5. Memulai latihan dengan mengaktifkan batang tubuh atau torso
Selain berlatih menggerakkan anggota gerak atas bawah, pasien juga harus berlatih menggerakkan batang tubuh, atau dengan kata lain menggerakkan sisi
yang lemah dn sisi yang sehat secara bersamaan, seperti; menekuk kedua lutut dan mengangkat bokong seperti akan melakukan BAK di pispot atau bridging,
menekuk kedua lengan disusul menekuk leher, serta memindahkan berat badan dari kiri ke kanan atau sebaliknya, baik pada saat duduk, berdiri dan berjalan.
2.5.2. Mencegah Serangan Ulang Stroke
Mulyatsih E 2010 mengatakan bahwa pasien yang pernah stroke memiliki resiko untuk terkena serangan ulang stroke. Untuk menghindari atau
meminimalkan resiko ini, keluarga atau pengasuh sebaiknya berdiskusi dengan dokter dan tim medik lain yang merawat di rumah sakit untuk mengeksplorasi
faktor-faktor resiko yang menyebabkan pasien terserang stroke. Setelah memahami faktor resiko yang dimiliki pasien, keluarga, pengasuh dan pasien
bekerja sama untuk menjalani pola hidup sehat. Mulai dari latihan kebugaran jasmani secara teratur, mengatur pola makan sehat dan seimbang, berhenti
merokok, mempertahankan berat badan normal, mampu mengontrol stress secara efektif, serta hal lain sesuai faktor resiko yang dimiliki pasien. Pada dasarnya
keluarga dapat membantu pasien terhindar dari serangan ulang stroke dengan cara membantu pasien mengubah gaya hidup ke pola gaya hidup sehat.
Universitas Sumatera Utara
Bagi pasien stroke yang memiliki penyakit lain seperti; penyakit jantung, tekanan darah tinggi, penyakit kencing manis atau penyakit lain, keluarga harus
mengingatkan pasien untuk control secara teratur ke dokter. Setelah pasien stroke pulang ke rumah, pasien mempunyai resiko
mengalami komplikasi atau serangan ulang yang dapat membahayakan jiwa pasien.Sebelum pasien dibawa ke rumah sakit, keluarga dapat melakukan
pertolongan pertama untuk mencegah terjadinya perburukan. a.
Jika pasien kejang Jangan tinggalkan pasien sendirian selama pasien kejang, jauhakan barang-
barang yang dapat membahayakan fisik pasien, kemudian tidurkan pasien terlentang tanpa bantal, miringkan kepala ke satu sisi. Jangan mencoba
memasukkan sesuatupun kemulut pasien selama kejang karena dapat menyebabkan gigi patah.Bila kejang berlanjut hubungi dokter dan segera
bawa pasien ke rumah sakit. Catat waktu dan lamanya kejang, dan catat apakah pasien mengompol dan mengalami penurunan kesadaran setelah
kejang.Bagi pasien stroke yang mengalami kejang berulang, diskusikan dengan dokter obat anti kejang yang harus dikonsumsi oleh pasien. Pada
pasien yang mendapat anti kejang mis.penytoin dalam waktu lama, diskusikan apakah perlu dan kapan waktu untuk pemeriksaan kadarpenytoin
dalam darah. b.
Pasien tiba-tiba tidak sadar Baringkan pasien terlentang tanpa bantal, posisi kepala miring ke satu sisi,
jika pasien memakai gigi palsu, harus dilepaskan agar tidak tertelan, jangan
Universitas Sumatera Utara
berikan makan atau minum peroral, dan segera membawa pasien ke rumah sakit terdekat.
c. Bila pasien menunjukkan tanda atau gejala stroke ulang, seperti lumpuh
separo badan, sulit berkomunikasi, bicara cadel, tersedak waktu makan, segera bawa pasien ke rumah sakit terdekat.
Universitas Sumatera Utara
BAB III KERANGKA PENELITIAN
3.1 KerangkaPenelitian