam merawat pasien stroke di ruang rawat RA.4 RSUP H.Adam Malik Medan”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yakni adakah hubungan antara pengetahuan keluarga tentang
penyakit stroke dengan dukungan keluarga dalam merawat pasien stroke ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan
keluarga tentang penyakit stroke dengan dukungan keluarga dalam merawat pasien stroke di ruang rawat RA.4 RSUP H.Adam Malik Medan
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan keluarga tentang penyakit stroke.
b. Untuk mengetahui dukungan keluarga dalam merawat pasien stroke.
Universitas Sumatera Utara
c. Untuk mengetahui adanya hubungan antara pengetahuan keluarga
tentang penyakit stroke dengan dukungan keluarga dalam merawat pasien stroke.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang di peroleh dengan adanya penelitian ini adalah: 1.4.1
Bagi Instansi pendidikan Hasil penelitian ini dapat di pergunakan sebagai bahan bacaanreferensi
bagi mahasiswa S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan USU dan instansi terkait. Hasil penelitian ini di harapkan juga dapat menjadi bahan
masukan yang bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan. 1.4.2
Bagi Peneliti Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam penerapan ilmu yang
didapat selama masa pendidikan . 1.4.3
Bagi peneliti selanjutnya Dapat menjadi bahan bacaan, bahan pertimbangan, bahan acuan penelitian
lebih lanjut dan sebagai data dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut, terkait dengan masalah perawatan keluarga pada pasien stroke.
1.4.4 Bagi keluarga pasien
Memberikan informasi kepada keluarga pasien bahwa pentingnya peran keluarga dalam pengetahuan tentang stroke terhadap dukungan keluarga merawat pasien
stroke.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengetahuan 2.1.1 Pengertian
Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melaui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang over behavior Notoadmodjo,2007.
Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-
pemahaman Budiningsih,2005.
2.1.2 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Hendra 2008 ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan, diantaranya yaitu:
a. Umur
Umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia
lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.
Universitas Sumatera Utara
b. Intelejensia
Intelegensia diaertikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar berpikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru.
Perbedaan intelejensia dari seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuannya.
c. Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang.Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang,
dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal baik dan buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Faktor lingkungan yang mempengaruhi
pengetahuan diantaranya adalah: 1
Keluarga Keluarga sangat menentukan dalam pendidikan, karena keluarga
adalah lembaga pendidikan yang pertama dalam lingkungan kehidupan seseorang.
2 Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga mempengaruhi belajar seseorang.Pengaruh ini terjadi karena keberadaannya yang
berhubungan dengan media masa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan mesyarakat.
3 Pengaruh Teman DekatTeman
Pengaruh orang terdekat juga berperan dalam pengetahuan seseorang terhadap sesuatu.
Universitas Sumatera Utara
d. Sosial Budaya
Social budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan
orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan.
e. Pendidikan
Pada umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin baik pula pengetahuannya.
f. Informasi
Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio
atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.
g. Pengalaman
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu
pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan.
h. Pekerjaan
Pekerjaan mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Orang yang menekuni suatu bidang tertentu, akan memiliki pengetahuan mengenai
segala sesuatu mengenai apa yang dikerjakannya.
Universitas Sumatera Utara
i. Kesehatan
Sehat berarti keadaan fisik, mental dan sosial seseorang berfungsi secara optimal dan seimbang. Keseimbangan ini akan terganggu jika seseorang
sakit. Proses belajar akan terganggu jika seseorang berada dalam keadaan yang tidak optimal baik fisik, mental maupun sosial.
j. Perhatian
Jika perhatian seseorang rendahkurang terhadap suatu materi, maka pemahaman terhadap materi tersebut akan berkurangmenurun.
i. Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang berbagai kegiatan.Kegiatan yang diminati seseorang,
diperhatikan terus menerus disertai rasaa senang.Berbeda dengan perhatian yang sifatnya sementara.
k. Bakat
Bakat merupakan bagian dari kemampuan untuk belajar, kemampuan itu akan terealisasi menjadi kecakapan nyata sesudah belajar atau berlatih.
l. Diskusipercakapan
Diskusi juga mempengaruhi pengetahuan seseorang. Orang yang sering berdiskusi akan lebih memiliki pengetahuan yang lebih mengenai haltopik
yang didiskusikan. Bahkan akan muncul pengetahuan-pengetahuan baru yang sebelumnya tidak kita mengerti.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Keluarga 2.2.1 Konsep Keluarga
Banyak ahli mendefenisikan tentang keluarga sesuai dengan
perkembangan social di masyarakat, akan tetapi dari berbagai macam defenisi tersebut ada satu kesatuan yang dapat diambil kesimpulan. Berikut ini akan
dikemukankan defenisi keluarga menurut beberapa ahli dalam Setyowati 2008. a.
Menurut Duvall dan Logan 1986, keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsiyang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota.
b. Menurut Bailon dan Maglaya 1978,keluarga adalah dua atau lebih individu
yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, hubungan perkawinan atau adopsi.Mereka saling berinteraksi satu sama
lainnya, mempunyai perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
c. Menurut Reisner 1980, keluarga adalah kelompok yang terdiri dari dua
orang atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, kakek, dan nenek.
d. Spredley dan Aliender 1996, keluarga adalah satu atau lebih individu yang
tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam interelasi social, peran dan tugas.
Universitas Sumatera Utara
e. Menurut BKKBN 1992, keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat
yang terdiri dari suami-istri atau suami-istri dan anak-anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya.
Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah:
a. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan perkawinan
atau adopsi. b.
Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap akan memperhatikan satu sama lain.
c. Anggota keluarga berinteraksi satu sma lainnya dan masing-masing
mempunyai peran social suami, istri, anak, kakak, adik. d.
Mempunyai tujuan: a menciptakan dan mempertahankan budaya, b meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
2.2.2 Fungsi keluarga
Friedman 1986dalam Setyowati 2008mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga, yaitu :
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan basis kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial.Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagian dan kegembiran dari seluruh anggota keluarga.Tiap
anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif.Hal tersebut dapat
Universitas Sumatera Utara
dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga.Dengan demikian, keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi
afektif, seluruh anggota keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif.Komponen yang harus dipenuhi oleh keluarga untuk fungsi afektif
antara lain: 1.
Memelihara saling asuh Yaitu saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima dan slaing
mendukung antar anggota. 2.
Keseimbangan saling menghargai Pendekatan yang cukup baik untuk menjadi orang tua diistilahkan dengan
keseimbangan saling menghargai. Adanya sikap saling menghargai dengan mempertahankan iklim yang positif dimana tiap anggota diakui serta dihargai
keberadaan dan haknya sebagai orang tua maupun anak. 3.
Pertalian dan identifikasi Kekuatan yang besar di balik persepsi dan kepuasan dari kebutuhan-kebetuhan
individu dalam keluarga adalah pertalian Bonding atau kasih sayang attachmen digunakan secara bergantian. Kasih sayang adalah ikatan emosional yang relatif
unik dan abadi antara dua orang tertentu. Ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru.
4. Keterpisahan dan kepaduan
Salah satu masalah pokok psikologis yang sentral dan menonjol yang meliputi kehidupan keluara adalah cara keluarga memenuhi kebutuhan psikologis,
memengaruhi identitas diri, dan harga diri individu.
Universitas Sumatera Utara
b. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi dimulai pada saat lahir dan akan diakhiri dengan kematian. Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup, dimana
individu secara kontinu mengubah prilaku mereka sebagai respon terhadap situasi yang terpola secara sosial yang mereka alami.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti : makanan, pakaian dan perumahan, maka keluarga memerlukan sumber keuangan. Fungsi ini sulit
dipenuhi oleh keluarga yang berada di bawah garis kemiskinan. e.
Fungsi perawatan keluargapemeliharaan kesehatan Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan
kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit.Kemampuan keluarga dalam
memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga.Kesanggupn keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat
dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan.Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah
kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Tugas kesehatan keluarga
Friedman 1986 dalam Setyowati 2008 mengatakan bahwa tugas
kesehatan keluarga diantaranya adalah:
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan, karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti. Keluarga perlu mengenal
keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami oleh anggota keluarganya. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga, secara
tidak langsung akan menjadi perhatian keluarga, apabila terjadi perubahan, keluarga perlu mencatat kapan terjadinya, perubahan apa yang etrjadi, dan
seberapa besar perubahannya. b.
Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat Tugas membuat keputusan merupakan upaya utama keluarga untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara anggota keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan
sebuah tindakan. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan yang sedang terjadi dapat dikurangi
atau teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan dalam mengambil keputusan, maka keluarga dapat meminta bantuan kepada orang lain di
lingkungan tempat tinggalnya. c.
Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit Setelah keluarga mengambil tindakan yang tepat, tetapi jika keluarga masih
merasa mengalami keterbatasan, maka anggota keluarga yang mengalami
Universitas Sumatera Utara
gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan di institusi
pelayanan kesehatan atau di rumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
Rumah merupakan tempat berteduh, berlindung, dan bersosialisasi bagi anggota keluarga. Sehingga anggota keluarga akan memiliki waktu lebih
banyak berhubungan dengan lingkungan tempat tinggal. Oleh karena itu, kondisi rumah haruslah dapat menjadikan lambang ketenangan, keindahan,
ketentraman, dan dapat menunjang derajat kesehatan bagi anggota keluarga. e.
Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat Apabila mengalami gangguan atau masalah yang berkaitan dengan kesehatan
keluarga atau anggota keluarga harus dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada disekitarnya. Keluarga dapat berkonsultasi atau meminta bantuan
tenaga keperawatan untuk memecahkan masalah yang dialami anggota kaluarganya, sehingga keluarga dapat bebas dari segala macam penyakit.
2.3 Stroke 2.3.1 Pengertian
Stroke atau cedera serebrovaskular CVA adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak.Sering ini adalah
kulminasi penyakit serebrovaskular selama beberapa tahun SmeltzerBare, 2001.
Universitas Sumatera Utara
Stroke merupakan gangguan neurologik fokal yang dapat timbul sekunder dari suatu proses patologi pada pembuluh darah serebral, misalnya thrombosis,
embolus, ruptur dinding pembuluh darah atau penyakit vaskular dasar, misalnya arteriosklerosis, arteritis, trauma, aneurisma dan kelainan perkembangan
Lombardo 2006 dalam Price,AWilson,M 1995. Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dangejala hilangnya fungsi
atau global yang berkembang cepat dalam detik atau menit.gejala-gejala ini berlangsung lebih dari 24 jam atau menyebabkan kematian Ginsberg, 2007.
Stroke ialah bencana atau gangguan peredaran darah di otak. Gangguan peredaran darah ini mengakibatkan fungsi otak teganggu, dan bila berat dapat
menyebabkan kematian sebagian sel-sel otak yang disebut dengan infark Lumbantobing,1994.
Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresi cepat, berupa defisit neurologis fokal danatau global, yang berlangsung 24 jam
atau lebih atau langsung menimbulkan kematian. Mansjoer, 2000.
2.3.2 Etiologi
Stroke biasanya diakibatkan dari salah satu dari empat kejadian: 1 thrombosis bekuan darah di dalam pembuluh darah otak leher, 2 embolisme
serebral bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain, 3 iskemia penurunan aliran darah ke area otak dan 4 hemoragik
serebral pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak. Akibatnya adalah penghentian suplai darah ke otak,
Universitas Sumatera Utara
yang menyebabkan kehilangan sementara atau permanen gerakan, berpikir, memori, bicara, atau sensasi.
2.3.3 Patofisiologi
Infark serebral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak.Luasnya infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya
pembuluh darah dan adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat.Suplai darah keotak dapat berubah makin
lambat atau makin cepat pada gangguan lokal trombus, emboli, perdarahan dan spasme vascular atau karena gangguan umum hipoksia karena gangguan paru
dan jantung. Arteriosklerosis sering sebagai faktor penyebab infark pada otak.Thrombus dapat berasal dari plak arteriosklerotik, atau darah dapat beku
pada area yang stenosis, tempat aliran darah mengalami perlambatan atau terjadi trumbulensi.
Thrombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai emboli dalam aliran darah.Thrombus mengakibatkan iskemia jaringan otak yang
disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan dengan edema dan kongesti disekitar area.Area edema ini dapat menyebabkan disfungsi yang lebih besar dari
pada area infark itu sendiri.Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus menyebabkan edema dan nekrosis diikuti thrombosis. Jika terjadi septik infeksi
akan meluas pada dinding pembuluh darah maka akan terjadi abses atau ensefalitis, atau jika sisi infeksi berada pada pembuluh darah menyebabkan
dilatasi dan aneurisma pembuluh darah.
Universitas Sumatera Utara
Perdarahan pada otak disebabkan oleh rupturearteriosklerotik dan hipertensi pembuluh darah. Perdarahan intraserebral yang sangat luas akan lebih
sering menyebabkan kematian dibandingkan keseluruhan penyakit serebro vascular, karena perdarahan yang meluas menyebabkan TIK meningkat dan
menyebabkan herniasi otak. Kematian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak, hemisfer otak, dan perdarahan batang otak sekunder atau ekstensi
perdarahan ke batang otak.
2.3.4 Faktor-faktorResiko Dan Pencegahan Stroke
Pencegahan stroke adalah kemungkinan pendekatan yang paling baik.Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengubah faktor ini dan kondisi
manusia yang mempredisposisikan orang tertentu pada stroke atau meningkatkan resiko mereka untuk mengalami stroke.
Hipertensi merupakan faktor utama penyakit stroke, pengendaliannya merupakan kunci untuk mencegah stroke.Penyakit kardiovaskuler atau embolisme
serebral yang berasal dari jantung misalnya penyakit arteri koronaria, gagal jantung kongestif, hipertrofi ventrikel kiri, abnormalitas irama khususnya fibrilasi
atrium, penyakit jantung kongestif merupakan faktor resiko lainnya. Selanjutnya faktor resiko lain dari pada stroke yakni kolestrol tinggi, obesitas, peningkatan
hematrokrit meningkatkan resiko infark serebral, diabetes, kontrasepsi oral khususnya dengan disertai hipertensi, merokok, dan kadarestrogen tinggi,
merokok, penyalahgunaan obat khususnya kokain, dan konsumsi alkohol.
Universitas Sumatera Utara
2.3.5 Klasifikasi Stroke
Penyakit stroke memiliki klasifikasi yaitu strokehemoragik dan stroke nonhemoragik.Stroke hemoragik merupakan perdarahan serebral dan mungkin
perdarahan subarachnoid.Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada area otak tertentu.Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif,
namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran klien umumnya menurun. Perdarahan otaknya dibagi dua yaitu; a perdarahan intraserebral, pecahnya
pembuluh darah terutama karena hipertensi mengakibatkan darah masuk kedalam jaringan otak, membentuk massa yang menekan jaringan otak dan menimbulkan
edema otak. Perdarahan intraserebral yang disebabkan karena hipertensi sering dijumpai di daerah putamen, thalamus, spons, dan serebelum. b
perdarahansubarachnoid. Perdarahan ini berasal dari pecahnya aneurisma berry atau AVM. Aneurisma yang pecah ini berasal dari pembuluh darah sirkulasi Willisi
dan cabang-cabang yang terdapat diluar parenkhim otak.Pecahnya arteri dan keluarnya keruang subarachnoid menyebabkan TIK meningkat mendadak,
meregangnya struktur peka nyeri, dan vasospasme pembuluh darah serebral yang berakibat disfungsi otak global sakit kepala, penurunan kesadaran maupun fokal
hemiparese, gangguan hemi sensorik, afasia dan lain-lain.Sering pula dijumpai kaku kuduk dan tanda-tanda rangsangan selaput otak lainnya.
Stoke nonhemoragik dapat berupa iskemia atau emboli atau thrombosis serebral, biasanya terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau
dipagi hari. Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan
Universitas Sumatera Utara
hipoksia dan selanjutnya dapat menimbulkan edema sekunder, biasanya kesadaran umumnya baik.
2.3.6 Manifestasi klinis
Stroke menyebabkan berbagai deficit neurologic, bergantung pada lokasi lesi pembuluh darah mana yang tersumbat, ukuran area yang perfusinya tidak
adekuat dan jumlah aliran darah kolateral skunder atau aksesori. Fungsi otak yang rusak dapat membaik sepenuhnya.
Stroke adalah penyakit motor neuron atas dan mengakibatkan kehilangan control volunteer terhadap gerakan motorik. Gangguan control motor volunteer
pada salah satu sisi tubuh dapat menunjukkan kerusakan pada neuron motor atas pada sisi berlawanan dari otak. Disfungsi motor paling umum adalah hemiplegia
paralisis pada 1 sisi karena lesi pada sisi otak yang berlawanan. Hemiparesis atau kelemahan pada salah satu sisi tubuh adalah tanda lainnya. Diawal tahapan
stroke, gambaran klinis yang muncul biasanya adalah paralisis dan hilang atau menurunnya reflek tendon.
Fungsi otak lain yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan komunikasi. Stroke adalah penyebab afasia yang paling umum, disfungsi bahasa
dan komunikasi dimanisfetasikan sebagai berikut: a disartria kesulitan berbicara ditunjukan dengan berbicara yang sulit dimengerti yang disebabkan
oleh paralisis otot yang bertanggung jawab untuk menghasilkan bicara, b disfasia atau afasia bicara detektif atau kehilangan bicara terutama ekspresif
atau reseptif, c apraksia ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang
Universitas Sumatera Utara
dipelajari sebelumnya seperti terlihat ketika pasien mengambil sisir dan berusaha untuk menyisir rambutnya.
Gangguan persepsi adalah ketidakmampuan untuk menginterpretasikan sensasi.Stroke dapat mengakibatkan disfungsi persepsi visual, gangguan dalam
hubungan visual-spasial dan kehilangan sensori. Disfungsi persepsi visual karena gangguan jaras sensori primer diantara
mata dan korteks visual, homonimus hemianopsia kehilangan setengah lapang pandang dapat terjadi karena stroke dan mungkin bersifat sementara atau
permanen. Sisi visual yang terkena berkaitan dengan sisi tubuh yang paralisis. Kepala pasien berpaling dari sisi tubuh yang sakit dan cenderung mengabaikan
bahwa tempat dan ruang pada sisi tersebut ini disebut amorfosintesis. Pada keadaan ini pasien tidak mampu melihat makanan pada setengah nampan dan
hanya setengah ruangan yang terlihat gangguan lapang pandang. Gangguan hubungan visual-spasial sering terlihat pada pasien dengan hemiplagia kiri. Pasien
mungkin tidak dapat memakai pakaian tanpa bantuan karena ketidakmampuan untuk mencocokan pakaian ke bagian tubuh. Kehilangan sensori karena stroke
dapat berupa kerusakan sentuhan ringan atau mungkin lebih berat, dengan kehilangan proprisepsi kemampuan untuk merasakan posisi dan gerakan bagian
tubuh serta kesulitan dalam menginterpretasikan stimuli visual, taktil dan auditorius.
Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologik bila kerusakan telah terjadi pada lobus frontal, mempelajari kapasitas, memori atau fungsi intelektual kortikal
yang lebih tinggi mungkin dapat rusak. Disfungsi ini dapat ditunjukan dalam
Universitas Sumatera Utara
lapang pandang perhatian terbatas, kesulitan dalam pemahaman, lupa, kurang motivasi, yang menyebabkan pasien ini menghadapi masalah frustasi dalam
program rehabilitasi mereka. Depresi umum terjadi dan mungkin diperberat oleh respon alamiah pasien terhadap penyakit katastrofik ini. Masal psikologik lain
juga umum terjadi dan dimanisfestasikan oleh labilitas emosional, bermusuhan, frustasi, dendam, dan kurang kerja sama.
Disfungsi kandung kemih merupakan hal yang paling sering terjadi pada pasien stroke, pasien tidak mampu untuk mengkomunikasikan kebutuhan dan
ketidakmampuan untuk menggunakan urinal karena kerusakan control motorik dan postural. Kadang-kadang setelah stroke kandung kemih menjadi atonik,
dengan kerusakan sensasi dalam respon terhadap pengisian kandung kemih dan kontrol sfingter urinarius eksternal hilang atau berkurang.
Secara sederhana, Muliyatsih, E dan Ahmad A mengungkapkan bahwa tanda dan gejala serangan stroke bervariasi, tergantung pada lokasi dan besarnya
kerusakan sel otak akibat kurangnya suplai oksigen. Sekitar 90 pasien yang terserang stroke tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan separo badan.
Tanda dan gejala lainnya adalah tiba-tiba kehilangan rasa peka, bicara cadel atau pelo, gangguan bicara dan berbahasa, gangguan penglihatan, mulut mencong atau
tidak simetris ketika menyeringai, gangguan daya ingat, nyeri kepala hebat, vertigo, kesadaran menurun, gangguan mengontrol emosi, gangguan rasa peka,
gangguan menelan, dan beberapa tanda atau gejala lain yang menunjukkan adanya gangguan fungsi otak.
Universitas Sumatera Utara
2.3.7 Komplikasi
Komplikasi stroke meliputi hipoksia serebral, penurunan aliran darah serebral dan luasnya area cedera. Hipoksia serebral diminimalkan dengan
memberikan oksigenasi darah adekuat ke otak. Fungsi otak bergantung pada ketersediaan oksigen yang dikirim kejaringan. Pemberian oksigen dan
mempertahankan hemoglobin serta hematokrit pada tingkat ini dapat membantu dalam mempertahankan oksigenasi jaringan.
Aliran darah serebral bergantung pada tekanan darah, curah jantung, dan integritas pembuluh darah serebral.Hidrasi adekuat cairan intravena harus
menjamin penurunan viskositas darah dan memperbaiki aliran darah serebral. Hipertensi dan hipotensi ekstrem perlu dihindari untuk mencegah perubahan pada
aliran darah serebral dan potensi meluasnya area cedera. Embolisme serebral dapat terjadi setelah infark miokard atau fibrilasi
atrium dapat berasal katup jantung prostetik. Embolisme akan menurunkan aliran darah ke otak dan selanjutnya menurunkan aliran darah serebral. Disritmia dapat
mengakibatkan curah jantung tidak konsisten dan penghentian thrombus lokal. Selain itu disritmia dapat menyebabkan embolus serebral dan harus diperbaiki.
2.4 Dukungan Keluarga
Menurut friedman 1998 dukungan keluarga adalah sikap, tindakan, dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Keluarga juga berfungsi
sebagai sistem pendukung bagi anggotanya dan anggota keluarga memandang
Universitas Sumatera Utara
bahwa orang yang bersifat mendukung, selalu siap memberikan pertolongan
dengan bantuan jika diperlukan.
Dukungan keluarga adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi indivdu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga seseorang akan
tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai dan mencintainya CohenSyme dalam Setiadi
Dukungan keluarga adalah sebagai suatu proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosial Friedman dalam Setiadi
Dalam semua tahap, dukungan keluarga menjadikan keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal, sehingga akan meningkatkan
kesehatan dan adaptasi mereka dalam kehidupan. Studi-studi tentang dukungan keluarga telah mengkonseptualisasi
dukungan sosial sebagai dukungan sebagai koping keluarga, baik dukungan- dukungan yang bersifat eksternal maupun yang bersifat internal terbukti sangat
bermanfaat. Dukungan sosial keluarga eksternal antara lain sahabat, pekerjaan, tetangga, sekolah, keluarga besar, kelompok sosial, kelompok rekreasi, tempat
ibadah, praktisi kesehatan. Dukungan keluarga internal antara lain dukungan dari suami atau istri, dari saudara kandung atau dukungan dari anak Friedman
Jenis dukungan keluarga ada empat, yaitu: 1.
Dukungan instrumental, yaitu keluarga merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit diantaranya bantuan langsung dari orang yang
diandalkan, seperti materi, tenaga, dan sarana.
Universitas Sumatera Utara
2. Dukungan informasional, yaitu keluarga berfungsi sebagai sebuah
kolektor atau disseminator penyebar informasi. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang
diberikan dapat menyumbang aksi sugesti yang khusus bagi individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk
dan pemberian informasi. 3.
Dukungan penilaian appraisal, yaitu keluarga bertindak sebagai sebuah umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah dan
sebagai sumber dan validator identitas keluarganya,diantaranya
memberikan support, pengakuan, penghargaan, dan perhatian. 4.
Dukungan emosional, yaitu keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta penguasaan terhadap emosi
friedman. Manfaat dari dukungan ini adalah secara emosional menjamin nilai-nilai individu akan selalu terjaga kerahasiaannya dari keingintahuan
orang lain. Aspek-aspek dari dukungan ini meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian dan
mendengarkan serta didengarkan. Pasien stoke sangat membutuhkan keempat jenis dukungan yang berasal
dari keluarga, sehingga diharapkan dapat mempercepat proses penyembuhan. Efek dari dukungan terhadap kesehatan dan kesejahteraan berfungsi
bersamaan. Secara lebih spesifik, keberadaan dukungan sosial yang adekuat terbukti berhubungan dengan menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh dari
sakit, fungsi kognitif, fisik dan kesehatan emosi. Disamping itu, pengaruh positif
Universitas Sumatera Utara
dari dukungan sosial keluarga adalah pada penyesuaian terhadap kejadian dalam kehidupan yang penuh dengan stress.
2.5 Merawat Pasien Stroke